Anda di halaman 1dari 29

BENTUKLAHAN HASIL

PROSES FLUVIAL
Kuncoro
bbkuncoro_sda@yahoo.com
087838967788

Jurusan Teknik Geologi


Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) Veteran Yogyakarta
KONSEP DASAR SIKLUS FLUVIAL
1. Akibat pengangkatan, menyebabkan terse-
dianya litologi atau material dan struktur geo-
logi di atas permukaan laut, yg berbeda-beda
untuk dikenai oleh proses-proses geomorfologi
2. Dalam siklus fluviatil, pengurangan dan pe-
nambahan bentuklahan dapat terjadi karena
kombinasi proses pelapukan, mass wasting,
dan erosi oleh air pada permukaan tanah, baik
yang terkonsentrasi dalam saluran (channel)
maupun tidak (banjir).
3. Tereduksinya bentuk-bentuk topografi dapat
terjadi sewaktu atau sesudah pengangkatan
dan dapat berjalan cepat atau lambat.

4. Reduksi atau pemberian bentuk dapat terse-


lesaikan atau tidak terselesaikan selama satu
siklus diastrofisma (dari permulaan pengang-
katan sampai berakhirnya), sehingga dapat
terjadi siklus majemuk. Pada siklus yang
seluruhnya terselesaikan merupakan suatu
pengecualian.
5. Dapat dibedakannya bermacam-macam tahap
(stage) reduksi dan pemberian bentuk bentang-
alam, yaitu muda (young), dewasa (mature),
dan tua (old age). Siklus geomorfologi adalah
deretan perubahan bentuk yang dialami oleh
suatu bentuklahan selama proses erosi
berjalan.

6. Sewaktu satu siklus berjalan, terdapat peru-


bahan dalam bentuk bentangalam yang
merupakan suatu deretan sistematis, sehingga
setiap tahap siklus ditandai oleh beberapa
kumpulan bentuk bentangalam yang khas.
7. Bentuklahan yang dihasilkan tergantung
kepada struktur geologi, proses geomorfologi,
dan tahap siklus.

8. Terdapat kemungkinan bahwa daratan yang


terangkat direduksi sampai stadium akhir
yang dikenal dengan istilah base level.
Base level
Base level adalah limit (batas) erosi vertikal.

Base level dapat dibedakan menjadi:


Ultimate base level: permukaan air laut.
Local base level: batas erosi vertikal suatu
daerah yang di tentukan oleh sungai yang
graded di daerah tersebut.
Temporary base level: terjadi kalau terdapat
batuan yang sangat keras atau danau di suatu
daerah yang membatasi erosi vertikal sungai.
Sungai graded
Adalah sungai yang mempunyai lereng (grade) sedemikian
sehingga cukup untuk mengangkut material di dalam airnya
(sedimentary load) di bawah kondisi-kondisi debit dan bentuk
saluran (channel) yang dimiliki pada saat itu.

Sungai demikian dicirikan mempunyai profil memanjang


yang berada dalam ekuilibrium (tidak terdapat perubahan
kelerengan yang tiba-tiba)

Perubahan lereng ditandai oleh adanya jeram-jeram dan air


terjun. Daerahnya disebut dengan nickpoint dan profilnya
disebut interrupted profile.
LEMBAH
Bentuklahan negatif akibat pengikisan sungai
yang menempati dasar lembah.
Suatu lembah mendapatkan bentuknya karena
proses pendalaman, pelebaran, dan perpanjangan
lembah asalnya.
PENDALAMAN LEMBAH

1. Proses hidrolik
(hydraulic action)
2. Korosi
3. Abrasi dasar
lembah
4. Penggalian pothole
pada dasar lembah
5. Pelapukan batuan
dasar lembah disu-
sul oleh pengangkut
an material lapuk
PELEBARAN LEMBAH

1. Erosi lateral
2. Sheet wash atau rain wash yang terjadi oleh
karena air permukaan mengalir ke lembah dan
mengangkut material lereng lembah
3. Gulleying (alur liar)
4. Pelapukan dan mass wasting di tepi atau
lereng lembah
5. Cabang-cabang sungai yang sering mempu-
nyai efek seperti alur liar
PERPANJANGAN
LEMBAH
1. Headward
erosion
2. Sungai ber-
meander
3. Sedimentasi
pada muaranya
(delta coastal
plain)
SAYATAN MELINTANG LEMBAH
(CROSS PROFILE)
Memberi banyak informasi mengenai sejarah
geomorfologi lembah.

Profil sering asimetris dan dapat sebagai kunci


untuk mengetahui sejarah geomorfologi.
SAYATAN MELINTANG LEMBAH
(CROSS PROFILE)
Penyebab bentuk sayatan melintang lembah
asimetri:
Pada meander suatu sungai, adanya undercut
(tepi sungai yang terkena erosi) dan slip off
slopes (tepi sungai dimana terjadi sedimentasi).
Refleksi kontrol struktur (batuan yang berbeda
kekerasan).
Sesar, homoclinal shifting.
Adanya arah hujan konstan.
KLASIFIKASI LEMBAH SECARA GENETIK

Berdasarkan kandungan air pada tubuh sungai:


Sungai normal/permanen/parenial:
sungai yang debit airnya tetap.
Sungai periodik/intermittent: kandung-
an airnya tergantung musim, di musim
hujan debit air besar, sedangkan di musim
kemarau debit airnya kecil sampai kering.
Sungai episodik/ephemeral: di daerah
gurun, hanya berair setelah turun hujan
lebat.
Menurut lembah yang memotong struktur
geologi (transversal):
Superposed/superimposed: sungai semula
mengalir di atas dataran aluvial. Jika terjadi re-
juvenasi, maka sungai mengikis endapan aluvial
Hingga menyingkap lapisan dibawahnya tanpa
mengubah pola aliran semula. Struktur geologi
lebih tua daripada lembah.
Anteseden: sungai yang mengalir terjadi reju-
venasi tetap pada alirannya, meski selama itu
terjadi perubahan struktur, misal sesar atau
lipatan. Struktur geologi lebih muda daripada
lembah, tetapi struktur terbentuk secara
KLASIFIKASI LEMBAH SECARA GENETIK
Menurut struktur pengontrolnya: lembah
homoklin, lembah antiklinal, lembah sinklinal,
lembah patahan dan fault line valley.
Klasifikasi menurut efek perubahan base level :
- Lembah tenggelam (drowned): muka air
laut naik.
- Lembah rejuvenated: muka air laut turun.
Klasifikasi lembah menurut taraf siklus
geomorfologi: young, mature, dan old age.
KLASIFIKASI LEMBAH SECARA GENETIK
Konsekuen: mengalir searah kemiringan awal kubah
pegunungan atau dataran pantai yang baru terangkat.
Subsekuen: mengalir dan membentuk lembah
sepanjang daerah lunak, disebut juga strike stream
(sepanjang jurus lapisan).
Insekuen: tidak diketahui pengontrolnya, tidak
mengikuti struktur batuan atau kemiringan lapisan,
umumnya dendritik.
Obsekuen: berlawanan dengan arah kemiringan
lapisan dan arah sungai konsekuen, biasanya pendek,
gradien tinggi, pada gawir.
Resekuen: mengalir searah sungai konsekuen dan
arah kemiringan. Terbentuk baru (resekuen berasal
dari recent dan consequent)
Gradasi sungai
Tercapainya taraf gradasi sungai secara seimbang di
sepanjang penampangnya. Kemampuan membawa beban
dari sungai diimbangi jumlah beban itu sendiri.
Di alam kondisi di atas tidak pernah tercapai.
Perubahan terjadi disebabkan oleh kompetensi sungai
(kemampuan sungai membawa beban sesuai volume dan
kecepatan air) serta kapasitas sungai (jumlah beban).
Perubahan gradien antara lain disebabkan oleh:
- pembentukan delta, dapat menimbulkan banjir
- peremajaan sungai karena penurunan muka laut, dapat
membentuk teras-teras sungai
- pengendapan oleh cabang sungai di sungai utama, menga-
kibatkan sedimentasi dan banjir.
Endapan sungai

Pengendapan oleh sungai disebabkan oleh :


Berkurangnya daya transport dan
Ketidakselarasan sungai untuk mengangkut
seluruh bahan yang masuk kedalam sungai oleh
cabang-cabangnya.
SIKLUS FLUVIAL: STADIA MUDA (YOUTH)
Erosi vertikal lebih kuat.
Banyak air terjun dan jeram.
Penampang longitudinal tidak teratur.
Longsoran banyak terjadi pada tebing sungai.
Sempit, tebing terjal, terdiri dari batuan dasar.
Hanya beberapa sungai utama dengan sedikit
cabang yang besar, banyak cabang-cabang kecil
yang pendek dengan gulley.
Profil lembah berbentuk huruf V.
Daerah pemisahan antar sistem sungai (stream
devide) lebar dan tidak jelas.
TERAS-TERAS SUNGAI
(RIVER TERRACES)
Teras sungai adalah permukaan topografi yang
menandakan bekas dasar lembah.

Dapat dibedakan menjadi:


1. Bed rock terraces (gejal erosi)
2.Alluvial terraces (gejala sedimentasi).
3.Paired terraces (menandakan pengangkatan
daratan yang tidak kontinyu)
4.Unpaired terraces (menandakan pengangkat-
an kontinyu)
STADIA DEWASA
TAHAP
(MATURE)
dewasa (maturity) :
Lembah-lembah
menjadi lebih
lebar, ada kese-
suaian bentuk
lembah dan kekerasan batuan.
Flood plain dan tanggul alam,
menempati bagian besar dari
lembah, tidak ada air terjun atau jeram.
Meander dengan cut off dan oxbow lake.
Aliran perlahan, air berlumpur, tebing lembah
rendah, soil tebal, sedikit singkapan
STADIA
TAHAP dewasa
DEWASA (maturity) :
(MATURE)
Meander ti-
dak terjepit
lagi oleh din-
ding lembah, tetapi dapat bergerak agak bebas.
Antar sistem sungai dipisahkan punggungan.
Sungai-sungai utama graded, lebar dasar
lembah dan meander belt hampir sama.
Perbedaan tinggi mencapai maksimum (pegu-
nungan masih tinggi, lembah sudah dalam).
STADIA TUA (OLD STAGE)
Masa tua (old age) :
Sungai utama, cabang su-
ngai, dan alur sungai te-
lah graded.
Lembah sangat lebar de-
ngan lereng-lereng sangat landai baik secara
lateral maupun longitudinal.
Daerah limpahan sangat luas.
Lebar lembah jauh lebih besar daripada lebar
meander belt.
STADIA TUA (OLD STAGE)
Masa tua (old age) :
Stream devide sudah
tidak jelas
Terdapat danau dan
rawa di daerah limpahan.
Mass wasting lebih penting daripada erosi
sungai sebagai proses geomorfologi.
Penyesuaian dengan kekerasan batuan tidak
tampak lagi.

Banyak daerah telah mencapai base level.


Gangguan dari siklus fluviatil

adalah proses-proses yang menyebabkan


siklus fluviatil tidak diselesaikan dengan
sempurna.
Rejuvenation (peremajaan).
Proses yang menyebabkan suatu sungai
mempunyai profil equilibrium mengadakan
erosi vertikal kembali.

Ada 3 macam rejuvenation :


Dinamis: pengangkatan daratan yang bersifat
lokal (berhubungan dengan orogenesa)
Eustatis: penurunan permukaan air laut yang
meliputi seluruh dunia. Terdapat diastrophic
eustatism dan glacio eustatism.
Statis: tidak terdapat penurunan muka air laut
atau pengangkatan daratan.
Rejuvenation (peremajaan).
Dapat terjadi karena:
Berkurangnya sedimen yang ditransport sungai
Pembesaran debit
Bertambah besarnya jaringan sungai (volume
sungai)

Bukti topografi dari rejuvenation:


Rejuvenation dapat diduga ada jika terdapat
ketidakselarasan topografis, umpama bentang
alam old age dengan lembah youth full, conto
valley invalley.
Bukti lain adalah incised meanders.
Agradasi :

Kalau pada rejuvenation terjadi penurunan base


level, juga mengadakan gangguan terhadap siklu
(coba pikirkan) perubahan semacam ini dikenal
dengan istilah agradasi. Pengertian perkembangan
siklus fluviatil. Sering perkembangan siklus
tersebut dihentikan sama sekali, sebabnya antara
lain volkanisma dan perubahan iklim secara
drastic.

Anda mungkin juga menyukai