Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan Limbah

dalam Pembuatan Paving


Block
Isni Filiandini Syaifull
D12112001
Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik

Pemanfaatan Limbah dalam Pembuatan Paving Block


Paving block (bata beton) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari
campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air,dan agregat (abu batu dan
pasir) dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Dengan komposisi tertentu paving block
mempunyai permukaan semi permeable atau permeable yang memungkinkan air dapat masuk ke
dalam tanah. Paving block yang dimanfaatkan sebagai lapisan perkerasan baik di dalam atau di
luar bangunan dapat berwarna seperti aslinya atau diberi warna tertentu.(Anonim,2014)

Limbah

yang

jika

dipandang

sekilas

merupakan

sesuatu

yang

menjijikkan dan tidak memiliki kegunaan , namun itu bersifat relatif bagi
sebagian orang mampu membuat inovasi mengubah benda yang tidak
berharga menjadi pundi-pundi rupiah, diantaranya pemanfaatan berbagai
macam limbah untuk campuran pembuatan paving block. Pemanfaatan akan
mendatangkan efek ganda pada tindak penyelamatan lingkungan. Selain mengurangi dampak
terhadap lingkungan jika bahan sisa ini dibuang begitu saja, juga mengurangi bahkan
menggantikan penggunaan semen portland sebagai bahan utama pembuatan bata beton.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan ternyata pemanfaatan limbah pada
paving block sudah mulai digunakan, adapun inovasi-inovasi yang telah berkembang dari tahun ke
tahun dalam pemanfaatan limbah untuk paving block diantaranya

Pemanfaatan Limbah

Karbit Dan Abu Terbang , Pemanfaatan Limbah Tailing, Potensi Lumpur


Lapindo , Pemanfaatan Limbah Las Karbit , Pemanfaatan Limbah Kulit Kerang
, Pemanfaatan Limbah Batu Bara ,Limbah Adukan Beton Dan Serbuk Kaca

Pemanfaatan Limbah Karbit Dan Abu Terbang


Bahan tambahan yang dapat digunakan adalah abu terbang batubara (fly ash) dan
limbah las karbit yang biasanya hanya dibuang atau ditumpuk oleh industry bengkel las
karbit. Abu terbang batubara (fly ash) memiliki sifat sebagai pengikat jika dicampur
dengan air. Disamping itu juga merupakan pengikat pasir. Pasir silika mempunyai sifat
hidrophilic, yaitu sifat yang dimiliki sebuah material untuk menarik dan mengikat air
pada permukaannya. Sehingga jika abu terbang batubara (fly ash) dicampur dengan air
dan pasir atau limbah las karbit, maka terjadi ikatan di antara abu terbang batubara dan
pasir/ limbah las karbit yang mengakibatkan berkurangnya celah atau pori-pori di antara
butiran pasir dan limbah las karbit.

Pemanfaatan Limbah Tailing


Tailing merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan tambang Limbah Tailing yang digunakan
sebagai agregat halus merupakan tailing PT. Freeport Indonesia yang
diambil

dari

sungai

Aikwa

Kabupaten

Mimika,

Provinsi

Papua,

Indonesia. Karakteristik paving block yang ditinjau adalah :


a. Kuat tekan atau kuat desak
b. Daya serap air
c. Ketahanan kejut (Impact Resistance)
Variasi perbandingan volume semen dengan tailing pada campuran

paving block adalah 1:6, 1:8 dan 1:10.


Pembuatan benda uji paving block mengikuti peraturan SNI 03-0691-

1996.
Umur pengujian benda uji adalah pada umur 28 hari.
Semen yang digunakan adalah semen Portland merek Gresik, tipe I,
tersedia dalam kemasan 40 kg.
Air yang digunakan untuk campuran berasal dari sumur Laboratorium
Benda uji berupa paving block berbentuk persegi panjang dengan

panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 6 cm.


Potensi Lumpur Lapindo
lumpur yang baik untuk pembuatan batu- bata adalah lumpur yang mengandung pasir,
mempunyai daya serap air yang cukup tinggi. Menurut Soedjarno dan Abdul Rochim dalam

Yudawati dkk, 1997 lumpur dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan batu bata
karena mengandung lempung.
Berbagai penelitian telah melakukan pemanfaatan berbagai jenis lumpur sebagai
bahan baku tambahan pembuatan bahan bangunan diantaranya :Bambang. S dan Widarti,
(2003) melakukan penelitian pemanfaatan lumpur sungai sebagai bahan baku pembuatan
paving block dengan hasil lumpur sungai tersebut dapat dijadikan paving dengan
penambahan 30% lumpur sungai dalam agregat halus.
Herliastuti, (2001) melakukan penelitian pemanfaatan lumpur hasil sedimentasi
Instalasi Pengolahan Air Minum sebagai bahan baku pembuatan batu bata diperoleh hasil
bahwa lumpur tersebut dapat dijadikan batu bata dengan penambahan sampai dengan 30%
lumpur sebagai campuran dalam lempung. Hasil penelitian yang disampaikan Widiastuti,dkk
(2005), lumpur limbah cair industri percetakan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
tambahan dalam pembuatan paving block dari 10 sampai 30 % lumpur limbah cair dalam
pasir.

