Anda di halaman 1dari 38

PT.

SENTRA USAHATAMA JAYA Volumetri dan Titrasi


Office: MENARA THAMRIN 24TH FLOOR
JL. M.H. THAMRIN KAV. 3 JAKARTA 10250
P: (62-21) 390 3183 (HUNTING)
F: (62-21) 390 3165, 392 2093

Factory: JL. RAYA ANYER KM. 10, CIWANDAN


KOTA CILEGON, PROV. BANTEN
LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen dari dua
atau lebih zat
Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut
Zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut.
biasanya air, jumlahnya banyak dan paling murah.
LARUTAN
Jenis Larutan
Larutan Baku Primer adalah larutan yang
dimana konsentrasinya dapat diketahui dengan
perhitungan teliti dan akurat tanpa bantuan
larutan sekunder, contoh : Asam Oksalat,
Garam Mohr, Natrium Tetraborat, Garam
Inggris, Natrium Klorida
Syarat-syarat larutan baku primer :
1.Memiliki kemurnian tinggi
2.Tidak bersifat hidroskopis
3.Memiliki Mr yang tinggi
4.Stabil
LARUTAN
Jenis Larutan
Larutan Baku Sekunder adalah larutan yang
dimana konsentrasinya harus dilakukan
standarisasi dengan bantuan larutan baku
primer contoh : Natrium Hidroksida, Asam
Klorida, Kalium Permanganat, Kalium
DIkromat, Perak Nitrat, EDTA.
Standarisasi adalah suatu pekerjaan titrasi
dimana bertujuan untuk memperoleh
konsentrasi larutan baku sekunder yang tepat
bereaksi dengan larutan baku primer
TITRIMETRI

Titrimetri adalah suatu metode Analisa yang digunakan untuk


menentukan konsentrasi atau kadar yang terkandung dalam
analit yang dimana pengerjaanya didasarkan pada volume
larutan standar yang tepat bereaksi dengan larutan lain.

Titrasi adalah serangkaian pekerjaan yang bertujuan


untuk menentukan konsentrasi atau kadar yang
terkandung dalam analit yang dimana pengerjaanya
didasarkan pada volume larutan standar yang tepat
bereaksi dengan larutan lain.
TITRIMETRI
Jenis - jenis Titrasi :
Titrasi langsung
Titrasi Kembali
Titrasi tidak langsung
Metode Titrasi :
Metode Asam Basa
Metode Redoks
Metode Pengendapan
Metode Kompleks
Larutan Indikator
Indikator Asam Basa adalah larutan yang berfungsi untuk
menunjukan bahwa titik akhir dari titrasi

Titik Ekivalen (TE) : Titik dimana yang menyatakan bahwa larutan


asam tepat bereaksi dengan larutan basa ataupun sebaliknya

Titik Akhir (TA) : Titik dimana yang menyatakan bahwa titrasi


sudah berakhir dimana ditandai dengan kelebihan larutan asam
atau basa yang bereaksi dengan larutan indikator
Dasar untuk perhitungan
PERSEN LAINNYA
% volume (v/v) : (volume zat terlarut / volume larutan)

% bobot/volume (b/v) : (Berat zat terlarut / berat zat


larutan)
Ppm : (mg sampel / L)
banyaknya bagian zat terlarut dalam 106 bagian pelarut

Ppb : (mg sampel / 1000000)


banyaknya bagian zat terlarut dalam 109 bagian pelarut
Dasar untuk perhitungan
Molaritas (M)

mol zat terlarut


M =
liter larutan
Molalitas (m)
mol zat terlarut
m =
massa pelarut (kg)

12.3
Dasar untuk perhitungan
Normalitas (N)

Grek zat terlarut


N =
Liter larutan

Fraksi Mol (X): perbandingan jumlah mol suatu zat


dalam larutan terhadap jumlah mol seluruh zat
dalam larutan
mol zat A
XA =
jumlah mol seluruh komponen
Dasar untuk perhitungan

Pengenceran Larutan:
V1M1 = V2 M2
Pencampuran konsentrasi yang
berbeda:
M camp = V1 M1 + V2M2
V1 + V 2
Dasar untuk perhitungan

RUMUS PERHITUNGAN LARUTAN


PEKAT :
M / N = D × % × 10
Mr / Me
Ket :

D : Desity (gr/ml)

% : Konsentrasi larutan pekat awal

Mr : Massa Relatif

Me : Massa Ekivalen
Dasar untuk perhitungan
Konsetrasi

Fp x Berat Contoh (mg)


N/M =
V Titrasi (ml) x Mr/Me/Ar Primer

Kadar
Fp x V Titrasi (ml) x N/M x 100%
%=
Berat Contoh (mg)
Teori menurut arrhenius
•Menurut Arrhenius bahwa larutan asam dan
larutan basa akan mengalami penguraian ionic Arrhenius

•Larutan asam akan melepaskan ion H+

•Larutan basa akan melepas ion OH-

•Kelemahan teori yaitu hanya berlaku untuk


larutan dalam air saja
Teori menurut Lewis
•Menurut lewis suatu zat dikatakan asam karena Gilbert Newton
dapat menerima pasangan electron dan basa Lewis

dapat menyumbangkan pasangan electron

•Asam : Menerima pasangan electron

•Basa : Menyumbang pasangan elektron


Teori menurut Bronsted
Lowry
• Menurut Bronsted lowry suatu zat
dikatakan asam karena dapat
menyumbangkan proton dan basa
dapat menerima proton
• Asam : Menyumbangkan proton
• Basa : Menerima proton
Jenis-Jenis Indikator
Reaksi Asam Basa
Reaksi asam basa merupakan reaksi penetralan larutan karena produk dari reaksi
akan menghasilkan larutan garam
Titrasi Asam Basa
Contoh Titrasi Asam dan
Basa
Titrasi Asam Basa
Penentuan kadar HCl
incoming matrial
Prosedur
1. Timbang dengan teliti erlenmeyer 250 ml yang telah berisi aquadest sebanyak 30 ml sebagai
berat kosong.
2. Tambahkan sampel kedalam erlenmeyer sebanyak 1.5 ml.
4. Titrasi larutan sample tersebut dengan Larutan Standar NaOH 1 N hingga terjadi
perubahan warna dari merah menjadi kuning.
5. Catat volume larutan standar NaOH yang diperoleh, kemudian masukan hasil analisa kedalam
form pengecekan kedatangan HCI (FRM/LAB/02/04)

Keterangan :
V : Volume Larutan standar NaOH 1 N (ml)
N : Normalitas Larutan NaOH Penitar
B : Berat Contoh dalam mg
Metode Redoks
Titrasi redoks merupakan titrasi yang reaksinya melibatkan perubahan biloks pada senyawanya

Senyawa yang mengalami reaksi oksidasi disebut reduktor

Senyawa yang mengalami reaski reduksi disebut oksidator

Senyawa oksidasi :

•Senyawa yang mengikat oksigen

•Melepas electron

•Kenaikan biloks

Senyawa Reduksi :

•Senyawa yang melepas oksigen

•Mengikat elektron

•Penurunan biloks
Reaksi Redoks
Dalam sistem reaksi redoks ada beberapa aturan yang harus
dilakukan diantaranya :

•Jumlah atom di ruas kiri dan kanan harus seimbang

•Jumlah muatan diruas kiri dan kanan harus seimbang

•Perhatikan jumlah electron yang dilepas dan diterima

•Perhatikan kenaikan biloks pada setiap ruasnya

•Menambahkan molekul H2O pada ruas kiri atau kanan jika


diperlukan
Jenis Titrasi Redoks
Titrasi Redoks
Metode Dikrometri

Syarat :
Harus dalam keadaan asam
Harus menggunakan indikator
Kelebihan :
Larutan standarnya lebih tahan dengan cahaya
sehingga tidak mengurangi konsentrasinya
Larutan standarnya lebih stabil dan tahan
lama dibandingkan dengan larutan standar
kalium permanganat
Kalium dikromat meruapakan oksidator kuat
Kelemahan :
Memerlukan indicator khusus
Titrasi Redoks
Metode Dikrometri (Titrasi Standarisasi Thiosulfat)

Rumus
mg K 2Cr2O7
N Na 2S2O3 
Fp  Volume titrasi Na 2S2O3  BE K 2Cr2O7
Titrasi Redoks
Metode Iodimetri

Syarat :
Laruan standarnya iodium
Indikator menggunakan kanji dan
ditambahkan diawal titrasi
Harus terhindar dari cahaya
Kelebihan :
Titrasi lebih cepat dan mudah
Tidak perlu membutuhkan pereaksi lain untuk
treatment
Kelemahan :
Pengaruh penguraian cahaya lebih besar
Harga I2 lebih mahal
Pembacaan TA lebih sulit
Titrasi Redoks
Syarat :
Metode Iodometri
Harus dalam keadaan asam
Larutan standarnya menggunakan Natrium
Thiosulat
Indikator yang digunakan kanji dan
ditambahkan menjelang TA
Larangan :
Kondisi pH tidak boleh basa karena akan
mengganggu jalanya titrasi karena larutan
standar akan bereaksi dengan komponen basa
nya
Kelebihan :
Pembacaan TA lebih mudah
Pengaruh penguraian cahaya lebih kecil
karena larutan standarnya menggunakan
natrium thio sulfat
Harga natrium thio sulfat lebih murah
Kelemahan :
Memerlukan pereaksi lebih untuk melakukan
treatment
Titrasi Redoks
Metode Iodometri (Titrasi Reducing Sugar Raw
Sugar)

Vol (mL) Sucrose Vol (mL) Sucrose


Na2S2O3 (gram) Na2S2O3 (gram)
1.00 2.40 13.00 33.00
2.00 4.80 14.00 35.80
3.00 7.20 15.00 38.50
4.00 9.70 16.00 41.30
5.00 12.20 17.00 44.20
6.00 14.70 18.00 47.10
7.00 17.20 19.00 50.00
8.00 19.80 20.00 53.00
9.00 22.40 21.00 56.00
10.00 25.00 22.00 59.10
11.00 27.60 23.00 62.20
12.00 30.30
Metode Argentometri
Titrasi Argentometri merupakan titrasi pengendapan yang digunakan unutuk
menetapkan kadar unsur halide dimana menggunakan AgNO3 sebagai
larutan standarnya
Syarat : Larangan :
Mengunakan AgNO3 sebagai larutan standar Tidak boleh basa
karena dapat mengubah
Tidak boleh terkena cahaya Ag menjadi AgOH
yang akan mengurangi
Harus dalam keadaan asam konsentrasi larutan
standarnya
Macam-macam Titrasi Argentometri
Metode Mohr
Metode titrasi pengendapan yang digunakan untuk
menetapkan kadar atau unsur halide yang tidak
menyerap indikator
Metode Volhard
Metode titrasi pengendapan yang digunakan untuk
menetapkan kadar atau unsur halide yang tidak
menyerap indicator, dan dapat menyerap indicator
serta menetapkan Ag
Metode Fajans
Metode titrasi pengendapan yang digunakan untuk
menetapkan kadar atau unsur halide yang dapat
menyerap indicator karena indicator yang digunakan
Metode Mohr
Syarat :

Harus terhindari dari paparan cahaya

Kondisi pH harus dalam keadaan netral sedikit basa

Menggunakan AgNO3 sebagai larutan standarnya dan kalium kromat sebagai indikatornya

Larangan :
Joseph Mohr
pH tidak boleh basa karena akan mengubah Ag menjadi AgOH yang akan mengurangi konsentrasi larutan standarnya

pH tidak boleh asam karena akan mengubah kromat menjadi dikromat yang mengurangi kesensitifan indicator

Jika terkena cahaya maka akan mengurangi konsentrasi larutan standarnya

Kelebihan :

Tiitrasi lebih cepat

Dapat menetapkan kadar unsur halide secara cepat

Kelemahan :

Tidak dapat menetapkan kadar atau konsentrasi unsur halide yang meneyrap indicator dan menetapkan Ag
Metode Argentometri
Penentuan kadar NaCl pada Brine Salt
Prosedur
1. Standarisasi Larutan AgNO3
1. Ambil 25 mL Larutan standar NaCl 0.1 N, tambahkan dengan 1 mL indikator K 2 CrO 4 .
2. Titrasi dengan larutan AgNO 3 0.1 N hingga terbentuk endapan merah bata.
3. Catat Volume AgNO 3 yang digunakan untuk titrasi.
2. Penentuan Kadar NaCl (%)
1. Timbang sampel 50 g, tambahkan aquadest 200 mL, kemudian aduk dan saring dan tampung
ke dalam labu takar 500 mL, bilas dengan aquadest dan tepatkan hingga tanda batas tera.
2. Pipet 2 mL larutan kedalam erlenmeyer 250 mL
3. Tabahkan indikator Fenofthaline 3 Tetes.
4. Asamkan dengan beberapa tetes H2SO4 1N sampai larutan bereaksi dengan asam terhadap
indikator fenolftaline.
5. Netralkan dengan NaOH 4N
6. Encerkan dengan aquadest sampai 100 mL
7. Tambahkan 1 mL larutan K2CRO4 5%
8. Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1 N hingga terbentuk endapan merah bata.
Keterangan :
W : Bobot contoh (mg).
V : Volume AgNO 3 0,1 N (ml).
N : Normalitas AgNO3 .
fp : faktor pengenceran.
Metode Kompleksometri
Titrasi Argentometri merupakan titrasi pengendapan yang
digunakan unutuk menetapkan kadar atau konsentrasi logam secara
komplek dengan menggunakan EDTA sebagai larutan standarnya
Syarat :
Mengunakan EDTA sebagai larutan standar
Menggunakan Indikator Logam
Menggunakan Buffer pH 10

Titrasi penetapan kadar CaO, hardnes dll


Cara-cara Titrasi Kompleksometri
1.Titrasi Langsung

Penetapan yang dimana sampel dititrasi langsung dengan EDTA secara kompleksometri dengan bantuan
inidkator logam dan pH dijaga pada nilai 10
Syarat : Kelebihan :

Titrasi lebih cepat dan mudah dimengerti


Menggunakan Indikator logam
Dapat menetapkan kadar Ca/Mg secara
cepat
Menggunakan buffer pH 10
Kelemahan :
Menggunakan larutan standar
EDTA Tidak dapat menetapkan kadar atau
konsentrasi unsur secara bersamaan
Metode Kompleksometri
Prosedur
1. Timbang sampel liquor 15 gram dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
2. Tambahkan 5 tetes indikator EBT dan 2 ml larutan Buffer Hardness ke dalam
erlenmeyer yang berisi sampel, hingga terjadi warna merah keunguan.
3. Titrasi larutan sampel yang ada di erlenmeyer tersebut dengan larutan
EDTA 0.01 N hingga warna berubah menjadi biru kehijauaun.
4. Catat volume EDTA yang digunakan untuk titrasi tersebut dan lakukan
perhitungan dari rumus yang tersedia.
Cara-cara Titrasi Kompleksometri
2. Titrasi kembali

Penetapan yang dimana sampel logam dititrasi dengan EDTA secara berlebih dalam kondisi pH 10,
kelebihan EDTA titrasi Kembali dengan larutan baku ion logam dengan bantuan indicator EBT

Syarat :

Menggunakan Indikator logam

Menggunakan buffer pH 10

Menggunakan larutan standar EDTA

Kelebihan :

Dapat menetapkan kadar Ca/Mg secara tepat walalupun ada kandungan ion pengganggunya

Kelemahan :

Titrasi lebih lama

Hanya bisa menetapkan sampel yang banyak mengandung ion pengganggu yang dapat
mengendapkan ion logamnya
Cara-cara Titrasi Kompleksometri
3. Titrasi Subtitusi

Penetapan yang digunakan untuk ion logam yang kurang bereaksi dengan indicator logam atau ion logam membentuk kompleks
stabil dengan EDTA dibandingkan Ca dan Mg

Syarat :

Menggunakan Indikator logam

Menggunakan buffer pH 10

Menggunakan larutan standar EDTA

Kelebihan :

Digunakan untuk menetapkan kadar atau konsentrasi ion logam yang kurang reaktif dengan indicator logam atau membentuk
kompleks yang stabil dengan EDTA

Anda mungkin juga menyukai