12.3
Dasar untuk perhitungan
Normalitas (N)
Pengenceran Larutan:
V1M1 = V2 M2
Pencampuran konsentrasi yang
berbeda:
M camp = V1 M1 + V2M2
V1 + V 2
Dasar untuk perhitungan
D : Desity (gr/ml)
Mr : Massa Relatif
Me : Massa Ekivalen
Dasar untuk perhitungan
Konsetrasi
Kadar
Fp x V Titrasi (ml) x N/M x 100%
%=
Berat Contoh (mg)
Teori menurut arrhenius
•Menurut Arrhenius bahwa larutan asam dan
larutan basa akan mengalami penguraian ionic Arrhenius
Keterangan :
V : Volume Larutan standar NaOH 1 N (ml)
N : Normalitas Larutan NaOH Penitar
B : Berat Contoh dalam mg
Metode Redoks
Titrasi redoks merupakan titrasi yang reaksinya melibatkan perubahan biloks pada senyawanya
Senyawa oksidasi :
•Melepas electron
•Kenaikan biloks
Senyawa Reduksi :
•Mengikat elektron
•Penurunan biloks
Reaksi Redoks
Dalam sistem reaksi redoks ada beberapa aturan yang harus
dilakukan diantaranya :
Syarat :
Harus dalam keadaan asam
Harus menggunakan indikator
Kelebihan :
Larutan standarnya lebih tahan dengan cahaya
sehingga tidak mengurangi konsentrasinya
Larutan standarnya lebih stabil dan tahan
lama dibandingkan dengan larutan standar
kalium permanganat
Kalium dikromat meruapakan oksidator kuat
Kelemahan :
Memerlukan indicator khusus
Titrasi Redoks
Metode Dikrometri (Titrasi Standarisasi Thiosulfat)
Rumus
mg K 2Cr2O7
N Na 2S2O3
Fp Volume titrasi Na 2S2O3 BE K 2Cr2O7
Titrasi Redoks
Metode Iodimetri
Syarat :
Laruan standarnya iodium
Indikator menggunakan kanji dan
ditambahkan diawal titrasi
Harus terhindar dari cahaya
Kelebihan :
Titrasi lebih cepat dan mudah
Tidak perlu membutuhkan pereaksi lain untuk
treatment
Kelemahan :
Pengaruh penguraian cahaya lebih besar
Harga I2 lebih mahal
Pembacaan TA lebih sulit
Titrasi Redoks
Syarat :
Metode Iodometri
Harus dalam keadaan asam
Larutan standarnya menggunakan Natrium
Thiosulat
Indikator yang digunakan kanji dan
ditambahkan menjelang TA
Larangan :
Kondisi pH tidak boleh basa karena akan
mengganggu jalanya titrasi karena larutan
standar akan bereaksi dengan komponen basa
nya
Kelebihan :
Pembacaan TA lebih mudah
Pengaruh penguraian cahaya lebih kecil
karena larutan standarnya menggunakan
natrium thio sulfat
Harga natrium thio sulfat lebih murah
Kelemahan :
Memerlukan pereaksi lebih untuk melakukan
treatment
Titrasi Redoks
Metode Iodometri (Titrasi Reducing Sugar Raw
Sugar)
Menggunakan AgNO3 sebagai larutan standarnya dan kalium kromat sebagai indikatornya
Larangan :
Joseph Mohr
pH tidak boleh basa karena akan mengubah Ag menjadi AgOH yang akan mengurangi konsentrasi larutan standarnya
pH tidak boleh asam karena akan mengubah kromat menjadi dikromat yang mengurangi kesensitifan indicator
Kelebihan :
Kelemahan :
Tidak dapat menetapkan kadar atau konsentrasi unsur halide yang meneyrap indicator dan menetapkan Ag
Metode Argentometri
Penentuan kadar NaCl pada Brine Salt
Prosedur
1. Standarisasi Larutan AgNO3
1. Ambil 25 mL Larutan standar NaCl 0.1 N, tambahkan dengan 1 mL indikator K 2 CrO 4 .
2. Titrasi dengan larutan AgNO 3 0.1 N hingga terbentuk endapan merah bata.
3. Catat Volume AgNO 3 yang digunakan untuk titrasi.
2. Penentuan Kadar NaCl (%)
1. Timbang sampel 50 g, tambahkan aquadest 200 mL, kemudian aduk dan saring dan tampung
ke dalam labu takar 500 mL, bilas dengan aquadest dan tepatkan hingga tanda batas tera.
2. Pipet 2 mL larutan kedalam erlenmeyer 250 mL
3. Tabahkan indikator Fenofthaline 3 Tetes.
4. Asamkan dengan beberapa tetes H2SO4 1N sampai larutan bereaksi dengan asam terhadap
indikator fenolftaline.
5. Netralkan dengan NaOH 4N
6. Encerkan dengan aquadest sampai 100 mL
7. Tambahkan 1 mL larutan K2CRO4 5%
8. Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1 N hingga terbentuk endapan merah bata.
Keterangan :
W : Bobot contoh (mg).
V : Volume AgNO 3 0,1 N (ml).
N : Normalitas AgNO3 .
fp : faktor pengenceran.
Metode Kompleksometri
Titrasi Argentometri merupakan titrasi pengendapan yang
digunakan unutuk menetapkan kadar atau konsentrasi logam secara
komplek dengan menggunakan EDTA sebagai larutan standarnya
Syarat :
Mengunakan EDTA sebagai larutan standar
Menggunakan Indikator Logam
Menggunakan Buffer pH 10
Penetapan yang dimana sampel dititrasi langsung dengan EDTA secara kompleksometri dengan bantuan
inidkator logam dan pH dijaga pada nilai 10
Syarat : Kelebihan :
Penetapan yang dimana sampel logam dititrasi dengan EDTA secara berlebih dalam kondisi pH 10,
kelebihan EDTA titrasi Kembali dengan larutan baku ion logam dengan bantuan indicator EBT
Syarat :
Menggunakan buffer pH 10
Kelebihan :
Dapat menetapkan kadar Ca/Mg secara tepat walalupun ada kandungan ion pengganggunya
Kelemahan :
Hanya bisa menetapkan sampel yang banyak mengandung ion pengganggu yang dapat
mengendapkan ion logamnya
Cara-cara Titrasi Kompleksometri
3. Titrasi Subtitusi
Penetapan yang digunakan untuk ion logam yang kurang bereaksi dengan indicator logam atau ion logam membentuk kompleks
stabil dengan EDTA dibandingkan Ca dan Mg
Syarat :
Menggunakan buffer pH 10
Kelebihan :
Digunakan untuk menetapkan kadar atau konsentrasi ion logam yang kurang reaktif dengan indicator logam atau membentuk
kompleks yang stabil dengan EDTA