BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berat badan dan obesitas pada anak usia 5 -17 tahun adalah 10% dan
meningkat dari 6,6% menjadi 13,8%. Hal ini diperkirakan akan terus
(IMT/U) anak umur 5-12 tahun sebesar 19,7% yang terdiri dari 11,8%
2013 pada anak usia sekolah sebesar 6,5% berat badan lebih dan
4,2% obesitas yang lebih rendah dari angka nasional yaitu 10,8% berat
badan lebih dan 8,0% obesitas (Kesehatan, 2013). Dilihat dari fakta
sosial ekonomi, dan kurang aktivitas fisik (Flego, Dowsey, Choong, &
(Sahoo et al., 2015). Hasil penelitian Lotta Moraeus et. al. (2015)
obesitas pada anak bervariasi antara lain model family focus pada
Greaves, & Wyatt, 2011). It’s Your Move merupakan model yang
perilaku makan yang tidak sehat, hal ini cukup memberikan hasil yang
terhadap masalah gizi dan kesehatan. Salah satu masalah yang sering
dihadapi anak usia sekolah dasar yaitu pergeseran pola makan yang
anak usia sekolah akan lebih termotivasi dan terlibat dalam perilaku
Hammoud, Ziade, Kamel, & Rajab, 2014). Perilaku gizi anak usia
oleh orang dewasa (Hidayati & Ibnu, 2015; Stanhope & Lancaster,
2010).
6
pencegahan obesitas.
menggunakan buku panduan gizi yakni 50%. Hal ini berarti peer group
siswa sebanyak 64% (Hidayati & Ibnu, 2015). Hal ini didukung juga
anak usia sekolah sangat bermanfaat, hal ini dapat dibuktikan dari
7
anak usia sekolah yang ingin ikut serta dalam kegiatan edukasi sebaya
sehat (Garcia & Zok, 2003). Penelitian lain juga membuktikan bahwa
kota-kota besar (Duncan et al., 2011; Kwon et al, 2015). Hal tersebut
makan yang dialami oleh semua kelompok umur, termasuk anak usia
barat merubah pola makanan lokal. Makanan tinggi lemak dan kalori
snack sejenis, biskuit, cokelat, soft drink, makanan siap saji (somai,
(Noviardhi, 2014).
kedalam nilai standar deviasi berdasarkan jenis kelamin dan usia anak,
status gizi terdiri dari sangat kurus sebanyak 2,53% (55 siswa), kurus
13,92% (303 siswa), dan obesitas 16,49% (359 siswa). Dari hasil
makanan dan minuman dengan rasa manis yang selalu disajikan serta
jumlah distribusi anak yang mengalami overweight 37% usia 6-8 tahun,
33% anak usia 9-10 tahun dan 29% anak kelas empat berusia antara
rendahnya aktivitas fisik anak serta senang jajan pada waktu istirahat
Kesehatan, 2012).
pertiga anak usia sekolah adalah anak sekolah yang separuh waktu
Padahal beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa bisa
diperbaiki dan dicegah pada saat anak-anak termasuk gizi lebih dan
pada anak usia sekolah melalui model intervensi peer edukator gizi di
sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
11
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kontrol.
kontrol.
kontrol.
kelompok kontrol.
kontrol.
kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Ilmiah
gizi, hal ini dapat menjadi model efektif dalam tata laksana
2. Aspek Pelayanan
3. Aspek Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Obesitas
1. Definisi Obesitas
indeks massa tubuh per umur (IMT/U) > 2 Standar Deviasi (WHO,
ambang batas indeks massa tubuh per umur (IMT/U) > 1 Standar
lain-lain.
a. Faktor Genetik
40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas. Penelitian terbaru
b. Faktor Lingkungan
1) Aktifitas fisik
2014).
2) Gaya Hidup
obesitas.
3) Sosial Ekonomi
20
obesitas
a. Pengetahuan Gizi
(Rickert, 1996).
2012).
Notoatmodjo, 2003).
dan baik (≥80). Sikap terhadap gizi akan sangat berperan untuk
1999).
(Haristia, 2012).
c. Aktivitas Fisik
2014).
d. Kebiasaan Makan
Zock, 2011).
2) Kebiasaan Jajan
et al., 2016).
e. Asupan Gizi
1) Asupan Energi
obesitas.
et al., 2007).
(Wijayanti, 2007).
2) Asupan Karbohidrat
38
Arakawa, 2011).
3) Asupan Lemak
gram.
4) Asupan Protein
2008).
5) Asupan Serat
4. Dampak Obesitas
a. Dampak Klinis
pradiabetes dan diabetes tipe dua dengan nilai (OR 2,28: 95%
CI: 1,11-4,68; p < 0,024 (Al Amiri et al., 2015). Anak obesitas
et al., 2014).
b. Dampak Psikososial
pada harga diri individu anak obesitas di Brasil (Ho et al., 2013).
c. Dampak Ekonomi
tidak dapat diraba (intangible cost), yaitu biaya yang ada karena
Nelson, 2006).
5. Penilaian Antropometri
Status Gizi dan mengacu pada standar WHO, 2007 yaitu dengan
kg/TB dalam m²), merupakan metode yang mudah dan yang paling
Socio economic
Activity level Status (Education)
Age
Race
Nutrition
OBESITY
Socioeconomic
Gender
status (Education)
2010). Pada periode sekolah ini anak mulai diarahkan untuk keluar dari
pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam kondisi ini, anak
dasar, anak mulai masuk kedalam dunia baru, anak mulai banyak
yang kuat dalam perilaku gizi anak usia sekolah. Asupan makanan
yang sehat dan sesuai kebutuhan anak akan berdampak pada status
anak usia sekolah yang signifikan dalam menentukan jajan sehat pada
luas dari asupan makanan (asupan gizi dan zat gizi), mereka yang
wanita meningkat secara bertahap dan terlihat pada usia dua belas.
asupan energi dan zat gizi lebih tinggi dibandingkan anak perempuan
berikut tabel angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2013 untuk anak usia
et al., 2003).
a. Perencanaan (Planning)
b. Pelatihan (Training)
Gonyer, 1993).
c. Pelaksanaan (Implementation)
et al., 2003).
58
d. Evaluasi (Evaluation)
3) Evaluasi hasil
1) Sleeper Effect
2) Bacsliding Effect
3) Trigger Effect
secara progresif .
sekolah.
c. Opportunistic Interactions
berikut :
tertier.
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
65
3. Pencegahan Tertier
menjadi obesitas adalah seorang anak yang salah satu atau kedua
tingkatan yaitu:
protection)
promp treatment)
kasus.
langsung pada status gizi anak. Hal ini didukung hasil penelitian
Pencegahan Obesitas
masyarakat. Hal ini didukung oleh penelitian Ausra et. al. (2015)
2015).
ini di dukung oleh Pender et. al. (2010) untuk merubah perilaku
Parsons, 2010).
sosial ekonomi orang tua semakin baik sikap dan perilaku gizi
dan hal ini didukung oleh penelitian Choi et.al. dalam Saifah
74
pencegahan obesitas.
75
Gambar
terdapat 2. Model
peluang PRECEDE-PROCEED
berupa (Green & Kreuter,
kembalinya seseorang ke tahap2000)
a. Precontemplation
76
b. Contemplation
c. Preparation
perilaku.
d. Action
e. Maintenance
yaitu mempunyai metode atau strategi yang tepat dan jelas dalam
a. Pendidikan Kesehatan
sehat.
b. Pendidikan Jasmani
yang dianjurkan dan baik berkisar 3-5 kali per minggu selama
c. Pelayanan Kesehatan
School
Age
Children
kunci dari teori ini adalah pandangan atau pendapat dari tokoh-
bertindak sebagai
Gambar penyebab atau School
3. Comprehensive agen perubah perilaku, yang
Health Models
(Allensworth
akan mempengaruhi nilai atau & Kolbe, 1987)
kebiasaan kelompok melalui hasil
diskusi.
80
kelompok.
a. Awareness (Kesadaran)
c. Evaluation (menimbang-nimbang)
d. Trial
e. Adoption
stimulus.
perubahan sikap.
15 tahun di Indonesia
riskesdas.
b. Transtheoritical Model
berat badan.
Lloyd JJ., et.al, 2011 Inggris Evidence, Anak Perilaku makan, Intervention Intervensi ini cocok
theory and usia konsumsi gula-gula Mapping, untuk dilakukan
context - using sekolah dan minuman, Social cognitive disekolah, terjadi
intervention konsumsi snak, theory, perubahan perilaku
mapping to kebiasaan nonton determinants of dari sampel yang
develop a tv, aktivitas fisik behaviours, memiliki umur yang
school-based Information lebih tua,
intervention Motivation disarankan
to prevent Behavioural dilakukan pada
obesity in Skills Mode umur 9-15 tahun
children (Lloyd karena lebih terbuka
et al., 2011) terhadap pesan-
pesan kesehatan
daripada umur 4-6
tahun,
kekurangannya
cukup memakan
waktu
Sawka KJ, Kanada Friendship Anak Pergaulan, Studi Pergaulan (teman
McCormack GR, networks and berusia aktivitas fisik, longitudinal,Sis sebaya), aktivitas
Nettel-Aguirre A, physical 6-18 perilaku menetap tematis review fisik, perilaku
Hawe P, Doyle- activity and tahun menetap ada
Baker PK, 2013 sedentary (teman hubungan signifikan
behavior sebaya) penurunan berat
among youth badan
Van Lippevelde W, Belgia Mediating Siswa Dukungan teman Randomised Kedua kelompok
van Stralen M, effects of berusia sebaya, orang tua, Controlled Trial intervensi
Verloigne M, et al, home-related 11-15 asupan lemak, menunjukkan hasil
90
F. Kerangka Teori
92
G. Kerangka Konsep
KELOMPOK INTERVENSI
(n=40) : Peningkatan
Materi Perilaku
(Penyuluhan/pendampingan+ Pencegahan,
modul, leaflet) pola makan
Diskusi melalui sharing peer sehat, aktivitas
group fisik baik, asupan
Pengukuran BB dan TB gizi baik
Pre-test dan post-test
SISWA SDIT :
Jenis Kelamin,
Umur
Kelas
Perilaku Model
Pencegahan Peer Edukator Gizi Pencegahan
(Pengetahuan, Obesitas Yang
sikap)
Pola makan
Lebih Efektif
Aktivitas fisik
Asupan gizi
KELOMPOK KONTROL
(n=40): Peningkatan
Materi (Modul, leaflet) Perilaku
Pengukuran BB dan TB Pencegahan,
Pre-test dan post-test pola makan
sehat, aktivitas
fisik baik, asupan
gizi baik
I. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
control group design, yaitu untuk menilai efek (pengaruh) dari suatu
(Sugiyono, 2009).
test dan post test, non equivalent control group design sebagai berikut
01 X 02 (Kelompok Intervensi)
03 04 (Kelompok Kontrol)
Keterangan:
sebagai berikut:
a. Perencanaan
2) Survei Pendahuluan
Kota Makassar.
4) Skrining
yang sama.
pelatihan
100
a) Penilaian Modul
dipergunakan.
b) Penilaian Leaflet
dan membaca.
Sekolah
a. Implementasi
1) Kelompok Intervensi
edukator gizi.
2) Kelompok Kontrol
utama.
dipelajari.
108
kelompok kontrol.
Tahap I
Edukasi Sebaya Pertama
1. Literatur Review
1. Syarat-syarat Rekruitmen
2. Survei Awal (Baseline Data)
Peer Edukator Gizi (PEG)
3. Penilaian Antropometri dan
Pembagian Instrumen 2. Pelaksanaan Pelatihan Peer
Penelitian Edukator Gizi
4. Skrining 3. Standarisasi Peer Edukator
5. Penyusunan Modul dan Gizi
leaflet
6. Uji coba Modul dan Leaflet
7. Penilaian dan
Penyempurnaan Modul dan
leaflet Tahap II Monitoring dan Evaluasi
Edukasi Sebaya Kedua
skrining anak overweight dan obesitas. Selain itu, sekolah ini memiliki
jumlah siswa minimal lebih dari 100 siswa. Penelitian dilakukan selama
badan pada anak usia sekolah yang menjadi sampel yaitu satu kali
a. Populasi
303 anak.
b. Sampel
Keterangan:
n = Besar sampel
σ = Standar deviasi
ketelitian/ketepatan
Determination in Health
Studies :
overweight di Kota
Makassar. Perhitungan
n
n* =
(1-f )
Keterangan :
Ni
×n
ni = N
Keterangan :
115
Makassar
n : Besarnya sampel
18
SDIT Rama = x 80=5,950=6
242
73
SDIT Widhatul Ummah = x 80 = 24,132 = 24
242
23
SDIT Ikhtiar = x 80 = 7, 603 = 8
242
28
SDIT Insantama = x 80 = 9,256 = 9
242
48
SDIT Al-Akhyar = x 80 = 15,867 = 16
242
27
SDIT Al-Azhar = x 80 = 8,925 = 9
242
25
SDIT Al-Fikri = x 80 = 8,264 = 8
242
a. Kriteria Sekolah
gizi.
1 SD - + 2 SD.
D. Instrumen Penelitian
instrumen.
gizi siswa.
masing.
sebaya bagi peer edukator gizi yang telah terpilih selama satu
bulan.
9. Peneliti, tim yang telah dilatih dan guru kelas akan mendampingi
akan dianalisis.
obesitas oleh peer edukator gizi dan modul dan leaflet pencegahan
12. Peneliti dibantu oleh tim yang telah dilatih melakukan pengukuran
Pemilihan Sekolah (n = 242;7 SDIT) Skrining Overweigth (n=303) & Obesitas (n=359)
Alur Penelitian
Pemilihan Sampel – Random
Pengukuran Variabel
Pengumpulan Data
Publikasi
Asupan Karbohidrat Banyaknya bahan makanan dan minuman yang Formulir Numerik
mengandung karbohidrat yang dikonsumsi anak food recall
sekolah dasar dalam satu hari dinyatakan dalam 24 jam dan
gram yang diukur menggunakan software food model
Nutrisurvey. serta
nutrisurvey
Asupan Lemak Banyaknya bahan makanan yang mengandung Formulir Numerik
lemak yang dikonsumsi anak sekolah dasar food recall
dalam satu hari dinyatakan dalam gram yang 24 jam dan
diukur menggunakan software Nutrisurvey. food model
serta
nutrisurvey
Asupan Protein Banyaknya bahan makanan yang mengandung Formulir Numerik
protein yang dikonsumsi anak sekolah dasar food recall
dalam satu hari dinyatakan dalam gram yang 24 jam dan
diukur menggunakan software Nutrisurvey. food model
serta
nutrisurvey
Asupan Serat Banyaknya bahan makanan yang mengandung Formulir Numerik
serat yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam food recall
satu hari dinyatakan dalam gram yang diukur 24 jam dan
menggunakan software Nutrisurvey. food model
serta
nutrisurvey
124
G. Analisis Data
analisis data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel yang disertai
1. Analisis Univariat
masing-masing variabel.
2. Analisis Bivariat
Mann Whitney.
3. Analisis Multivariat
Keterangan :
n = Banyaknya Data
S = Maktrik Kovarian
fisik dan asupan gizi secara bersamaan digunakan Uji Hotelling’s T2.
H. Kontrol Kualitas
a. Pengetahuan Gizi
b. Sikap Gizi
c. Aktifitas Fisik
d. Kebiasaan Makan
f. Kebiasaan Jajan
sebaya.
prosedur standar.
I. Etika Penelitian
meliputi:
1. Informed consent
BAB IV
2.177 siswa, terdiri dari 1.077 orang laki-laki dan 1.100 orang
orang. Tenaga pengajar sebanyak 937 orang, terdiri dari 418 orang
lain lapangan sepak bola, basket, bola volley dan kantin serta sarana
B. Hasil Penelitian
dan 40 siswa yang hanya mendapat modul dan leaflet. Data diolah
data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang dilengkapi dengan
1. Analisis Univariat
Kelompok
Karakteristik Intervensi Kontrol p
n(40) % n(40) %
Pendidikan ayah
Tinggi 36 90,0 32 80,0 0,210
Rendah 4 10,0 8 20,0
Pekerjaan ayah
Formal 23 57,5 27 67,5 0,356-
Informal 17 42,5 13 32,5
Suku Ayah
Bugis 12 30,0 16 40,0
Makassar 10 25,0 6 15,0 0,043
Minahasa 4 10,0 4 10,0
Jawa 5 12,5 12 30,0
Mandar 7 17,5 0 0,0
Tolaki 2 5,0 2 5,0
Kelompok Umur Ibu (Thn)
30 - 34 8 20,0 3 7,5
35 - 39 7 17,5 16 40,0
40 - 44 10 25,0 8 20,0 0,093
45 - 49 4 10,0 7 17,5
50 - 54 9 22,5 6 15,0
55 - 59 2 5,0
Pendidikan ibu
Tinggi 37 92,5 34 85,0 0,288
Rendah 3 7,5 6 15,0
Pekerjaan ibu
Bekerja 27 67,5 23 57,5 0,356
Tidak bekerja 13 32,5 17 42,5
Suku ibu
Bugis 25 62,5 20 50,0
Makassar 4 10,0 3 7,5 0,436
Minahasa 2 5,0 4 10,0
Jawa 8 20,0 11 27,5
Mandar 1 2,5
Tolaki 2 5,0
Pendapatan keluarga
> Rp 2,600,000 27 67,5 23 57,5
Rp 2,600,000 2 5,0 2 5,0 0,626
< Rp 2,600,000 11 27,5 15 37,5
Sumber: Data Primer, 2019
136
yang lebih banyak di sektor formal (67,5%), dan suku Bugis (40,0%),
(67,5%), dan suku Bugis (62,5%), dan penghasilan keluarga lebih dari
Karakteristik siswa meliputi umur, jenis kelamin, kelas dan berat badan
50%, tidak terdapat perbedaan proporsi umur, jenis kelamin dan kelas
pada kelompok control yaitu 51.83 dan tidak terdapat perbedaan antar
2. Analisis Bivariat
1) Pengetahuan Gizi
signifikan antara skor pengetahuan gizi pada saat pre dan post 1
kelompok.
signifikan antara skor pengetahuan gizi pada saat pre dan post 2
19.4
19
17.55
17
rata-rata skor
15 14.13
13 intervensi
12.18 kontrol
10.73
11
9.15
9
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
2) Sikap Gizi
tabel berikut:
signifikan antara skor sikap pada saat pre dan post 1 (p<0.05).
signifikan antara skor sikap pada saat pre dan post 2 (p<0.05).
90
83.43
80
70
rata-rata skor
62.42
60
51.35 intervensi
50 kontrol
41.4 39.28
40 33.1
30
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
post 2.
3) Aktifitas fisik
signifikan antara skor aktivitas fisik pada saat pre dan post 1
kelompok.
signifikan antara skor aktivitas fisik pada saat pre dan post 2
50 47.78
45
40
rata-rata skor
35 34.05
30
23.93 intervensi
25 24.4
19.33 kontrol
20
15 13.35
10
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
Makan
1) Kebiasaan makan
signifikan antara skor kebiasaan makan pada saat pre dan post
kelompok.
signifikan antara skor kebiasaan makan pada saat pre dan post 2
19
17 15.78 15.65
14.83
15
rata-rata skor
13.78
13 12.45
11 intervensi
kontrol
9 8.4
7
5
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
kelompok.
berikut :
19.00
17.00
15.53 15.93
14.83
15.00
rata-rata skor
11.00 perlakuan
8.95 kontrol
9.00
7.00
5.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
kelompok kontrol.
3) Kebiasaan Jajan
signifikan antara skor kebiasaan jajan pada saat pre dan post 1
kelompok.
signifikan antara skor kebiasaan jajan pada saat pre dan post 2
55.00
53.00 51.73 51.83
51.00 49.83
49.00
rata-rata skor 47.73
47.00
45.40
45.00
perlakuan
43.00
kontrol
41.00
39.00
37.50
37.00
35.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
Minum
Soft Drink
Intervensi 70.95±1.66 58.75±1.99 (0.000) ↓12.20±1.47 45.83±2.76 (0.000) ↓25.13±2.46
Kontrol 71.78±0.57 68.85±0.66 (0.000) ↓2.93±0.76 61.83±0.67 (0.000) ↓9.95±0.81
p** 0.000 0.000
Sumber: Data Primer, 2019;
Δ1 = Selisih Pre–Post 1; Δ2 = Selisih Pre–Post 2; *uji Wilcoxon; **uji Mann
Whitney
Tabel 25 menunjukkan nilai rata-rata skor kebiasaan minum
signifikan antara skor kebiasaan minum soft drink pada saat pre
drink pada saat pre dan post 2 (p<0.05). Selain itu, terdapat
kelompok.
75.00
70.95 71.78
68.85
70.00
65.00
rata-rata skor
61.83
60.00 58.75
perlakuan
55.00 kontrol
50.00
45.83
45.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
rata-rata skor kebiasaan minum soft drink siswa lebih tinggi pada
test 1 dan post test 2 rata-rata skor kebiasaan minum soft drink
kelompok kontrol.
Gizi
1) Asupan Energi
155
yaitu sebesar 2887 kkal. Begitu juga saat post 1, nilai rata-rata
kedua kelompok.
2900.00 2843.682887.40
2800.00
2700.00
2577.98
rata-rata skor
2600.00 2555.95
2500.00
perlakuan
2400.00
kontrol
2300.00
2200.00 2166.55
2146.45
2100.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
lebih tinggi pada kelompok kontrol saat pre test dan mengalami
157
kelompok intervensi.
2) Asupan Karbohidrat
yaitu sebesar 576 gr. Begitu juga saat post 1, nilai rata-rata
550.00
500.00
rata-rata skor
450.00
perlakuan
400.00 kontrol
360.20
352.92
350.00
308.68305.28
300.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
intervensi saat pre test dan post test 1. Sedangkan saat post 2,
3) Asupan Lemak
kedua kelompok.
100.00
95.45 95.00
95.00
90.00
85.00
rata-rata skor 79.60
80.00 78.88
perlakuan
75.00
kontrol
70.00 68.5068.80
65.00
60.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
saat pre test, sedangkan pada saat post test 2, rata-rata asupan
dibandingkan kontrol.
4) Asupan Protein
kedua kelompok.
90.00
85.00 83.00
82.20
80.00
75.00
rata-rata skor
70.00 67.6066.60
perlakuan
65.00
kontrol
60.00 57.7357.60
55.00
50.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
5) Asupan Serat
tabel berikut:
kedua kelompok.
30.00 29.98
29.80
29.60
29.43
29.40 29.23 29.30
29.18
rata-rata skor
29.20
29.00 28.83
28.80 perlakuan
28.60 kontrol
28.40
28.20
28.00
Pre test Post Test I Post Tes 2
Waktu Pengukuran
saat pre test, sedangkan pada saat post test 1 dan 2, kelompok
Gizi Siswa
sebesar 39.27 kg. Begitu juga saat post, nilai rata-rata tertinggi
signifikan antara berat badan pada saat pre dan post (p<0.05).
berikut:
167
43
41
39.27
rata-rata skor
39
37.96
37 intervensi
35.98 kontrol
34.6
35
33
Pre test Post Test
Waktu Pengukuran
pre test.
(IMT/U)
22
21.5
21 20.6
rata-rata skor
20.5
20 19.92
19.5 intervensi
19.14 kontrol
19
18.38
18.5
18
Pre test Post Test I
Waktu Pengukuran
3. Analisis Multivariat
berikut:
ini berarti ada perbedaan perilaku gizi dan aktifitas fisik siswa yang
mendapat peer edukator gizi dengan tidak ada peer edukator gizi.
C. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
kontrol.
Ayah.
Kröller, 2009).
136,7 cm. Hasil uji chi-square dan uji t independen diperoleh nilai
p> 0,05 yang berarti kondisi kelompok umur, jenis kelamin, kelas,
Obesitas
a. Pengetahuan Gizi
post 1 dan post test 2 dibandingkan saat pre test. Hal ini
saat pre test dengan post test 1 dan post test 2 baik pada
pengetahuan siswa.
(Notoatmodjo, 1997).
teori.
177
siswa.
b. Sikap Gizi
2003).
hidup siswa.
lama.
c. Aktivitas Fisik
meningkat.
perhatian.
pada anak laki-laki dan 8,7% pada anak perempuan dari 2.411
al., 2008).
makan desa menjadi lebih modern yang tinggi akan lemak dan
Jeffery, 2005).
pada studi National Heart, lung and blood institute growth and
tetapi tidak pada anak Amerika dan Afrika Wanita Afrika dari
ringan lebih besar dari pada siswa yang aktivitasnya berat. Hal
regulated behavior.
a. Kebiasaan Makan
post 2.
191
buahan.
ideal baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Hal itu
televisi dan main game, (3) Mencari pekerjaan fisik yang disukai
pada pre test dengan post test 1 dan post test 2 baik pada
dibandingkan kontrol.
c. Kebiasaan Jajan
ada perbedaan kebiasaan jajan pada saat pre test dengan post
depan.
1 dan post test 2 yang menurun dibandingkan saat pre test. Hal
drink pada pre test dengan post test 1 dan post test 2 baik pada
1 dan post 2.
198
satu bentuk minuman yang digemari saat ini adalah soft drink
sehat.
baik. Pola makan yang rendah lemak, kaya buah dan sayuran,
a. Asupan Energi
mempunyai asupan energi saat post test 1 dan post test 2 yang
ada perbedaan asupan energi pada pre test dengan post test 1
b. Asupan Karbohidrat
mengakibatkan obesitas.
c. Asupan Lemak
mempunyai asupan lemak saat post test 1 dan post test 2 yang
ada perbedaan asupan lemak pada pre test dengan post test 1
berlebihan.
d. Asupan Protein
2005).
mempunyai asupan protein saat post test 1 dan post test 2 yang
ada perbedaan asupan protein pada pre test dengan post test 1
e. Asupan Serat
mempunyai asupan serat saat post test 1 dan post test 2 yang
bahwa ada perbedaan asupan serat pada pre test dengan post
kontrol.
berat badan. Serat larut air pada sayuran dan buah dapat
kolesterol darah.
207
D. Keterbatasan Penelitian
2. Adanya potensi recall bias pada instrumen food recall 24 jam dan
makan anak.
leaflet.
ilmu yang diberikan. Tugas peer edukator gizi yang lain dalam
perilaku gizi anak usia sekolah, jika metode yang digunakan sesuai
perilaku makan sehat pada anak usia sekolah. Selain itu perlu
edukasi gizi sebaya bagi anak usia sekolah dalam setting sekolah
yang berbeda.
5. Gizi lebih merupakan hal yang baru dan model pendampingan
modul-modul, buku panduan dan media-media pembelajaran
yang lebih menarik untuk pendidikan gizi di sekolah, keluarga atau
di masyarakat.
210
gizi dan tahapan yang sama atau penelitian serupa dengan analisis
Model Pendampingan Intervensi Peer Edukator Gizi (PEG) Upaya Pencegahan Obesitas Pada Anak Usia
Sekolah Dasar (AUS)
Pelayanan Kesehatan
Komunitas, Keluarga, Sekolah :
Identifikasi Peer Group baik
Kelompok Berisiko - Kemampuan peer
Kelompok Intervensi dan
Pengembangan Model Kelompok Kontrol edukator gizi
Pendampingan Intervensi menjalankan perannya
TAHAP IMPLEMENTASI MODEL - Pendidikan gizi
Peer Edukator Gizi
terintegrasi kurikulum
- Keaktifan UKS
- Supervisi berkala
ANAK USIA terlaksana
Strategi Intervensi : SEKOLAH Modul, Leaflet dan
- Edukasi DASAR (9- Pendampingan
- Pemberdayaan 11 TAHUN)
- Proses Kelompok
Gambar 24. Model Pendampingan Intervensi Peer Edukator Gizi Upaya Pencegahan Obesitas AUS
212
Berdasarkan skema hasil temuan dari penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa keunggulan sebagai berikut:
1. Ditemukannya model pencegahan obesitas berbasis pendampingan peer edukator gizi pada ranah preventif dan
promotif
2. Peer edukator gizi mampu mengidentifikasi anak yang kegemukan dan melakukan pengukuran berat badan
3. Penelitian ini menggunakan subyek usia pra remaja (pre-adolescent) atau anak usia sekolah dasar (9-11 tahun)
4. Edukator gizi sebaya memiliki kesempatan untuk kontak dengan kelompok sebayanya secara berkelanjutan
dalam interaksi sosial sehari-hari sehingga dapat menguatkan proses pembelajaran gizi, meningkatkan peluang
tambahan untuk berbagi informasi gizi, serta menjadi model peran dari perilaku gizi yang diharapkan.
Tabel 34. Matriks Keunggulan/Hasil Temuan Model Pendampingan Intervensi Peer Edukator Gizi
1. Model Managing Paediatric Fonseca H., 1. Menggunakan desain kuasi 1. Pada model ini yang menjadi
Obesity et.al, 2014 eksperimen subjek adalah remaja sebaya
2. Menggunakan metode mengalami obesitas
intervensi terhadap kelompok 2. Waktu penelitian selama 12
kasus dan kelompok kontrol bulan
3. Lokasi penelitian di Sekolah 3. Pendekatan Model
4. Variabel yang diteliti terkait Manajemen Pediaktrik
dengan gaya hidup, Obesitas berbasis peers
pengukuran IMT terapiutik.
4. Analisis menggunakan
structural equation models
(SEM)
5. Fokus pada upaya kuratif dan
klinik
2. Healthy Family Child Care Neelon 1. Variabel yang diteliti terkait 1. Menggunakan Behavior
Homes SEB.et.al. dengan gaya hidup, change theory
2016 pengukuran IMT 2. Penanggulangan anak-anak
2. Menggunakan desain kuasi obesitas
eksperimen 3. Pendekatan keluarga dan
teman sebaya
4. Lokasi penelitian di Rumah
3. Information Motivation Lloyd 1. Lokasi penelitian di Sekolah 1. Pendeketan Intervention
Behavioural Skills Model JJ.,et.al, 2. Variabel yang diteliti terkait Mapping
2011 (Inggris) dengan gaya hidup, 2. Menggunakan Social
pengukuran IMT cognitive theory
3. Subjek adalah anak usia
sekolah (Umur 9-15 tahun)
214
obesitas
4. Model Pendampingan Anto J. Hadi., 1. Menggunakan metode 1. Model fokus pada
Intervensi Peer Edukator Gizi et. al., 2018 intervensi terhadap kelompok pencegahan obesitas
kasus dan kelompok kontrol 2. Pada model ini yang menjadi
2. Lokasi penelitian di Sekolah subjek adalah anak usia
3. Variabel yang diteliti terkait sekolah dasar mengalami
dengan gaya hidup, overweigth ((pre adolescent))
pengukuran IMT 3. Pendekatan Model
4. Menggunakan Desain kuasi pendampingan intervensi peer
eksperimen educator gizi.
4. Waktu penelitian selama 6
bulan
5. analisis menggunakan uji
Hotelling
6. Menggunakan Teori model
PRECEDE-PROCEED, Teori
Transtheoritical Model, Teori
Comprehensive School
Health, Teori Diffusion
Innovation
7. Fokus pada upaya promotif
dan preventif
215
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
fisik, kebiasaan makan (cemilan, jajan, dan minum soft drink) serta
kelompok
terhadap gizi
B. Saran
1. Peer edukator gizi pada anak Sekolah Dasar Islam Terpadu ini
sekolah-sekolah.
efektif.
217
DAFTAR PUSTAKA
Aceves-Martins, M., Llaurado, E., Tarro, L., Sola, R., & Giralt, M. (2016).
Obesity-promoting factors in Mexican children and adolescents:
challenges and opportunities. Global health action, 9(1), 29625.
Aeberli, I., Molinari, L., Spinas, G., Lehmann, R., l’Allemand, D., &
Zimmermann, M. B. (2006). Dietary intakes of fat and antioxidant
vitamins are predictors of subclinical inflammation in overweight
Swiss children. The American journal of clinical nutrition, 84(4), 748–
755.
Aitsi-Selmi, A., Bell, R., Shipley, M. J., & Marmot, M. G. (2015). Education
Modifies the Association of Wealth with Obesity in Women in Middle-
Income but not Low-Income Countries: an Interaction Study using
Seven National Datasets, 2005-10. In International Journal Of
Epidemiology (Vol. 44, hal. 161–162). Oxford Univ Press.
Al-Agha, A. E., Nizar, F. S., & Nahhas, A. M. (2016). The association
between body mass index and duration spent on electronic devices in
children and adolescents in Western Saudi Arabia. Saudi medical
journal, 37(4), 436.
Al‐Hazzaa, H. M., Al‐Sobayel, H. I., Abahussain, N. A., Qahwaji, D. M.,
Alahmadi, M. A., & Musaiger, A. O. (2014). Association of dietary
habits with levels of physical activity and screen time among
adolescents living in S audi A rabia. Journal of human nutrition and
dietetics, 27, 204–213.
Al Amiri, E., Abdullatif, M., Abdulle, A., Al Bitar, N., Afandi, E. Z., Parish,
M., & Darwiche, G. (2015). The prevalence, risk factors, and
screening measure for prediabetes and diabetes among Emirati
overweight/obese children and adolescents. BMC Public Health,
15(1), 1298.
Almatsier, S. (2010). Prinsip dasar ilmu gizi, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Aprianthi, W. (2009). Kajian Konsumsi Serat Pada Remaja di SMA Negeri
1.[Skripsi]. Kupang: Universitas Nusa Cendanat. Kupang.
Ariawan, I. (1998). Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan
Jurusan Biostatistik dan Kependudukan. Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat: Universitas Indonesia.
August, G. P., Caprio, S., Fennoy, I., Freemark, M., Kaufman, R. H. L.,
Silverstein, J. H., … Victor, M. (2008). Prevention and Treatment of
Pediatric Obesity: An Endocrine Society Clinical Practice Guideline
Based on Expert Opinion Short Title: Guidelines for the Prevention &
Treatment of Pediatric Obesity.
Barr‐Anderson, D. J., Adams‐Wynn, A. W., DiSantis, K. I., & Kumanyika,
S. (2013). Family‐focused physical activity, diet and obesity
interventions in A frican–A merican girls: a systematic review. Obesity
Reviews, 14(1), 29–51.
Bauer, K. W., Neumark-Sztainer, D., Fulkerson, J. A., Hannan, P. J., &
218
Indonesia.
Hidayati, R. N., & Ibnu, F. (2015). Efektifitas Peer Group Education
tentang Gizi Seimbang Terhadap Perilaku Gizi pada Anak Usia
Sekolah. Jurnal Keperawatan Bina Sehat, 10(2).
Ho, D. S. Y., Lai, Y. K., Lam, T. H., Chan, V., Mak, K. K., & Lo, W. S.
(2013). Risk factors and outcomes of childhood obesity in Hong Kong:
a retrospective cohort study. Hong Kong Medical Journal.
Huang, J. S., Barlow, S. E., Quiros-Tejeira, R. E., Scheimann, A., Skelton,
J., Suskind, D., … Xanthakos, S. A. (2013). Childhood obesity for
pediatric gastroenterologists. Journal of pediatric gastroenterology
and nutrition, 56(1), 99.
Hui, L. L., & Nelson, E. A. S. (2006). Other Articles Dietary Characteristics
of Hong Kong Young Children: Implications for Nutrition Education.
HK J Paediatr (new series), 11(3), 255–262.
Hur, Y.-I., Park, H., Kang, J.-H., Lee, H.-A., Song, H., Lee, H.-J., & Kim,
O.-H. (2016). Associations between sugar intake from different food
sources and adiposity or cardio-metabolic risk in childhood and
adolescence: The Korean child–adolescent cohort study. Nutrients,
8(1), 20.
Indayati, S. (2008). Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada Anak Umur 10-
12 Tahun (Studi pada anak di SD Yayasan Sekolah Kristen Indonesia
3 Semarang). Diponegoro University.
Indonesia, D. K. R. (2003). Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan UKS di
Tinglcar Sekalah Dasar. Jakarta.
Indonesia, K. K. R. (2012). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, hal, 20–23.
Indonesia, K. K. R. (2018). Hasil utama Riskesdas 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Indonesia, M. K. R. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang
dianjurkan bagi bangsa Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Kang, K.-T., Chou, C.-H., Weng, W.-C., Lee, P.-L., & Hsu, W.-C. (2013).
Associations between adenotonsillar hypertrophy, age, and obesity in
children with obstructive sleep apnea. PLoS One, 8(10), e78666.
Katzmarzyk, P., Broyles, S., Champagne, C., Chaput, J.-P., Fogelholm,
M., Hu, G., … Maia, J. (2016). Relationship between soft drink
consumption and obesity in 9–11 years old children in a multi-national
study. Nutrients, 8(12), 770.
Kementerian Kesehatan, R. I. (2012). Pedoman pencegahan dan
penanggulangan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kesehatan, K. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Dalam Angka
Provinsi Sulawesi Selatan. Kemenkes RI.
222
Indonesia.
Sakraida, T. J. (2010). Health promotion model. Nursing theorists and
their work, 7, 434–453.
Sakurai, M., Nakamura, K., Miura, K., Takamura, T., Yoshita, K.,
Nagasawa, S., … Naruse, Y. (2016). Dietary carbohydrate intake,
presence of obesity and the incident risk of type 2 diabetes in
Japanese men. Journal of diabetes investigation, 7(3), 343–351.
Sanjur, D. (1982). Social and cultural perspectives in nutrition. Prentice-
Hall.
Saputri, R. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Soft Drink Dan
Konsumsi Soft Drink Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia
Remaja Di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sastroasmoro, S. (1995). Ismael S. dasar-dasar Metodologi penelitian
Klinis. Edisi, 3, 93–111.
Sawka, K. J., McCormack, G. R., Nettel-Aguirre, A., Hawe, P., & Doyle-
Baker, P. K. (2013). Friendship networks and physical activity and
sedentary behavior among youth: a systematized review.
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity,
10(1), 130.
Shroff, M. R., Perng, W., Baylin, A., Mora-Plazas, M., Marin, C., &
Villamor, E. (2014). Adherence to a snacking dietary pattern and soda
intake are related to the development of adiposity: a prospective study
in school-age children. Public health nutrition, 17(7), 1507–1513.
Sikorski, C., Luppa, M., Luck, T., & Riedel‐Heller, S. G. (2015). Weight
stigma “gets under the skin”—evidence for an adapted psychological
mediation framework—a systematic review. Obesity, 23(2), 266–276.
Skinner, C. (2018). Manusia Digital: Revolusi 4.0 Melibatkan Semua
Orang. (Kezia Alaia, Ed.). Jakarta, Indonesia: PT. Elex Media
Komputindo.
Skouteris, H., McCabe, M., Swinburn, B., Newgreen, V., Sacher, P., &
Chadwick, P. (2011). Parental influence and obesity prevention in pre‐
schoolers: a systematic review of interventions. Obesity reviews,
12(5), 315–328.
Stanhope, M., & Lancaster, J. (2010). Community Health Nursing 3,
Translated by Hoseini V, Jafarivrjoshani N. Tehran, Iran. salemi.
Story, M., Kaphingst, K. M., Robinson-O’Brien, R., & Glanz, K. (2008).
Creating healthy food and eating environments: policy and
environmental approaches. Annu. Rev. Public Health, 29, 253–272.
Sugiyono, P. D. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D,
Alfabeta. Bandung.
Sukma, D. C., & Margawati, A. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
dalam memilih Makanan Jajanan dengan Obesitas Pada Remaja Di
SMP Negeri 2 Brebes. Diponegoro University.
Sullivan, S. M., Peters, E. S., Trapido, E. J., Oral, E., Scribner, R. A., &
Rung, A. L. (2016). Assessing mediation of behavioral and stress
226