Anda di halaman 1dari 12

Ilmu Lingkungan

PEMANFAATAN LIMBAH
GYPSUM MENJADI BAHAN TAMBAH BATAKO

RAIHAN DWIKA PAMUNGKAS


051001900081
Ilmu Lingkungan

Latar Belakang

Batako merupakan bata cetak yang terdiri dari campuran antara pasir, semen dan air. Batako
terdiri dari dua jenis yaitu batako berlubang dan batako pejal. Dalam penelitian ini
mempergunakan benda uji berupa batako dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 10 cm. Bahan-bahan
yang digunkan adalah pasir dari Klaten, limbah Gypsum Karanganyar, Semen merk Tiga Roda, air
di ambil dari Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, bahan tambah limbah gypsum, dengan variasi penambahan 0%, 1%,
2%, 3%, 4% dari berat adukan batako. Pengujian dilakukan pada umur 28 hari di Laboratorium
Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada pengujiankuat tekan dengan fas 0,4 pada
presentase penambahan limbah gypsum 1% menghasilkan kuat tekan maksimum sebesar 8,017
MPa, sedangkan pada kuat tekan normal sebesar 4,056. Sedangkan kuar tarik belah batako
dengan penambahan limbah gypsum sebesar 3% dan 4% pada fas 0,4 menghasilkan nilai kuat
tarik belah maksimum 0,481 MPa, sedangkan kuat tarik belah normal 0,311 MPa.
Ilmu Lingkungan

Tujuan Penelitian

1. Mengatasi penumpukan limbah berlebih pada lingkungan.


2. Memanfaatkan limbah gypsum dalam pembuatan batako
Ilmu Lingkungan

Batako
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 03-0349-1989),
conblock (concrete block) atau batu bata cetak beton adalah
komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen
Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan
tambahan lainnya (additive/substitutive), dicetak sedemikian
rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
bahan untuk pasangan dinding. Batako adalah bata yang
dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis ditambah dengan
agregat halus dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya dan mempunyai luas penampang lubang lebih dari 25
% penampang batanya dan isi lubang lebih dari 25 % isi
batanya
Ilmu Lingkungan

Berdasarkan bahan pembuatannya batako dibedakan menjadi 2 macam (Hendratmo, 2010), yaitu :

1. Batako press, dibuat dari campuran semen dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara
manual, ada juga yang menggunakan mesin. Perbedaannya dapat dilihat pada kepadatan
permukaan batakonya. Umumnya memiliki ukuran panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm dan tinggi 18-
20 cm.
2. Batako putih, dibuat dari campuran tras, batu kapur dan air. Campuran tersebut dicetak. Tras
merupakan jenis tanah berwarna putih/putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu
gunung berapi. Umumnya memiliki ukuran panjang 25-30 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-18 cm.
Ilmu Lingkungan

Berdasarkan tipenya batako dibagi menjadi 6 macam (Supribadi, 1986), yaitu :

1. Tipe A : Ukuran 20x20x40 cm berlubang untuk tembok/dinding pemikul dengan tebal 20 cm.
2. Tipe B : Ukuran 20x20x40 cm berlubang untuk tembok/dinding tebal 20 cm sebagai penutup pada sudut-sudut
dan pertemuan-pertemuan.
3. Tipe C : Ukuran 10x20x40 cm berlubang dipergunakan sebagai penutup dinding pengisi dengan tebal 10 cm dan
memiliki void di sisinya.
4. Tipe D : Ukuran 10x20x40 cm berlubang sebagai dinding pengisi pemisah dengan tebal 10 cm.
5. Tipe E : Ukuran 10x20x40 cm tidak berlubang untuk tembok-tembok setebal 10 cm. Dipergunakan untuk
dinding pengisi atau pemikul sebagai hubungan sudut-sudut dan pertemuan-pertemuan.
6. Tipe F : Ukuran 8x20x40 cm tidak berlubang sebagai dinding pengisi.
Ilmu Lingkungan

Gypsum
Gypsum merupakan bahan galian yang terbentuk dan air tanah
yang mengandung ion-ion sulfat dan sulfida. Gypsum adalah
bahan yang biasa ditambahkan pada proses pembuatan
semen. Di alam, gypsum merupakan massa yang padat dan
berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut
disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksidasi besi,
anhidrat, karbohidrat, dan sedikit SiO2 atau oksida logam lain .
Papan gipsum atau gypsum board merupakan material pelapis
interior untuk dinding pembatas dan plafon gypsum, serta
dapat diaplikasikan sebagai pelapis dinding bata. Saat ini,
penggunaan papan gypsum untuk interior sudah semakin luas,
disebabkan oleh karakteristiknya yang tahan api dan finishing
yang sangat baik, bobotnya pun ringan serta pengerjaan yang
cepat dan kering .
Ilmu Lingkungan

Analisis Dampak Lingkungan


Limbah gypsum termasuk ke dalam jenis Limbah B3 (bahan Berbahaya dan Beracun), jenis limbah ini
paling tidak ramah lingkungan dan sangat berbahaya bagi keberlangsungan manusia. Karena bahan B3
jenis ini dapat merusak lingkungan dan ekosistem di seluruh alam, seperti merusak lapisan ozon.

Dampak buruk limbah gypsum bagi lingkungan :


1. Pencemaran Tanah, Air, dan Udara
Limbah yang dibuang begitu saja ke lingkungan tanpa pengolahan khusus dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Zat beracun yang terkandung di dalamnya mengancam kelestarian organisme
tanah, air, dan udara.
2. Menyebabkan gangguan Kesehatan
Limbah gypsum dapat menyebabkan gangguan serius pada fungsi syaraf dan organ tubuh manusia jika
terhirup melalui partikel udara.
Ilmu Lingkungan

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa nilai kuat tekan optimum batako berlubang yang
menggunakan limbah gypsum board sebagai pengganti sebagian semen dengan komposisi 0% sebagai
kontrol, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen dapat memenuhi SNI 03-0349-1989 tentang bata beton
untuk pasangan dinding.

Bahan-bahan
1. Semen Portland
2. Agregat halus
3. Air
4. Limbah Gypsum
Ilmu Lingkungan

Analisa Dampah
Dari Inovasi
a. Aspek Lingkungan
Hasil penilitian ini memanfaatkan limbah gypsum untuk mengurangi jumlah limbah gypsum di
lingkungan masyarakat, kawasan industri lokalmaupun kawasan industri nasional. Penggunaan limbah
gypsum sebagai bahan pengganti agregat halus dalam pembuatan batako dapat meminimalisir limbah
yang ada sehingga lebih ramah lingkungan.
b. Aspek Ekonomi
Dalam pembuatan batako menggunakan limbah gypsum ini sangat berpengaruh pada biaya atau
anggaran yang dikeluarkan. Metode pembuatan batako ini sangat terjangkau dan bermutu tinggi karena
memanfaatkan limbah bekas sebagai pengganti semen dan pasir, sehingga dapat meminimalisir biaya.
Ilmu Lingkungan

Kesimpulan

1. Limbah gypsum dapat didaur ulang kembali untuk suatu benda yang bernilai.
2. Limbah gypsum dapat dimanfaatkan menjadi subsidi pengganti semen dalam pembuatan
batako.
3. Pemanfaatan limbah ini memiliki banyak keunggulan dalam segi ramah lingkungan karena dapat
mengurangi ekplotasi sumber daya alam.
4. Proses pembuatan beton menggunakan limbah ini mudah dan tidak menimbulkan polusi suara
yang mengganggu lingkungan sekitar.
5. Penggunaan limbah gypsum dapat meminimalisir biaya.
Ilmu Lingkungan

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai