Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN KADAR SAKARIN DAN BENZOAT DENGAN METODE HPLC PADA PRODUK MAKANAN DAN

MINUMAN

Devina Intan S.1*, Widhi Nugroho M.


1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa
Tengah 50711
*652017002@student.uksw.edu
ABSTRAK
Pada percobaan penentuan kadar sakarin dan benzoate dalam sampel dengan metode HPLC
yang bertujuan untuk menentukan kadar sakarin maupun benzoate dalam sampel yang diuji yang
meliputi sambal sachet, nutrisari, kratingdeng, newgreentea, Fanta, dan ale-ale dilakukan dengan
pembuatan kurva standar baik sakarin maupun benzoate yang diukur dengan diinject pada HPLC dan
ditentukan persamaan linearnya kemudian sampel masing-masing dibuat dengan konsentrasi 1% (b/v)
kemudian disaring dengan syringe filter dan diinject pada HPLC kemudian ditentukan kadarnya dengan
perhitungan persamaan kurva baku masing-masing senyawa. Didapatkan hasil persamaan linear pada
kurva baku benzoate adalah y=5620x-488.29 dan pada sakarin adalah y=5456.4x+5835.5 Pada sampel
yang diuji didapatkan sambal sachet, kratingdeng, newgreentea, Fanta, dan ale-ale mengandung
benzoate sedangakan sampel sambal sachet, kratingdeng, greentea, dan ale-ale mengandung sakarin,
danpada sampel nutrisari tidak dapat dideteksi kadar sakarin maupun benzoatnya. Pada sampel Fanta
didapatkan kadar benzoate nya adalah 0.011265% (w/v), sampel ale-ale kadar benzoate dan sakarinnya
adalah 0.016006% (w/v) dan 0.0028% (w/v), sampel new greentea kadar benzoate dan sakarinnya
adalah 0.000756% (w/v) dan 0.000138% (w/v), sampel kratingdeng kadar sakairn dan benzoatnya adalah
0.01294% (w/v) dan 0.02151% (w/v), pada sambal sachet didapatkan kadar benzoate dan sakarinnya
adalah 0,030144% (w/v) dan 0.000757% (w/v), sedangkan pada sampel nutrsari tidak ditdeteksi untuk
kadar sakarin dan benzoatnya. Dalam produk makanan dan minuman yang diuji, keseluruhan hasilnya
masih di bawah batas penambahan FDA sehingga disimpulkan produk tersebut layak dikonsumsi.
Kata kunci : sakarin, benzoate, HPLC
ABSTRACT
In the experiment in determining the amount of saccharine and benzoate in samples with HPLC
method to determine the amount of saccharine and also benzoate in the tested sample that consist of
chilli sachet, nutrisari, kratingdeng, newgreentra, Fanta, and ale-ale that is done by making standard
calibration curve for saccharine and benzoate which is calculated by injecting in HPLC and determining
the linear equation then each samples are made with 1% concentration (w/v) for each an d then filtered
with syringe filter and injected in HPLC after that determined the amount by calculating from the
equation of standard calibration curve for each samples. The result of the linear equation from the
standard calibration curve of benzoate is y=5620x-488.29 and from saccharine is y=5456.4x+5835.5 In
the tested samples obtained that nutrisari’s saccharine and benzoate can’t be detected. In the Fanta
sample, the amount of the benzoate is 0.011265%, in the ale-ale sample, the amount of the benzoate
and saccharine are 0.016006% (w/v) and 0.0028% (w/v), in the newgreentea sample, the amount of the
benzoate and saccharine are 0.000756%(w/v) and 0.000138% (w/v), in the kratingdeng sample, the
amount of the benzoate and saccharine are 0.01294% (w/v) and 0.02151% (w/v), in the sachet chilli
sample, the amount of the benzoate and saccharine are 0,030144% (w/v) and 0.000757% (w/v), while in
the nutrisari sample no saccharine and benzoate are detected. In the food and drinking products that
tested, all of the results are still under the addition from FDA then we can conclude that those products
are still worth to consume.
Keywords : saccharine, benzoate, HPLC

PENDAHULUAN
Benzoat termasuk sebagai bahan pengawet pada produk makanan maupun minuman. Natrium
benzoate meruapakan salah satu pengawet yang sering digunakan karena lebih mudah larut dalam bent
uk daripada dalam bentuk asam. Benzoat dapat menghambat terjadinya kerusakan pembusukan pada m
akanan atau minuman Penggunaan benzoate dalam jumlah yang melebihi ketentuan dapat menyebabka
n kerusakan pada DNA (Yuliarti,2007). Sakarin termasuk dalam pemanis buatan yang digunakan sebagai
bahan tambahan makanan maupun minuman. Kalori yang dihasilkan oleh pemanis buatan ini lebih rend
ah dari gula sehingga biasa ditujukan untuk penderita diabete melitus (Winarno, 1994).Pada konsentrasi
tinggi sakarin menimbulkan rasa pahit. Dalam usus, sakarin tidak dapat dicerna sehingga tidak dapat dik
eluarkan melalui urine yang mengakibatkan kanker pada kandung kemih (Renwick, 1983)
Metode HPLC digunakan karena mampu menganilisis sampel dalam jumlah kecil dan dalam bent
uk campruan, waktu analisis yang relatif cepat dengan ketetapan yang tinggi, selektifitas, dan sensifitas y
ang baik (Rohman, 2007). Proses pemisahan pada HPLC ini didasarkan pada fase gerak dan sampel yang
berikatan berikatan dengan fase diam (kolom). Zat yang mempunyai kepolaran sama dengan fase gerak
akan keluar terlebih tidak dengan fase diam sedangkan zat yang mempunyai kepolaran yang sama denga
n fase diam akan tertahan. Kepolaran fase gerak semakin mendekati kepolaran zat pada sampel maka ti
me retention zat semakin pendek (Meyers, 2000). Fase terbalik (reverse phase) merupakan metode unt
uk menganalisis campuran bahan tambahan, karena zat pada sampel bersifat polar dan larut dalam air s
ehingga jika digunakan HPLC dengan normal phase akan sulit dipisahkan karena fase diam yang cenderu
ng lebih polar dan fase gerak yang bersifat non-polar (Meyers, 2000; Nollet, 1996). Fase gerak yang serin
g dipakai dalam reverse phase merupakan campuran dari methanol dengan larutan buffer (De Lux, 200
4). Proses pelarutan yang baik untuk sampel dapat dilakukan dengan pelarut methanol yang bersifat pol
ar berdasarkan prinspi “like dissolve like” yaitu senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut pol
ar sehingga senyawa benzoate akan dapat larut pada pelarut methanol (Adnan, 1997).
TUJUAN
Tujuan dari percobaan yang dilakukan adalah menentukan kadar sakarin dan benzoate dari sam
pel yang diuji sambal sachet, nutrisari, kratingdeng, newgreentea, Fanta, dan ale-ale.
METODE
Pembuatan Kurva Standar
Alat yang digunakan adalah pipet tetes, labu takar 25 ml, botol kaca, chromatography gastight
microliter syringes ,dan alat HPLC. Bahan yang digunakan adalah larutan induk sakarin dan benzoate mas
ing-masing 1000 ppm dan akuabides.
Metode yang dilakukan adalah dengan dibuat larutan dari sakarin dan benzoate standar dengan
konsentrasi 2.5 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm dari larutan induk 1000 ppm dengan
diencerkan pada labu takar 25 ml dengan akuabides, Kemudian dimasukkan dalam botol kaca. Diinjeksik
an larutan dengan chromatography gastight microliter syringes ke dalam alat HPLC. Kermudian dijalanka
n alat HPLC secara single run.
Pengukuran Sampel
Alat yang digunakan adalah pipet tetes, labu takar 25 ml, botol kaca, syringe filter, chromatogra
phy gastight microliter syringes ,dan alat HPLC. Bahan yang digunakan adalah larutan induk sakarin dan
benzoate masing-masing 1000 ppm dan akuabides.
Metode yang dilakukan adalah dengan dibuat larutan sampel dengan 0.1 % yang dengan dience
rkan pada labu takar 25 ml dengan akuabides, Kemudian dimasukkan larutan sampel dalam botol kaca.
Disaring larutan dalam botol kaca dengan syringe filter dan dimasukkan ke dalam botol kaca yang lain. S
ampel disuntikkan ke dalam alat HPLC dengan chromatography gastight microliter syringes sebanyak 60
μl. Kemudian dijalankan alat HPLC secara single run.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Luas area larutan standar Benzoat pada konsentrasi tertentu
Konsentrasi (ppm) Luas Area
2,5 13791
5 30587
10 56015
15 82756
20 114344
Gambar 1.
Kurva stand Kurva Standar Benzoat
ar Benzoat 140000
120000
100000 f(x) = 5620.03 x + 488.29
Kurva Standar
R² = 1 Sakarin
Luas Area

80000
140000
60000
120000
40000
f(x) = 5456.4 x + 5835.45
100000 R² = 0.99
20000
Luas Area

80000
0
0 5 10 15 20 25
60000
40000
Konsentrasi (ppm)

20000
Tabel 2. Luas area larutan stan
0
0 5 10 15 20 25 dar Sakarin pada konsentrasi te
Konsentrasi (ppm) rtentu
Konsentrasi (ppm) Luas Area
2,5 25342
5 29584
10 57248
15 84055
20 119409
Gambar 1. Kurva standar Sakarin
Tabel 3. Kadar sakarin dan benzoate dari sampel
Bahan Kadar (%, w/v)
Benzoate Sakarin
Sambal sachet 0,030143612 0,000757078
Nutrisari 0 0
Kratingdeng 0,021513719 0,01294
Newgreentea 0,000755712 0,000138249
Fanta 0,011264609 0
Ale-ale 0,016006601 0,002852209

Pada hasil HPLC, didapatkan sakarin memiliki peak yang lebih dulu muncul dengan time
retention yang lebih singkat dibandingkan dengan benzoate. Dengan menggunakan HPLC reverse phase
dimana fase diam yang dipakai lebih non polar dibandingkan dengan fase geraknya sehingga
disimpulkan bahwa sakarin lebih polar dibandingkan dengan benzoate karena lebih tidak terikat pada
fase diamnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dimana pada hasil
HPLC dengan reverse phase, sakairn juga memiliki waktu retensi yang lebih singkat meskipun tidak
terlalu jauh dari benzoate dikarenakan dimungkinkan terjadinya tailing pada gambar yang telah
ditentukan dalam penelitian tersebut sehingga hasilnya kurang maksimal (Hayun, Harahap and Azizah,
2017).
Pada penentuan kadar sakarin dan benzoate pada sampel dengan dibuat terlebih dahulu kurva
bakunya pada benzoat didapatkan persamaan kurva baku dengan nilai luas area vs waktu adalah y =
5620x + 488.29 dengan nilai linearitas R 2 adalah 0.9983 (Gambar 1.). Hal ini berarti nilai linearitas dari
kurva baku yang dibuat memenuhi syarat kurva baku yang baik dimana memiliki nilai koefisein korelasi
lebih dari sama dengan 0.99 (). Sedangkan pada sampel didapatkan kadarnya pada masing-masing
sampel yang dibuat dengan konsentrasi 1% yang pada perhitungan kadarnya telah dikalikan factor
pengenceran sehingga menjadi kadar total adalah 0.016006% (w/v) untuk ale-ale, 0.030144% (w/v)
untuk sambal sachet, 0,021513% untuk kratingdeng, 0.000755% untuk newgreentea, 0.011265% untuk
fanta, dan 0% untuk nutrisari. Hasil ini didapatkan dari perhitungan persamaan kurva baku pada
benzoate yang juga diukur dengan HPLC. Masing-masing pengukuran yang menggunakan panjang
gelombang 254 nm ini dikarenakan pada panjang gelombang tersebut muncul peak benzoate pada … hal
ini sesuai dengan teori dimana benzoate akan memunculkan peak dan terdeteksi oleh HPLC pada
panjang gelombang tersebut. Pada perhitungan hasil kadar didapatkan sampel produk mengandung
benzoate adalah Fanta, ale-ale, sambal sachet, kratingdeng, dan newgreentea. Hasil ini sesuai dengan
komposisi yang tertera pada masing-masing komponen makanan yang menyebutkan adanya kandungan
benzoate terutama ditemukan dalam bentuk natrium benzoate seperti pada sambal sachet sebagai
pengawet untuk produk makanan tersebut. Akan tetapi jumlahnya tidak disebutkan secara pasti meski
pada penggunaannya seharusnya tidak boleh melebihi 0,1% sesuai dengan pernyataan dari Dionex
(2004). Akan tetapi pada beberapa produk makanan yang diuji didapatkan mengandung cukup banyak
kandungan senyawa ini sehingga jika konsumsinya terlalu banyak akan membahayakan bagi kesehatan
tubuh. Meski demikian dalam percobaan HPLC yang telah dilakukan tidak dilakuakn validasi metode
terutama dari LOD dan LOQ nya sehingga ketepatan dan kebenaran kadar perhitungan untuk dideteksi
dan dihitung secara signifikan masih belum sepenuhnya dapat dianggap benar. Namun berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan, nilai LOD dan LOQ dari benzoate adalah 0,2 ppm untuk LOD dan 0,852
ppm untuk LOQ (Hayun, Harahap and Azizah, 2017) maka nilai kadar dari sampel massing-masing masih
di atas/ di bawah nilai konsentrasi ini sehingga nilai kadar tidak dapat/ dapat ditentukan secara pasti
(analisa di tiap makanan=)) (kalo ada aja kalo enda gpp hehe). Pada jumlah maksimum benzoate yang
masih diperbolehkan, untuk produk makanan adalah 0,2% sedangakn untuk produk minuman adalah
0,015 % maka pada masing-masing sampel yang diuji disimpulkan tidak melebihi batas tersbut dan
masih diperbolehkan untuk ditambahkan benzoate pada produknya dengan kategori aman (Dionex,
2004).
Pada kurva baku sakarin didapatkan persamaan linearnya adalah y=5456.4x+ 5835.5 dengan
nilai R2 yang menunjukkan lienaritas dari kurva baku yang dibuat adalah 0.9855 dengan nilai yang
dipakai pada kurva baku adalah hubungan antara luas area dengan waktu. Nilai R 2 yang kurang dari 0.99
ini masi dapat diterima sebagai nilai linearitas yang baik dikarenakan memiliki nilai yang sangat
mendekati 0.99. didapatkan pada masing-masing sampel berdasarkan perhitungan dari persamaan
linearnya pada kurva baku memiliki konsentrasi sebesar 0.002852% (w/v) untuk untuk ale-ale,
0.000757% (w/v) untuk sambal sachet, 0.01294% (w/v) untuk kratingdeng, 0.000138% (w/v) untuk
newgreentea, 0% (w/v) untuk fanta, dan 0% (w/v) untuk nutrisari. Sakarin sendiri merupakan bahan
pemanis buatan yang berdasarkan … tidak boleh melebihi jumlah yang telah ditetapkan yaitu … karena
jika melebih batasan ini akan membahayakan kesehatan. Untuk sampel nutrisari didapatkan
konsentrasinya 0% (w/v) dan tidak terdeteksi kemungkinan karena samoel ini memang tidak
mengandung skarin dan benzoate namun juga dimungkinkan bahwa pembacaan pada sampel ini tidak
berlangsung secara baik sehingga data yang terbaca seperti hilang dalam proses pengolahannya meski
muncul pak namun tidak terbaca di gambar HPLC. Pada jumlah maksimum sakarin yang masih
diperbolehkan, untuk produk makanan adalah … sedangkan untuk produk minuman adalah …(yang
kamu nemu kmr hehe aku lupa berapa hehe) maka pada masing-masing sampel yang diuji disimpulkan
tidak melebihi batas tersebut dan masih diperbolehkan untuk ditambahkan sakarin pada produknya
dengan kategori aman ().
KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar sakarin dan benzoate masing-masing pada
sampel Fanta, kratingdeng, newgreentea, ale-ale, sambal sachet, dan nutrisari adalah 0% (w/v) dan
0.011264% (w/v), 0.01294% (w/v) dan 0.021514% (w/v), 0.000138% (w/v) dan 0.000755% (w/v),
0.002852% (w/v) dan 0.016006% (w/v), 0.000757% (w/v) dan 0.03014% (w/v), 0% (w/v) dan 0% (w/v)
dengan perhitungan menggunakan persamaan kurva standar masing-masing senyawa yang diuji yaitu
sakarin dan benzoate adalah dari 2.5 ppm hingga 25 ppm.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kegiatan pe
rcobaan maupun membantu dalam memberi pengertian dan gambaran analisa dalam penulisan PKM-AI
dengan judul Penentuan Kadar Sakarin dan Benzoat Dengan Metode HPLC pada Produk Makanan dan M
inuman ini kepada asisten dosen dan laboran serta pada dosen yang telah menyampaikan materi menge
nai analitik. Juga diucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak la
ngsung dalam pembuatan kajian ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. (1997). Teknik Kromatografi Untuk Analisa Bahan Makan. Yogyakarta: Andi Offset.
De Lux Putra, E. (2007). Dasar-dasar Kromatografi Gas & Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Fakultas Farm
asi USU: Medan.
Dionex, 2004. Determination ofbenzoate in liquid food products by reagent-free TM ion chromatography,
Application Note 165, ThermoScientific.
Hayun, H., Harahap, Y. and Azizah, C. N. (2017) ‘Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat,
Kofeina, Dan Aspartam Di Dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda Secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi’, Majalah Ilmu Kefarmasian, 1(3), pp. 148–159. doi: 10.7454/psr.v1i3.3377.
Meyers, RA. Encyclopedia of Analytical Chemistry, vol 5, New York :John Wiley and Sons Ltd,
Nollet, Leo. Handbook of food analysis,vol 2, New York : MarcellDekker Inc, 1996 : 1745-1746,1835-1844,
1853-1857.
Renwick A.G., (1983). The Fate of Nonnutritive Sweeteners in Body, in Developments in Sweeteners In Fo
of Additives, Volume 2, Grenby T. Parker K, Lindley M., Applied Science Publishers, London.
Rohman, A., dan Gandjar, I. G., 2007. Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya DiBalik Lezatnya Makanan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Winarno, F.G., (1994). Bahan Tambahan Makanan dan Kontaminan, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jak
arta.

Anda mungkin juga menyukai