Anda di halaman 1dari 2

Langmuir Isoterm

Asumsi dasar

Laju adsorpsi bergantung pada faktor ukuran dan struktur molekul adsorbat, sifat pelarut, dan
porositas (ukuran dari ruang kosong di antara material dan merupakan fraksi dari volume ruang
kosong terhadap total volume), objek pada permukaan yang homogen, dan terjadi secara
monolayer.

Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir tersebut ditulis dalam bentuk persamaan linier yaitu sebagai
berikut:

C 1 C
= +
𝑚 𝑏𝐾 𝑏

Dengan C adalah konsentrasi kesetimbangan (mg/L), m adalah jumlah metilen biru yang teradsorpsi per
gram adsorben pada konsentrasi C (mg/g), b adalah jumlah metilen biru yang teradsorpsi saat keadaan
jenuh (kapasitas adsorpsi) (mg/g) dan K adalah konstanta kesetimbangan adsorpsi (L/mol). Dari kurva
linier hubungan antara C/m versus C maka dapat ditentukan nilai b dari kemiringan (slop) dan K dari
intersep kurva. Energi adsorpsi (Eads) yang didefinisikan sebagai energi yang dihasilkan apabila satu mol
metilen biru teradsorpsi dalam adsorben dan nilainya ekuivalen dengan nilai negatif dari perubahan
energy Gibbs standar, ΔG°, dapat dihitung menggunakan persamaan:

E = − ∆G°ads = R T ln K

Dengan R adalah tetapan gas umum (8,314 J mol-1 K), T adalah temperatur (K) dan K adalah konstanta
kesetimbangan adsorpsi yang diperoleh dari persamaan Langmuir, sehingga energi total adsorpsi E
harganya sama dengan negatif energi bebas Gibbs (Oscik, 1982).

Adapun grafik isoterm adsorpsi Langmuir

Berdasarkan harga energi adsorpsinya, diperkirakan adsorpsi terjadi akibat adanya gaya-gaya yang tidak
seimbang pada batas antar permukaan, sehingga mengakibatkan perubahan jumlah molekul, atom atau
ion. Proses adsorpsi melibatkan berbagai gaya yaitu gaya Van der Waals, ikatan hidrogen, gaya
elektrostatik (ikatan ionik), dan ikatan kovalen koordinasi, maka dapat diperkirakan jenis adsorpsi yang
terjadi. Apabila energi adsorpsinya kurang dari 20 kJ/mol, maka jenis adsorpsinya adalah adsorpsi fisika.
Sedangkan apabila energi adsorpsinya melebihi 20,92 kJ/mol, maka jenis adsorpsinya adalah adsorpsi
kimia (Adamson and Gast, 1997). Adsorpsi fisika (physisorption) melibatkan gaya antarmolekular
diantaranya gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen. Sedangkan adsorpsi kimia (chemisorption)
melibatkan ikatan kovalen koordinasi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh adsorbat dan
adsorben (Oscik, 1982).

Tipe 1 – adsorpsi satu molekul ketika dalam keadaan kesetimbangan yang dinamis

A(g) + M(surface site) ⇋ AM


Rata-rata dari adsorpsi : rads = k ads (1 − 𝜃)𝑃
Rata-rata dari desorpsi : rads = k des 𝜃

Tipe 2 – satu molekul diadsorpsi secara diasosiatif pada suatu objek (lokasi kejadian)

A − B(g) + M(surface site) ⇋ A − M − B


Tipe 3 – dua molekul diasopsi pada dua objek (lokasi kejadian)
A(g) + B(g) + 2M(surface site) ⇋ A − M + B − M

isoterm adsorpsi Langmuir ini memiliki kelemahan yaitu adsorpsi dengan model Langmuir sangat
menimpang pada beberapa kasus karena model ini gagal untuk menghitung kekesatan dari permukaan
adsorbat. Permukaan yang memiliki kekesatan yang berbeda mempunyai banyak jenis tempat untuk
terjadinya adsorbsi dan beberapa parameter berubah-ubah dari satu tempat ke tempat lain, contoh pada
panas yang diserap. Model Langmuir juga mengabaikan interaksi dari adsorbat. Melalui percobaan dapat
diketahui bukti yang nyata bahwa terjadi interaksi antara adsorbat pada data percobaan panas yang
diserap. Terdapat dua macam interaksi adsorbat, yaitu secara langsung atau tidak langsung. Interaksi
secara langsung terjadi pada batas molekul yang diserap, sehingga dapat menyebabkan penyerapan dekat
dengan adsorbat lain dapat berlangsung lebih cepat atau lambat. Pada interaksi langsung, adsorbat
mengubah permukaan di sekitar tempat yang diserap, sehingga mempengaruhi penyerapan dari molekul
adsorbate didekatnya.

Anda mungkin juga menyukai