Anda di halaman 1dari 82

PURE COMPONENT

ADSORPTION IN
MICROPOROUS SOLIDS
PENDAHULUAN
Pada pembahasan kali ini akan menyajikan mekanisme
adsorpsi lain yang dipakai untuk padatan mikropori
disebut micropore filling.

Dalam padatan jarak dinding mikropori memberikan


peningkatan potensial adsorpsi dalam mikropori. Gaya
Potensial ini karena adanya gaya dispersif. Teori ini
didasarkan pada gaya termasuk Polanyi dan Dubinin, yang
menciptakan mikropori filling.

Teori Dubinin merupakan teori dasar bagi banyak


persamaan yang saat ini digunakan untuk
menggambarkan tentang kesetimbangan dalam
padatan mikropori.
Peningkatan dalam potensial adsorpsi
akan menyebabkan panas dalam
mikropori lebih besar dibandingkan di
permukaan.

Misalnya, adsorpsi panas n-heksana pada karbon aktif


dengan suhu 200C pada loading 0,25 mmol/g adalah
sekitar 15 kkal/mol, sedangkan untuk kondisi yang
sama di permukaan karbon hitam, panas adsorpsi
adalah sekitar 10 kkal/mol (Dubinin, 1966).
4.1.1 Experimental Evidence of Volume Filling

Konsep mikropori filling ditunjukkan dengan zeolit ​


CaA (5A) dan NaX. Karena zeolit ​memiliki struktur
yang teratur, luas permukaan spesifik dari mikropori
dapat dihitung dengan menggunakan X-ray.

Teori "monolayer"
Jumlah teradsorpsi dapat dihitung dengan
menggunakan informasi dari area yang digunakan
oleh salah satu adsorbat molekul. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 1 (Dubinin, 1966)
Tabel 1. Jumlah teradsorbsi dan jumlah monolayer
teorical untuk zeolit CaA dan NaA

Cμ* adalah jumlah theoretical monolayer


Cμ adalah jumlah yang diserap pada pecobaan
Rasio banyaknya yang diserap pada percoban
untuk dua zeolit
Gambar 1. Kemungkinan mekanisme adsorpsi
dalam CaA dan NaX
4.1.2 Dispersive Forces

Gaya adsorpsi adalah gaya elektrostatik, gaya


yang relevan adalah gaya van der Waals, yang ada
antara semua atom dan molekul.
Gaya van der Waals dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok:
(a) Gaya dipol-dipol
(b) Gaya dipol induksi dipol: Dalam hal ini satu
molekul yang memiliki dipol permanen akan
menyebabkan dipol dalam atom non-polar,
seperti neon
(c) gaya dispersi
Energi interaksi dispersi antara dua atom atau
molekul yang identik memiliki jarak r dikembangkan
oleh persamaan London berikut:

dimana α0 adalah polarisasi elektron, ɛ0 adalah


permisivitas dielektrik ruang kosong, dan I adalah
potensial ionisasi. Untuk atom atau molekul yang
berbeda, energi interaksi dengan gaya dispersi
adalah:
Jika jarak z antara atom atau molekul dan lapisan
padat lebih besar dari jarak atom padat, maka
persamaan integral dapat diberikan sebagai berikut:

di mana N adalah jumlah atom permukaan per


satuan luas, 2πxdx adalah wilayah diferensial pada
lapisan padat, dan antar-atom jarak "r" diberikan
oleh
Energi potensial interaksi antara atom atau molekul dan
lapisan sebanding dengan z'4.

Jika padatan terdiri dari lapisan semi-tak terbatas


atom, energi interaksi adalah
Untuk celah pori bentuk dinding yang terbuat dari
lapisan semi- atom tak terbatas, energi potensial
interaksi antara atom atau molekul dan pori-pori
adalah jumlah dari persamaan yaitu

mana H adalah jarak antara pusat dari lapisan


pertama dari dua dinding (Gambar 2).
Gambar 2. Konfigurasi dari molekul yang berada di
celah berbentuk pori terdiri dari lapisan atom padat
semi-infinitif
Untuk padatan mikropori memiliki total luas
permukaan yang lebih besar dari 800 m2/g,
kontribusi pori terhadap kapasitas adsorpsi
biasanya diabaikan jika yang luas permukaan
kurang dari 10 m2/g. Jika luas permukaan pori
lebih besar dari sekitar 50 m2/g, jumlah
teradsorpsi pada permukaan pori harus
dikurangkan dari jumlah total, yaitu:

