BAB II
ASPEK KIMIA & PREFORMULASI
2.1 Tinjauan Umum Zat Aktif dan Aspek Kimia
1. Nama Obat
: Flunarizine dihidroklorida
2. Struktur
3. Nama Kimia
: 477.4
6. Pemerian
7. Kelarutan
10. Penyimpanan
cahaya.
(British Pharmacopea, 2009)
2.2
2.2.1
Zat Aktif
a. Identifikasi
1. Spektrofotometri Inframerah
Senyawa Flunarizine memiliki gugus fungsi spesifik yang akan
mengalami vibrasi dan rotasi apabila terkena sinar inframerah
dan
menghasilkan
itu,
pola
spektrum
yang
A : Ikatan rangkap
B : Gugus Amin
C : Gugus Aromatik
D : Gugus ikatan rangkap
(Mills, et.al., 2006).
2. Reaksi klorida
Larutkan 25 mg zat dalam 2 ml metanol P dan tambahkan 0,5 ml air
P. Masukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 0,2 g kalium dikromat P
dan 1 ml asam sulfat P. Tempatkan strip kertas saring yang mengandung
larutan difenilkarbazid P di atas mulut tabung reaksi. Kertas akan berubah
dari violet ke merah. Kertas tidak boleh kontak dengan kalium dikromat
(Council of Europe, 2004).
b. Penetapan Kadar
Titrasi Volumetrik
Analisis Flunarizine menggunakan titrasi potensiometri. Titrasi potensiometri
natrium
hidroksida
0,1
M.
Catat
2.2.2
Bahan Tambahan/Eksipien
Campur lebih kurang 200 mg natrium karbonat anhidrat pekat dan 2 gram
kalium karbonat anhidrat pekat, dan lebur ke dalam krus platina. Setelah
melebur tambahkan 100 mg zat uji dan teruskan pemanasan sampai melebur
sempurna.
Pada filtrat, tambahkan lebih kurang 2 gram amonium klorida pekat dan 5 ml
amonia encer, jika terjadi endapan, saring. Tambahkan larutan natrium fosfat
pekat dan akan terbentuk endapan hablur putih amonium magnesium fosfat.
Pada 5 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,2 ml iodium 0,1 N, terjadi warna
merah tua
Tambahkan 100 ml air bebas karbon dioksida R dan kocok, akan terbentuk
suspensi yang mengendap setelah dibiarkan.
10
2.3
kuantitasi komponen maupun substansi bahan baku obat atau bahan aktif
(termasuk pengawet) pada hasil akhir farmasetika termasuk ke dalam kategori I
yang memerlukan parameter analitik kualitatif meliputi spesifisitas, batas deteksi,
dan ketangguhan, sedangkan untuk perhitungan kembali kategori I memerlukan
parameter meliputi akurasi, presisi, spesifitas, linearitas, rentang, dan ketangguhan
(Harmita, 2004).
2.3.1
Akurasi (kecermatan)
Kecermatan ditentukan dengan metode penambahan baku (standar
Keterangan :
C = kadar analit dalam sampel
S = kadar analit yang ditambahkan pada sampel
R1 = respon yang diberikan sampel
R2 = respon yang diberikan campuran sampel dengan tambahan analit
(Harmita, 2004).
11
2.3.2
Presisi (keseksamaan)
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
atau
ketertiruan
(reproducibility).
Keterulangan
adalah
keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada
kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Uji presisi dilakukan pada
hari yang berbeda selama 3 hari.
Keseksamaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
1. Hasil analisis adalah x1 , x2 , x3 , x4, .....................xn maka simpangan
bakunya adalah :
(Harmita, 2004).
2.3.3
Selektivitas (spesifisitas)
Untuk uji selektifitas maka zat yang akan diuji harus ditentukan terlebih
12
digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual
(Sy). Simpangan baku residual dapat dihitung dengan :
respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko dan
formula di bawah ini dapat digunakan untuk perhitungan :
Keterangan :
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi)
K = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi
Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko
Sl
= arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap
konsentrasi
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada
persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan
simpangan baku residual (Sy/x.).
a. Batas deteksi (Q)
Karena k = 3 atau 10 Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka :
13
(Harmita, 2004).
2.3.6
sampel yang homogen dalam lab yang berbeda oleh analis yang berbeda
menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi
menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama. Derajat ketertiruan hasil uji
kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat
dibandingkan terhadap keseksamaan penentuan di bawah kondisi normal untuk
mendapatkan ukuran ketangguhan metode. Perhitungannya dilakukan secara
statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun oleh Youden
dan Stainer.
2.4
2.4.1
Masukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 0,2 g kalium dikromat P dan 1
ml asam sulfat P. Tempatkan strip kertas saring yang mengandung larutan
difenilkarbazid P di atas mulut tabung reaksi. Kertas akan berubah dari
violet ke merah. Kertas tidak boleh kontak dengan kalium dikromat (Council of
Europe, 2004).
2.4.2
Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Prinsip: Solut-solut yang terdistribusi diantara fase
diam berupa fase cair dan fase gerak berupa fase cair akan memiliki perbedaan
laju migrasi dikarenakan perbedaan polaritas pada fase diam dan fase gerak.
14
Metode KCKT dapat digunakan untuk analisis tablet Flunarizin HCl dengan
kondisi analisis, sebagai berikut:
1. Metode analisis flunarizine dihidroklorida tablet menggunakan detektor
Photodioda Array (PDA).
2. Uji akurasi : Tablet uji flunarizine dihydrochloride dibuat dalam beberapa
konsentrasi yaitu (9.6, 10.8, 12.0, 13.2, and 14.4 mg)
3. Larutan baku :Timbang saksama flunarizine dihidroklorida (20,0 mg) dalam
lalu dilarutkan metanol (10,0 mL). Larutan standar disiapkan dari larutan stok
dengan pengenceran methanol.
4. Ekstraksi sampel : Dua puluh tablet ditimbang seksama dan dihitung berat
rata-rata. Serbuk tablet yang halus dan beratnya setara dengan tablet kelima
(setara dengan 2,4 mg flunarizine dihidroklorida) lalu dipindahkan ke dalam
labu volumetrik 10.0 mL yang telah berisi
210-400 nm. Penghitungan dengan regresi linier dilakukan pada area puncak
max 254 nm, menggunakan kalibrasi setidaknya empat titik.
8. Validasi metode analisis : Metode divalidasi linearitas, homogenitas, batas
deteksi (DL), akurasi, dan jangkauan dengan metode Funk et al.. Presisi
15
dievaluasi dengan menganalisis enam ekstrak berbeda dari tablet yang dibuat
di laboratorium yang mengandung tablet Flunarizine dihidroklorida. 6, 12.0,
dan 14.4 mg.