I. RUANG LINGKUP
II. PUSTAKA
III. PRINSIP
1
IV. BAHAN DAN BAKU PEMBANDING
1. Bahan
Lempeng HPTLC silika gel 60 F254.
2. Baku Pembanding
Berberine HCl USPRS.
V. PEREAKSI
- Pelarut : Metanol
- Rinsing solvent (larutan pencuci) untuk penotolan dan autosampler LC
Asetonitril : Metanol : Air : n-Propanol (1:1:1:1)*)
- Eluen KLT : Toluen : Etil Asetat : Metanol : Asam formiat (6:6:2:1)
- Fase gerak TLC-MS Interface : asam formiat 0,1% dalam metanol
- Fase Gerak LC-MS/MS : asam formiat 0,1% dalam air (FG A) –0,1%
asam formiat dalam metanol (FG B)
VI. PERALATAN
VII. PROSEDUR
1. Larutan Uji
a. Sediaan padat
Penetapan bobot rata-rata terlebih dahulu dilakukan terhadap 10
bungkus/kapsul/tablet. Sejumlah obat tradisional/suplemen kesehatan
dihomogenkan kemudian ditimbang lebih kurang 1 g, dimasukkan ke
dalam tabung sentrifuga 15 ml, ditambah 10 ml metanol, divorteks
selama 5 menit dan disonikasi selama 1 jam. Selanjutnya disentrifus
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Larutan disaring dengan
penyaring membran 0,45 µm. Filtrat di pipet 100 μl ke dalam vial dan
ditambahkan 900 μl metanol. Dilakukan 2 (dua) replikasi.
b. Sediaan Cair
Sejumlah obat tradisional/suplemen kesehatan dihomogenkan
kemudian dipipet lebih kurang 2 ml, dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuga 15 ml, ditambah 8 ml metanol, divorteks selama 5 menit
2
dan disonikasi selama 1 jam. Selanjutnya disentrifus dengan
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Larutan disaring dengan
penyaring membran 0,45 µm. Filtrat di pipet 100 μl dan ditambahkan
900 μl metanol. Dilakukan 2 (dua) replikasi.
5. Cara penetapan
a. Secara KLT
Larutan Uji, Larutan Spiked Sample dan Larutan Baku Kerja
ditotolkan secara terpisah dengan kondisi analisis secara KLT sebagai
berikut :
Fase diam : Lempeng HPTLC silika gel 60 F254
ukuran 20 x 10 cm
Eluen : Toluen : Etil Asetat : Metanol : Asam formiat
(6:6:2:1)
Penjenuhan : Dengan kertas saring 20 menit
Jarak rambat : 7,5 cm
Penotolan : 10µl, bentuk pita 6 mm, rinsing cycle : 3 kali
Deteksi bercak : UV366
3
b. Spektrofotodensitometri
Lempeng KLT hasil eluasi dilakukan pemindaian dengan spesifikasi
sebagai berikut :
c. TLC-MS Interface
Lempeng KLT hasil eluasi dilakukan penandaan terhadap bercak yang
sejajar dengan bercak berberine HCl, selanjutnya dianalisis
menggunakan alat TLC-MS Interface dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Ion source : ESI
Ionisation : Positif
Mode : MRM
Fase Gerak : asam formiat 0,1% dalam metanol (FG B)
4
d. LC-MS/MS
Pelarut Metanol, Larutan Uji, Larutan Spiked Sample dan Larutan
Baku Kerja disuntikkan secara terpisah ke dalam LC-MS/MS dengan
kondisi sebagai berikut:
Fase gerak : Fase gerak A – Fase Gerak B
Sistem elusi : gradien
Kolom : C18
Laju alir : 0,4 ml/menit
Detektor : Spektrometri Massa (MS/MS)
Suhu kolom : 40 °C
Vol. Penyuntikan : 5 µl
6. Interpretasi Hasil
Hasil uji dinyatakan positif jika :
a. Waktu retensi dan nilai m/z dari puncak larutan uji sama dengan
puncak larutan baku dan larutan spiked sample.
b. Intensitas Relatif Ion (dihitung dengan cara membandingkan area
qualifier ion terhadap area quantifier ion) dari puncak larutan uji
sama dengan puncak larutan baku dan larutan spiked sample dengan
nilai rasio sebagai berikut :
5
VIII. PERSYARATAN
6
IX. HASIL VALIDASI
7
b. Penetapan Batas Deteksi
2. TLC-MS Interface
a. Spesifisitas
8
Spike 1 Spike 2
Baku 1
Baku 2
9
b. Penetapan Batas Deteksi
10
11
3. LC-MSMS
a. Pelarut Metanol
b. Larutan Sampel
12
c. Larutan Spiked sample
13