METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau sejak bulan April hingga bulan
Agustus 2021.
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender (Philips® HR2223),
penyaring sampel PTFE 0,2 µm, pH meter, timbangan analitik (Shimadzu® AUW-
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah jus daun seledri, akuabidest, buffer fosfat
0,05 M pH 6.8 (Kalium Hidrogen Fosfat 0,2 M dan dan Natrium Hidroksida 0,2
asetonitril for HPLC (Merck®), dan plasma darah manusia (PMI Pekanbaru).
Vis
a. Uji spesifisitas
b. Uji linearitas
Jus daun seledri dibuat dari ± 75 gram daun seledri kemudian diambil
dengan penyaring PTFE 0,2 µm untuk diambil sarinya, sehingga diperoleh jus
seledri sebanyak ± 40 mL. Jus seledri yang digunakan adalah jus segar yang
sebanyak 6,8 gram dengan aquabidest hingga 1000 mL dan ditambahkan Natrium
Spektrofotometer UV-Vis
ppm dan dimasukkan kedalam labu 10 mL, diencerkan dengan metanol sampai
kedua spektrum tersebut sehingga terlihat garis perpotongan antara kaptopril dan
fenobarbital.
ppm dan dimasukkan kedalam labu 10 mL, diencerkan dengan metanol sampai
tanda batas. Pemilihan fase gerak dipilih berdasarkan penelitian yang telah
Kemudian, dipilih komposisi fase gerak terbaik untuk digunakan pada prosedur
selanjutnya.
disuntikkan ke kolom KCKT dengan fase gerak terpilih. Pemilihan laju alir dipilih
menyatakan bahwa kondisi optimum laju air pada penetapan kadar campuran
kaptopril dan fenobarbital menggunakan KCKT adalah 1 mL/menit. Kemudian
divariasikan menjadi 0,8 mL/menit dan 1,2 mL/menit. Dicatat waktu retensi,
faktor ikutan (Tf), jumlah plat teoritis (N), HETP dan resolusi. Kemudian dipilih
selama 20 detik dan disentrifus 10 menit pada kecepatan 4.000 RPM. Supernatan
KCKT pada kondisi terpilih, amati adanya gangguan pada kromatogram disekitar
waktu retensi kaptopril dan fenobarbital sebagai internal standard. Langkah yang
dan ditambah internal standard 1 ppm sebanyak 1 ml. Begitu juga pada plasma
dilarutkan dengan metanol sampai tanda batas dan diperoleh larutan kaptopril
ppm. Dari konsentrasi 10 ppm ini dibuat berbagai seri konsentrasi 0,25 ; 0,5 ; 1 ;
2; 4 ; 8 ; dan 16 ppm.
standard (10 ppm). Ekstraksi dilakukan seperti pada cara penyiapan sampel
garis regresi (y=a+bx) dimana y adalah luas puncak dan x adalah konsentrasi
kaptopril.
diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi (r) dari persamaan garis regresi
LOQ dihitung melalui persamaan garis regresi linier dari kurva kalibrasi
dengan rumus :
Sy
10 ( )
x
LOQ=
b
Sy
3( )
x
LOD=
b
Dimana (Sy/x) adalah simpangan baku residual, b adalah slope dari persamaan
rendah, sedang dan tinggi dengan penambahan 1 mL internal standard (10 ppm)
pada masing-masing konsentrasi disuntikkan kedalam kolom KCKT pada kondisi
Uji akurasi dan presisi ini dilakukan secara intra-day dan inter-day selama 3 hari.
B-A
% diff = ×100%
A
¿
Simpangan Baku ( SD )= √∑ (x- x ¿ n-1
B
Uji Perolehan Kembali= ×100 %
A
SD
Koefisien Variasi = ×100%
x
Keterangan :
B = konsentrasi sampel hasil penyuntikan setelah luas area diplotkan pada kurva
kalibrasi