Anda di halaman 1dari 2

1. Penelitian Terkait mengenai pembuatan paving block dengan bahan tambah limbah marmer.

a. Susilowati (2011)
Serbuk marmer adalah limbah dari penambangan batu marmer yang tidak terpakai dan
telah mengalami proses penumbukan sehingga menjadi butiran-butiran halus (tepung).
Pemanfaatan serbuk marmer saat ini terbatas sebagai campuran tanah pertanian untuk
mengurangi kadar asam dan sebagai campuran untuk pembuatan teraso. Dari penelitian
ini dikembang serbuk marmer digunakan untuk bahan alternatif pengganti semen dalam
campuran beton normal. Perancangan beton rencana yang akan dibuat adalah fc 30 MPa.
Serbuk marmer yang digunakan sebagai bahan pengganti semen sebesar 0%, 5%, 10%,
dan 15% dari berat semen. Jumlah benda uji pada masing-masing kadar serbuk marmer 3
buah, pengujian kuat tekan dan kuat tarik dilakukan pada umur 7,14 dan 28 hari. Dari
penelitian tersebut dihasilkan bahwa penggantian limbah marmer terhadap sejumlah
semen pada adukan beton normal dapat meningkatkan kuat tekan beton hanya pada beton
marmer kadar 5% dengan peningkatan kuat tekan pada umur 7 hari sebesar 6,08%, pada
umur 14 hari sebesar 22,22% dan pada umur 28 hari 8,80% dari beton normal (kadar
serbuk marmer 0%). Sedangkan untuk beton marmer 10% dan 15% mengalami
penurunan baik untuk kuat tekan dan kuat tarik.
b. Anton Khristanto dan Salim Himawan (2003)
Penelitian mempelajari tentang pengaruh pemakaian fly ash dalam membuat paving
block. Fly ash yang digunakan berasal dari Tjiwi Kimia sebagai contoh material yang
digunakan untuk pembuatan paving block. Dalam penelitian ini formula dasar kami
peroleh dari literature dan perusahaan paving. Komposisi awal dari penelitian ini
menggunakan perbandingan sebagai berikut: Semen : pasir : kerikil = 1 : 2,11 : 2,63.
Pengembangan penelitian selanjutnya dilakukan variasi komposisi paving dengan
perbandingan semen : pasir : kerikil : fly ash = 1 : 1,3 : 2,6 : 0,8. Hasil penelitian yang
diperoleh mengambarkan bahwa fly ash dapat digunakan sebagai pengganti komponen
pasir, dengan hasil tes kuat tekan rata-rata yang lebih baik sebesar 11,52 %. Komposisi
fly ash yang paling efektif dalam menggantikan pasir adalah 40 %, dan peningkatan
kekuatan yang dihasilkan sebesar 43,09 %. Faktor yang memiliki pengaruh terbesar bagi
penyerapan air dan kuat tekan pada semua sampel paving adalah interaksi antara faktor
Semen-Pasir-Kerikil. Komposisi terbaik dalam penelitian ini terdapat pada formula 12,
dengan perbandingan semen : pasir : kerikil : fly ash = 0,9 : 1,2 : 2,8 : 0,76; dengan kuat
tekan yang dihasilkan sebesar 617,40 kg/cm 2 . Pada umur 28 hari, kuat tekan paving
masa curing 28 hari lebih besar 14,30% dibandingkan masa curing 7 hari. Pada masa
curing yang sama (28 hari), kuat tekan paving umur 60 hari meningkat sebesar 32,58 %
dibandingkan kuat tekan paving umur 28 hari.
c. Ir. Estutie Maulanie, CES, Syahrudin Ardiansa dan Fidyanah Ashri (2010)
Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi optimal paving blokc dari
campuran pulverized fly ash dan pasir lumajang yang kuat tekan, penyerapan air, dan
ketahanan aus mencapai mutu yang direncanakan yaitu K300 atau paling tidak sesuai
dengan SNI 03-0691-1996. Pengujian dilakukan dengan 3 komposisi dengan faktor

semen 0,4 dengan masing-masing komposisi tersebut yaitu 1PC:1FA:1PS:2BP,


1PC:1,5FA:1,75PS:3,25BP, dan 1PC:1FA:2PS:3BP. Kemudian pengujian kuat tekan pada
umur 7,14,28 dan 60 hari, pengujian penyerapan air dan ketahanan aus dilakukan pada
umur 28 dan 60 hari. Hasil uji kuat tekan paving block umur 28 hari menunjukkan bahwa
komposisi 1 dengan perbandingan 1PC:1FA:1PS:2BP merupakan komposisi optimal
karena mempunyai kuat tekan sebesar 440,83 kg/cm2 . Paving Block tersebut, termasuk
dalam klasifikasi mutu A yang tercantum dalam SNI 03-0691-1996 digunakan untuk
jalan. Sedangkan untuk hasil uji penyerapan air dan uji ketahanan aus paving block umur
28 hari mempunyai nilai penyerapan air sebesar 4,449% merupakan mutu A dan uji
ketahanan aus sebesar 0,0658 mm/menit merupakan mutu A yang tercantum dalam SNI
03-0691-1996.
d. Sriutami (2010)
Limbah marmer di Campurdarat Kabupaten Tulungagung sangat berlimpah, karena
Tulungagung merupakan penghasil kerajinan marmer terbesar di Indonesia. Banyaknya
limbah marmer yang dihasilkan sampai sekarang dirasa masih kurang dimanfaatkan. Hal
inilah yang mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian pemanfaatan limbah
marmer sebagai bahan campuran pada pembuatan paving stone. Karena itu untuk
mengetahui kuat tekan pada paving stone yang dihasilkan dengan menggunakan
komposisi semen portland, pasir dan limbah marmer, bila dibandingkan dengan paving
stone yang hanya menggunakan komposisi semen portland dan pasir saja. Dengan
mengacu pada standart Nasional Indonesia (SNI 03-0691-1996). Penelitian ini dilakukan
dengan campuran perbandingan 1Pc : 5Ps dengan variasi komposisi campuran 1Pc : 5Ps :
0Lm, 0,8Pc : 0,2Lm : 5Ps, 0,6Pc : 0,4Lm : 5Pc, 0,4Pc : 0,6Lm : 5Ps dan 0,2Pc : 0,8Lm :
5 Lm, Dimana pada masing-masing komposisi campuran dibuat 5 benda uji, sehingga
jumlah total benda uji 25 buah. Agregat halus diambil dari pasaran di Surabaya, air yang
dipakai menggunakan air PDAM, semen yang digunakan adalah Semen Gresik Jenis I,
dan limbah marmer diambil dari wilayah Campur Darat Kabupaten Tulungagung. Hasil
dari penelitian ini dimana komposisi campuran 0,8Pc : 0,2Lm : 5Ps memiliki kuat tekan
paling besar yaitu 159,43 kg/cm2 lebih besar 2% dari komposisi 1Pc : 5Ps.

Anda mungkin juga menyukai