Anda di halaman 1dari 9

4

PERPINDAHAN PANAS

Kompetensi

1. Mahasiswa mampu memahami proses perpindahan panas secara


konduksi pada aliran linier dari berbagai bahan.
2. Mahasiswa mampu memahami proses perpindahan panas secara
konduksi pada aliran radial dari berbagai bahan.
3. Mahasiswa dapat memahami penggunaan Hukum Fourier pada
perpindahan panas konduksi.
4. Mahasiswa mampu mengetahui bahwa setiap bahan memiliki
konduktivitas yang berbeda

4.1 PENDAHULUAN
Perpindahan panas adalah salah satu proses perpindahan yang fundamental
dalam bidang ilmu teknik kimia selain perpindahan massa dan perpindahan
momentum. Perpindahan panas berhubungan dengan prinsip-prinsip
akumulasi dan perpindahan dari panas dan energi dari satu tempat ke
tempat lainnya. Perpindahan panas sering terjadi dalam unit-unit operasi
seperti distilasi, evaporasi, pengeringan, dan lainnya. Perpindahan panas
terjadi karena adanya perbedaan temperatur sebagai driving force dan
terjadi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
Ada tiga (3) mekanisme dasar dari perpindahan panas yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi. Dalam modul praktikum ini, mekanisme yang lebih
difokuskan adalah konduksi. Modul ini didesain untuk mekanisme
perpindahan panas secara konduksi dengan metode linier dan radial.
PERPINDAHAN PANAS 43

4.1.1 Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada suatu bahan yang
memiliki perbedaan temperatur tanpa disertai adanya gerakan zat. Sebagai
contoh perpindahan panas ini adalah perpindahan panas pada suatu
lempeng logam, misalnya dinding penukar panas, pemanasan pada
lempeng baja.

4.1.1.1 Konduksi Pada Aliran Linier


Ditinjau sebuah lempeng logam seperti skema dibawah ini

Ta

∆T

Tb

∆x

Gambar 4.1. Mekanisme perpindahan panas konduksi pada aliran linier

𝑞 𝑑𝑑
=
𝐴 𝑑𝑑

dan dengan konstanta kesetimbangan ( konduksi ) maka menjadi


persamaan Hukum Fourier
𝑑𝑑
𝑞 = −𝑘𝑘
𝑑𝑑

dimana :
q = laju perpindahan kalor
𝑑𝑇
𝑑𝑥
= gradien suhu ke arah perpindahan kalor
k = koduktivitas termal bahan
A = luas permukaan bidang hantaran

𝑇𝑇 − 𝑇𝑇 𝑇𝑇 − 𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
𝑞= = =
∆𝑥/𝑘𝑘 𝑅 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟
PERPINDAHAN PANAS 44

4.1.1.2 Konduksi Pada Aliran Radial

Gambar 4.2. Mekanisme perpindahan panas konduksi pada aliran radial

𝑞 𝑑𝑑
= −𝑘
𝐴 𝑑𝑑

Dimana luas permukaan silinder A=2πrL

𝑇1−𝑇2 𝑇1−𝑇2 𝑇1−𝑇2


𝑞 = 𝑘𝐴𝑙𝑚 𝑟2−𝑟1 = (𝑟2−𝑟1)/(𝑘𝐴 =
𝑙𝑚 ) 𝑅

4.1.1.3 Konduksi aliran Linier pada bahan komposit


Laju perpindahan panas secara konduksi pada sistem linier dengan
ketebalan material, konduktifitas thermal yang berbeda, sehingga
penurunan temperatur juga berbeda, maka kalor yang dipindahkan :

Gambar 4.3. Konduksi linier pada bahan komposit

(𝑇1 − 𝑇4)
𝑞=
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
Dimana :
R = tahanan perpindahan panas =
A = luas permukaan perpindahan panas
PERPINDAHAN PANAS 45

4.1.1.4 Konduksi Pada Radial


Laju perpindahan panas secara konduksi pada silinder mempunyai
perbedaan dengan laju perpindahan panas secara konduksi pada pelat /
balok, karena beda persamaan luas bidang permukaan [ Geankoplis,
1993].

r2 r3 r4
r1

q
T1
T2
T3
T4
A
B
C

Gambar 4.4. Perpindahan panas secara Konduksi pada sistem radial.

Laju perpindahan panas q akan seragam pada masing-masing lapisan,


karena berada dalam keadaan steady-state. Persamaan untuk masing-
masing silinder konsentris dapat dituliskan sebagai berikut :

T1 − T2 T2 − T3 T3 − T4
q= + +
r2 − r1 r3 − r2 r4 − r3
k A AA lm k B AB lm k C AC lm

Dimana :

A2 − A1 A3 − A2 A4 − A3
AA lm = AB lm = AC lm =
ln ( A2 / A1 ) ln ( A3 / A2 ) ln ( A4 / A3 )

Menggunakan metode yang sama untuk mengkombinasikan


persamaan untuk mengeliminasi T2 dan T3 sebagaimana pada dinding
datar. Sehingga persamaan akhir dapat dituliskan sebagai berikut :

T1 − T4
q=
r2 − r1 r −r r −r
+ 3 2 + 4 3
k A AA lm k B AB lm k C AC lm

T1 − T4 T −T
q= = 1 4
R A + RB + RC ∑R
PERPINDAHAN PANAS 46

4.2 PERCOBAAN

4.2.1 Percobaan 1 (Konduksi panas pada aliran linier)

4.2.1.1 Tujuan
Untuk menentukan konduktivitas termal dari bahan stainless steel,
alluminium dan Brass

4.2.1.2 Metode
Dengan melakukan pengukuran perbedaan temperatur sepanjang bahan,
dimana laju alir panas (Q) diperoleh dari hubungan antara tegangan listrik
(V) dan arus listrik (I) yang dapat diketahui dari peralatan yang ada.
Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan
Hukum Fourier.

4.2.1.3 Alat yang digunakan


1. HTT10X Heat Transfer Service Unit
2. HT11 Linier Heat Conduction Accessory

4.2.1.4 Peralatan tambahan


1. SFT2 Flow Sensor
2. Chart recorder with voltage input (1V=100oC)

4.2.1.5 Persiapan peralatan


Sebelum melaksanakan praktikum, persiapkan dan pastikan keadaan alat
dalam keadaan baik :
1. Letakkan alat HT11 Linier Heat Conduction di samping HT10X Heat
Transfer Service Unit pada tempat yang sesuai. Jepitkan pemanas dan
pendingin dari HT11 bersamaan yang dilapisi dengan thermal paste.
2. Hubungkan delapan thermocouple pada HT11 dengan soket yang
sesuai pada bagian depan dari unit. Pastikan label pada thermocouple
(T1-T8) cocok dengan label pada soket.
3. Set voltage control potentiometer menuju minimum (berlawanan arah
jarum jam) dan posisikan ke pilihan manual kemudian hubungkan
sumber arus dari HT11 ke soket bertanda O/P3 pada unit.
4. Pastikan suplai air pendingin terhubung dengan regulating valve pada
HT11.
5. Pastikan semua unit terhubung dengan sumber listrik.
PERPINDAHAN PANAS 47

4.2.1.6 Prosedur Praktikum


1. Semua unit siap dioperasikan.
2. Pasang modul pada tempat yang telah ditentukan. Pada praktikum ini
modul yang disediakan yaitu : Brass 13mm, Brass 25mm, aluminium
25mm, stainless steel 25mm.
3. Alirkan air pendingin ke peralatan percobaan.
4. Set tegangan pemanas (sesuai data yang diberikan Dosen/Asisten).
Untuk mengatur tegangan pemanas terlebih dahulu ubah panel pada
unit pemanas pada posisi V.
5. Biarkan alat HT11 pada kondisi stabil.
6. Pada saat temperature sudah stabil. Catat : T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7,
T8, dan catat juga V dan I.
7. Lakukan kembali pada variasi tegangan pemanas sesuai yang
diberikan Dosen/Asisten, dan ulangi kegiatan diatas.
8. Kemudian lakukan praktikum dengan menggunakan bahan yang
berbeda.

4.2.1.7 Perhitungan dan Hasil


Tabulasikan data-data yang diperoleh yaitu temperature, V dan I. Pada
praktikum perpindahan panas tabulasi data sebagai berikut:
Tegangan pemanas V Volts

Arus pemanas I Amps

Suhu bagian panas tinggi T1 (oC)


Suhu bagian panas T2 (oC)
sedang
Suhu bagian panas T3 (oC)
rendah
Suhu intermediet tinggi T4 (oC)

Suhu intermediet rendah T5 (oC)

Suhu bagian dingin T6 (oC)


tinggi

Suhu bagian dingin T7 (oC)


sedang

Suhu bagian dingin T8 (oC)


rendah

Laju alir pendingin Fw (l/min)


PERPINDAHAN PANAS 48

Lakukan kalibrasi pada alat ukur.


Jarak antara T1 dan T3 ∆x13 = 0.03 m
Jarak antara T4 dan T5 ∆x45 = 0.015 m
Jarak antara T6 dan T8 ∆x68 = 0.03 m
Diameter dari modul D = 0.0025 m
laju perpindahan kalor atau laju aliran panas :

𝑞 = 𝑄 = 𝑉 × 𝐼 watts

luas permukaan dari modul :

𝜋𝐷 2
𝐴= m2
4

Hitung dan tentukan konduktivitas panas dan bandingkan untuk


setiap bahan yang berbeda, buat grafik hubungan antara temperatur dengan
jarak, dan bandingkan konduktivitas yang diperoleh dari percobaan dengan
literatur.

4.2.2 Percobaan 2 (Konduksi Panas secara Radial)

4.2.2.1 Tujuan
Untuk menentukan konduktivitas termal dari bahan stainless steel,
alluminium dan Brass

4.2.2.2 Metode
Dengan melakukan pengukuran perbedaan temperatur sepanjang bahan,
dimana laju alir panas (Q) diperoleh dari hubungan antara tegangan listrik
(V) dan arus listrik (I) yang dapat diketahui dari peralatan yang ada.
Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan
Hukum Fourier.

4.2.2.3 Alat yang digunakan


1. HTT10X Heat Transfer Service Unit
2. HT12 Radial Heat Conduction Accessory

4.2.2.4 Peralatan tambahan


1. SFT2 Flow Sensor
2. Chart recorder with voltage input (1V=100oC)

4.2.2.5 Persiapan peralatan


Sebelum dilakukan praktikum, dipersiapkan peralatan terlebih dahulu :
PERPINDAHAN PANAS 49

1. Letakkan alat HT12 Radial Heat Conduction di samping HT10X Heat


Transfer Service Unit pada tempat yang sesuai. Jepitkan pemanas dan
pendingin dari HT11 bersamaan yang dilapisi dengan thermal paste.
2. Hubungkan delapan thermocouple pada HT12 dengan soket yang
sesuai pada bagian depan dari unit. Pastikan label pada thermocouple
cocok dengan label pada soket.
3. Set voltage control potentiometer menuju minimum (berlawanan arah
jarum jam) dan posisikan ke pilihan manual kemudian hubungkan
sumber arus dari HT12 ke soket bertanda O/P3 pada unit.
4. Pastikan suplai air pendingin terhubung dengan regulating valve pada
HT12.
5. Pastikan semua unit terhubung dengan sumber listrik.

4.2.2.6 Prosedur Praktikum


1. Semua unit siap dioperasikan.
2. Pasang modul pada tempat yang telah ditentukan. Pada praktikum ini
modul yang disediakan yaitu Brass.
3. Alirkan air pendingin ke peralatan percobaan.
4. Set tegangan pemanas (sesuai data yang diberikan Dosen/Asisten).
Untuk mengatur tegangan pemanas terlebih dahulu ubah panel pada
unit pemanas pada posisi V.
5. Biarkan alat HT12 pada kondisi stabil.
6. Pada saat temperature sudah stabil. Catat : T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7,
T8, dan catat juga V dan I.
7. Lakukan kembali pada variasi tegangan pemanas sesuai yang
diberikan Dosen/Asisten, dan ulangi kegiatan diatas.

4.2.2.7 Hasil Praktikum


Tabulasikan data-data yang diperoleh yaitu temperature, V dan I. Pada
praktikum perpindahan panas tabulasi data sebagai berikut:

Tegangan pemanas V Volts

Arus pemanas I Amps

Suhu pada radius 7 mm T1 (oC)

Suhu pada radius 10 mm T2 (oC)

Suhu pada radius 20 mm T3 (oC)

Suhu pada radius 30 mm T4 (oC)


PERPINDAHAN PANAS 50

Suhu pada radius 40 mm T5 (oC)

Suhu pada radius 50 mm T6 (oC)

Laju alir pendingin Fw (l/min)

Lakukan kalibrasi pada alat ukur. Pada praktikum ini konstanta yang di
tentukan:

• Ketebalan dari keping modul : X = 0.0032 m


• Untuk menentukan laju perpindahan kalor atau laju aliran
panas : 𝑞 = 𝑄 = 𝑉 × 𝐼 watts.

Hitung dan tentukan konduktivitas panas dan bandingkan untuk


bahan pada aliran radial, buat grafik hubungan antara temperatur dengan
jarak, dan bandingkan konduktivitas yang diperoleh dari percobaan dengan
literatur.

DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 1997. Transport Processes and Unit Operations, 3rd
Edition. New Delhi : Prentice-Hall of India.
McCabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering, 5rd Edition.
Singapore : McGraw-Hill Book Co.
Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II.
Pekanbaru : Program Studi S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai