Anda di halaman 1dari 21

Accelerat ing t he world's research.

PROPOSAL SKRIPSI FITRIYANI -


TARJAMAH 7C
FITRIYANI 2014

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PROPOSAL SKRIPSI 1.docx


Fit ria Ningsih

Penerjemahan Qashash Al-Qur’ân li al-At hfâl Karya Mahmud Al-Mishri.pdf


Ida Nurjannah

Proposal Skripsi Penerjemahan Qashash Al-Qur’ân li al-At hfâl Karya Mahmud Al-Mishri
Ida Nurjannah
PROPOSAL SKRIPSI
PENERJEMAHAN CERITA ANAK DALAM KITAB AGRAB AL-QASAS
KARYA MUSTAFA HUSEIN AL-MUKABBIR

Prposal skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Jurusan Tarjamah
Fakultas Adab dan Humaniora
Dosen Pengampu: Dr. Moch Syarif Hidayatullah, M.Hum

Oleh:
Fitriyani 11140240000068

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017

1
OUTLINE

BAB 1 PPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

2. Fokus Penelitian

3. Sumber Data

4. Teknik Pengumpulan Data

F. Rencana Analisis

G. Sistematika Penulisan

BAB II KERANGKA TEORI

A. Teks Sastra Anak

B. Metode Penerjemahan Komunikatif-Semantik

BAB III SEKILAS TENTANG BUKU DAN PENULIS

2
A. Biografi Pengarang

B. Agrab al-Qasas

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN KITAB AGRAB AL-

QASAS

A. Pendahuluan

B. Pertanggungjawaban Penerjemahan Kitab Agrab al-Qasas

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya penerjemahan bertujuan untuk menghasilkan suatu karya

terjemahan yang dapat menghadirkan makna yang paling dekat dengan makna dalam

bahasa sumber. Umumnya, kegiatan penerjemahan dimaksudkan untuk membantu

orang-orang yang tidak bisa memahami pesan secara langsung dari bahasa sumbernya.1

Dalam menerjemahkan sebuah karya, khususnya karya yang ditujukan untuk

anak, lebih banyak menggunkan metode komunikatif. Karena metode komunikatif ini

memang lebih mengutamakan bahasa sumber daripada bahasa sasaran. Namun ada

beberapa teks yang lebih cocok diterjemahkan dengan metode semantik. Oleh karna

itu peneliti akan menerjemahkan kitab Agrab al-Qasas dan membandingkan apakah

cerita-cerita dalam kitab Agrab al-Qasas dapat diterjemahkan dengan metode

komunikatif atau metode semantik.

Terjemahan metode semantik berusaha menciptakan rasa yang tepat dan

nada yang asli: kata-kata yang ‘sakral’, bukan karena kata-kata lebih penting daripada

isi, tetapi karena bentuk dan isi adalah satu.2 Prinsip itulah yang dapat diterapkan bagi

teks-teks sastra yang mengandung unsur keagamaan, sehingga makna lebih jelas dan

lebih dimengerti bagi pembaca.

1
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 3.
2
Emzir, Teori Pengajaran Penerjemahan, (Jakarta : Rajawali Press, 2015), h. 59.

4
Selain terjemahan metode komunikatif tidak semuanya dipakai dalam

sebuah teks sastra, namun metode ini lebih banyak digunakan karena metode ini

berupaya mengungkapkan makna kontekstual bahasa sumber secara tepat. Dengan kata

lain, metode ini sangat mengindahkan efek terjemahan terhadap pembaca target.3

Alasan yang mendasar peneliti menerjemahkan kitab Agrab al-Qasas adalah

banyaknya cerita-cerita anak terjemahan yang beredar di toko-toko buku lebih banyak

mengadopsi cerita dari barat, kalaupun ada cerita anak terjemahan yang diterjemahkan

dari arab lebih banyak menceritakan kisah-kisah nabi, rasul dan para sahabatnya.

Adapaun cerita-cerita yang terdapat dalam penelitian ini lebih banyak berisi cerita-

cerita zaman dahulu sebelum Islam dan awal Islam muncul, yang berisi dengan hikmah

dan pendidikan yang sangat baik bagi anak. Akhirnya peneliti mencoba

menerjemahkan cerita pendek berbahasa Arab yang di ambil dari kitab Agrab al-Qasas

karya Musthafa Husein al-Mukabbir.

Kedua, Kitab Agrab al-Qasas merupakan salah satu kitab yang dikarang

Musthafa Husein al-Mukabbir, yang membahas cerita-cerita zaman dahulu. Ia

mengadaptasi cerita tersebut dari beberapa cerita yang terdapat dalam hadits Nabi

Muhammad SAW yang ia kembangkan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Sehingga isi dari cerita tersebut sangat baik bagi semua kalangan khusunya untuk anak-

anak.

3
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 57.

5
B. Batasan dan Rumusan Masalah

Batasan penelitian ini adalah beberapa kisah yang terdapat dalam kitab

Agrab al-Qasas karya Musthafa Husein al-Mukabbirn jilid 1 dan 2. Dari kedua buku

tersebut peneliti mengambil 10 cerita yang akan peneliti teliti. Adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode terjemahan semantik dan komunikatif dalam

kitab Agrab al-Qasas karya Musthafa Husein al-Mukabbir ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah di atas peneliti akan memaparkan tujuan

masalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan metode semantik dan komunikatif dalam terjemahan

kitab Agrab al-Qasas karya Mustafa Husein al-Mukabbir.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, pembaca dan para

penerjemah dalam menerjemahkan sebuah teks-teks Arab.

2. Menambah hasanah pengetahuan bagi pembaca dalam memilih buku-buku

bacaan yang baik bagi anak.

3. Dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan penelitian terkait penerjemahan teks sastra.

6
D. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti mencari beberapa macam literatur sebagai bahan rujukan

skripsi, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang penerjemahan. Seperti yang

dilakukan oleh mahasiswa UIN Kalijaga Yogyakarta. Penelitian Anis Fida’ (2016)

yang berjudul “Qissah li al-Atfal ‘Taih fi al-Qannat’ li Ya’qub al-Syaruni Tarjamatuha

wa Musykilatu Tarjamati al-Tarakib al-Idlafi” yang memfokuskan pada penerjemah

susunan Idhafi yang ditemukan dalam cerita yang ia terjemahkan. Metode

penerjemahan yang ia gunakan yaitu metode terjemah secara harfiyah dan tafsiriyah.

Metode harfiyah merupakan metode yang melingkupi terjemahan secara setia terhadap

teks sumber adapun metode tafsiriyah merujuk pada terjemahan-terjemahan yang tidak

memperdulikan aturan tata bahasa dari bahasa sumber. Kelebihan skripsi ini adalah

peneliti menfokuskan susunan idhafi sebagai kajian penelitiannya dan peneliti

menguunakan metode harfiyah dan harfiyah dan tafsiriyah sebagai metode

terjemahannya. Kekurangan skripsi ini adalah peneliti tidak memaparkan metode yang

peneliti gunakan, karena peneliti hanya memfokuskan kalimat idhafinya saja.

Qisthina Amajida (2017) yang berjudul “ Peneremahan Buku al-Qirâ’ah al-

Rasyîdah Karya Abul Hasan Ali Nadwi: Sebuah Pertanggungawaban Akademik ”

yang memfokuskan metode komunikatif sebagai metode penerjemahan bukunya. Hasil

terjemahan tersebut menunjukkan bahwa metode komunikatif yang diterapkan dalam

penelitiannya yaitu cocok. Kelebihan dari penelitian ini adalah peneliti memaparkan

kendala daalam menerjemahkan buku dengan metode komunikatif. Kekurangan

7
penelitian ini adalah peneliti belom membandingkan terjemahan dengan metode lain

untuk dijadikan perbedaan dalam memahami sebuah teks.

Laela Nuzulul Azizah (2016) yang berjudul “ Tarjamatu Kitab intaaj al-

Mustasyrikin wa Atsaruhu fi al-Fikri al-Islami al-Hadits li Malik bin Nabiy wa ba’du

Musykilatin Fihaa”. Penelitian ini mengkaji tentang struktur Idhofah yang terdapat

dalam buku tersebut kemudian mengklasifikasikannya dengan menggunakan

pendekatan Ilm Dalalah (Semantik) untuk mengetahui jenis-jenis makna yang

terkandung. Metode yang ia pilih dalam menerjemahkan buku tersebut adalah metode

komunikatif dan menganalisis problematika dengan menggunakan metode analisis

deskriptif. Kelebihan dari skripsi ini adalah peneliti memaparkan kendala

penerjemahan struktur idhafah yang terdapat dari buku tersebut. Kekurangan dari

skripsi tersebut adalah peneliti tidak membandingkan peneremahan dengan metode lain

sebagai perbandingan.

Asmah (2016) yang berjudul “Musykilat Tarjamah al-Ibarah al-

Mutashahabah fi al-Qissah al-Sanjab al-Shagir li Kamil Kaylani (Dirasat

Tarjamiyah)”. Masalah utama penelitian ini yaitu penerjemahan kolokasi. Masalah

penerjemahan muncul ketika kolokasi tersebut diterjemahkan dengan mengikuti pola

bahasa Arab asli tanpa menyesuaikan bahasa sasaran. Untuk memecahkan masalah

tersebut ia menggunakan metode Mona Baker. Dia menyatakan bahwa kolokasi

merupakan pola bahasa yang memperbolehkan beberapa variasi kolokasi. Kelebihan

dari skripsi tersebut adalah peneliti lebih memfokuskan penerjemahan kolokasi sebagai

8
penelitiannya. Kekurangan dari skripsi tersebut peneliti hanya meneliti kolokasi saja

tidk meneliti kalimat-kalimat lainnya.

Skripsi Anis Fida’, Laela Nuzulul Azizah, dan Asmah melakukan penelitian

problematika penerjemahan. Sementara dalam skripsi ini akan mencoba menguraikan

proses penerjemahan dengan strategi dan metode penerjemahan yang peneliti lakukan

saat menerjemahkan. Dan membandingkan metode apa yang cocok untuk

menerjemahkan kitab Agrab al-Qasas. Skripsi Qisthina Amajida melakukan penerapan

metode komunikatif dalam penerjemahannya dengan penerjemahan buku al-Qirâ’ah

al-Rasyîdah. Sedangkan peneliti melakukan penerapan metode komunikatif dengan

buku yang berbeda yaitu kitab Agrab al-Qasas karya Musthafa Husein al-Mukabbir.

Metode pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini sama-sama menerjemahkan

naskah bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu untuk kemudian diteliti

dan menggunakan naskah berbahasa Arab sebagai korpus penelitian.

Selain itu belum ada yang menjadikan kitab Agrab al-Qasas karya Mustafa

Husein al-Mukabbir sebagai objek penelitian. Penelitian metode penerjemahan

semantis yang mengarah kepada sastra anak. Dan beberapa strategi penerjemahan pada

kitab tersebut belum peneliti temukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan

demikian, peneliti melanjutkan penelitian ini dengan menerjemahkan kitab Agrab al-

Qasas karya Mustafa Husein al-Mukabbir dan menganalisis metode penerjemahan

semantik dan komunikatif dan membandingkan metode apa yang cocok dalam

menerjemahkan kitab Agrab al-Qasas.

9
E. Kerangka Teori

Teori-teori dalam Penelitian ini adalah :

1. Teks Sastra Anak

Secara sederhana sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan

kata yang khas, tulisan yang beroprasi dengan cara yang khas dan menuntut

pembacaan yang khas pula.4

Secara teoritis, sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak “dengan

bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang

penulisannya juga dilakukan oleh orang dewasa”. Dengan demikian, secara

praktis, sastra anak adalah sastra terbaik yang mereka baca dengan karakteristik

berbagai ragam, tema, dan format.5

Jika cerita anak disebut sastra anak, wujud sastra pertama-tama dilihat

dari bahannya, yaitu bahasa. Pemakaian bahasa pada kegiatan bersastra

memperlihatkan sifat yang spesial. Sifat-sifat yang diangkat dari corak bahasanya

mewujudkan karya sastra sebagai suatu organisme yang hidup, yang terbangun

sebagai satu sistem. Apabila bahasa dalam kehidupan sehari-hari merupakan

sistem pembentukan yang pertama, sastra merupakan sistem pembentukan yang

kedua.6

4
Eko Setyo Humanika, Mesin Penerjemah Suatu Tinjauan Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2002), h. 17
5
Riris K. Toha Sarumpet, Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi, (Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2010),h. 1.
6
Sugihastuti, Teori Apresiasi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 70.

10
Bahasa anak memiliki karakteristik yang berbeda disbanding bahasa

orang dewasa. Cara anak menentukan makna suatu kata bukanlah hal yang

mudah. Dari masukan yang ada, anak harus menganalisis segala macam fiturnya

sehingga makna yang diperoleh itu akhirnya sama dengan makna yang dipakai

oleh orang dewasa.7

Cerita anak dalam penelitian ini yaitu tergolong dalam cerita hikayat.

Hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti cerita. Hikayat adalah cerita yang

sebagian isinya mungkin terjadi sungguh-sungguh, tetapi di dalamnya banyak

terdapat hal yang tidak masuk akal, penuh keajaiban.8

Pada dasarnya karya sastra anak-anak adalaha karya sastra yang isinya

mengenai anak-anak, kehidupannya, kesenangannnya, sifat-sifatnya, dan

perkembangannya.9 Namun, seiring berkembangnya waktu penggolongan karya

sastra anak bukan hanya cerita yang mengandung unsur anak-anak. Unsur-unsur

cerita yang mengandung hikmah atau pelajaran yang baik bisa juga termasuk

kedalam karya sastra anak. Begitu pula penerjemahan kitab yang peneliti

terjemahkan.

2. Metode Penerjemahan Komunikatif-Semantik

7
Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2010), h. 260.
8
Emzir, Saifur Rohman, Teori dan Pengaaran Sastra, (Jakarta: Rajawali Pres, 2016), h. 236
9
Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Pres, 2015), h. 111

11
Pentingnya pengetahuan tentang jenis-jenis teks bagi seorang

penerjemah menentukan pula pemilihan metode penerjemahan.10 Bila

penerjemah mengabaikan enis atau kategori teks dengan tidak

mengklasifikasikan teks yang akan diteremahkan, penerjemah akan

menghasilkan terjemahan yang tidak sesuai dengan teks bahasa sumber.

Problematika penerjemahan yang mendasar antara dua bahasa terletak

pada upaya mencari padanan kata yang sesuai dan tepat dari bahasa sumber untuk

disampaikan dalam bahasa sasaran.11

Menurut Newmark ada dua bentuk/ orientasi dalam metode

penerjemahan.12 Pertama, metode penerjemahan yang diberi penekanan pada

bahasa sumber diantaranya adalah:

1.) Penerjemahan kata demi kata. Penerjemahan ini dianggap sebagai

penerjemahan yang paling dekat dengan bahasa sumber.kata-kata yang

bermuatan budaya diterjemahkan secara harfiyah.

2.) Peneremahan harfiyah. Dalam peneremahan harfiyah ini kontruksi gramatikal

bahwa sumber dikonversikan ke dalam padanannya dalam bahasa sasaran,

10
Frans Sayogi, Penerjemahan bahasa Inggirs de dalam Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Lembaga
Penelitian Universitas Negri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 27.
11
Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer, (akarta: Prenada Media Grup,
2016), h. 190.
12
Frans Sayogi, Penerjemahan bahasa Inggirs de dalam Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Lembaga
Penelitian Universitas Negri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 84.

12
sedangkan kata-kata diteremahkan di luar konteks. Sama seperti terjemahan

kata demi kata.

3.) Penerjemahan setia. Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali

makna kontekstual walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa

sumber. Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada tujuan dan maksud

bahasa sumber, sehingga terlihat sebagai penerjemahan yang kaku.

4.) Penerjemahan semantik. Penerjemahan ini berbeda dengan penerjemahan

setia, karena harus lebih memperhitungkana unsur estetika teks bahasa sumber

dengan mengkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran.

Kedua, metode penerjemahan yang diberi penekanan pada bahasa

sasaran, diantaranya adalah:

1.) Adaptasi/saduran. Penerjemahan ini adalah bentuk penerjemahan yang paling

bebas dan paling dekat ke bahasa sasaran. Penerjemahan jenis ini terutama

untuk drama dan puisi. Tema, karakter dan alurnya biasanya tetap

dipertahankan.

2.) Penerjemahan bebas. Penerjemahan ini adalah penulisan kembali tanpa

melihat bentuk aslinya. Biasanya merupakan paraphrase yang dapat lebih

pendek atau lebih panjang dari aslinya.

3. Penerjemahan idiomatik. Dalam penerjemahan jenis ini pesan bahasa sumber

disampaikan kembali tetapi ada penyimpangan nuansa makna karena

13
mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di dalam

bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.

4.) Peneremahan komunikatif. Penerjemahan ini berusaha menyampaikan makna

kontekstual dari bahasa smber sedemikian rupa, sehingga isi dan bahasanya

berterima dan dapat dipahami oleh dunia pembaca bahasa sasaran.

Untuk mendapatkan pemahaman, implikatur, dan pemadanan yang tepat

dan wajar, seorang penerjemahn dapat mengikuti langkah yang dijelaskan

sebagai berikut:

1.) Pengenalan jenis teks atau ujaran, yaitu mengenali jenis teks atau ujaran yang

akan diterjemahkan dengan membaca secara berulang-ulang.

2.) Analisis unsur teks dan ujaran, yaitu mengurai satuan-satuan kalimat dan

unsur-unsur dalam bagian teks atau uaran yang lebih besar lagi.

3.) Pengolahan dan penyerasian, yaitu menata ulang hasil analisi atau ujarab, baik

sehubungan dengan aspek linguistic maupun aspek nonlinguistisnya.

4. Pengecekan hasil, yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan yang mungkin teradi

pada penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan susunan kalimatnya, uga

kualitas terjemahannya.13

13
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, (
Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014), h. 24.

14
Metode penerjemahan komunikatif bersifat sosial, lebih terkonsentrasi

dalam pengalihan pesan teks bahasa sumber.14 Sedangkan metode semantik

bersifat lebih kompleks, lebih terstruktur, lebih konsentrasi dalam mempehatikan

proses berfikir penulis.

Keduanya memiliki fungsi yang sangat penting dalam suatu proses

penerjemahan. Apalagi dalam menerjemahkan teks yang peneliti akan

terjemahkan. Kedua metode ini tak dapat dipisahkan, keduanya saling mengisi

dalam menciptakan terjemahan yang mudah dimengerti bagi anak.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Penyesuaian metode kualitatif lebih mudah dibandingkan dengan kenyataan yang

kompleks. Metode kualitatif menjadi titik-tolak penelitian kualitatif, yang

menekankan kualitas (ciri-ciri data yang alami) sesuai dengan pemahaman

deskriptif dan alamiyah itu sendiri.15 Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan

metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti.16

14
Frans Sayogi, Penerjemahan bahasa Inggirs de dalam Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Negri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 89
15
Djajasudarma, T. Fatimah, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h. 14.
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 11

15
2. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian ini adalah menganalisis hasil terjemahan kitab Agrab al-

Qasas karya Musthafa Husein al-Mukabbir. Hal-hal yang diasumsikan dapat

menjadi objek penelitian dalam kitab Agrab al-Qasas karya Musthafa Husein al-

Mukabbir adalah mendeskripsikan metode penerjemahan yang digunakan saat

menerjemahkan kitab Agrab al-Qasas karya Musthafa Husein al-Mukabbir dari

bahasa Arab ke bahasa Indonesia serta menganalisis unsur intrinsik dalam cerita-

cerita tersebut.

3. Sumber Data

Peneliti menggunakan metode kepustakaan (library search) yaitu, untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian untuk menghasilkan penelitian

yang akurat. Kemudian, agar hasil penelitian lebih maksimal, peneliti

menggunakan sumber data sekunder yang merujuk pada kamus, buku, dan

internet, Sedangkan, sumber data primer terkait dengan penelitian terkait dengan

penelitian dan dalam proses menerjemahkan, peniliti akan merujuk kepada M.

Zaka Al Farisi dalam bukunya “Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia”. Buku

karya Moch. Syarif Hidayatullah “Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia

Kontemporer”, kamus karya Ahmad Warson Munawwir “Kamus Munawwir

Arab-Indonesia”, kamus Oxford University Pers “Oxford Arabic Dictionary”,

kamus android Ali “Kamus Mutarjim”, dan kamus-kamus yang lainnya.

16
4. Teknik Pengumpulan Data

Ada tiga teknik dalam pengumpulan data penelitian ini. Kegiatan metode ini

adalah mengumpulkan; memilih, memilah; dan menata. Sekalipun telah

dikumpulkan, data akan sulit dianalisis karena belum ditata dan dipilah. Untuk itu,

datanya harus dipilah-pilah. Satu alternatif untuk memilah dan menata data atau

bahan analisis adalah dengan mengelompokannya berdasarkan konteks data. Data

dalam hal ini merujuk pada fenomena.17

G. Rencana Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan rencana langkah-langkah

analisis, agar penelitian ini berjalan secara sistematis dan bertahap. Adapun rencana

analisis yang digunakan, sebagai berikut:

1. Menerjemahkan 10 kisah yang terdapat dalam kitab Agrab al-Qasas jilid 1 dan

2 karya Musthafa Husein al-Mukabbir.

2. Mendeskripsikan penerpan metode komunikatif-semantik 10 kisah yang

terdapat dalam kitab Agrab al-Qasas jilid 1 dan 2 karya Musthafa Husein al-

Mukabbir.

H. Sistematika Penulisan

17
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 200.

17
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang akan dirincikan

sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab tersendiri

yang terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II adalah kerangka teori. Bagian kerangka teori ini terdiri dari dua sub-

bab yang menguraikan tentang teori penerjemahan dan sastra anak.

Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Bagian ini akan membahas

tentang sekilas tentang kitab dan penulis, mendeskripsikan tentang biografi Mushtafa

Hasa al-Mukabbir.

Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan menganalisis metode

penerjemahan kitab Agrab al-Qasas karya Musthafa Husein al-Mukabbir. Dengan

menggunakan metode penerjemahan komunikatif-semantik dalam kisah-kisah di kitab

Agrab al-Qasas.

Bab V adalah penutup. Pada bagian ini, ada dua hal yang perlu dikemukakan:

kesimpulan dan rekomendasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010.

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan

Kajian. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.

Emzir. Teori dan Pengajaran Penerjemahan. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2015.

Emzir dan Saifur Rohman, Teori dan Pengaaran Sastra. Jakarta: Rajawali Pres, 2016.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer.

Tanggerang Selatan: Alkitabah, 2014.

19
Humanika, Eko Setyo. Mesin Penerjemah Suatu Tinjauan Linguistik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2002.

Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer. Jakarta: Prenada Media Grup,

2016.

Moleong Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.

Surabaya: Pustaka Progressif, 1984.

Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 2013.

Ridwanuddin, Didin. Bahasa Indonesia, Ciputat: UIN Pres, 2015.

Sugihastuti. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Sarumpet , Toha dan Riris K. Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010.

20

Anda mungkin juga menyukai