Pemanfaatan Limbah Las Karbit


Perencanaan campuran paving menggunakan perbandingan 1 semen : 3 pasir.
Perbandingan campuran paving block menggunakan limbah las karbit dibagi menjadi lima
campuran yaitu : 37% limbah karbit : 63% semen : 3 pasir, 40% limbah karbit : 60% semen :
3 pasir, 43% limbah karbit : 60% semen : 3 pasir, 45% limbah karbit : 55% semen : 3 pasir,
47% limbah karbit : 53% semen : 3 pasir
Hasil yang diperoleh dari pengujian kuat tekan dapat dilihat dari bentuk grafik kuat
tekan rata-rata dapat diketahui campuran limbah las karbit terkuat sebagai bahan campuran
semen untuk pembuatan paving block yaitu pada campuran 47%, untuk hasil dari pengujian
penyerapan air dapat dilihat pada bentuk grafik dengan hasil campuran limbah karbit terkecil
adalah pada campuran 40% sedangkan untuk hasil terbesar terdapat pada campuran 37%
(Dewi,2011)

Pemanfaatan Limbah Kulit Kerang

Bahan baku campuran berupa pasir dan limbah kulit kerang. Limbah kulit kerang tersebut
nantinya akan digunakan sebagai bahan/agregat kasar, karena kandungan senyawa kimia
SiO2 di dalam kulit kerang, yang mana kandungan senyawa tersebut sama halnya dengan
pasir, sehingga didalam pembuatan paving block nantinnya tidak banyak menggunakan
pasir. Dari segi pemeliharaan kelestarian lingkungan cara ini merupakan salah satu upaya
untuk mereduksi limbah yang berasal dari kulit kerang. (kusuma, 2012))

Limbah Adukan Beton Dan Serbuk Kaca


Limbah sisa adukan beton dan limbah kaca seringkali menjadi sampah dan berpotensi
merusak lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai. Padahal kedua bahan tersebut
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan, salah satunya sebagai pengganti agregat dan semen
pada paving block. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah peneliti mencoba
menggabungkan kedua bahan recycled tersebut menjadi bahan utama dalam pembuatan
paving block mengingat agregat sisa adukan beton dan kaca berwarna hijau merupakan
limbah dari suatu kegiatan atau produk yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan limbah sisa
adukan beton dan serbuk kaca ini bertujuan mendatangkan efek ganda pada tindak
penyelamatan lingkungan. Selain mengurangi dampak terhadap lingkungan jika bahan sisa
ini dibuang begitu saja, juga mengurangi bahkan menggantikan penggunaan material alam
sebagai bahan utama dalam pembuatan paving block. (Tresna)

Daftar Pustaka
Anonim. Pemanfaatan Limbah Karbit Dan Abu Terbang Pada Pembuatan
Paving Block. USU
Anonim. 2014. Pemanfaatan Limbah Tailing PT. Freeport Indonesia Dalam
Aplikasinya Terhadap Pembuatan Paving Block.ITS
Karimah, Rofikatul.2008.Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku
Tambahan Pembuatan Batu Bata. Staf Pengajar Jurusan Teknik
Sipil Universitas Muhammadiyah : Malang
Kusuma, Dewi.2011. Pemanfaatan Limbah Las Karbit Sebagai Campuran
Pembuatan Paving Block. Universitas Jember
Kusuma, Erwin Wijaya. 2012. Pemanfaatan Limbah Kulit Kerang Sebagai
Bahan

Campuran

Pembuatan

Paving

Block.

Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jatim . Surabaya.


Safitri,Endah, Djumari.2009. Kajian Teknis Dan Ekonomis Pemanfaatan
Limbah Batu Bara (Fly Ash) Pada Produksi Paving Block. UNS.
Theresia Liris Windyaningrum. 2010. Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan.
Universitas Widya Mandala Madiun
Tresna, Rida Madya, Dkk. Studi Sifat Mekanik Paving Block Terbuat Dari
Limbah Adukan Beton Dan Serbuk Kaca. Universitas Indonesia :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai