Anda di halaman 1dari 23

TUGAS GEOINDERAJA

DASAR INTERPRETASI BERBASIS PJ UNTUK GEOLOGI

Oleh :

Fandy Irvansyah
111.180.038
Kelas B

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
1. Hubungan Pola Pengaliran

1) Lereng
Kemiringan lereng sangat mempengaruhi pola pengaliran pada
hulu sungai yang erosinya relatif vertical sehingga membentuk sungai
V.Dengan memperhatikan pola pengaliran dasar lewat suatu citra
penginderaan jauh maka dapat diinterpretasi arah serta tingkat
kelerengannya. Karena pola pengaliran sendiri mengalir searah
dengan kemiringan lereng. Ketika pola pengaliran berbentuk radial
sentrifugal dapat diinterpretasi aliran berasal dari satu tinggian
berupa gunung yang mengalir kesepenjuru arah mengikuti kelerengan
dengan bentuk seperti jeruji roda. Biasanya pola pengaliran dasar
sangat bergantung dengan bentuk lereng dari suatu lahan yang
dikendalikan oleh Struktur regional. Pola dasar adalah salah satu
sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasar lainnya.
a. Dendritik
Merupakan bentuk paling umum dari sistem sungai.
Dalam sistem ini banyak aliran atau anak cabang yang
berkontribusi seperti ranting pohon yang kemudian bergabung ke
sungai induk. Saluran sungai mengikuti kemiringan lereng
dengan tipe batuan homogen dan berada di lembah berbentuk.

Sumber: (Van Zuidam, 1985)

Rangkaian bentuk aliran sungainya dikontrol oleh litologi yang


seragam, impermeable, Sedikit dipengaruhi atau dikendalikan oleh
kelerengan, struktur geologi, dan perbedaan jenis batuan, Ubahan dari
pola pengaliran dendritik adalah subdendritik, pinnate,
anastomotic,dan distributary (dichomotic).

b. Paralel

Rangkaian bentuk alirannya memperlihatkan penjajaran


sungai-sungai utama.. Berkembang pada daerah dengan kelerengan
sedang hingga curam, sehingga air bergerak cukup cepat sepanjang
batuan yang berbeda resistensinya, dan sudut yang dibentuk antara
anak sungai dan sungai utama umumnya hampir sama dan
sudutnya kecil. Pada umumnya menunjukkan daerah yang
berlereng sedang sampai agak curam dan dapat ditemukan pula
pada daerah bentuklahan perbukitan yang memanjang. Sering
terjadi pola peralihan antara pola dendritik dengan pola paralel
atau tralis. Ubahan dari pola pengaliran paralel adalah pola
pengaliran subparalel dan colinear.
c. Trellis

Jenis pola pengaliran biasanya berhadapan pada sisi sepanjang


aliran subsekuen

Sumber: (Van Zuidam, 1985)

Ubahan dari pola trellis adalah subtrellis, directional trellis, recurved


trellis, faulttrellis dan joint trellis.

d. Rektangular

Kekar dan / atau sesar yang memiliki sudut kemiringan, tidak


memiliki perulangan lapisan batuan dan sering memperlihatkan pola
pengaliran yang tidak menerus.

Rangkaian aliran dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang


berkelok, berliku danmenyambung membentuk sudut hampir tegak
lurus. Bedanya dengan pola trellis, sudut yang dibentuk jarang tepat
90˚, juga antara satu sungai dengan sungai yang lainnya jarang dapat
ditarik suatu garis lurus.Ubahan dari pola rectangular adalah pola
pengaliran angulate.

e. Radial

Pola pengaliran radial pada daerah vulkanik disebut sebagai


pola pengaliran multi radial. Pola pengaliran radial memiliki dua
sistem yaitu sistem sentrifugal (menyebar ke luar dari titik pusat),
berarti bahwa daerah tersebut berbentuk kubah atau kerucut,
sedangkan sistem sentripetal (menyebar kearah titik pusat) memiliki
arti bahwa daerah tersebut berbentuk cekungan.
Sumber: (Van Zuidam, 1985)

Rangkaian bentuk sungai-sungai yang mengalir dan menyebar


dari satu pusatketinggian dengan arah memencar dan banyak
dijumpai pada gunungapi di Indonesia.

f. Annular

Cabang sungai mengalir tegak lurus sungai induk subsekuen


yang melingkar.Pada struktur kubah dan cekungan, diatrema dan
kemungkinan pada intrusi stock yang tererosi, sungai dikontrol pola
sesar atau kekar pada bedrock.

Sumber: (Van Zuidam, 1985)

g. Multi basinal

Rangkaian bentuk sungai-sungai yang mengalir menuju


cekungan, biasanya menghilang pada cekungan tersebut dan
selanjutnya mengalir dengan sistem drainase bawah tanah dan
banyak dijumpai pada daerah daerah karbonat di Indonesia.
Sumber: (Van Zuidam, 1985)

Endapan berupa gumuk hasil longsoran dengan perbedaan


penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan
tanah, vulkanisme, pelarutan gamping dan lelehan salju (permafrost )

h. Concorted

Rangkaian bentuk sungai-sungai yang mengalir terdiri atas


aliran cabang sungaiyang mengalir relatif tegak lurus terhadap sungai
induk subsekuen yang melengkung, dibedakan dari “recurved trellis”
dengan ciri daerahnya yang tidakteratur, kontrol struktur sesar atau
daerah tersebut labil.

2) Bentuk Lahan
Bentuk lahan dapat mempengaruhi pola pengaliran sebagai contoh
bentuk lahan karst maka akan terbentuk aliran sungai bawah tanah
dan membentuk goa-goa.Bentuk lahan akan mempengaruhi pola
pengaliran dasar sehingga keduanya berhubungan erat yang akan
teramati dalam suatu citra. Pola aliran trellis akan menunjukkan
adanya dua tinggian berupa pegunungan dengan satu lembah yang
menjadi aliran utama.
Pola pengaliran erat kaitannya dengan proses geomorfologi yang
terjadi pada suatu daerah (skala local dan regional). Adanya siklus
hidrologi, menyebabkan air dapat mengalir pada daratan. Suatu
bentuk lahan akan menunjukkan suatu bentuk pola pengaliran dasar
tertentu. Pada pola pengaliran ParalelBentuklahan perbukitan yang
memanjang dengan pola pengaliran paralel mencerminkan perbukitan
tersebut dipengaruhi oleh perlipatan.

a. Bentuk asal Struktural


Faktor dominan yang mengontrol atau mengendalikan
evolusi (ubahan angsur) bentuk-bentuk permukaan bumi dan
struktur geologi tersebut tercermin dalam bentuklahannya.
(Thornbury, 1954)

Gambar Pola kontur pada lapisan miring

Sumber :Military Maps & Air Photograph

b. Bentuk asal Vulkanik


Bentukan asal vulkanik secara spesifik sangat mudah
diidentifikasikan dari peta topografi, bentuklahan vulkanik di
bentuk dari akumulasi lava fragmen-fragmen produk vulkanik
yang sangat berbeda daripada bentukan asal lainnya.
Sumber : (Van Zuidam, 1983).

c. Bentuk asal karst

Kars adalah suatu sistem yang merupakan kesatuan


pengeringan alamiah air meteorik dalam sistem terbuka yang
berinteraksi dengan formasi batuan. ( Esteban, 1996 ) proses
karstifikasi adalah kejadian eksodinamik yang melibatkan air dan
mengakibatkan struktur massa batuan mudah larut, berubah secara
berkesinambungan. Karsifikasi dapat terjadi pada tubuh batuan mulai
dari permukaan yang bersentuhan langsung dengan atmosfer, hingga
kedalaman 200-250 m. (Milanovic, 1992)
Gambar Dolina di Cina (www.speleogenesis.com).

d. Bentuk asal Fluvial


Proses fluviatil adalah proses yang terjadi di alambaik fisika,
maupun kimia yangmengakibatkan adanya perubahan bentuk
permukaan bumi, yang disebabkan olehaksi air permukaan, baik air
yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak
terkonsentrasi (sheet water).

Gambar kipas aluvial

e. Bentuk asal Marine


Bentuklahan asal proses Marine merupakan kelompok besar
satuan bentuklahan yangterjadi akibat proses laut oleh tenaga
gelombang, arus, dan pasang-surut. Aktivitas marine yang utama
adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu

karang. Karena kebanyakan bermuara ke laut, maka sering terjadi


bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan marine
yang disebut proses fluvio-marine. Contoh Bentuk lahan asal Marine
adalah Pantai, Coral Reef, dan Beach Ridge.

Pantai merupakan salah satu contoh bentuasal marine

f. Bentuk asal Glasial


Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim
tropis, kecuali sedikit dipuncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk
lahan asal glasial dihasilkan oleh aktivitas es/gletser yang
menghasilkan suatu bentang alam. (Suhendra, 2009).

Pembentukan bentuk asal glasial disebabkan oleh adanya


pencairan es/salju. Pada umumnya terdapat di daerah lintang tinggi
maupun tempat- tempat yang mempunyai elevasi tinggi dari
permukaan laut, Bentuk lahan asal glasial dibedakan menjadi dua
yaitu bentukan erosional dan deposisional. ( I Wayan T, 2014).
g. Bentuk asal Aeolian
Bentuk lahan aeolian adalah bentuklahan yang terbentuknya
akibat proses angin. Yang mana memiliki kemampuan untuk
mengikis, mengangkut, dan mengendapkan material-material pasir
ataupun debu.

3) Litologi
Litologi berkaitan erat dengan tekstur pengaliran. Tetapi
adanya perbedaan pola pengaliran dasar dalam suatu daerah juga
menunjukkan adanya perbedaan kekerasan litologinya. Sehingga
ketika terlihat pola aliran dasar yang berbeda dalam suatu citra besar
kemungkinan terdapat perbedaan litologi. Pola aliran multibasinal
menunjukkan adanya litologi yang mudah larut seperti gamping
sehingga aliran akan turun menuju sungai bawah tanah.
Pembentukan pola pengaliran mengikuti litologi yang mudah tererosi
seperti batupasir.
a. Dendritik

Perlapisan batuan sedimen relatif datar atau paket batuan


kristalin yang tidak seragam dan memiliki ketahanan terhadap
pelapukan. Secara regional daerah aliran memiliki kemiringan
landai, jenis pola pengaliran membentuk percabangan menyebar
seperti pohon rindang. umumnya batuan sedimen berbutir halus,
namun bisa juga padabatuan kristalin yang homogen. Dapat
berkembang pada batuan metamorf, batuan beku, dan batuan
sedimen asalkan daya tahan terhadap erosinya seragam atau soil
yang seragam. Terjadi pada material kedap air dan teksturnya
relatif halus, terutama pada batuan lempung dan serpih.

b. Paralel

Berkembang pada batuan dengan resistensi yang berbeda-


beda,seperti pada sayap antiklin.
c. Trellis

Batuan sedimen yang memiliki kemiringan perlapisan (dip)


atau terlipat, batuan vulkanik atau batuan metasedimen derajat
rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Resistensi batuan
umumnya tidak sama.Umumnya pada batuan sedimen yang
terlipat, seperti antiklin, sinklin danbatuan yang mengalami
pensesaran menjadi blok-blok sejajar (Van Zuidam, 1985)

d. Rektangular

Umumnyapada daerah berbatuan beku, mungkin pula pada


batuan malihanatau batuan sedimen keras yang sistem kekarnya
berkembang baik.

e. Radial

Material disekitar pusat sebaran dapat terdiri atas material


bertekstur halus dan kasar, terutama pada daerah gunung api
atau terdiri atas batuan sedimen berlapis.

f. Multi Basinal

Umumnya berkemban pada daerah yang mempunyai jenis


batuan karbonat (batugamping,dolomit, dll), aktif gerakan tanah
dan vulkanik.

