GEOMORPHIC AGENT
1. Proses hidrolik
(hydraulic action)
1. Korosi
2. Erosi dasar lembah
4. Penggalian pothole
pada dasar lembah
5. Pelapukan batuan
dasar lembah disusul
oleh pengangkutan
material lapuk
PELEBARAN LEMBAH
1. Erosi lateral
2. Sheet wash atau rain wash yang terjadi oleh karena air
permukaan mengalir ke lembah dan mengangkut material
lereng lembah
3. Gulleying (alur liar)
4. Pelapukan dan mass wasting di tepi atau lereng lembah
5. Cabang-cabang sungai yang sering mempunyai efek seperti
alur liar
PERPANJANGAN
LEMBAH
1. Headward
erosion
2. Sungai
bermeander
3. Sedimentasi
pada muaranya
(delta coastal
plain)
SAYATAN MELINTANG LEMBAH
(CROSS PROFILE)
Endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah dari alur
sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah
(channel bar) dan endapan pada tepi disebut gosong tepi (point
bar).Bar deposit ini bisa berupa kerakal, berangkal, pasir, dll.
Dataran limpah banjir (flood plain) dan Tanggul
alam (natural levee)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mengenal obyek bentuk lahan fluvial
Sungai Cipunagara adalah sungai terpanjang di Kabupaten Subang,
membentang lebih dari 80 km dari ujung selatan Subang hingga bermuara di
Laut Jawa di ujung utara. Daerah Aliran Sungainya meliputi 24 sungai dan 74
anak sungai. Bentuk lahan berupa bentuk lahan fluvial. Tampak adanya sungai
purba dan meander scar.
BENTUK LAHAN FLUVIAL
BASE LEVEL
GRADASI SUNGAI
1. Proses hidrolik
(hydraulic action)
2. Korosi
3. Erosi dasar lembah
4. Penggalian pothole
pada dasar lembah
5. Pelapukan batuan
dasar lembah disusul
oleh pengangkutan
material lapuk
PELEBARAN LEMBAH
1. Erosi lateral
2. Sheet wash atau rain wash
yang terjadi oleh karena air
permukaan mengalir ke
lembah dan mengangkut
material lereng lembah
3. Gulleying (alur liar)
4. Pelapukan dan mass wasting
di tepi atau lereng lembah
5. Cabang-cabang sungai yang
sering mempu-nyai efek
seperti alur liar
PERPANJANGAN
LEMBAH
1. Headward
erosion
2. Sungai ber-
meander
3. Sedimentasi
pada muaranya
(delta coastal
plain)
SAYATAN MELINTANG LEMBAH
(CROSS PROFILE) KAMPUS
BELA
NEGARA
Sungai normal/permanen/parenial:
sungai yang debit airnya tetap.
1. Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar,
alurnya luas dan dangkal.
2. Sungai teranyam atau anastomosis terbentuk karena adanya erosi yang
berlebihan pada bagian hulu sungai, sehingga terjadi pengendapan pada
bagian hilir atau alurnya dan membentuk gosong sungai.
3. Karena adanya gosong sungai yang banyak, maka alirannya memberikan
kesan teranyam.
BENTUKLAHAN FLUVIAL: Gosong sungai (channel bar dan point bar)
Endapan sungai yang terdapat pada tengah alur sungai (channel bar), sedang-
kan yang berada di tepi alur sungai disebut point bar.
Gosong sungai bisa berupa kerakal, berangkal dan pasir.
BENTUKLAHAN FLUVIAL: Dataran limpah banjir (floodplain) dan
tanggul alam (natural levee)
Sungai dengan muatan sedimen besar yang mengalir dari lereng bukit atau
pegunungan, lalu masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi pengendapan
material secara cepat. Hal ini terjadi karena perubahan gradien lereng dan
kecepatan yang drastis, sehingga, berupa suatu onggokan material lepas,
berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu
gawir.
Selanjutnya dikenal sebagai kipas aluvial dan biasanya terdapat air tanah yang
melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan
pasir dan lempung yang merupakan lapisan pembawa air yang baik.
KLASIFIKASI LEMBAH SECARA GENETIK
Berdasarkan kandungan air pada tubuh sungai KAMPUS
BELA
NEGARA
Peta topografi
Penentuan lereng
1. Proses hidrolik
(hydraulic action)
2. Korosi
3. Erosi dasar
lembah
4. Penggalian pothole
pada dasar lembah
5. Pelapukan batuan
dasar lembah disu-
sul oleh pengangkut
an material lapuk
PELEBARAN LEMBAH
1. Erosi lateral
2. Sheet wash atau rain wash yang terjadi oleh
karena air permukaan mengalir ke lembah dan
mengangkut material lereng lembah
3. Gulleying (alur liar)
4. Pelapukan dan mass wasting di tepi atau
lereng lembah
5. Cabang-cabang sungai yang sering mempu-
nyai efek seperti alur liar
PERPANJANGAN
LEMBAH
1. Headward
erosion
2. Sungai ber-
meander
3. Sedimentasi
pada muaranya
(delta coastal
plain)
SIKLUS FLUVIAL
Masa tuaSTADIA TUA
(old age) : (OLD STAGE)
BENTUKLAHAN HASIL
PROSES FLUVIAL
Kuncoro
bbkuncoro_sda@yahoo.com
087838967788
1. Proses hidrolik
(hydraulic action)
2. Korosi
3. Erosi dasar
lembah
4. Penggalian pothole
pada dasar lembah
5. Pelapukan batuan
dasar lembah disu-
sul oleh pengangkut
an material lapuk
PELEBARAN LEMBAH
1. Erosi lateral
2. Sheet wash atau rain wash yang terjadi oleh
karena air permukaan mengalir ke lembah dan
mengangkut material lereng lembah
3. Gulleying (alur liar)
4. Pelapukan dan mass wasting di tepi atau
lereng lembah
5. Cabang-cabang sungai yang sering mempu-
nyai efek seperti alur liar
PERPANJANGAN
LEMBAH
1. Headward
erosion
2. Sungai ber-
meander
3. Sedimentasi
pada muaranya
(delta coastal
plain)
SAYATAN MELINTANG LEMBAH
(CROSS PROFILE)
Memberi banyak informasi mengenai sejarah
geomorfologi lembah.
• Lembah-lembah
menjadi lebih
lebar, ada kese-
suaian bentuk lembah dan kekerasan batuan.
• Flood plain dan tanggul alam, menempati
bagian besar dari lembah, tidak ada air terjun
atau jeram.
• Meander dengan cut off dan oxbow lake.
• Aliran air perlahan dan berlumpur, tebing
lembah rendah, soil tebal, sedikit singkapan
batuan.
STADIA
TAHAP dewasa (maturity) :
DEWASA
(MATURE)
• Meander ti-
dak terjepit
lagi oleh din-
ding lembah, tetapi dapat bergerak agak bebas.
• Antar sistem sungai dipisahkan punggungan.
• lebar dasar lembah sama atau lebih lebar dari
meander belt.
• Perbedaan tinggi mencapai maksimum (pegu-
nungan masih tinggi, lembah sudah dalam).
STADIA TUA
Masa tua (old age) :
(OLD STAGE)
• Sungai utama, cabang
sungai, dan alur sungai
telah mengalami gradasi.
• Lembah sangat lebar dengan lereng-lereng
sangat landai, secara lateral maupun
longitudinal.
• Daerah limpahan sangat luas.
• Lebar lembah jauh lebih besar daripada lebar
meander belt.
STADIA TUA (OLD STAGE)
Masa tua (old age) :
• Stream devide sudah
tidak jelas
• Terdapat danau dan
rawa di daerah limpahan.
• Mass wasting lebih penting daripada erosi
sungai sebagai proses geomorfologi.
• Penyesuaian dengan kekerasan batuan tidak
tampak lagi.
• Banyak daerah telah mencapai base level.
Gangguan pada siklus fluviatil
Kuncoro
bbkuncoro_sda@yahoo.com
087838967788
1. Proses hidrolik
(hydraulic action)
2. Korosi
3. Erosi dasar
lembah
4. Penggalian pothole
pada dasar lembah
5. Pelapukan batuan
dasar lembah disu-
sul oleh pengangkut
an material lapuk
PELEBARAN LEMBAH
1. Erosi lateral
2. Sheet wash atau rain wash yang terjadi oleh
karena air permukaan mengalir ke lembah dan
mengangkut material lereng lembah
3. Gulleying (alur liar)
4. Pelapukan dan mass wasting di tepi atau
lereng lembah
5. Cabang-cabang sungai yang sering mempu-
nyai efek seperti alur liar
PERPANJANGAN
LEMBAH
1. Headward
erosion
2. Sungai ber-
meander
3. Sedimentasi
pada muaranya
(delta coastal
plain)
SAYATAN MELINTANG LEMBAH
(CROSS PROFILE)
Memberi banyak informasi mengenai sejarah
geomorfologi lembah.
• Lembah-lembah
menjadi lebih
lebar, ada kese-
suaian bentuk lembah dan kekerasan batuan.
• Flood plain dan tanggul alam, menempati
bagian besar dari lembah, tidak ada air terjun
atau jeram.
• Meander dengan cut off dan oxbow lake.
• Aliran air perlahan dan berlumpur, tebing
lembah rendah, soil tebal, sedikit singkapan
batuan.
STADIA
TAHAP dewasa (maturity) :
DEWASA
(MATURE)
• Meander ti-
dak terjepit
lagi oleh din-
ding lembah, tetapi dapat bergerak agak bebas.
• Antar sistem sungai dipisahkan punggungan.
• lebar dasar lembah sama atau lebih lebar dari
meander belt.
• Perbedaan tinggi mencapai maksimum (pegu-
nungan masih tinggi, lembah sudah dalam).
STADIA TUA
Masa tua (old age) :
(OLD STAGE)
• Sungai utama, cabang
sungai, dan alur sungai
telah mengalami gradasi.
• Lembah sangat lebar dengan lereng-lereng
sangat landai, secara lateral maupun
longitudinal.
• Daerah limpahan sangat luas.
• Lebar lembah jauh lebih besar daripada lebar
meander belt.
STADIA TUA (OLD STAGE)
Masa tua (old age) :
• Stream devide sudah
tidak jelas
• Terdapat danau dan
rawa di daerah limpahan.
• Mass wasting lebih penting daripada erosi
sungai sebagai proses geomorfologi.
• Penyesuaian dengan kekerasan batuan tidak
tampak lagi.
• Banyak daerah telah mencapai base level.
Gangguan pada siklus fluviatil
Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar,
alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan
pada bagian hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya
dan membentuk endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong
tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan
ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).
Bar deposit
Endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah dari alur
sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah
(channel bar) dan endapan pada tepi disebut gosong tepi (point
bar).Bar deposit ini bisa berupa kerakal, berangkal, pasir, dll.
Dataran limpah banjir ( Floodplain) dan
Tanggul alam (Natural levee)
Sungai stadia dewasa mengendapkan sebagian material
yang terangkut saat banjir pada sisi kanan maupun kiri sungai,
seiring dengan proses yang berlangsung menerus akan terbentuk
akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk
tanggul alam.
Kipas Aluvial (alluvial fan)
Berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas,
biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir.
Sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit
atau pegunungan, lalu masuk ke dataran rendah, maka akan
terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga
terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai
kipas alluvial.
Pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal
ini karena kipas aluvial terdiri atas perselingan pasir dan lempung
sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.
Meander