Anda di halaman 1dari 36

Parameter

spesifik
Endang Diyah Ikasari
 Aspek kandungan kimia kualitatif dan aspek
kuantitatif kadar senyawa kimia yang bertanggung
jawab langsung thd aktivitas farmakologis
 Contoh: ginkolida, dlm Ginko biloba
 Menaikkan sirkulasi darah ke otak
 Ada sinergisme dg flavonoid ttt
 Maka 2 senyawa tsb hrs dpt ditentukan kadar
 Bgm menentukan:
 Lempuyang gajah (Z. zarumbet)
 Lempuyang wangi (Z. aromaticum)
 Lempuyang pahit (Z. littorale)

 Dilihat
profil KLT curcumin, gingerol,
zerumbon
Marker compound
1. Senyawa aktif, co: saponin ginsenosida
2. Senyawa utama, co: kurkuminoid
3. Senyawa identitas, co: lunamarin, lunakrin,
lunasin  daun sanrego (Lunasia amara)
4. Senyawa aktual
Cukup sulit,......
 Sambang darah  ??? Stigmasterol/ triterpen
 Pare (Momordica charantia)  ??? Charantin /
momordisin
 Daun belimbing wuluh  apigenin
Sehingga perlu...
 Penelitian aktivitas lanjutan
 Yg menargetkan senyawa/kelompok senyawa yg
berefek biologis ttt
 Penelusuran kandungan kimia
 Cari pustaka yang relevan
Standardisasi aspek spesifik
 ProfilKLT
 PK marker
 PK total gologan metabolit
 Kelarutan ekstrak dalam pelarut ttt (etanol dan air)
Aspek profil KLT
 Untuk menunjukkan adanya marker betul ada di
dalam ekstrak  otentik secara kimiawi
 Parameter  marker muncul sbg spot yg terpisah
 Masalah:
 Marker tdk muncul sbg spot tunggal
 Tidak ada marker yg otentik
 Mrpk pilihan pertama  metode yg mudah dan
murah
 Dipengaruhi:
 Sistem tepat
 Jenis pelarut ekst
 Jml penimbangan sampel
 Metode visualisasi
Sistem kromatografi
 Masalah FD
 Fase normal  silica gel GF254
 Fase terbalik  C18 yg terikat silica

 Masalah FG
 Fase normal
 Kloroform:metanol
 Heksana:etil asetat
 Aseton:benzena
 Heksana/kloroform/metanol+dietilamin
 +air
 +asam lemah
 Fase terbalik
 Metanol:asetonitril
 +air
Jenis pelarut ekstrak
 Kelarutan marker
 Prediksi kelarutan marker shg kadar yg terambil
cukup utk terdeteksi
 Kerja semi kuantitatif
Jumlah penimbangan sampel
 Kadar marker rendah
 Galangin  Languas galanga
 Apigenin  Averrhoa bilimbi
 Luteolin  Coleus amboinicus, Soncus arvensus
 Kuersetin  Psidium guajava

 Totolkan dg mikropipet/pipa kapiler  semi


kuantitatif
Metode visualisasi
 Sbg dasar untuk PK  densito, spektro, HPLC,
GC
 General :
 UV 254nm
 UV 366nm
 Derivatisasi  Anisaldehid/vanilin + asam sulfat
 Khusus  dragendorff, FeCl3, KOH, sitroborat
Aspek PK marker
 Untuk menunjukkan secara kuantitatif kadar
marker yang ada di dlm ekstrak shg dpt ditentukan
jml senyawa yg bertanggung jawab thd aktivitas
farmakologi ekstrak
 Parameter  terbaca kadar ttt marker
Keberhasilan analisis, dipengaruhi:
• Ketelitian volume larutan yg ditotolkan
• Besar titik totolan
• Jarak antar totolan
• Jarak elusi

Sumber kesalahan: penggunaan


mikrokapiler ukur dan mikrosyringe
dalam penotolan  teknik
penyemprotan sampel secara otomatis,
scr elektronik
• Sinar (λ) datang pada adsorban tanpa noda
 dipantulkan kembali seluruhnya
• Sinar ((λ) datang pada adsorban yg tdp noda
 sebagian sinar diserap, sebagian
dipantulkan
• Perbedaan intensitas sinar diubah mjd sinyal
listrik (oleh detektor)  dicatat sbg puncak
Contoh penggunaan dalam standardisasi
ekstrak (2)
Harga Rf
Sampel Luas Area kandungan %
nm 254 nm 366
Kendal 0,39 0,38 87343,2 0,60

Magelang 0,39 0,38 81312,6 0,56

Temanggung 0,39 0,38 69006,8 0,40


Baku
0,40 0,40 145309,5  
(konsentrasi 1%)

Perhitungan:
%kadar =
 Masalah:
1. Marker tidak berwarna
2. Marker ada dlm jumlah terbatas
3. Bentuk peak pada pembacaan densito/HPLC tidak
simetris
4. Linearitas dan reprodusibilitas rendah
Contoh dalam standardisasi ekstrak

35000
30000
25000
20000
y = 1488.7x + 8204.8
15000
R² = 0.983
10000
5000
0
0 5 10 15 20
Penimb Penimba Konsentra Kadar
Volume Volume Faktor Luas si regresi
Sampel angan ngan rutin
(µL) uji (µL) pengenceran Area (µg)
(mg) (µg) (%)

Magelang 103.6 103600 1000 10 100 12741 3.0471 0.29

Semarang 103.1 103100 1000 10 100 11657.5 2.3193 0.22

Wonosobo 105.6 105600 1000 10 100 13017.1 3.2326 0.31


Bagaimana viualisasinya?
Analisis instrumen apa?
Aspek PK total gol. metabolit
 Untukmenetapkan kadar total golongan metabolit
sekunder ttt.
 Co/: fenolat, flavonoid, alkaloid, saponin, minyak
atsiri, tannin, steroid

 Apakah semua harus ditetapkan kadarnya


untuk standardisasi suatu ekstrak?
PK fenolat total
 PK berdasarkan angka kesetaran asam galat dg
menggunakan spektrofotometer visibel setelah
direaksikan dg reagen Folin Ciocalteu
 Rx pendahuluan  pereaksi FeCl3
Metode PK fenolat total
 Seri baku asam galat (0,04% dlm aquabidest)  2,4,6,8,10 μg/ml
 ditambah 0,2 ml Folin Ciocalteu (sdh diencerkan dg aquabidest 1:1)
 Dicampur homogen 10”
 Didiamkan 5’
 Ditambah 2 ml Na2CO3 7% b/v (dlm aquabidest)
 Dicampur homogen 30”
 Ditambah aquabidest hingga 5,0 ml
 Didiamkan 95’
 Diukur absorbansi pada 749,5 nm
 Ekstrak  dibuat 1%, perlakuan = baku
PK flavonoid total
 Ada bbrp metode PK
 Rx pendahuluan  pereaksi sitroborat
 Metode dg hidrolisis+partisi  SD besar
 Digunakan metode Chang atau Zhou
 Dicampur dg NaOH dan NaNO3 kmd dikopling dg
AlCl3
 Perlu skrinning λmax dan OT
 Baku : quersetin/rutin
Metode Chang
 Seri baku quersetin (dalam etanol 80%)  2,6; 3,2;
4,4; 6,8; 11,6μg/ml
 Ditambah etanol 95% hingga 1 ml
 Ditambah 0,1 ml alumunium klorida 10%
 Ditambah 0,1 ml kalium asetat 1M
 Ditambahkan dg aquabidest ad 5,0 ml
 Diamkan 25’
 Diukur absorbansi pada λmax 437nm
 Ekstrak etanol 1%, perlakuan = baku
Metode Zhou
 Seri baku rutin (0,1% dalam metanol)  20, 30, 45, 65, 90 μg/ml
 Ditambah aquabidest hingga 2 ml
 Ditambah 0,15 ml NaNO2 5%
 Didiamkan 6’
 Ditambahkan 0,15 ml AlCl3 10%
 Diamkan 6’
 Ditambahkan 2 ml NaOH 4%
 Ditambahkan aquabidest ad 5,0 ml
 Dicampur dan didiamkan 15’
 Diukur absorbansi pada λmax 510,5 nm
 Ekstrak etanol 1%, perlakuan = baku
PK alkaloid
 PK dg cara gravimetri setelah pengendapan
 Rx pendahuluan  pereaksi Meyer atau
Dragendorff
Metode PK alkaloid total
 Sampel 5 g dilarutkan dg 50 ml asam asetat (10% dlm
etanol)
 Diaduk (magnetic stirrer) 4 jam
 Disaring
 Dievaporasi
 Ditetesi dg ammonium hidroksida ad tjd pengendapan
 Disaring, dicuci dg ammonium hidroksida 1%
 Dikeringkan oven 60°C selama 30’
 Stl dingin, endapan timbang hingga bobot konstan
Aspek kadar ekstrak larut pelarut
air dan etanol
 Untuk menghitung persentase senyawa polar, semi
polar-non polar yg berkaitan dg aktivitas
farmakologi

 perkiraan:
 Senyawa polar  larut air
 Senyawa semi polar-non polar  larut etanol
Metode PK sari larut air
 Sampel 1,0 g dimaserasi dg 25,0 ml air-kloroform
LP
 Sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama
 Didiamkan selama 18 jam, disaring
 Filtrat air 5,0 ml diuapkan dalam cawan
 Dipanaskan 105°C hingga bobot tetap
 Dihitung kadar sari thd ekstrak awal
Metode PK sari larut etanol
 Sampel 1,0 g dimaserasi dg 25,0 ml etanol 96%
 Sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama
 Didiamkan selama 18 jam, disaring
 Filtrat air 5,0 ml diuapkan dalam cawan
 Dipanaskan 105°C hingga bobot tetap
 Dihitung kadar sari thd ekstrak awal

Anda mungkin juga menyukai