4) Stratigrafi
Stratigrafi berkaitan erat dengan litologi. Jenis Pola pengaliran
dalam suatu daerah akan menunjukkan litologi pembentuknya,
sehingga dengan melihat pola aliran dapat diinterpretasi kondisi
stratigrafinya.Melalui pola pengaliran dapat tersingkap suatu batuan
yang dipotongnya, dengan demikian dapat dijadikan sebagai korelasi
untuk tatanan stratigrafi
5) Struktur Geologi
Pola pengaliran dasar beberapa dikendalikan oleh struktur
geologi seperti rectangular. Pola pengaliran dasar yang belum
mengalami ubahan biasanya belum terpengaruh struktur geologi
secara signifikan sehingga dapat mempertahankan bentuk polanya.
Adanya ubahan dalam pola pengaliran dasar menunjukkan adanya
kontrol struktur yang terjadi.Pola pengaliran biasanya akan
mengikuti struktur geologi seperti sesar.
2. Hubungan Pola Pengaliran Ubahan

6) Lereng
Pola pengaliran ubahan biasanya disebabkan kontrol struktur.
Pola pengaliran ubahan dipengaruhi oleh kelerengan yang terbentuk.
Seperti Sub-Parallel yang dipengaruhi oleh lereng memanjang. Pada
lereng landai dengan erosi horizontal lebih dominan maka dapat
membentuk berbagai pola aliran. (Van Zuidam, 1985)
a. Subparalel
Pola pengaliran subparalela, kemiringan lereng sedang
atau dikontrol oleh bentuklahan subparalel.
b. Subdendritik
Memiliki kemiringan lereng yang relatif miring hingga
agak curam.
c. Pinnate
Tekstur rapat pada daerah yang sudah tererosi lanjut
tidak ada kontrol struktur pada daerah landai.
d. Subtrellis
Dibedakan dengan pola trellis hanya pada derajat
kelurusan dankemenerusan yang dominan, perbedaan antara
subtrellis dan sub paralelbiasanya berdasarkan pertimbangan
belaka.
e. Directional trellis
Anak sungai yang menuju ke sungai utama lebih panjang
pada satu sisi dibanding satu sisi yang lain. Umumnya dijumpai
pada daerah homoklin yang turun pelan- pelan, tetapi juga
dilereng landai pada pematang pantai yang paralel.
f. Recurved trellis
Membentuk kurva yang melengkung disekitar ujung-
ujung lipatan yang menunjam, perbandingan panjang anak
sungainya memungkinkan perbedaan antara sinklin dan
antiklin. Arah aliran sungai yang lebih panjang biasanya
menunjukan arah penurunan. Polanya lebih teraturdan
sistematis, biasanya pada daerah yang luas dibanding pola
contorted didaerah metemorfis.
g. Fault trellis
Menunjukan graben dan horst yang bergantian, pola ini
jaraknya lebih jarang dibandingkan dengan pola trellis pada
lapisan miring atau terlipat dengan kecenderungan kearah
pengaliran dendritik diantara sesar-sesar.
h. Joint trellis
Diakibatkan oleh kekar yang ditandai oleh alirannya
yang pendekpendek, lurus- lurus, dan sejajar.
i. Angulate
Pola menyudut ini ditandai oleh macam-macam kelokan
yang bersudut tajam dan anak sungai yang berkelit - kelit
seperti kawat berduri (Zernitz, 1932, p. 517).
j. Centripetal
Pola ini merupakan ubahan dari pola pengaliran radial
dengan arah aliran menuju pusat depresi yang tertutup atau
hampir tertutup (Davis, 1889). Biasanya berhubungan dengan
kawah, kaldera dan macam- macam depresi. Di Pan Belt di
Afrika Selatan terdapat komplek pola pengaliran centripetal,
pola disini dapat disebut multi-centripetal.
k. Complex
Diusulkan oleh Zernitz, 1932. Dijumpai pada daerah yang
berdekatan dengan struktur geologi yang berbeda-beda atau
kumpulan dari pola yang tidak sama, tetapi letaknya
berdekatan karena struktur geologi, topografi, dan litologi.
l. Compound
istilah ini dipakai oleh D.W. Johnson, 1931. Untuk aliran
yang terdiri atas dua pola yang kontemporer atau lebih
didaerah yang sama seperti misalnya kombinasi pola-pola radial
dan annular yang merupakan sifat kebanyakan dari kubah.
m. Palimpsest
menurut Howard, 1967 memberikan nama untuk aliran
atau sungai tua yang sudah ditinggalkan dan membentuk dasar
bagi pola yang sekarang. Cotohnya adalah dataran pantai barat
Taiwan, Sungai Misouri, Sungai Ohio dengan lembah-lembah
pra glasial yang ditinggalkan.
7) Bentuk Lahan
Bentuk lahan menyebabkan adanya ubahan dari pola
pengaliran dasar. Seperti Sub trellis yang dipengaruhi bentuklahan
memanjang dan sejajar dan sungai braided yang menunjukkan
lingkungan delta.Semakin rapat pola aliran, maka batuan mudah
mengalami pengikisan atau penggerusan, sedangkan semakin
renggang pola aliran berarti batuan semakin tahan terhadap
pengikisan atau penggerusan. Ketahanan batuan erat kaitannya
dengan bentuklahan.

