TERMODINAMIKA ADSORPSI
WAKTU DAN KESETIMBANGAN
ADSORPSI
ADSORPSI ISOTERM
Termodinamika Adsorpsi
Panas adsorpsi adalah sifat penting karena
memberikan informasi dari sudut pandang driving force
dari adsorpsi
Pertama-tama besaran integral energi:
int g
adU m U U
m m
int g
ad H m H Hm m
int g
ad S m S S
m m
Energi molar integral adsorpsi adalah selisih
energi antara N mol gas teradsorp Um (per mol)
dan jumlah yang sama bebas di fasa gas Umg
Enthalpi molar integral adsorpsi dan entropi
molar integral adsorpsi didefinisikan
sepertihalnya energi molar integral
Selisih energi dan enthalpi adsorpsi biasanya
kecil, jika kita perlakukan gas secara ideal maka
selisih adUmint = adHmint + RT pada 25oC sekitar
2,4 kJ/mol
Secara eksperimen penentuan energi
disesuaikan dengan kondisi alat
Pada kondisi volume konstan adUmint sama
dengan panas adsorpsi total
Pada kondisi diatas gas reservoir dengan
volume konstan dihubungkan dengan reservoir
adsorbent volume konstan keduanya dicelupkan
dalam sel kalorimetrik yang sama
Volume total akan sama dan tidak ada kerja
volume
Panas yang ditukarkan sama dengan energi
molar integral dikali jumlah gas teradsorp
Q = adUmint . N
Secara umum adUmint negatif (jika tidak zat tidak
akan mengadsorp) dan panas dilepaskan
selama proses adsorpsi
Sebagian besar eksperimen kalorimetrik dilakukan
pada tekanan konstan, dengan menggerakkan piston
tekanan dalam sel meningkat dan panas yang
dilepaskan diukur
Dalam kasus ini panas yang dipertukarkan sama
dengan enthalpi integral adsorpsi
Q = adHmint . N
Entropi molar integral adsorpsi diukur dengan
hubungan termodinamika umum
int
int ad H
ad S m m
T
Kuantitas Differensial Adsorpsi
Kuantitas integral merujuk pada fakta bahwa gas
teradsorp melibatkan jumlah totalnya
Energi molar differensial adsorpsi ditentukan hanya
oleh last infinitesimal jumlah teradsorp, didefinisikan :
dif dU dU g
adU m
dN T ,A
dN
T ,A
dif dU
adU m U mg
dN T ,A
Ug adalah total energi dalam gas bebas
Karena jumlah teradsorp biasanya kecil
dibanding jumlah total gas di reservoir maka
sifat gas bebas tidak berubah secara signifikan
selama adsorpsi sehingga dUg/dN = Umg
Persamaan ini mencakup perubahan energi
permukaan dalam selama adsorpsi dari jumlah
infinitesimal gas pada temperatur konstan dan
total surface area
Kita harus membedakan antara kuantitas integral dan
diferensial karena energi berubah dengan jumlah
teradsorp, ada 3 kasus
Pertama sebagian besar surface energetically heterogen
dan ada binding sites dengan high energy binding yang
pertama ditempati
Kedua, monolayer pertama memiliki binding energy
berbeda dengan layer berikutnya karena adsorpsi
didominasi oleh interaksi solid adsorbent dengan
molekul gas
Untuk layer kedua interaksi antara molekul gas
teradsorp dengan molekul gas sangat penting
Ketiga, jika molekul berinteraksi secara lateral dengan
neighboring molekul di permukaan, secara energetik
lebih disukai molekul teradsorp pada surface yang
secara parsial tertutupi
dif dH g
ad H m
H m
dN T ,
dif dS g
ad S m S m
dN T ,A
Waktu Adsorpsi
Parameter berguna dalam mengkarakterisasi
adsorpsi adalah waktu adsorpsi
Jika molekul menabrak permukaan (misal tidak
ada gaya yg bekerja), ia akan terpantul secara
elastis dengan energi yang sama, tidak ada
transfer energi antara molekul gas dan
permukaan
Konsekuensinya “hot” molekul tidak cool down
saat menabrak permukaan dingin.
Waktu tinggal dipermukaan dapat diestimasi
dengan persamaan
2x 2x
x k BT / m
Dimana x ketebalan daerah permukaan dan x = rerata
kecepatan normal terhadap permukaan
Misal : N2 pada 25oC, x = 1 Å, x = 300 m/s, ≈ 7 x 10-
13
s
Ini berada pada kisaran periode vibrasi 10-13 s
Adanya gaya tarik antara molekul dan permukaan
meningkat waktu tinggal molekul di permukaan
= 0.eQ/kBT, dimana 0 = 10-13, … 10-12 s. Q adalah panas
adsorpsi
Panas adsorpsi lebih dari 10 kJ/mol menunjukkan
tidak ada adsorpsi dan waktu tinggal dibawah 10 ps.
Q = 40 kJ/mol karaktersitik untuk fisisorpsi
Molekul yang teradsorpsi secara kimia (Q 100
kJ/mol) tidak meninggalkan permukaan
Parameter penting lainnya adalah koefisien
akomodasi, didefinisikan oleh temperatur molekul
sebelum tabrakan T1, temperatur permukaan T2 dan
temperatur molekul yang dipantulkan T3.
T3 T1
T2 T1
Untuk pantulan elastik, kecepatan rerata
molekul sebelum dan setelah menabrak
permukaan adalah sama sehingga temperatur
T1 = T3 dan = 0
Jika molekul tinggal lama di permukaan, ia akan
memiliki temperatur yang sama dengan
permukaan setelah desorpsi T2 = T3 dan = 1
Sehingga koefisien akomodasi mengukur
seberapa banyak energi ditransfer sebelum
molekul meninggalkan adsorbent kembali.
Kesetimbangan Adsorpsi
Kesetimbangan ini terjadi ketika kosentrasi
molekul di fluida dalam keadaan setimbang
dengan adsorbat yang teradsorpsi dalam
padatan adsorben.
K L K L0 eQ / k BT dimana
0 A 0
K L
2mk BT
Harus diingat Laju adsorpsi terhitung adalah
batas atas, ini bisa digunakan untuk menghitung
laju kondensasi liquid
Koefisien kondensasi atau sticking probability
adalah rasio antara kondensasi aktual dengan
batas atas. Nilai ini bisa diukur dengan
ekperimen molecular beam
Untuk N2 pada tungsten sticking probability pada
27oC sebesai 0,61. O2 pada es 200 K hampir
satu
Persamaan Langmuir memiliki
persyaratan kondisi antara lain:
1. Molekul terikat pada well determined
binding sites pada adsorbent
2. Tiap-tiap binding sites hanya dapat
mengikat satu molekul
3. Energi ikat/binding tidak tergantung pada
adanya molekul lain yang terikat
Isoterm Adsorpsi BET
Pada Langmuir, adsorpsi maksimal adalah
monolayer, isoterm ini akan jenuh pada tekanan
tinggi
Kondisi ini tidak realistik untuk beberapa kasus
sehingga untuk mengakomodasi multilayer,
Brunauer, Emmett dan Teller mengembangkan
teori Langmuir menjadi isoterm adsorpsi BET.
Ide dasar dari isoterm adsorpsi BET adalah
asumsi isoterm Langmuir pada tiap-tiap layer
Dalam isoterm BET diasumsikan bahwa kalor
adsorpsi layer pertama memiliki nilai tertentu Q1
dan untuk semua layer setelahnya dianggap
kalor adsorpsi Qi berkorelasi dengan kalor
kondensasi liquid
Kondisi lainnya adalah adsorpsi dan desorpsi
hanya terjadi antara vapor dan surface
Molekul teradsorp tidak dimungkinkan bergerak
dari satu layer ke layer yang lain
Pada kesetimbangan laju desorpsi tiap-tiap layer
sama dengan laju adsorpsi
Model BET untuk Adsorpsi
Laju Adsorpsi dan Desorpsi
f (Q)dQ 1
0
P / P0 1 P / P0 .(C 1)
ad
ad
ad
V (1 P / P0 ) CVmon CVmon