ANALISIS
33
34
Setelah didapat hasil ukuran ayakan yang ingin diteliti (dalam praktikum ini
menggunakan ukuran ayakan 40 dan 60). Maka sampel tadi di taruh dalam suatu
wadah berupa ember lalu dituangkan didalamnya larutan asam peroksida. Asam
ini nantinya akan melarutkan pengotor-pengotor yang tertempel pada fosil
sehingga saat diteliti fosil akan lebih mudah dikenali. Kemudian selanjutnya
sampel tadi diaduk menggunakan pengaduk hingga sampel tadi berasap lalu jika
dirasa cukup sampel dituangkan air hingga cairan asam menjadi netral.
kemudian sampel diangkat dan dijemur dan jika kering siap digunakan.
berupa mikro dan belum berupa nanofosil sehingga dalam penggunaannya tidak
perlu menggunakan SEM.
Dalam kegiatan determinasi juga berlangsung juga dua tahap yaitu
penggambaran mikrofosil dan penamaan yang dimana dijelaskan sebagai
berikut:
1. Deskripsi dan Ilustrasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada mikrofosil, baik sifat fisik
maupun kenampakan optiknya dapat direkam dalam suatu deskripsi terinci
yang bila perlu dilengkapi dengan gambar ilustrasi ataupun fotografi.
Deskripsi sangat penting karena merupakan dasar untuk mengambil
keputusan tentang penamaan mikrofosil yang bersangkutan.
Sementara itu, gambar dan ilustrasi yang baik harus dapat
menjelaskan berbagai sifat khas tertentu dari mikrofosil itu. Juga, setiap
gambar ilustrasi harus selalu dilengkapi dengan skala ataupun ukuran
perbesarannya.
2. Penamaan
Tahap selanjutnya setelah tahap deskripsi dan ilustrasi adalah
menenrukan nama (determinasi) mikrofosil. Penamaan ini menganut asas
penamaan berganda atau binominal. Sejak Ch. de Linne mengusulkan
penamaan binominal, peraturan penamaan suatu taxon menjadi lebih
teratur, praktis, dan dipakai secara internasional.
Penulisan nama binominal mempergunakan nama Latin yang ditulis
miring tanpa garis bawah, menunjukkan nama genus dari spesies yang
bersangkutan, sedangkan nama kedua seluruhnya huruf kecil,
menunjukkan nama spesien itu sendiri. Pada umumnya, setelah nama
genus-spesies itu, ditambahkan lagi nama orang yang menemukan spesies
tersebut. Selanjutnya, dengan dipisahkan dengan tanda koma dituliskan
tahun publikasi pertama yang membahas spesies tersenut. Contoh :
Globigerina bulloides d’ORBIGNY, 1826 (genus) (spesies) (penemu)
(Thn.Publikasi). Jika nama penemu dituliskan dalam tanda kurung ( ), ini
merupakan bahwa nama spesies tersebut bukan dia yang menemukannya,
36
4.2.4 Terlampir