8) Litologi
Litologi batuan yang tererosi akan menyebabkan ubahan dalam
suatu pola pengaliran. Seperti Pola pengaliran pinnate yang dibentuk
litologi halus yang mudah tererosi. Selain itu, litologi sangat
mempengaruhi untuk terbentuknya berbagi jenis pola aliran seperti
meader dan sungai teranyam.Litologi batugamping juga dapat
menimbulkan pola aliran ubahan.

9) Stratigrafi
Pada daerah hilir dimana pengendapan berjalan seperti daerah
delta akan terbentuk pola pengaliran ubahan seperti sungai braided
yang dipengaruhi oleh kekerasan litologi setempat.Pola pengaliran
ubahan dapat membantumenginterpretasi stratigrafi suatu daerah
sebelum adanya penelitian laboratorium.

10) Struktur Geologi

Banyak pola pengaliran yang berbelok secara mendadak yang


menandakan mungkin saja terdapat sesar pada zona yang dilewati
aliran tersebut.Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi
terhadap bentuk sungai dan jaringannya adalah dinamika struktur
geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi (batuan). Kontrol
dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan
(perlipatan) dan kegiatan vulkanik yang dapat menyebabkan erosi
sungai. Kontrol struktur pasif mempengaruhi arah dari sistem sungai
karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan dapat
mempengaruhi morfologi sungai dan jaringan topologi yang
memudahkan terjadinya pelapukan dan ketahanan batuan terhadap
erosi.

3. Hubungan Penyimpangan Aliran

11) Lereng
Penyimpangan aliran pada hulu sungai belum banyak terjadi
tetapi dapat terjadi menjali aliran dendtritik.Penyimpangan aliran
seperti pembelokan akan mengikuti arah kelerengan yang ada.
Kadangkala kelerengan juga akan dipengaruhi oleh control sturktur.
12) Bentuk Lahan
Penyimpangan dipengaruhi juga oleh bentuk lahan, baik itu
terjal ataupun landai.Bentuklahan akan membentuk polapengaliran
serta penyimpangan aliran itu sendiri.
13) Litologi
Litologi sangat mempengaruhi untuk terbentuknya berbagi
jenis pola aliran seperti meader dan sungai teranyam.Erosi dari suatu
litologi akan membuka penyimpangan aliran dalam suatu pola
pengaliran. Oleh karena itu penyimpangan aliran berkaitan dengan
tingkat kekerasan litologi.
14) Stratigrafi
Penyimpangan aliran dapat membantu menginterpretasi
stratigrafi suatu daerah sebelum adanya penelitian
laboratorium.Seperti fungsi dari litologi dalam suatu pola pengaliran,
Stratgrafi juga dapat mengalami Erosi litologi akan membuka
penyimpangan aliran dalam suatu pola pengaliran. Oleh karena itu
penyimpangan aliran berkaitan dengan tingkat kekerasan litologi.
15) Struktur Geologi
Hal ini merupakan faktor utama penyimpangan aliran.
Struktur geologi akan membentuk suatu zona lemah baru tempat
mengalirnya penyimpangan aliran tersebut. Lama kelamaan akan
membentuk suatu pola aliran ubahan. Selain itu, struktur lokal juga
dapat menyebabkan penyempitan atau perluasan lembah sungai,
struktur kubah juga dapat memunculkan penyimpangan berupa
meander, baik meander lokal yang muncul tiba-tiba dan meander yang
tertekan.

4. Hubungan Tekstur Pengaliran


16) Lereng
Pada daerah terjal aliran banyak membawa butir yang besar-
besar sedangkan pada daerah yang landai lairan lebih dominan
membawa butir yang kecil. Tingkat kelerengan akan mempengaruhi
tekstur pengaliran. Lereng yang curam akan meningkatkan kecepatan
aliran sehingga erosi akan berpengaruh dalam menentukan tekstur
aliran yang terbentuk.
17) Bentuk Lahan.
Pegunungan dengan lereng terjal dan dataran landau yang luas.
Bentuklahan akan mempengaruhi tekstur pengaliran. Kecuraman
akan meningkatkan kecepatan aliran sehingga erosi akan
berpengaruh dalam menentukan tekstur aliran yang terbentuk.
18) Litologi
Semakin besar material yang terbawa maka semakin besar
erosi yang disebabkan oleh aliran.Kekerasan litologi merupakan faktor
utama pembentuk tekstur pengaliran. Jika litologi suatu daerah halus
maka tekstur aliran akan halus yang menunjukkan adanya banyak
percabangan begitu pula sebaliknya.
19) Stratigrafi
Endapan yang dienpakan pun berbeda, dari hulu yang relatif
terendapkan butir yang kasar dan muara yang diendapkan relatif
pasiran.
20) Struktur Geologi
Struktur geologi dapat membentuk pola aliran, seperti yang di
sebabkan oleh sesar, lipatan, maupun kekar.Percabangan dari suau
aliran juga dipengaruhi oleh sruktur geologi oleh karena itu intensias
control struktur akan menentukan tekstur pengaliran.

5. Hubungan Bentuk Lembah

21) Lereng
Lembah biasanya terdapat diantara gunung yang berlereng
terjal.Bentuk lembah sejalan dengan kelerengan dipengaruhi oleh
berbagai macam hal seperti litologi dan control struktur.
22) Bentuk Lahan
Lembah biasanya ada pada daerah pegunungan yang memiliki
lereng dan biasanya menjadi tempat mengalirnya air.Bentuklahan
gunung ataupun pegunungan akan membentuk lembah sebagai
tempat mengalirnya sungai.
23) Litologi
Pada lembah batuan yang ada yaitu batuan dari gunung.Bentuk
lembah yang curam biasanya terbentuk pada litologi keras dimana
batuan sudah resisten sehingga susah untuk mengalami erosi mejadi
landai. Begitupun sebaliknya.
24) Stratigrafi
Jika stratigrafi merupakan batuan resisten maka akan sulit
membentuk lembah di kaki gunung.Seperti litologi, kekrasan batuan
yang menyusun stratigrafi akan menentukan tingkat kelerengan dari
suatu lembah. Lereng yang terjal tersusun atas litologi keras dan
sebaliknya.
25) Struktur Geologi
Struktur geologi akan membentuk pelipatan ataupun sesar
yang menjadi zona lemah tempat mengalirnya aliran. Hal ini yang
akan menjadi pioneer dalam pembentukan sebuah lembah ataupun
lereng.

6. Hubungan Tempat Mengalirnya

26) Lereng
Lereng merupakan tempat mengalir yang ideal bagi air.Air
mengalir dari tinggi ke rendah. Pada tingkat kelerangan terjal air
akan bergerak cepat dengan energy yang tinggi.
27) Bentuk Lahan
Air selalu melewati zona lemah pada suatu bentukan
lahan.Bentuklahan seperti karst akan mempengaruhi tempat mengali
aliran dikarenakan sifatnya yang mudah larut sehingga mudah untuk
membentuk suatu sungai baewah tanah.
28) Litologi
Litologi yang tidak resisten sangat berpotensi dalam
pembentukan pola pengaliran. Litologi yang keras akan menjadi
tempat mengalir aliran dengan sedikit sedimen terbawa.
29) Stratigrafi
Hampir sama dengan litologi namun memiliki cakupan lebih
luas.
30) Geologi Struktur
Struktur geologi merupakan pembuka suatu pola pengaliran.
Dengan adanya zona lemah akibat struktur geologi maka air akan
memiliki tempat mengalir yang seiring waktu menjadi sebuah pola
pengaliran.Kekar dan sesar dapat menjadi media tempat mengalirnya
pola pengaliran.

7. Hubungan Tubuh Sungai

31) Lereng
Tubuh sungai yang berada di lereng yang tejal selalu
membentuk huruf V karena erosi vertical yang sangat
mendominasi.Tubuh sungai merupakan tempat mengalirnya sungai
yang terbentuk akibat erosi terus menerus. Dikarenakan tingkat
kelerengan mempengaruhi erosi maka secara tidak langsung tubuh
sungai akan dipengaruhi oleh tingkat kelerengan.
32) Bentuk Lahan
Tubuh sungai mengikuti bentuk lahan yang dilewati oleh
sungai.
33) Litologi
Litologi memainkan peranan besar dalam pembentukan tubuh
sungai. Resistensi batuan akan menetukan besar serta bentuk dari
tubuh sungai itu sendiri. Dikarenakan air akan mengerosi batuan
yang tidak resisten sehingga dapat membentuk bentukan yang baru.
34) Stratigrafi
Seperti litologi, stratigrafi berpengaruh dalam hal ini. Semakin
tidak resisten batuan penyusun stratigrafi maka erosi akan mudah
terjadi.
35) Struktur Geologi
Tubuh sungai dapat berasal dari suatu struktur
geologi.Struktur geologi dapat merubah tubuh bahkan arah sungai itu
sendiri. Dikarenakan struktur geologi akan menciptakan zona lemah
baru yang menjadi tempat mengalirnya aliran.

8. Hubungan Morfografi

36) Lereng
Morfografi berkaitan dengan luas, panjang, serta orde sungai.
Hal hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat kelerengan sehingga
morfografi berkaitan erat dengan kelerengan.
37) Bentuk Lahan
Bentuk lahan merupakan aspek kualitatif yang penting dalam
pertimbangan morfografi. Melihat aspek morfografi berarti melihat
bentklahan itu sendiri karena bentuklahan lah yang menjadi dasar
studi morfografi.
38) Litologi
Litologi memiliki control dalam tubuh serta orde sungai yang
mana itu merupakan aspek dalam morfografi.
39) Stratigrafi
Stratigrafi akan menentukan tingkatan stadia dalam
pembelajaran morfografi pada suatu daerah. Hal ini akan
mempengaruhi bentuk serta pola pengaliran sungai itu sendiri.
40) Struktur Geologi
Morfografi melihat segala karateristik termasuk yang
disebabkan oleh struktur geologi. Struktur geologi memainkan peran
penting dalam pembentukan pola penngaliran serta penyimpangan
aliran.Kenampakan permukaan bumi yang terbentuk karena
pengaruh dari struktur geologi.

9. Hubungan Morfometri

41) Lereng
Morfometri melihat aspek kuantitaif sehingga dapat
mengklasifikasikan kedalam satuan yang pasti. Derajat kelerengan
akan menjadi faktor utama dalam morfometri.
42) Bentuk Lahan
Ketinggian akan berpengaruh terhadap bentuklahan. Dari sana
juga akan timbul pengaruh mulai dari asal aliran, bentuk pola
pengaliran, serta penyimpangan aliran dalam setiap bentuklahan
akan berbeda-beda.

43) Litologi

44) Stratigrafi

45) Struktur Geologi


Pengukuran struktur geologi akan menjadi faktor penting
dalam morfometri. Dari sana akan ditentukan faktor-faktor yang
menyebabkan ubahan dalam suatu pola pengaliran.
10. Hubungan Morfo Struktur

46) Lereng
Dapat terbentuk lereng akibat memiliki litologi resisten.
47) Bentuk Lahan
Bentuk lahan sesuai dengan litologi apakah resisten atau tidak
resisten.
48) Litologi
Litologi yang terdapat pada zona erosional akan lebih mudah
membentuk berbagai macam kenampakan geomorfologi.
49) Stratigrafi
Litologi merupakan faktor utama morfostruktur pasif. SIfa serta
resistensi batuan akan menimbulkan bentukan yang berbeda beda
tergantung juga pada proses yang berjalan.
50) Struktur Geologi

11. Hubungan Morfo Struktur Aktif

51) Lereng
Morfostruktur aktif yang berkaitan erat dengan tenaga endogen
sehingga dapat membentuk sesar, lipatan, dll yang dapat membentuk
serta mempengaruhi kelerengan.
52) Bentuk Lahan
Bentuklahan dipengaruhi oleh tektonik seperti pembentukan
gunung api. Dengan melihat bentuklahannya kia dapat
menginterpretasi proses yang berjalan diatasnya.Dari proses tektonik
akan terbentuk bentukan lahan seperti antiklin, sinklin, dome dan
basin.
53) Litologi

54) Stratigrafi
Perlapisan batuan dapat terbalik karena proses-proses yang
terjadi pada suatu endapan yang tekena gaya tektonik.
55) Geologi Struktur
Banyak struktur geologi yang diengaruhi oleh gaya tektonik
sebagi contohnya sesar, lipatan, dan kekar.
12. Hubungan Morfo Dinamis

56) Lereng
Karena terdapat litologi yang resisten maka dapat terbentuk
lereng atau slope.
57) Bentuk Lahan
Bentuklahan seperti pegunungan karst dan sungai bawah tanah
dipengaruhi oleh erosi pada batuan mudah larut sehingga membentuk
suatu bentuklahan baru.
58) Litologi
Litologi berperan pasif saat proses pembentukan morfologi
permukaan bumi karena dimana terdapat litologi yang resisten pasti
tidak akan mudah tererosi.Pelapukan pada batuanjuga juga
dipengaruhi oleh faktor seperti curah hujan, tekanan serta faktor
makhluk hidup.
59) stratigrafi
Perlapisan batuan yang tererosi dapat dikarenakan oleh fakto
angin, air, maupun es.
60) Geologi Struktur
Waktu dapat mempengaruhi struktur geologi seperti yang
tadinya aktif menjadi pasif.

13. Hubungan Morfo Asosisasi

61) Lereng
Terbentuk pada perbukitan dan pegunungan yang merupakan
betukan lahan yang berbeda antara keduanya.
62) Bentuk Lahan
Bentuk lahan yang sama antara satu dengan yang lain pada
area yang sangat luas.
63) Litologi
Memiliki litologi yang sama tetapi terendapkan pada kedua
lingkungan pengendapan yang berbeda.
64) Stratigrafi
Hubungan urutan pembentukan batuan berdasarkan waktu
yang sama pada kedua bentuk lahan berbeda.
65) Geologi Struktur
Hubungan antara bentuk lahan yang satu dan yang lain melalui
struktur geologi yang sangat besar.Struktur geologi yang mana hasil
dari aktivitas tektonik akan mempengaruhi morfoasosiasi yang
terbentuk. Hal ini akan mempengaruhi penyebaran bentuklahan yang
ada di permukaan bumi.

Anda mungkin juga menyukai