Anda di halaman 1dari 19

Laporan Drainase Perkotaan

Jalan Gajah Mada, Sukorejo, Bojonegoro, Jawa


Timur.
Oleh :
Kelompok 1
Aulia Karuniawati ( 16.22201.1.020 )
Irfan Salafudin ( 16.22201.1.041 )
Jurais Iswantana ( 16.22201.1.042 )
M. Yani Saputra ( 16.22201.1.055 )
Yuliani Wahyu Sardana ( 16.22201.1.071 )

Jurusan Teknik Sipil


Semester 4 Tahun 2017/2018
Universitas Bojonegoro
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Drainase perkotaaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada
Kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya yang ada di Kawasan kota tersebut.

Bojonegoro adalah salah satu kota yang memiliki banyak drainase khususnya
disepanjang jalan seperti drainase di jalan Gajah Mada, namun tak jarang di saat
hujan lebat drainase tersebut tak dapat menampung dan mengalirkan air sehingga
dapat menimbulkan genangan di jalan dan area sekitarnya.
Tujuan
1 2

Untuk mengetahui besar Untuk menganalisa

intensitas hujan per jam, apakah saluran mampu

debit aliran rencana, dan melewatkan dan

dimensi penampang menampung air yang

saluran. yang datang dari


hujan.
METODE PENELITIAN
Gambaran umum lokasi
Catatan :
• Panjang saluran
drainase (L)
adalah 1,2 km =
1200 m.
• Luas daerah
pengaliran
drainase 2,88
Hektar
Jalan Gajah Mada, Bojonegoro, Jawa Timur.
Pengumpulan Data
Data curah hujan
Data Hidrologi DPU Pengairan hariam maksimum
minimal 10 tahun
pengamatan.

Data keadaan,
Data Hidrolika Pengamatan fungsi dan dimensi
lapangan
saluran drainase.
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Hidrologi
1 Analisis Frekuensi Curah Hujan Dengan Distribusi Gumbel I

 HujanRencana
Menurut Suripin (2004: 32) Tujuan
analisis frekuensi data hidrologi = harga rata – rata sampel
adalah berkaitan dengan besaran = standardeviasi
peristiwa-peristiwa ekstrim yang
berkaitan dengan frekuensi kejadian = reduced mean yang tergantungjumlahsampel
melalui penerapan distribusi = reduced standard deviation yang
kemungkinan. tergantungjumlahsampel
Distribusi frekuensi digunakan untuk = reduced variate, yang dapatdihitungdenganpersamaan
memperoleh probabilitas besaran
curah hujan rencana dalam berbagai
periode ulang
2 Intensitas Curah Hujan Dengan Rumus Mononobe

INTENSITAS (I)
Menurut Asdak (1995),  
menyatakan bahwa instensitas Dimana :
hujan adalah jumlah hujan per R=
satuan waktu. curahhujanrancangansetempat
(mm)
t = Lamanyacurahhujan (jam) Kurva IDF
I = Intensitascurahhujan
(mm/jam) (Loebis, 1992).

3 Waktu Konsentrasi
𝑡  1 =56,7 × 𝐿1,156 × 𝐷 −0,385
𝐿
𝑡  2 =
Tc = Waktu inlet (t1) + Waktu aliran (t2) 60× 𝑉
4 Debit Rencana Dengan Rumus Rasional

Debit rencana adalah debit  Debit Rencana


maksimum yang akan dialirkan
oleh saluran drainase untuk
mencegah terjadnya genangan. Dimana :
C = koefisienaliranpermukaan
I = intensitashujan (mm/jam)
A = luasdaerahpengaliran (Ha)
Analisis Hidrolika
Keterangan :
Kapasitas Saluran Dengan Rumus Manning Q = debit saluran (m3/det)
A = luas penampang basah
saluran (m2)
R = jari – jari hidrolis (m)
  n = koefisien kekerasan
saluran
S = kemiringan dasar
saluran
P = keliling basah (m)
  𝑨 V = kecepatan rata-rata
𝑹=
𝑷 (m/det)

 
JADI, DEBIT SALURAN (Qs) DEBIT HUJAN RENCANA (Qp)
HASIL PEMBAHASAN
Analisis Hidrologi
DATA CURAH HUJAN KOTA BOJONEGORO
Bulan
RH
Tahun Total
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES Max

2002 66 37 18 40 65 0 0 0 0 0 33 54 66 313

2003 52 78 60 20 58 0 0 0 25 45 125 66 125 529

2004 95 56 113 27 48 0 0 0 6 5 47 39 113 436

2005 66 54 60 115 40 11 9 4 54 17 35 75 115 540

2006 83 112 47 34 45 3 0 0 2 4 56 40 112 426

2007 24 52 75 64 15 16 0 0 0 16 69 95 95 456

2008 55 78 76 105 14 20 0 26 20 83 50 89 105 616

2009 85 51 85 0 123 38 8 41 15 0 29 52 123 527

2010 77 80 96 71 53 84 46 84 80 149 60 120 149 1000

2011 22 38 58 47 43 9 14 0 51 41 61 49 61 433
1 Analisis Frekuensi Curah Hujan
Hujan rancangan dengan beberapa kala ulang

Curah Hujan Xi Periode Faktor Hujan


TAHUN (Xi-X)2
(mm) Ulang T Yt Yn Sn Frequensi X S Rencana
(Tahun) (k) (mm) Xt
2002 66 1632,16
2003 125 345,96 2 0,3065 0,507 0,9971 -0,2010831 106,4 26,7 101,03

2004 113 43,56 5 1,4999 0,507 0,9971 0,9957878 106,4 26,7 132,99

2005 115 73,56 20 2,9702 0,507 0,9971 2,4703641 106,4 26,7 172,36

2006 112 31,36 50 3,9019 0,507 0,9971 3,4047738 106,4 26,7 197,31

2007 95 129,96 100 4,6001 0,507 0,9971 4,1050045 106,4 26,7 216

2008 105 1,96


 Nilai rerata X :
2009 123 275,56
2010 149 1814,76 Jumlah data (n) = 10
StandartDeviasi (S) :
2011 61 2016,16 Sn 0,9971
Jumlah 1064 6410,4 Yn 0,507
Rata-rata (X) 106,4
Standart Deviasi (S) 26,7
¿  26,7
Intensitas Curah Hujan Kurva IDF
2
450
Ka ras

400
la
Du

2 5 20 50 100
Ul

350
an

300
g
i

250
5 183,59 241,65 313,20 358,53 392,50
200

10 115,65 152,23 197,30 225,86 247,26 150


f(x) = − 49.14 ln(x) + 143.36
100
15 88,26 116,18 150,57 172,36 188,70
50
30 55,60 73,19 94,85 108,58 118,87 0
T (Menit) 5 10 15 30 60 120 180 240 360 480 720

60 35,03 46,10 59,75 68,40 74,88


120 22,06 29,04 37,64 43,09 47,17
180 16,84 22,16 28,73 32,88 36,00
240 13,90 18,30 23,71 27,15 29,72
360 10,61 13,96 18,10 20,72 22,68
480 8,76 11,53 14,94 17,10 18,72
KALA ULANG TAHUN (mm/jam)
720 6,68 8,80 11,40 13,05 14,29 Logarithmic ()
3 Waktu Konsentrasi  Sehingga intensitas curah hujan rencana adalah

sebagai berikut;
  Waktu Inlet

 
Waktu Aliran (Conduit)  

Di subtitusikan ke
13,3 menit persamaan Kurva IDF
kala ulang 5 tahun
4 Debit Rencana


   
Koefisien run off untuk di jalan
Gajah Madaialah 0,7

0,7 . 222,5 . 2,88


Qs
3
 
(Debit Saluran)
Analisis Hidrolika
B = 65 cm
H = 75 cm
• A (Luas Penampang)
A=B×H
= 65 × 75 = 4875 cm2 = 0,4875 m2
• Keliling Basah (P)
P = B + 2H
= 65 + 2 (75) = 215 cm = 2,15 m
  20
• Jari-jari hidrolik (R)
R=
= = 0,23 m 20 1
60
Bentuk Saluran Segiempat
 

1
1 2
( 60 )

1,97 m3/s
PENUTUP
Kesimpulan
Dari analisis perhitungan yang ada didapatkan :
1. Intensitas hujan sebesar 222,5 mm/jam
2. Debit rencana (Qp) sebesar 1,25 m /s 3

3. Debit saluran (Qs) sebesar 1,97 m /s


3

Maka dapat dikatakan bahwa saluran drainase di jalan Gajah Mada, Sukorejo,
Bojonegoro, Jawa Timur secara kapasitas saluran sudah mampu menampung air
hujan yang jatuh dimana debit rencana curah hujan lebih kecil dibandingkan dengan
debit saluran sehingga ketika hujan, air hujan mampu tertampung di dalam saluran
tersebut. Namun kenyataan dilapangan ialah disaat hujan yang lebat air hujan tidak
mampu tertampung sehingga menimbulkan genangan di sepanjang jalan. Kondisi itu
di pengaruhi akibat dibebarapa titik lubang-lubang di sepanjang jalan tersumbat oleh
sampah dan endapan-endapan tanah. Oleh karena itu air dapat menggenang di jalan.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai