Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KEHUMASAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kehumasan
yang dibina oleh
(Abdul Wafi, M.Pd)

Oleh: Kelompok 1
Julianti Nafela Putri (20381072015)
Madania Khalifah (20381072021)
Nurul Azizeh (20381072088)
Noer Aini (20381072139)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN MADURA
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat beliau kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Kehumasan yang berjudul “Manajemen
Kehumasan.”
Selawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kejahiliyahan menuju
alam yang terang benderang. Tujuan utama membuat makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kehumasan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Abdul Wafi, M.Pd. yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran sangat
diperlukan bagi kami terkait dengan penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kelompok kami dan para pembaca untuk saat
ini dan masa yang akan datang.

Pamekasan, 09 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Kehumasan ....................................... 3
B. Komunikasi dalam Manajemen .................................................................. 5
C. Strategi Manajemen Humas ....................................................................... 6
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................ 8
B. Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era digital saat ini, organisasi berhadapan dengan pelanggan yang
semakin cerdas dalam memahami dan menyikapi setiap pemberitaan media
atau pun pembicaraan publik. Meningkatnya globalisasi seiring dengan
pesatnya perkembangan media dan teknologi secara otomatis telah mengubah
pola komunikasi dan perilaku masyarakat.
Menghadapi perubahan yang semakin dinamis, organisasi yang statis tinggal
menunggu waktu untuk “karam.” Sedangkan, organisasi yang dinamis dalam
merespons perubahan, dapat berinovatif dalam mengembangkan strategi
korporat dan bisnis, sehingga dapat bertahan dalam persaingan dan mampu
menjaga keberlangsungan bisnisnya. Kondisi ini menjadi tantangan, sekaligus
peluang bagi para praktisi public relations untuk berkembang dari hanya
menjalankan perannya sebagai communication technician menjadi
berkontribusi dalam strategic management.
Maka dari itu, di dalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang
pengertian dan fungsi manajemen kehumasan, komunikasi dalam manajemen,
dan strategi dalam manajemen humas.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada pembahasan kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan fungsi dari manajemen kehumasan?
2. Bagaimanakah komunikasi dalam manajemen?
3. Bagaimana strategi dalam manajemen humas?

C. Tujuan Masalah
Tujuan kami menyusun tugas makalah ini adalah sebagai berikut:

1
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan fungsi manajemen kehumasan.
2. Untuk mengetahui tentang komunikasi dalam manajemen.
3. Untuk mengetahui tentang strategi manajemen humas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Kehumasan


1) Pengertian Manajemen Kehumasan
Secara etimologi, manajemen berasal dari kata to manager yang berarti
mengelola atau mengatur. Secara terminologi, manajemen adalah suatu proses
yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan daya manusia dan sumber-
sumber lainnya.1
Sedangkan, humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang
terencana untuk menjalin dan membina saling pengertian di antara organisasi
dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa)
untuk mencapai kemanfaatan dan kesepakatan bersama.2
Menurut Ruslan, manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani
perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan, serta pengkoordinasian
yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari
organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
Manajemen humas difungsikan untuk mendukung dan memelihara jalur
bersama bagi komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara
organisasi dengan publiknya. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan
sebagai komunikasi dua arah secara timbal balik antara organisasi dengan
publik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan
meningkatkan pembinaan kerja sama dan memenuhi kepentingan bersama.
Jadi, hubungan masyarakat pada prinsipnya merupakan kegiatan komunikasi
antara organisasi dengan masyarakat dalam arti luas.

1
Andang, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Konsep Strategi, dan Inovasi Menuju
Sekolah Efektif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 21.
2
Suryosubroto, Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public Relations) (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), 2.

3
2) Fungsi Manajemen Kehumasan
Fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen humas, yaitu sebagai
berikut:
 Fungsi Perencanaan: Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang
ingin dicapai, bagaimana dapat mencapainya, berapa lama, berapa orang
yang diperlukan, dan berapa jumlah biayanya. Perencanaan ini dibuat
sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
 Fungsi Pengorganisasian: Fungsi pengorganisasian ini meliputi pembagian
tugas kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan,
serta menetapkan wewenang dan tanggung jawab, sistem komunikasi, serta
mengkoordinir kerja setiap karyawan di dalam suatu tim kerja yang solid
dan terorganisir.
 Fungsi Penggerakan: Menggerakkan dalam hal ini merangsang anggota-
anggota organisasi untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan antusias dan
kemauan yang baik. Menurut Davis, menggerakkan adalah kemampuan
pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dengan penuh semangat.
 Fungsi Pengkoordinasian: Pengkoordinasian berarti menjaga agar masing-
masing tugas yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab dikerjakan
sesuai dengan aturan dalam mencapai tujuan. Menurut Gie,
pengkoordinasian adalah rangkaian aktivitas menghubung,
menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya,
sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju ke arah
tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan, dan kekosongan
kerja.
 Fungsi Pengarahan: Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan
bersama tetap melalui jalur yang ditetapkan – tidak terjadi penyimpangan
yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan.
 Fungsi Pengawasan: Menurut Johnson, pengawasan merupakan fungsi
sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar

4
penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yang
dapat ditoleransi.

B. Komunikasi dalam Manajemen


Komunikasi dalam manajemen diibaratkan sebagai “minyak pelumas.”
Bahkan, GR. Terry mengatakan, bahwa “management is communications.”
Dari pendapat tersebut terlihat betapa pentingnya peran komunikasi dalam
kegiatan manajemen.
GR. Terry mengemukakan, bahwa dalam suatu kegiatan manajemen
terdapat lima bentuk komunikasi, antara lain:
1. Komunikasi Formal
Biasanya terjadi dalam jalur komunikasi formal, memiliki wewenang dan
tanggung jawab, yaitu melalui instruksi-instruksi bentuk lisan dan tulisan
sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku dari arus atasan ke
bawahan atau sebaliknya.
2. Komunikasi Nonformal, yaitu di luar komunikasi formal, terjadi secara
spontan. Misalnya, sumbang saran yang berkaitan dengan tugas, kewajiban.
Efektif digunakan dalam perusahaan yang bersifat padat karya dengan
jumlah pekerja cukup banyak dan tidak terlalu teknis.
3. Komunikasi Informal
Seperti halnya komunikasi nonformal, namun lebih menekankan pada aspek
human relations-nya, atau dengan kata lain digunakan dalam permasalahan
di luar pekerjaan secara langsung.
4. Komunikasi Teknis
Biasanya hanya dilakukan dan dimengerti oleh orang-orang tertentu saja
yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
5. Komunikasi Prosedural
Biasanya dekat dengan komunikasi formal, diwujudkan misalnya dalam
bentuk pemberian laporan tahunan/bulanan, instruksi tertulis, memo, dan
lain-lain.

5
Komunikasi dipandang sebagai sentral elemen-elemen lainnya dalam
kegiatan manajemen organisasi. Alasan pertama, komunikasi memiliki fungsi
untuk mempertemukan antara tujuan organisasi dengan target hasil yang
dicapai. Kedua, berfungsi untuk mengadaptasikan perubahan lingkungan
organisasi. Ketiga, untuk membina hubungan antar-anggota organisasi dalam
melaksanakan berbagai tugas (beban kerja) organisasi. Untuk itu, kemampuan
komunikasi yang efektif menjadi hal yang mutlak harus dimiliki oleh seorang
pelaku organisasi.
Onong U Effendy mengelompokkan komunikasi dalam manajemen menjadi
tiga dimensi, yaitu:
a) Komunikasi vertikal, yaitu arus komunikasi dua arah timbal balik dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bisa dari atas ke bawah (downward
communication) dan bisa dari bawah ke atas (upward communication).
b) Komunikasi horizontal, merupakan komunikasi satu level yang terjadi
antara satu karyawan dengan karyawan lainnya atau pimpinan satu
departemen dengan departemen lainnya dalam satu tingkatan, dan lain
sebagainya.
c) Komunikasi eksternal, berlangsung secara dua arah antara pihak organisasi
atau lembaga dengan pihak luar.
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan
dan arus informasi yang ada dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan
membentuk pola-pola hubungan atau jaringan komunikasi.

C. Strategi Manajemen Humas


Rosady Ruslan mengutip pendapat Ahmad S. Adnanputra, MA., MS, bahwa
seorang pakar humas dalam naskah work shop yang berjudul “Public Relation
Strategy” menyatakan, bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu
rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan
(planning) yang pada akhirnya perencanaan salah satu fungsi dari proses
manajemen. Sholeh Soemitrat mengutip pendapat Cultip dan Center, proses

6
public relations sepenuhnya mengacu pada kegiatan pendekatan manajerial.
Proses ini terdiri dari fact finding, planning, communication, dan evalution.3
1) Fact Finding adalah mencari dan mengumpulkan data sebelum
melaksanakan tindakan.
2) Planning (perencanaan) adalah berdasarkan fakta untuk membuat rencana
tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah.
3) Communication (komunikasi) adalah rencana yang disusun dengan baik
sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta tadi, kemudian
dikomunikasikan dan dilakukan kegiatan operasional.
4) Evalution (evaluasi) adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan,
apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Hasil dari evaluasi merupakan
dasar dari kegiatan humas berikutnya.
Dari keterangan di atas, maka istilah strategi public relations disebut juga
dengan strategi manajemen yang sering disebut rencana atau rencana jangka
panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-
garis besar tindakan strategi yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu ke
depan. Untuk memberikan kontribusi kepada rencana jangka panjang itu,
praktisi public relations dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam maupun di luar
perusahaan.
2) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perusahaan yang
terjadi secara historis.
3) Melakukan analisis SWOT (Strength atau kekuatan, Weakness atau
kelemahan, Opportunities atau peluang, Threats atau ancaman).

3
Sholeh Soemitrat dan Elvirano Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), 90.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Ruslan, manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani
perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan, serta pengkoordinasian
yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari
organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
Manajemen humas difungsikan untuk mendukung dan memelihara jalur
bersama bagi komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara
organisasi dengan publiknya.
Fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen humas, yaitu fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi penggerakan, fungsi
pengkoordinasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengawasan.
Komunikasi dalam manajemen diibaratkan sebagai “minyak pelumas.”
Bahkan, GR. Terry mengatakan, bahwa “management is communications.”
Dari pendapat tersebut terlihat betapa pentingnya peran komunikasi dalam
kegiatan manajemen. Onong U Effendy mengelompokkan komunikasi dalam
manajemen menjadi tiga dimensi, yaitu komunikasi vertikal, horizontal, dan
eksternal.
Sholeh Soemitrat mengutip pendapat Cultip dan Center, proses public
relations sepenuhnya mengacu pada kegiatan pendekatan manajerial. Proses ini
terdiri dari fact finding, planning, communication, dan evalution.

B. Saran
Manajemen dan kehumasan merupakan dua kegiatan yang saling
berhubungan. Menurut kelompok kami, manajemen tidak akan terlaksana atau
tercapai dengan baik tanpa adanya komunikasi antara pimpinan dengan
bawahan, lembaga/organisasi yang satu dengan lembaga/organisasi lainnya,
atau antara lembaga/organisasi dengan masyarakat. Setiap lembaga/organisasi
perlu mengetahui mengenai betapa pentingnya hubungan antara manajemen

8
dengan public relations, sehingga lembaga/organisasi tersebut dapat mencapai
tujuan dengan baik.
Makalah ini pun ada kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, kelompok
kami mengharap kritik dan saran dari para pembaca terkait materi atau
penulisan dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kelompok kami dan para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andang. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Konsep Strategi dan


Inovasi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
Binus University Business School, “Komunikasi dalam Manajemen,” binus,
diakses dari https://bbs.binus.ac.id, pada tanggal 01 Oktober 2020.
Mukarom, Zainal dan Muhibudin Wijaya Laksana. Manajemen Public Relation
(Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat). Bandung:
Pustaka Setia, 2015.
Nasution, Zulkarnain. Manajemen Humas.
Rosady, Ruslan. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsep dan
Aplikasinya). Jakarta: Raja Grafindo, 2001.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003.
Siregar, Imron, et.al. Kepemimpinan Madrasah Mandiri. Jakarta: Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2005.
Soemitrat, Sholeh dan Elvirano Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Suryosubroto. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public Relations).
Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai