Anda di halaman 1dari 10

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

JHE 5 (1) (2020)

Jurnal Pendidikan Kesehatan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu

PERAN PEMBERIAN MEDIA APLIKASI EAT REMINDER TERHADAP


PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN POLA MAKAN
REMAJA USIA 13-15 TAHUN

Annisa Khaerani-, Laras Sitoayu, Vitria Melani, Nazhif Gifari, Rachmanida Nuzrina

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Latar belakang:Masa remaja merupakan masa peralihan perubahan fisik, mental, dan emosional. Remaja biasanya
Diserahkan : November 2019 mengalami perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan seperti diet berlebihan, melewatkan waktu makan,
Diterima : Juli 2020 menggunakan suplemen dan menerapkan pola makan.
Diterbitkan : Agustus 2020 Metode :Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan pre-test dan post-test pada kelompok intervensi
dan kontrol. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 84 sampel
Hasil:Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (61,9%) dengan usia rata-rata 14 tahun.
Kata kunci:
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada
Sistem Aplikasi, Pola
pengetahuan, sikap, perilaku dan pola makan remaja sebelum dan sesudah intervensi (p>0,05), namun terjadi
Makan, Pengetahuan
perubahan pola makan, rerata skor pengetahuan dan skor perilaku meningkat
Gizi.
Kesimpulan :Edukasi gizi dengan penerapan aplikasi Remind me dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap, perilaku dan pola makan remaja gizi seimbang, jika remaja dipaparkan media secara intensif
dan berkesinambungan. Penyediaan media aplikasi Remind me sebagai media edukasi gizi kepada
remaja masih perlu dikembangkan dalam upaya menyempurnakan tampilan aplikasi, konten,
spesifikasi handphone atau smart phone, spesifikasi sistem pemrograman yang lebih baik dan
penggunaan domain server yang lebih aman akan mengurangi debugging pada sistem aplikasi,
sehingga pesan tersampaikan dan dapat tercapai.

© 2020 Universitas Negeri Semarang

-Alamat Korespondensi : 29 ISSN 2527 - 4252


Program Studi Ilmu Gizi
Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara, Tol Tomang, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, Indonesia,11510
email: akhaeranii@gmail.com
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

PERKENALAN lebih memperhatikan pola makan yang


dilakukan (Muhajirin, 2011).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Pengetahuan gizi memegang peranan
25 Tahun 2014 remaja adalah kelompok usia 10 penting dalam menentukan derajat kesehatan
sampai dengan 18 tahun. Masa remaja merupakan masyarakat. Berbagai masalah gizi dan kesehatan
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dapat terjadi akibat rendahnya pengetahuan
dewasa dimana terjadi perubahan fisik, mental, dan masyarakat tentang gizi seimbang, salah satunya
emosional yang sangat cepat (Kemenkes, 2014). remaja akibat ketidakseimbangan pola makan.
Perubahan biologis, emosional, dan kognitif pada Penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah,
remaja berhubungan langsung dengan status gizi. Widjanarko, & Shaluhiyah (2018) sebanyak 65,4%
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang dialami responden memiliki pengetahuan yang kurang
remaja secara signifikan meningkatkan kebutuhan baik tentang perilaku makan. Responden dengan
energi, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan pengetahuan kurang memiliki perilaku makan
mineral. Remaja biasanya mengalami perubahan gaya yang buruk. Hal ini tergambar dari 50,6%
hidup dan kebiasaan makan seperti diet berlebihan, responden yang memiliki status gizi obesitas.
melewatkan waktu makan, penggunaan suplemen gizi Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan gizi pada remaja

dan adopsi pola makan. Hal ini sering terjadi karena masih kurang, sehingga masih diperlukan promosi kesehatan dan pendidikan gizi pada

kei nginan untuk meliukkan badan (body image) yang remaja. Pendidikan gizi seimbang pada anak usia sekolah dapat membentuk pola makan dan memperbaiki

mengakibatkan perubahan pola makan sehari-hari dampak negatif yang muncul saat dewasa selain itu dapat membentuk pola makan yang sehat pada masa

(Purnamasari, 2017). kanak-kanak sehingga dapat tumbuh dengan baik Bong Nguyen & Mary W

(2017). KEM-KOMINFO bekerjasama dengan UNICEF pada tahun 2014 melakukan kajian

Diet terdiri dari jumlah, jenis dan frekuensi pemanfaatan internet bagi anak dan remaja, kepemilikan handphone di Indonesia mencapai 84%

makan. Frekuensi makan dikatakan baik jika dari total penduduk di 12 provinsi dengan rentang usia 10-19 tahun, Hasilnya 80% dari 400

frekuensi makan setiap hari adalah tiga kali makan responden pernah menggunakan internet dengan persentase tertinggi 27% pada anak usia 14-15

utama atau dua kali makan utama dengan satu kali tahun, dan sebanyak 52% responden mengakses internet melalui handphone dengan 65%

snack, dan dikatakan tidak cukup jika frekuensi menggunakan internet untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan

makan setiap hari adalah dua kali makan utama Perdana et al pada Mei 2017, menunjukkan perubahan perilaku gizi seimbang sebelum dan

atau kurang. Komposisi makanan meliputi jenis sesudah intervensi diukur menggunakan kuesioner. Sebelum intervensi, terdapat 72,9% anak

dan jumlah atau porsi makanan yang akan dengan tingkat pengetahuan baik, 78,5% anak dengan sikap positif, 54,9% anak dengan praktik

dikonsumsi (Walalangi, Sahelangi, & Widodo, gizi seimbang yang baik. Setelah intervensi, pengetahuan baik, sikap positif, dan praktik gizi

2015). Pola makan remaja di Indonesia masih seimbang yang baik meningkat masing-masing sebesar 11,8%, 5,5%, dan 15,9%. Media edukasi

kurang baik, hal ini diperkuat dengan hasil gizi berbasis android lebih baik dari media lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran

penelitian Kementerian Kesehatan (2014) rata-rata pemberian media aplikasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan pola makan. Penelitian

tingkat kecukupan energi pada remaja usia 13-18 yang dilakukan Perdana et al pada Mei 2017, menunjukkan perubahan perilaku gizi seimbang sebelum dan

tahun sebesar 72,3% dengan proporsi yang sesudah intervensi diukur menggunakan kuesioner. Sebelum

mengkonsumsi <70% AKE dari 52% dari total intervensi, terdapat 72,9% anak dengan tingkat pengetahuan baik, 78,5% anak dengan sikap positif, 54,9%

populasi. pemuda secara nasional (Kemenkes, anak dengan praktik gizi seimbang yang baik. Setelah intervensi, pengetahuan baik,

2014). sikap positif, dan praktik gizi seimbang yang baik meningkat masing-masing sebesar 11,8%, 5,5%, dan

Penelitian Schoenfeld et al. (2015) terdapat bukti


15,9%. Media edukasi gizi berbasis android lebih baik dari media lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk

yang muncul bahwa pola makan yang tidak teratur dapat


mengetahui peran pemberian media aplikasi terhadap perubahan pengetahuan,

berdampak negatif pada efek metabolisme yang akan


sikap, perilaku dan pola makan. Penelitian yang dilakukan Perdana et al pada Mei 2017,

mempengaruhi status gizi. Pada dasarnya status gizi


menunjukkan perubahan perilaku gizi seimbang sebelum dan sesudah intervensi diukur

seseorang ditentukan berdasarkan konsumsi gizi dan


menggunakan kuesioner. Sebelum intervensi, terdapat 72,9% anak dengan tingkat pengetahuan

kemampuan tubuh dalam menggunakan zat gizi tersebut.


baik, 78,5% anak dengan sikap positif, 54,9% anak dengan praktik gizi seimbang yang baik.

Status gizi normal menunjukkan bahwa kualitas dan Setelah intervensi, pengetahuan baik, sikap positif, dan praktik gizi seimbang yang baik

kuantitas makanan telah memenuhi kebutuhan tubuh. meningkat masing-masing sebesar 11,8%, 5,5%, dan 15,9%. Media edukasi gizi berbasis android

Seseorang dengan berat badan di bawah normal berisiko lebih baik dari media lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemberian media

terkena penyakit infeksi, sedangkan seseorang dengan aplikasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan pola makan. 9% anak dengan tingkat

berat badan di atas normal berisiko tinggi terkena pengetahuan baik, 78,5% anak dengan sikap positif, 54,9% anak dengan praktik gizi seimbang yang

penyakit degeneratif. Oleh karena itu, diharapkan baik. Setelah intervensi, pengetahuan baik, sikap positif, dan praktik gizi

seimbang yang baik meningkat masing-masing sebesar 11,8%, 5,5%, dan 15,9%. Media edukasi gizi berbasis android lebih baik dari media

30
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

gizi seimbang pada remaja usia 13- HASIL DAN DISKUSI


15 tahun.
Karakteristik Responden
METODE Jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 84 siswa yang terdiri dari
Jenis penelitian yang digunakan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
dalam penelitian ini adalah metode Ada 26 responden laki-laki (61,9%) dan 16
eksperimen semu dengan melakukan responden perempuan (38,1%).
intervensi (perlakuan) pada subjek Penelitian ini menggunakan responden remaja
penelitian terhadap perilaku dan yang berusia 13-15 tahun karena menurut Sundari (2005)
pengetahuan gizi seimbang dengan pada masa remaja individu cenderung masih melakukan
memberikan pre-test dan post-test. Desain penyesuaian, yang mana pada remaja adalah kemampuan
yang digunakan adalah non-equivalent untuk membuat rencana dan mengatur tanggapan
control group design, dimana kelompok sedemikian rupa sehingga mereka dapat bertahan dan
intervensi dan kelompok kontrol tidak menghadapinya. semuanya. membentuk konflik,
dipilih secara langsung melainkan telah kesulitan, dan frustrasi secara efisien dan memiliki
ditentukan oleh peneliti (Siswanto, Susila, penguasaan dan kematangan emosional
& Suryanto, 2013). Variabel penelitian ini Responden terbanyak berusia 14
meliputi variabel bebas (gratis) yaitu tahun baik pada kelompok perlakuan
aplikasi media bernama Remind Me, maupun kelompok kontrol dengan jumlah 22
aplikasi ini berbasis android yang dapat siswa (52,4%) dan 18 siswa (42,9%).
diunduh di Play Store. Aplikasi Remind Me
berisi pengukuran status gizi, recall makan Diet Seimbang Pre-test, Post-test 1 dan Post-test
responden, edukasi gizi seimbang dan 2 antara kelompok Perlakuan dan Kontrol
alarm waktu makan sesuai prinsip gizi Pemberian kuesioner kepada responden
seimbang. pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol untuk menentukan diet gizi seimbang.
Sampel dalam penelitian ini adalah Dari total 84 responden dengan masing-
remaja yang masih berstatus siswa SMP AL- masing kelompok 42 responden, masih sedikit
Chasanah dan SMP Al-Kamal yang berusia 13- responden yang melakukan pola makan sesuai
15 tahun. Sampel akan dibagi menjadi dua dengan pilar dan pedoman gizi seimbang. Pada
kelompok yaitu kelompok perlakuan diberikan kelompok perlakuan, nilai sebelum diberikan
aplikasi dan kelompok lainnya tanpa perlakuan intervensi (pre-test) sebanyak 4 responden (9,5%)
hanya dengan penyuluhan terkait gizi seimbang yang mematuhi nilai ini terus meningkat selama
pada remaja dengan menggunakan metode penelitian dibuktikan dengan bertambahnya
diskusi atau tanya jawab, masing-masing responden yang mematuhi post-test 1 menjadi 8.
kelompok berjumlah 42 orang. Uji statistik pada
responden dan post-test 2 sampai 9 responden,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan, sikap, perilaku dan Pada responden kelompok kontrol
pola makan gizi seimbang antara kelompok atau kelompok yang tidak diberi media,
intervensi dan kelompok kontrol. Berdasarkan skor rata-rata perilaku pada saat pre-
hasil uji normalitas antara kelompok perlakuan test adalah 7 patuh dan 35 tidak patuh.
dan kelompok kontrol pada penelitian ini, Pada saat Post test 1 terlihat tidak ada
semua data berdistribusi normal, sehingga peningkatan responden yang patuh,
analisis selanjutnya dapat digunakan uji t masih 7 dan 35 orang yang tidak patuh.
sampel berpasangan dan uji t independen. Post test 2 menurunkan jumlah
responden yang patuh menjadi 5 orang
dan 37 orang yang tidak patuh.
Hal ini membuktikan bahwa pendidikan gizi
seimbang dapat mendorong peningkatan pengetahuan
namun belum mampu mengubah perilaku sehingga

31
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Tabel 1 Analisis Skor Pengetahuan Gizi Seimbang


Pengetahuan Kelompok Berarti Sd Perbedaan Nilai p
Pra-Uji Perlakuan 7.95 1.05 0,64 0,06
Kontrol 7.31 1.02
Pasca Tes 1 Perlakuan 7.81 1.21 0,15 0,56
Kontrol 7.66 1.02
Pasca Tes 2 Perlakuan 8.04 0,93 0,30 0,08
Kontrol 7.64 1.14
pola makan juga berubah. Sejalan dengan gizi seimbang dalam penelitian ini dilakukan
penelitian yang dilakukan oleh Musyayyib dengan menggunakan kuesioner.
dkk (2018) menunjukkan bahwa remaja di Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang kelompok perlakuan diketahui bahwa rata-rata skor
Maros Kabupaten Maros yang memiliki pengetahuan mengalami peningkatan yang tidak
pengetahuan dan pola makan yang baik signifikan karena skor pretes yang baik. Berdasarkan
sebanyak 48 subjek (35,8%), sedangkan tabel 1 pengetahuan responden selama penelitian
yang memiliki pengetahuan tetapi pola dapat dikatakan baik (8,04 ± 0,09), rerata yang
makan yang buruk. sebanyak 50 subjek diperoleh dari kelompok kontrol juga dapat dikatakan
(37,5%). Kemudian yang memiliki bahwa kelompok kontrol memiliki pengetahuan gizi
pengetahuan kurang dan pola makan yang seimbang yang baik (7,67 ± 0,88). Hal ini sejalan
baik sebanyak 15 subjek (11,2%), dengan teori Nursalam (2008) yang menyatakan
sedangkan yang memiliki pengetahuan dan kriteria penilaian tingkat pengetahuan menggunakan
pola makan kurang sebanyak 21 subjek nilai: tingkat pengetahuan baik jika skor 76-100%,
(15,7%). Hasil analisis Chi square nilai p = tingkat pengetahuan cukup jika skor atau nilainya 56-
0,57 menunjukkan bahwa tidak ada 75% dan tingkat pengetahuan kurang jika skornya
hubungan antara pengetahuan dengan pola atau nilainya ≤ 56%.
makan di Pondok Pesantren Nahdlatul
Ulum Soreang. Penelitian lain yang Hasil uji statistik yang dilakukan baik pada
dilakukan oleh Damayanti et al (2014) kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol
menyatakan bahwa tidak ada hubungan menunjukkan adanya perubahan yang signifikan
antara pengetahuan gizi dengan pola pada nilai rata-rata respon pengetahuan (p<0,05),
makan. namun tidak ada perubahan yang signifikan
menandakan bahwa pendidikan gizi dengan media
Remind Me media aplikasi dapat ditingkatkan.
Pretest Pengetahuan Gizi Seimbang, pengetahuan responden (p>0,05). Penelitian ini
Posttest 1 dan Posttest 2 antara sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kelompok Perlakuan dan Kontrol Safitri & Fitrant i (2016) didapatkan rata-rata
Pengukuran pengetahuan dilakukan peningkatan pengetahuan gizi pada kelompok
dengan wawancara atau pemberian kuesioner ceramah dari sebelumnya 72,99% menjadi 78,88%,
yang menanyakan tentang isi materi yang akan sedangkan pada kelompok booklet rata-rata
diukur dari subjek penelitian atau responden pengetahuan sebelum pendidikan sebesar 73,96%
Notoatmodjo (2010). Pengetahuan gizi menjadi 78,89%. Ada perbedaan rerata
seseorang menurut Suwandono 2007 dalam pengetahuan kelompok ceramah dan kelompok
Arimurti (2012) dapat dinilai berdasarkan booklet (p<0,05). Namun, tidak ada perbedaan
jawaban responden terhadap pertanyaan yang perubahan pengetahuan gizi antara kedua
diberikan sesuai dengan kuesioner yang kelompok (p>0,05).
diajukan. Pretest dalam penelitian ini dilakukan Salah satu faktor yang menyebabkan siswa
untuk mengetahui pengetahuan dasar pengetahuan rendah adalah kurangnya sosialisasi
responden tentang pengetahuan gizi seimbang. dan pengetahuan tentang gizi seimbang. Soekirman
Pengukuran pengetahuan remaja tentang pesan (2011) menyatakan bahwa pada tahun 2003 dan 2005

32
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Tabel 2 Analisis Skor Sikap Gizi Seimbang


Perilaku Kelompok BerartiSd Perbedaan Nilai p
Pra-Uji Perlakuan 8.33 1,63 0,17 0,64
Kontrol 8,50 1,67
Pasca Tes 1 Perlakuan 8,28 1,40 0,22 0,45
Kontrol 8,50 1,23
Pasca Tes 2 Perlakuan 8,31 1,33 0,09 0,82
Kontrol 8.23 1.65

Kementerian Kesehatan mengeluarkan buku Saloso (2011) pemberian intervensi


Pedoman Gizi Seimbang, namun kurangnya harus dilakukan minimal tiga kali agar
sosialisasi dan publikasi mengenai hal tersebut peningkatan pengetahuan tercapai.
membuat masyarakat kurang mengetahui Sikap Gizi Seimbang Pre-test, Post-test 1
pedoman gizi seimbang. Faktor lain yang dan Post-test 2 antara Kelompok Perlakuan
mempengaruhi perubahan pengetahuan dan Kontrol
responden adalah jarak selama penelitian. Menurut post-test. tes 1 dan postes 2 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, namun

Vaus (2005) dalam Arimurti, (2012) pemberian jarak dapat dilihat dari selisih kedua kelompok pada setiap tes yang dilakukan yaitu perubahan nilai rata-rata

antara pretest dan intervensi tidak boleh terlalu sikap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Edukasi gizi dengan aplikasi Remind Me tidak dapat

panjang. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan memberikan perubahan yang signifikan terhadap perubahan sikap gizi seimbang pada responden. Hal ini

pengaruh luar sebelum intervensi. Namun, jarak karena sikap manusia merupakan prediktor utama perilaku (tindakan)

yang terlalu dekat antara pretest dan intervensi sehari-hari, walaupun ada faktor lain yaitu lingkungan dan keyakinan seseorang. Artinya

juga dapat mempengaruhi tingkat kepekaan terkadang sikap dapat menentukan tindakan seseorang, namun terkadang sikap tidak berubah

memori kelompok perlakuan terhadap intervensi menjadi tindakan. Pertimbangan semua dampak positif dan negatif dari suatu tindakan juga

yang akan diberikan. Oleh karena itu jarak antara menentukan namun dapat dilihat dari perbedaan antara kedua kelompok pada setiap pengujian

pretest dan intervensi dalam penelitian ini adalah yang dilakukan i terjadi perubahan nilai rata-rata sikap kelompok perlakuan dan kelompok

tujuh hari dengan waktu pretest 45 menit (Arimurti, kontrol. Edukasi gizi dengan aplikasi Remind Me tidak dapat memberikan perubahan yang

2012). signifikan terhadap perubahan sikap gizi seimbang pada responden. Hal ini karena sikap

Didukung dengan penelitian Siagian et al manusia merupakan prediktor utama perilaku (tindakan) sehari-hari, walaupun ada faktor lain

(2010) yang menguji pengaruh media visual poster yaitu lingkungan dan keyakinan seseorang. Artinya terkadang sikap dapat menentukan tindakan

dan leaflet makanan sehat terhadap perilaku dan seseorang, namun terkadang sikap tidak berubah menjadi tindakan. Pertimbangan semua

pengetahuan pemilihan jajanan siswa di sekolah dampak positif dan negatif dari suatu tindakan juga menentukan namun dapat dilihat dari

mendapatkan skor rata-rata sebelum intervensi perbedaan antara kedua kelompok pada setiap pengujian yang dilakukan i terjadi perubahan

dengan membagikan leaflet sebesar 1,99 dan nilai rata-rata sikap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Edukasi gizi dengan aplikasi

setelah intervensi skor meningkat menjadi 3,00. Remind Me tidak dapat memberikan perubahan yang signifikan terhadap perubahan sikap gizi

Hasil angket setelah pemberian leaflet seimbang pada responden. Hal ini karena sikap manusia merupakan prediktor utama perilaku

menunjukkan peningkatan pengetahuan secara (tindakan) sehari-hari, walaupun ada faktor lain yaitu lingkungan dan keyakinan seseorang.

keseluruhan yaitu 100% siswa menjawab Artinya terkadang sikap dapat menentukan tindakan seseorang, namun terkadang sikap tidak

pertanyaan tentang pengetahuan jajanan dengan berubah menjadi tindakan. Pertimbangan semua dampak positif dan negatif dari suatu tindakan

benar, durasi pretest dan posttest berbeda. Pada juga menentukan Edukasi gizi dengan aplikasi Remind Me tidak dapat memberikan perubahan

penelitian ini digunakan pre-post test selama dua yang signifikan terhadap perubahan sikap gizi seimbang pada responden. Hal ini karena sikap

minggu, sedangkan penelitian ini hanya tiga hari manusia merupakan prediktor utama perilaku (tindakan) sehari-hari, walaupun ada faktor lain

setelah intervensi dengan pemberian media yaitu lingkungan dan keyakinan seseorang. Artinya terkadang sikap dapat menentukan tindakan

aplikasi Remind me. Selain faktor lamanya seseorang, namun terkadang sikap tidak berubah menjadi tindakan. Pertimbangan semua

pemberian intervensi, faktor frekuensi pemberian dampak positif dan negatif dari suatu tindakan juga menentukan Edukasi gizi dengan aplikasi Remind Me

intervensi juga dapat mempengaruhi pengetahuan tidak dapat memberikan perubahan yang signifikan terhadap perubahan sikap gizi seimbang pada

seseorang, menurut Dewi & Aminah (2016) responden. Hal ini karena sikap manusia merupakan prediktor utama perilaku (tindakan) sehari-hari,

pemberian intervensi yang optimal cukup walaupun ada faktor lain yaitu lingkungan dan keyakinan seseorang. Artinya terkadang sikap dapat

dilakukan maksimal tiga kali karena jika diberikan menentukan tindakan seseorang, namun terkadang sikap tidak berubah menjadi tindakan. Pertimbangan

lebih dari dua kali dapat menimbulkan kebosanan. semua dampak positif dan negatif dari suatu tindakan

Sedangkan menurut juga menentukan Artinya terkadang sikap dapat menentukan tindakan seseorang, namun terkadang sikap tidak berubah menjadi tindaka

33
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Tabel 3 Analisis Skor Perilaku Diet Seimbang


Perilaku Kelompok Berarti Sd Perbedaan Nilai p
Pra-Tes Perlakuan 11.81 3.10 0,86 0,17
Kontrol 12,67 2,56
Pasca Tes 1 Perlakuan 11,88 2,52 1.52 0,01*
Kontrol 13.40 3.00
Pasca Tes 2 Perlakuan 12.38 2.68 0,97 0,09
Kontrol 13.35 2.67

apakah sikap seseorang menjadi tindakan nyata atau Namun, masih cukup banyak siswa (25-63,9%)
tidak. Dengan kata lain, selain sikap, faktor utama yang praktiknya termasuk dalam kategori sedang
lain yang mempengaruhi tindakan seseorang adalah dan rendah; Umumnya siswa sering membeli
norma sosial (Zuchdi, 1995). Sejalan dengan jajanan tidak sehat dan makan makanan instan.
penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2017) Intervensi pendidikan gizi meningkatkan praktik
pada anak sekolah dasar yang dilakukan selama dua gizi seimbang subjek. Setelah dilakukan
minggu dengan dua kali penyuluhan sambil bermain intervensi, terjadi peningkatan skor praktik
MOZ-IBANG mendapatkan nilai p (sig) = 1,16 > α 0,05 sebesar 5,1 poin (grup gabungan android &
sehingga dapat disimpulkan adanya tidak ada website) menjadi 11,6 poin (grup website), yang
pengaruh penyuluhan menggunakan media monopoli berbeda signifikan antar grup.
gizi seimbang. (MOZIBANG) tentang sikap gizi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
seimbang siswa. terjadinya hal tersebut, salah satunya karena
perilaku yang diamati oleh peneliti terbatas
Perilaku Gizi Seimbang Pre-test, Post- pada perilaku tertutup dimana pengukuran
test 1 dan Post-test 2 antara Kelompok perilaku dilakukan dengan menghitung skor
Perlakuan dan Kontrol jumlah jawaban responden terhadap pertanyaan
Perilaku merupakan hasil akhir dari yang diajukan. . Menurut Skinner (1993) dalam
peningkatan pengetahuan dan perubahan Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa perilaku
sikap seorang individu, berdasarkan penelitian tertutup (covert behavior), perilaku tertutup
dan analisis menggunakan uji Independent T- terjadi ketika respon terhadap stimulus tidak
test didapatkan nilai rata-rata peningkatan skor dapat diamati dengan jelas oleh orang lain (dari
perilaku pre-test kelompok perlaku akhir dan luar).
kelompok kontrol adalah 11,81 ± 3.10 dan 12.67 Penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah et al
± 2.56 dengan nilai p value 0.17. Rerata skor (2018) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor
perilaku posttest 1 kelompok perlakuan adalah yang mempengaruhi perilaku makan seseorang
11,88 ± 2,52 dan pada kelompok kontrol 13,40 ± khususnya remaja SMP. Beberapa faktor tersebut
3,00 dengan nilai p hasil tes 0,01 sehingga dapat adalah ketersediaan sarana prasarana di rumah yang
dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara masih kurang baik (54,3%), dan mayoritas melakukan
posttest perilaku skor 1 kelompok perlakuan dan aktivitas fisik ringan (58%), uang saku yang diberikan
kelompok kontrol. Rerata skor perilaku post-test sebagian besar digunakan untuk membeli makanan
dari 2 kelompok perlakuan adalah 12,38 ± 2,68 dan ringan dan minuman manis (84%). , faktor lingkungan
13,35 ± 2,67 pada kelompok kontrol dengan nilai p seperti peran guru yang masih buruk (50,6%), peran
0,09. orang tua yang belum mendukung responden dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian makan enak (58% ), serta peran teman yang belum
yang dilakukan oleh Perdana (2017) tentang memberikan contoh yang baik kepada responden.
pengembangan media edukasi gizi seimbang pada perilaku makan (74,1%), beberapa faktor
berbasis android dan website yang menyatakan tersebut menghasilkan nilai p <0,05, sehingga dapat
bahwa semua kelompok perlakuan secara umum disimpulkan bahwa faktor tersebut berpengaruh
menunjukkan praktik gizi seimbang pada saat pre signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang.
test cukup baik (skor rata-rata 80-86) dan tidak ada
perbedaan antara kelompok perlakuan.

34
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Guide For International Dietetics & Nutrition


KESIMPULAN Terminology (IDNT) Reference Manual Edisi
ke-4. Hal 56. Chicago: Makan dengan Benar.
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Terdapat perubahan pola makan gizi
Jakar-ta: Gramedia.
seimbang sebelum dan sesudah intervensi
Almatsier, S., Soetardjo, S., & Soekatri, M. (2011).
pada kelompok perlakuan dan kelompok
Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
kontrol. Tidak ada perbedaan skor Jakarta: PT. Gramedia.
pengetahuan, sikap dan perilaku gizi Andaningrum. (2014). Pengaruh Komik Gizi Seim-
seimbang remaja sebelum dan sesudah bang Terhadap Peningkatan Pengetahuan
dilakukan intervensi pada kelompok Gizi Pada Siswa Kelas V SDN Cisalak 3.
perlakuan dan kelompok kontrol. Dapat Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2).
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh Anggraeni, NA, & Sudiarti, T. (2017). Faktor Dom-
aplikasi media Ingatkan Saya terhadap inan konsumsi Buah dan Sayur pada
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku Remaja di SMPN 98 Jakarta. Jurnal
gizi seimbang pada remaja usia 13-15 tahun. Nutrisi Manusia Indonesia , 5(1).
Arimurti, D. (2012). Pengaruh mempersembahkan Komik
Media aplikasi Remind me merupakan salah
Pendidikan Gizi Seimbang Terhadap
satu media yang dapat mengikuti perkembangan
Pengetahuan Gizi Siswa Kelas V Sdn
dan trend teknologi di kalangan remaja sehingga Sukasari 4 Kota Tangerang. Depok:
diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada Universitas Indonesia.
remaja dengan metode yang mudah dan tepat. Azrimaidaliza, IP (2011, Agustus). Analisis Pe-
Akan tetapi pemberian media aplikasi Remind me milihan Makanan pada Remaja di Kota
sebagai media edukasi gizi kepada remaja masih Padang, Sumatera Barat. Jurnal
perlu dikembangkan sebagai upaya download Kesehatan Masyarakat Nasional, 6(1).
Azwar, S. (2003). Teori sikap manusia dan
yempurnakan kekurangan aplikasi mulai dari
penguku-rannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
tampilan media, isi konten, spesifikasi handphone
Biro, FM, & Wien, M. (2010). Obesitas Anak
atau smart phone, spesifikasi sistem pemrograman
dan Mobiditas Dewasa. Jurnal Nutrisi
yang lebih baik dan penggunaan server domain Klinis Amerika, 91.
yang lebih aman sehingga akan mengurangi Bong Nguyen, M., & Mary W, M. (2017). Sebuah af-
debugging pada sistem aplikasi, sehingga pesan intervensi pendidikan gizi ter-sekolah
yang disampaikan dan tujuan yang diinginkan budaya dan usia sensitif untuk anak-
dapat tercapai. Dalam penelitian lebih lanjut, perlu anak sekolah dasar. Jurnal Pendidikan
dilakukan pengujian keberterimaan terhadap media dan Perilaku Gizi, 49.
Brown, JE (2011). Nutrisi Melalui Siklus Kehidupan
aplikasi Remind me ini agar dapat terus
cle Edisi Keempat. AS:
dikembangkan sesuai dengan perkembangan
Thompson Wadsworth.
zaman. Selain itu untuk mengatasi masalah pola
Chinetha, KD (2015). Sebuah Evolusi Android
makan pada remaja, penerapan Remind Me dapat Sistem Operasi dan Versinya.
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi International Journal of Engineering dan
seimbang bagi remaja, namun remaja perlu sains terapan, 2(2).
dipaparkan media secara intens dan Contento, IR (2011). Pendidikan Nutrisi. Tiba-
berkesinambungan. Burry: Penerbit Jons dan Bartlett.
Cortison, CS, & Sefcek, JA (2009). Eriksonian
Teori Masa Hidup dan Teori Sejarah
Kehidupan: Sebuah Integrasi
Menggunakan Contoh Pembentukan
REFERENSI
Identitas. Asosiasi Psikologi Amerika.
Damayanti, T. (2017). Pengaruh Pemberian Penye-
Aaliya, H., & Muwakhidah. (2017). Pengaruh
uluhan Menggunakan Media Monopoli Gizi
Pendidikan Gizi dengan Media Kinestetik
Seimbang (MOZIBANG) Terhadap
(Senam dan Lagu Pesan Gizi Seimbang)
Pengetahuan dan Sikap Mengenai Gizi
Terhadap Peningkatan Gizi Seimbang
Seimbang Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Pada SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Skripsi: Poltekkes Bandung.
Surakarta. Jurnal Kesehatan, 10(2).
Dewi, M., & Aminah, M. (2016, Juni). Pengaruh
Akademik Nutrisi dan Dietetika. (2013). Saku

35
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Edukasi Gizi terhadap Feeding Practice Ibu Psikoislamedia, 1(1).


Balita Stunting Usia 6-24 Bulan. Jurnal Jayani, S., & Hastjarjo, TD (2011). Efek Frek-
Nutrisi Manusia Indonesia, 3(1), 1-8. Dirkx, uensi Pemberian Tes Terhadap Memori
KJ, Kester, L., & Kirschne, PA (2014). Itu Jangka Panjang Bacaan Pada Siswa
Menguji Efek Pembelajaran Prinsip SMA. Jurnal Psikologi, 6(2).
dan Prosedur dari Teks. Jurnal Jayanti, S., & Dicky, H. (2011). Efek Frekue-
Penelitian Pendidikan. nsi Pemberian Tes Terhadap Memori
Domili, I. (2017). Gambaran Pengetahuan 13 Pesan Jangka Panjang Bacaan Pada Siswa SMA.
Dasar Gizi Seimbang (PDGS) Pada Jurnal Psikologi, 6(2), 430-441.
Siswa SMK Negeri 1 Bulango Utara Juraman, SR (2014). Pemanfaatan Smartphone
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Android Oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Kesehatan dan Gizi, 3(2). Dalam Mengakses Informasi Edukatif.
Fadhilah, FH, Widjanarko, B., & Shaluhiyah, Z. Komunikasi Jurnal, 3(1).
(2018). Faktor-faktor yang Berhubungan Kemenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan
dengan Perilaku Makan Pada Anak Gizi Lebih Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes.
di Sekolah Menengah Pertama Wilayah Kerja Kemenkes. (2014). Studi Diet Total : Potret Pola Ma-
Puskesmas Poncol Kota Semarang. Jurnal kan Penduduk Indonesia Saat Ini. Jakarta:
Kesehatan Masyarakat, 6(1). Kemenkes.
Farah S Mokoginta, FB (2016). Gambaran polaasu- KEMKOMINFO dan UNICEF. (2014). Kota Digital
pan makanan pada remajadi zenship Keselamatan Anak dan Remaja di
KabupatenBolaang Mongondow Utara. Jurnal Indonesia. Jakarta: KOMINFO. Laenggeng,
e-Biomedik, 4(2). AH, & Lumalang, Y. (2015). Hubun-
Febriani, K., Candrawati, E., & Putri, R. (2018). gan Pengetahuan Gizi dan Sikap Memilih
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Makanan Jajanan dengan Status Gizi
Peningkatan Pengetahuan dalam Pemilihan Siswa SMP Negrei 1 Palu. Jurnal
Jajan pada Anak Usia Sekolah 7-9 tahun Kesehatan Tadulako Vol. 1 No.1, .
Desa Ngantru Kecamatan Ngantang Lingga, N. (2015). Pengaruh Media Animasi Terha-
Kabupaten Malang. Universitas Tribhuwana dap Perubahan Pengetahuan dan Sikap
Tunggadewi Malang, 3(1). Gizi Seimbang Pada Siswa Kela VI SDN TJ.
Hamzah, R. (2015). Penggunaan Media Sosial di Duren Utara 01 Pagi [Skripsi]. Jakarta:
Kampus Dalam Mendukung Pembelajaran Universitas Esa Unggul.
Pendidikan. Wacana, XIV(1), 45-70. Hermina, Lutfiansyah. (2016, 1 Agustus). Penggunaan AP-
& Prihatini, S. (2016, September). Gam- likasi Mobile Pembelajaran Bahasa Inggris
baran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Android Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang: Inggris. Pendidikan, 2(1).
Analisis Lanjut Survei Konsumsi Makanan Machfoedz I dan Suryani S. (2007). Pendidikan
Individu (SKMI) 2014. Buletin Penelitian Kes-ehatan bagian dari Promosi
Kesehatan, 44(3). Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Hermina, H., Nofitasari, A., & Anggorodi, R. (2009). Marhamah, Abzeni, & Juwita. (2014). perilaku Kon-
- Faktor yang Mempengaruhi Faktor sumsi dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar
Kebiasaan Makan Pagi Pada Remaja Putri di Sekolah di Kota Serang. Jurnal Matematika, Sains
Menengah Pertama (SMP). Jurnal Riset Gizi dan dan Teknologi, 15(2).
Pangan, 32(2).. Maulana, H. (2007). PromosiKesehatan. Jakarta:
Hidayati, KB, & Farid, M. (2016, Mei). Konsep Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Miko, A., & Pratiwi, M. (2017). Hubungan Pola
Diri pada Remaja. Jurnal Psikologi Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Indonesia, 5(2), 137-144. Obesitas Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Infodatin. (2014). Situasi Kesehatan Reproduksi Kemenkes Aceh. Jurnal Gizi Aceh, 2(1).
Remaja. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Muhajirin, A. d. (2011). Gizi dan Makanan Sehat.
Islam, MR, Islam, MR, & Mazumder, TA Jakarta: Salemba Medika.
(2010). Aplikasi seluler dan dampak Musyayyib, R., Hartono, R., & Pakhri, A. (2018).
globalnya. Jurnal Internasional Teknik & Pengetahuan dan Pola Makan dengan
Teknologi, 10(6). Status Gizi Remaja di Pondok Pesantren
Jannah, M. (2016, April). Remaja dan tugas tu- Nadhatul Ulum Soreang Maros. Makasar:
gas perkembangannya dalam islam. Jurnal Poli Teknis Kesehatan Kemenkes .

36
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Mutiasari, D. (2013). Gambaran Praktek Pedoman (2013). Mobile Searching Objek Wisata
Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja di Pekanbaru Menggunakan Location Base
MT.s Pembangunan UIN . Jakarta: UIN Service (LBS) Berbasis Android. Jurnal
(SKRIP-SI). Politeknik Caltex Riau, 1.
Nadhiroh, SR, & Suryaputra, K. (2012, Juni). Renata, P., & Dewajanti, AM (2017). Hubungan
Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang
antara Remaja Obesitas dan Non Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa
Obesitas. Makara Kesehatan, 16(1). Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita
Nguyen, MB, & Mary, M. (2017). Sepulang sekolah Gading Serpong . J.Kedokt Meditek Jilid 23.
intervensi pendidikan gizi peka budaya
dan usia untuk anak sekolah dasar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2010). Laporan
Jurnal Pendidikan dan Perilaku Gizi, 49. Nasional. Jakarta: Balitbang.
Risnita. (2012). Pengembangan Skala Model Likert.
Ningsih, TH (2018). Pedoman Edukasi Edu-Bio, 3, 86-98.
Pengaruh Gizi Seimbang Terhadap S, TR, Ruhmawati, T., & Sukandar, D. (2013). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Pendidikan dan Penghasilan dengan Perilaku
Kurus. Jurnal Ilmu Kebidanan, 2(2). Hidup Bersih dan Sehat. Jurnal Kesehatan
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Lingkungan Indonesia, 12(1).
Kes-ehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sabri, L., & Hastono, SP (2014). Statistik kesehatan.
Nugraha, TS (2014). Pengaruh Komik Gizi Seim- Jakarta: Rajawali Pers.
bang Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi Safitri, NR, & Fitrianti, DY (2016). Pengaruh Pendidikan
Seimbang pada Siswa Kelas V SDN 01 Pondok kasi Gizi Dengan Ceramah dan Booklet
Cina dan MI Nurul Iman di Kota Depok. Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan
Universitas Indonesia: Skripsi. Nurdin Sikap Gizi Remaja Kegemukan. Jurnal
Rahman, NU (2016, Maret). Faktor-faktor Perguruan Tinggi Nutrisi, 5(4), 374-380.
yang Berhubungan dengan Perilaku Salim, A. (2013). Gambaran perilaku Gizi Seimbang
Makan pada Remaja SMA Negeri 1 Palu. Terhadap Status Gizi Remaja Di Madrasah
Jurnal Preventif, 7(1). Aliyah Negeri Kabupaten Mamauju Tahun
Nurmasyita, Widjanarko, B., & Margawati, A. (2015, 2012. Jurnal Kesehatan Politeknik Kesehatan
Desember). Pengaruh intervensi pendidikan Kemenkes Mamuju, XV(1).
gizi terhadap peningkatan pengetahuan gizi, Saloso, I. (2011). Pengaruh media audio (lagu ana-
perubahan asupan zat gizi dan indeks massa kanak) dan media visual (kartu bergambar)
tubuh remaja kelebihan. Jurnal Gizi terhadap Pengetahuan Gizi (PUGS Dan
Indonesia, 4. PHBS) Serta Tingkat Penerimaannya Pada
Nuryanto, Pramono, A., Puruhita, N., & Muis, SF Anak Usia Sekolah dasar Negeri Di Kota
(2014). Pengaruh pendidikan gizi terhadap Bogor. Bogor: Skripsi IPB.
pengetahuan dan sikap tentang gizi. Schoenfeld, BJ, Aragon, AA, & Krieger, J. (2015).
Jurnal Gizi Indonesia. Efek frekuensi makan pada penurunan
Pahlevi, AE (2012). Penentu Status Gizi berat badan dan komposisi tubuh: meta-
Pada Anak Usia Sekolah. Jurnal Kesehatan analisis. Tinjauan Nutrisi, 73(2).
Masyarakat, 7(2). Laporan Ilmiah 2015. (2015). Panduan Diet-
Perdana, F., Madanijah, S., & Ekayanti, I. (2017, No- Komite Penasehat lini. USA: Kantor Pencegahan
vember). Pengembangan Media Edukasi Gizi Penyakit dan Promosi Kesehatan. Setyawati, VA,
Berbasis Android dan Website Serta & Setyowati., M. (2015). Karak-
Pengaruhnya Terhadap Perilaku Tentang ter Gizi Remaja Putri Perkotaan dan
Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pedesaan di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Gizi Pangan, 12(3). Kesehatan Masyarakat, 11(1), 43-52.
Pujiati, Arneliwati, & Rahmalia, S. (2015, Oktober). Siagian, A., Jumirah, & Tampubolon, F. (2010,
Hubungan antara perilaku makan dengan Juni). Media Visual Poster dan Leaflet
status gizi pada remaja putri. Jurnal Online Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi
Mahasiswa, 2(2). Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan
Purnamasari, DU (2017). Panduan Gizi dan Atas Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal
Kes-ehatan Anak Sekolah. Yogyakarta: ANDI. Kesehatan Masyarakat, 4(6), 262-268.
Purnell, JQ (2018). Definisi, Klasifikasi, dan Sigal Sofer, Aliza H Stark dan Zecharia Madar.
Epidemiologi Obesitas. NCBI. Purwantoro, (2015). Penargetan Nutrisi berdasarkan Pengaturan
S., Rahmawati, H., & Tharmizi, A. Waktu Makanan: Pendekatan Diet Terkait Waktu untuk

37
Annisa Khaerani dkk / Jurnal Kesehatan 5 (1) (2020)

Memerangi Obesitas dan Sindrom Metabolik. Zuchdi, D. (1995). Pendidikan Sikap. Cakrawala
Masyarakat Amerika untuk Nutrisi. Lanjut Nutr, Pendidikan, XIV(3), 51-63.
6, 214-223. Zulaekah. (2012). Pendidikan Gizi dengan Media
Siswanto, Susila, & Suryanto, d. (2013). Metodologi Buku Menentang Pengetahuan Gizi. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan. Yogyakarta: Kesehatan Masyarakat, 7(1), 127-133.
Bursa Ilmu.
Siwantoro, T. (2012, September). Analisis Pengaruh
Faktor Predisposing, Enabling dan
Reinforcing terhadap Kepatuhan Pengobatan
TB Paru di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal
Administrasi Kebijakan Kesehatan, 10.
Soehardjo. (1986). Berbagai Cara Pendidikan Gizi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Soekirman. (2011, September). Mengambil Indo-
sejarah gizi indonesia untuk melompat
menuju generasi masa depan yang lebih
baik: Penyusunan Pedoman Gizi
Indonesia. Jurnal Nutrisi Klinis Asia
Pasifik, 20(3), 447-451.
Soenarto. (2012). Metodologi Penelitian Pendidi-
kan. Jakarta: Sang Media.
Suiraoka, PI, & Suparasa, ID (2012). Pena Media-
didikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulastri, D. (2012). Faktor Penentu Kejadian
Stunting Pada Anak Usia Sekolah
Dikecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang.
Jurnal Majalah Kesehatan Andalas.
Sulihati, & Andriyani. (2016). Aplikasi Akademik
Online Berbasis Mobile Android Pada
Universitas Tama Jagakarsa. Junral Sains
dan Teknologi, XI(1), 15-26.
Sundari, S. (2005). Kesehatan Mental dalam Ke-
hidupan. Jakarta: Rineka Cipta.
Vilanty, N. (2014). faktor-faktor yang mempen-
garuhi pola konsumsi makanan pada remaja.
ejournal boga, 3, 47-50.
Wahyuni, IS (2009). Hubungan Antara Pengeta-
huan dan Sikap terhadap perilaku Gizi Seimbang
pada Lansia Panti Werda Pucang Gading
Semarang . Semarang: UNNES (Skripsi).
Walalangi, RG, Sahelangi, O., &Widodo, G. (2015). Pola
makan, asupan zat gizi dan status gizi anak balita
bawah garis merah di pesisir pantai desa
Tatengesan dan Makalu wilayah kerja puskesmas
pusomaen. Gizido, 7. Waspadji.
(2007). Penatalaksanaan Diabetes melitus
terpadu. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Witari, NS, Sudjana, IN, & Suarjana, I. (2015,
Agustus). perilaku konsumsi Gizi Seimbang
Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Denpasar. Jurnal Ilmu Gizi, 6, 75-89. Zakaria,
SR (2012). Pengaruh Konseling Gizi ter-
terhadap perubahan perilaku, Pola Makan
dan Berat Badan Remaja Gemuk di SMAN 2
Makassar. Media Gizi Pangan, XIV.

38

Anda mungkin juga menyukai