mana Smeso adalah luas permukaan spesifik


mesopori dan nilai adsorpsi per satuan luas
permukaan,
4.1.3 Micropore Filling Theory D
Dalam pori-pori memiliki dimensi lebih besar dari 15 Å dan
kurang dari 1000 Å, ketika tekanan mencapai ambang batas,
adsorpsi di permukaan lapisan berubah menjadi volume filling
dengan mekanisme kondensasi kapiler. Perbedaan antara
mekanisme adsorpsi lapisan permukaan dan mekanisme oleh
mikropori filling dapat menjelaskan termodinamika.
Jumlah dalam mikropori filling adalah perbedaan molar
adsorpsi, diberikan oleh:
• dimana θ adalah fraksi pada volume
micropore dari adsorbat. Persamaan
diintergrasikan memberikan :
• Untuk dua adsorbates yang berbeda, potensi adsorpsi
mereka mengikuti persamaan untuk mencapai derajat yang
sama mengisi θ

• Jika n adalah sama untuk kedua adsorbat.


• A dan E adalah potensial adsorpsi dan energi karakteristik
satu adsorbat dan A0 dan E0 adalah dari adsorbat referensi.
Untuk karbon aktif, adsorbat referensi benzen. Pers :

• dimana parameter β adalah koefisien similaritas. Koefisien


ini diambil sebagai rasio volume molar cairan dari uap
referensi.
4.2 Dubinin Equations
4.2.1 Dubinin-Radushkevich (DR) Equation

n = 2 pertama kali diusulkan oleh Dubinin dan


Radushkevich (1947), maka persamaan adsorpsi
dihasilkan disebut persamaan DR

the degree of filling is:

dimana W adalah volume adsorbat dalam mikropori dan


Wo adalah maksimum volume yang dapat menempati
adsorbat.
4.2.1.1 The Adsorption Potential
Nilai A sama dengan perbedaan antara potensial kimia dari
adsorbat dalam keadaan cairan normal dan tempat
teradsorbsi pada saat suhu yang sama. Untuk cairan yang
ideal, potensial adsorpsi adalah

Potensial adsorpsi adalah Gibbs energi bebas pada adsorbsi

persamaan Dubinin dan Radushkevich menyatakan


distribusi adsorpsi W sesuai dengan perbedaan molar
adsorpsi. Plot potensial adsorpsi A versus tekanan rendah
ditunjukkan pada Gambar 3 untuk T = {77, 273 dan 473 K}.
Gambar 3. Plot potensial adsorpsi versus penurunan
tekanan (T= 77, 273, 473 K)
4.2.1.2 The Molar Amount Adsorbed

Cµ adalah jumlah molar teradsorpsi (mol/g padat), W


adalah volume cairan teradsorpsi per satuan massa padat,
dan vm adalah volume molar cairan (cc cairan/mol).
Kapasitas adsorpsi jenuh dengan W0 volume maksimum:

Kapasitas jenuh adalah fungsi temperatur sebagai volume


molar vm cair Ketergantungan suhu ini biasanya
mengambil bentuk

di mana δ adalah ekspansi koefisien


temperatur, 0,003 K-1 untuk cairan
Pengaruh suhu pada Kapasitas adsorpsi jenuh
adalah :

di mana C µs0 adalah kapasitas adsorpsi


jenuh pada suhu referensi T0.
Nilai W0 karbon aktif berada di kisaran
0,25-0,5 cc/g. Untuk karbon char, nilai
ini biasanya lebih rendah dari 0,2 cc/g.
4.2.1.3 The Characteristic Curve

kurva karakteristik, yaitu data eksperimen dari berbagai suhu


dapat diplot pada kurva yang sama lnW dibandingkan A2.

yaitu 37% dari volume mikropori ditempati adsorbat ketika


potensial adsorpsi adalah sama dengan energi karakteristik.
Jika potensi adsorpsi adalah sepertiga dari energi
karakteristik, jumlah teradsorpsi adalah:

yaitu 90% dari volume mikropori diisi.


4.2.2 Dubinin-Astakhov Equation
Persamaan DR menjelaskan cukup baik untuk padatan karbon dengan
tingkat burn-off rendah. Untuk padatan karbon yang dihasilkan burn-off tinggi
selama aktivasi, tingkat heterogenitas meningkat karena ukuran distribusi pori-
pori lebih luas dan persamaan DR tidak menggambarkan data kesetimbangan
yang baik . Untuk ini, Dubinin dan Astakhov mengusulkan bentuk berikut untuk
memungkinkan heterogenitas permukaan :

Ketika n = 2, persamaan DA mereduksi ke Persamaan DR. dalam hal


energi karakteristik referensi uap, :

persamaan DA memberikan fleksibilitas dalam menggambarkan


banyaknya data adsorpsi padatan ukuran distribusi mikropori mulai
sempit ke lebar
Tabel 2. Tingkat filling untuk persamaan DA pada beberapa nilai-nilai
tertentu dari A / E

Hal ini terlihat dari tabel di atas bahwa persamaan DA


sesuai dengan Parameter n memiliki kurva
ekuilibrium tajam sehubungan dengan potensial
adsorpsi.
efek n juga ditunjukkan pada Gambar 4 dimana plot
dari fractional loading versus tekanan tereduksi untuk
E = 10000 Joule / mol dan T = 300 K diplot.
Gambar dibawah ini menunjukkan pengaruh variasi dalam
energi karakteristik pada fractional loading versus tekanan
tereduksi dengan T = 298 K dan n = 2. Semakin tinggi energi
karakteristik, semakin tajam kurva isoterm, dan kenaikan
terjadi pada tekanan rendah.
Energi karakteristik adalah ukuran kekuatan
interaksi antara adsorbat dan adsorben, dan
berbeda dari energi interaksi dalam Persamaan
Langmuir (persamaan 2,2-6).
Dalam kasus mikropori filling, interaksi antara
adsorben dan volume adsorbat yang berada dalam
mikropori, dan interaksi ini disebut energi
karakteristik.
Gambar dibawah ini menunjukkan persamaan DA
sangat cocok dengan data eksperimen.
4.2.2.1 The Heterogeneity Parameter n

• Nilai n untuk karbon sangat aktif adalah antara


1,2 dan 1,8. Untuk zeolit ​memiliki distribusi
ukuran mikropori yang sempit , parameter n
terletak antara 3 dan 6.
• n = 3 ,menggambarkan data padatan memiliki
distribusi ukuran pori sempit, persamaan DA
dengan n = 3 umumnya digunakan sebagai
isoterm lokal untuk menggambarkan distribusi
ukuran mikropori
4.2.2.2 The incorrect Henry Law Behaviour

Termodinamika menunjukkan bahwa adsorpsi


isoterm harus menunjukkan perilaku hukum
Henry ketika tekanan sangat rendah.
Sayangnya, persamaan DA serta DR
tidak memiliki hukum Henry ketika tekanan
mendekati nol.
Slop persamaan DA adsorpsi isoterm adalah:
Ketika n> 1, slop adalah nol ketika tekanan
mendekati nol. Di sisi lain, ketika parameter n sama,
maka

Dengan demikian, untuk kasus ini n = 1, ketika RT> E


(yang tidak mungkin karena energi suhu tidak boleh
lebih besar dari energi karakteristik), slop isoterm
adalah nol ketika P mendekati nol. Di sisi lain, ketika
RT <E, slope akan menjadi tak terhingga ketika
tekanan mendekati nol (Eiden dan Schlunder, 1990).
4.2.2.3 Equation for Super-Critical
Adsorbate
Persamaan adsorpsi fundamental melibatkan Tekanan
uap Po pada temperatur adsorpsi T sehingga
persamaan hanya berlaku untuk adsorbat sub-kritis.
Namun, percobaan adsorpsi gas pada padatan mikro
telah menunjukkan bahwa tidak ada perubahan
mendadak dalam adsorpsi selama transisi dari sub-
kritis ke kondisi super-kritis. Hal ini menunjukkan
bahwa persamaan isoterm DA dapat empiris
diterapkan untuk gas super-kritis juga.
Fase volume molar terserap untuk gas super-
kritis diperkirakan oleh persamaan berikut
(yang diusulkan oleh Ozawa et al, 1976.):

di mana VM (Tb) adalah volume molar adsorbat cair


pada titik didih normal. Tekanan pseudo-uap dapat
diperkirakan dalam beberapa cara. Satu pendekatan
adalah dengan menggunakan persamaan Antoine
berikut untuk tekanan uap dan ekstrapolasi ke suhu
di atas suhu kritis:
• Pendekatan lain adalah untuk mengevaluasi
tekanan pseudo-uap pada suhu apa pun
atas Tc dengan menggunakan persamaan
Dubinin berikut:

Sebuah persamaan umum diusulkan oleh


Amankwah dan Schwarz (1995):

dimana k is a spesifik parameter


untuk sistem adsorbat-
adsorbent
Persamaan DA memiliki empat parameter
persamaan isoterm (W0, E0, n dan k).
Amankwah dan Schwarz telah menerapkan
persamaan DA ini untuk data adsorpsi
metana dan hidrogen pada jumlah karbon di
temperatur di atas suhu kritis.
Mereka menemukan bahwa parameter n
jatuh di kisaran 1,5-1,8 sedangkan parameter
k dalam kisaran 2,1-4,2.
4.2.2.4 Dubinin-Astakhov for Water
Adsorption
Persamaan DA memiliki titik infleksi dan posisinya tergan
tung pada nilai energi karakteristik.
Semakin rendah energi karakteristik, semakin tinggi nilai
tekanan berkurang di mana titik infleksi terjadi. Untuk
adsorpsi uap organik, energi karakteristik yang tinggi
(biasanya lebih besar dari 15 kJoule/mol) dan karenanya
titik infleksi terjadi pada tekanan yang sangat rendah,
yang biasanya tidak di plot fractional loading versus
tekanan berkurang
4.2.2.5 Dubinin-Serpinski Equation for
Water Adsorption on Carbon
• Air memiliki afinitas yang sangat rendah terhadap
permukaan graphitic, dan Mekanisme adsorpsi
yang disebabkan oleh quasi-chemisorption of
water dengan beberapa permukaan spesifik
group fungsional pada permukaan karbon.
• Pendekatan kinetik, yang laju adsorpsi adalah:

Tingkat desorpsi adalah sebanding dengan


konsentrasi terserap, yaitu
dimana c adalah rasio konstanta kecepatan. Persamaan di atas
adalah persamaan kuadrat dalam C μ dan dapat diselesaikan
untuk mendapatkan C μ

dimana
Persamaan adsorpsi ini, dikenal sebagai Persamaan
Dubinin-Serpinsky (D-Se), tipe V isotermal seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 6 untuk c = 3, Cµ0 = 1 mmol / g
dan tiga nilai k = 0,005, 0,01 dan 0,02. Kisaran berikut untuk
Cµ0, c dan k merupakan tipe yang khas untuk adsorpsi air di
berbagai sumber karbon.
Gambar 7 Plot of the Dubinin-Serpinski equation versus P/Po
with c = 3, Cμo = 1 mmol/g
• Konsentrasi situs utama meningkat dengan tingkat
oksidasi permukaan karbon. Hal ini terutama disebabkan
oleh peningkatan oksigen pembawa group fungsional.
Rasio dua konstanta kecepatan, c, dalam kisaran agak
kecil (1-3), dan mungkin mencerminkan hubungan
intrinsik dari molekul air dengan group fungsional untuk
membentuk sebuah cluster.
• Parameter k mewakili hilangnya situs sekunder dengan
peningkatan adsorpsi, dan karena itu mempengaruhi
kuatnya jumlah maksimum air yang dapat terserap oleh
solid dan itu tidak mempengaruhi perilaku adsorpsi awal
Karakteristik ini dapat dijelaskan oleh persamaan
Dubinin-Serpinsky:
dimana
• Jika X = 1 maka

Persamaan untuk kapasitas maksimum dapat digunakan untuk


menentukan parameter k.
Di antara dua persamaan untuk menggambarkan adsorpsi air
pada karbon, Persamaan D-Se adalah pilihan yang lebih baik
karena mencerminkan mekanisme adsorpsi .
Persamaan DA digunakan jika kita ingin mendapatkan adsorpsi
isoterm pada temperatur yang berbeda sebagai parameter E dan
n bukan variasi suhu (Stoeckli et al., 1994).
Untuk menguji kedua isoterm, kami menggunakan
data air pada sampel karbon aktif.
Gambar berikut (menunjukkan plot dari data di atas serta
kurva diperoleh dari program ISOFIT1) dari persamaan
Dubinin-Serpinski dan persamaan DA

Gambar 8. Persamaan Dubinin-Serpinski untuk Air/Aktivasi Data Karbon


4.2.3 Isosteric Heat of A dsorption and Heat of Immersion

• 4.2.3.1 Isosteric Heat


ΔHvap adalah panas penguapan
Pada loading konstan (dCμ=0)

Panas isosteric

dimana A adalah potential adsorpsi, yaitu


• Untuk mengekspresikan panas isosteric
adsorpsi dalam hal loading diberikan
persamaan :

4.2.3.2 Net Differential Heat


Diferensial panas adsorpsi didefinisikan
sebagai panas isosteric dari adsorpsi minus
panas penguapan
Gambar 10. Absorbsi net heat versus fractional loading dengan E =15Kj/mol, δ = 5x
104 K-1, T=300 K
Gambar diatas menunjukkan pengaruh parameter
heterogenitas n pada kurva panas. Semakin tinggi nilai dari n,
semakin seragam kurva panas. kurva adsorpsi isoterm versus
tekanan rendah jika n meningkat, maka sistem ini lebih
homogeneous.
4.2.3.3 Enthalpy of Immersion
Integrasi net heat adsorption versus fractional loading dari
0 sampai 1 akan memberikan molar entalphy of immersion
ke dalam cairan yang sesuai (Stoeckli dan Krahenbuhl,
1981, 1989), yaitu:

Untuk padatan yang memiliki luas permukaan pori tinggi,


entalpi spesifik perendaman harus memungkinkan untuk
panas yang berhubungan dengan permukaan terbuka, yaitu

Dimana hi adalah enthalpy spesifik immersion pada


permukaan terbuka
4.3 Theoretical Basis of the Potential Adsorption
Isotherms

untuk dimensi pori diberikan geometri, dengan kekuatan rata-rata


bidang Φ. Dalam hal persamaan ini, ρs dan ρg densitas dari fase
teradsorpsi dan cairan, masing-masing, adalah panjang gelombang
termal de-Broglie, dan ŋ didefinisikan sebagai:

di mana N adalah jumlah molekul , Vs adalah volume sistem dan


diameter Variabel ŋ adalah bagian dari permukaan tertutup.
4.4 Modified Dubinin Equations for
Inhomogeneous Microporous Solids
Ada beberapa pendekatan untuk menangani
padatan heterogen tersebut. Satu Pendekatan
sederhana adalah dengan mengasumsikan bahwa
padatan terdiri dari dua daerah yang berbeda dan
tidak ada interaksi antara kedua. Dengan asumsi ini,
DR atau Persamaan DA dapat diterapkan untuk
masing-masing daerah, dan keseluruhan isoterm
hanyalah penjumlahan dari dua persamaan
sederhana DRs atau DAs
4.4.1 Ideal Inhomogeneous Microporous
Solids
Cara termudah untuk menggambarkan
adsorpsi isoterm dari homogen
padat mikro adalah dengan menggunakan
persamaan di bawah ini
• Gambar dibawah ini menunjukkan jumlah
terserap versus tekanan tereduksi untuk E, =
10 kJoule / mol dan E2 = 5 kJoule / mol.
• Berikut adalah sebagian kecil dari wilayah
yang memiliki E, = 10 kJ / mol.
Pendekatan ini merupakan salah satu
pendekatan paling sederhana untuk
mengatasi homogen
padatan.
• Gambar 10. Plots of the dual DA equation versus P/Po with E, =10
kJ/mole, E2 =5 kJ/mole, n=2,T=300K
4.4.2 Solids with Distribution in Characteristic Energy Eo
persamaan adsorpsi isoterm dapat ditulis secara umum
sebagai berikut:

mana W0 adalah volume spesifik maksimum mikropori itu, f


(E0) adalah distribusi dari energi karakteristik berdasarkan
uap referensi, dan θ adalah fractional loading lokal sesuai
dengan energi karakteristik (βE 0). Parameter n mungkin
berbeda dengan variasi energi karakteristik, tetapi untuk
kesederhanaan itu selalu diambil sebagai konstan.
Fungsi distribusi bentuk Gaussian dan Gamma
ditabulasikan dalam tabel berikut (Tabel 4).
Tabel 4. Bentuk Fungsi pada Distribusi Fungsi

Parameter E0 pada persamaan. (4,4-5) adalah energi


karakteristik rata-rata padat menuju uap referensi, dan
adalah varians dalam distribusi Gaussian (mol2/Joule2).
Parameter q dan n adalah parameter distribusi, dan
mempengaruhi energi karakteristik rata-rata dan varians dari
distribusi.
4.4.2.1 Gaussian Distribution and local DR
Equation
Volume mikropori yang ditempati oleh adsorbat pada
potensial adsorpsi diberikan adalah:

Kisaran integrasi adalah antara 0 dan ∞. Batas bawah sesuai energi


karakteristik yang tak terbatas, dan batas atas sesuai dengan energi
karakteristik nol. Integrasi dari persamaan di atas memberikan
ekspresi berikut untuk adsorpsi isoterm:
Gambar 11 menunjukkan plot dari persamaan di atas
versus tekanan tereduksi dengan varians sebagai
berbagai parameter.

Gambar 11. Plot persamaan di atas versus P/P0 dengan


E = 10 kj/mol, β =1, T = 300 K (Simbol o persamaan
bentuk DR)
4.4.2.1.1 Micropore Size Distribution
asumsi mikropori pada celah
pori-pori berbentuk:
di mana M adalah konstanta dan x adalah pori-pori
setengah lebar. Untuk E0 mengambil unit Joule / mol
dan x mengambil unit nm, konstanta M mengambil
nilai:
Distribusi volume mikropori dalam hal 1/E02 adalah:

Gambar 12 menunjukkan distribusi volume pori dengan


varians sebagai bervariasi parameter.
4.4.2.1.2 Geometrical Surface Area

Dengan asumsi micropores memiliki celah sisi


paralel dengan lebar setengah x, yang
luas permukaan geometris dinding mikropori
adalah:

persamaan berikut untuk luas permukaan


geometris ;
:
4.4.2.2 DA and Gaussian distribution
Menggunakan persamaan DA dan distribusi
Gaussian berikut ini diperoleh

Atau

Di mana
4.4.2.3 DR Local Isotherm and Shifted Gamma
Distribution
Menggunakan DR sebagai isoterm lokal, persamaan
berikut ini didapat:

Di mana
Persamaan di atas dapat mengambil bentuk yang
lebih sederhana jika energi karakteristik maksimum
menjadi tak terhingga, yaitu:

Energi karakteristik E0 berkaitan dengan lebar


setengah dari mikropori menurut pers. (4-12). Oleh
karena itu, distribusi ukuran mikropori, J(x),
diberikan oleh:
4.4.2.4 DA (n=3) Local Isotherm and Shifted
Gamma Distribution

Fractional loading keseluruhan dapat dihitung sesuai


dengan mengikuti persamaan:

Variabel z adalah kebalikan dari energi karakteristik, dan berkaitan


dengan mikropori setengah-lebar. Ada sejumlah korelasi yang tersedia
dalam literatur (Dubinin dan Stoeckli, 1980; Stoeckli et al, 1989) dan
mereka tercantum di bawah ini:
di mana x adalah dalam nm
dan z dalam mol / kJoule.
Gambar 13 menunjukkan plot dari mikropori yang
setengah lebar versus energi karakteristik yang
diperoleh dari tiga korelasi.

Gambar 13. Plot dari mikropori setengah lebar versus


energi karakteristik
pada Gambar 14 diketahui parameter n dan q dari
isoterm , distribusi ukuran mikropori

Gambar 14. Data dari karbon benzena / aktif dari 30


° C dengan DR, DA, dan Pers. Jaroniec-Choma
Gambar 15. Distribusi ukuran pori dihitung dari
karbon benzena / diaktifkan dengan persamaan
JC
4.5 Solids with Micropore Size Distribution

Jika kita biarkan ukuran mikropori distribusi f(x) sehingga


W00 f(x) adalah volume mikropori memiliki ukuran
mikropori antara x dan x + dx, maka volume mikropori
ditempati oleh adsorbat pada potensi adsorpsi adalah:

di mana x adalah setengah lebar mikropori, dengan xmin


dan xmax adalah minimum dan maksimum, masing-
masing.
Parameter E0 adalah energi karakteristik uap
referensi, dan ditemukan oleh sudut hamburan X-
Ray kecil untuk mengikuti hubungan dengan
setengah lebar mikropori

Untuk benzen sebagai uap referensi, konstanta k


yaitu:

Deskripsi lain dari parameter k yang diberikan oleh


Dubinin dan Stoeckli (1980)
4.5.1 DR Local Isotherm and Gaussian Distribution

Distribusi ukuran mikropori dapat diasumsikan


untuk distribusi Gaussian berikut:

Di mana W00 adalah volume mikropori total x0


adalah setengah celah lebar berbentuk mikropori
yang sesuai dengan maksimum kurva distribusi, dan
δ adalah varians.
Untuk mendapatkan persamaan heterogen padat,
persamaan adsorpsi untuk mikropori elemen volume dW
adalah:

Persamaan di bawah ini pertama kali diperoleh Dubinin dan


Stoeckli, dan selanjutnya disebut persamaan D-S.
Menggunakan persamaan ini sesuai data eksperimen, tiga
parameter dapat diekstraksi dari proses yang sesuai cocok ,
yaitu W00, x0 dan δ.
plot persamaan tersebut versus tekanan tereduksi
dengan perbedaan dan rata-rata pori setengah lebar
sebagai parameter, masing-masing disajikan pada
Gambar 16.

Gambar 16. Plot Persamaan DS versus P/P0 dengan T =


300 K, x0 = 1 nm dan δ = (0,1, 0,3, 0,5)
Gambar 17. Plot Persamaan DS versus P/P0 dengan
T =300 K, δ = 1 nm dan x0 = (0,75, 1, 1,25 nm)
4.5.1.1 Geometrical Surface Area of Micropore

Jika volume mikropori digambarkan oleh distribusi


Gaussian diberikan sebagai pers.(4.5-5), permukaan
geometris dinding mikropori adalah :

Parameter c adalah setengah lebar pori minimum


adsorbat molekul yang hanya memiliki pori-pori
spasi lebih besar dari atau sama dengan diameter
molekul adsorbat .
4.5.2 DA Local Isotherm and Gamma Micropore
Size Distribution

Menggunakan DA sebagai adsorpsi isoterm lokal,


dan Eo = k / x, Jaroniec dkk. (1988) diasumsikan
distribusi ukuran mikropori berikut:

untuk mendapatkan persamaan isoterm


keseluruhan berikut:
4.6 Other Approaches
Pendekatan Yang’s
Kapoor et al (1989) digunakan persamaan empiris
berikut:

Koefisien β1 dan β2 diperoleh empiris oleh Kapoor et


al (1989) dan Kapoor dan Yang (1989):
4.6.2 Schlunder 's Approach

Eiden dan Schlunder (1990) dimodifikasi persamaan


DA sebagai berikut:

Menggunakan teori kondensasi kapiler, yang


membatasi pori jari-jari rGr sesuai dengan AGr
dihitung dari:
4.6.3 Modified Antoine Equation
Persamaan Antoine untuk tekanan uap di atas permukaan cairan
datar:

Untuk pori terisi sebagian, akan dimodifikasi ke persamaan adsorpsi


isoterm:

di mana A’, B' dan C adalah fungsi pembebanan dan mereka yang
mengambil bentuk seperti bahwa A' = A,B '= B dan C = C ketika pori-
pori yang jenuh. Dengan bentuk persamaan, yang panas isosteric
dievaluasi sebagai (dari persamaan Van Hoff):
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai