Anda di halaman 1dari 45

PENGERTIAN PINDAH PANAS

DAN MODE PINDAH PANAS


TUJUAN
 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pindah
panas dan mode pindah panas yang mencakup
konduksi, konveksi dan radiasi
TERMODINAMIKA DAN
PINDAH PANAS
 Termodinamika: berkaitan dengan kondisi
ekuilibrium
 Pindah panas: tidak hanya menjelaskan bagaimana
panas itu berpindah namun dapat memprediksi
berapa besar laju perpindahan panas yang terjadi
pada suatu kondisi tertentu
TERMODINAMIKA DAN
PINDAH PANAS
 Pada termodinamika analisis pada kondisi-kondisi
keseimbangan atau perubahan dari satu
keseimbangan ke keseimbangan lainnya.
 Contoh: pencelupan besi bersuhu tinggi ke air
bersuhu lebih rendah, termodinamika dapat
meramalkan berapa suhu akhir suatu sistem tetapi
tidak dapat memprediksi berapa lama waktu untuk
mencapainya.
TERMODINAMIKA DAN
PINDAH PANAS
 Dengan pindah panas  kebutuhan ukuran sistem,
kondisi proses dll.
 Akan tetapi, pindah panas tunduk pada
termodinamika
 Hukum I  panas yang berpindah ke sistem sama
dengan laju peningkatan energi sistem
 Hukum II  panas berpindah dari suhu tinggi ke
rendah
TERMODINAMIKA DAN
PINDAH PANAS
 Suhu  ukuran energi kinetik partikel (molekul
atau atom)
 Pada cairan atau gas, energi kinetik molekul adalah
akibat gerak transalasi, vibrasi dan rotasi
 Kebutuhan dasar pindah panas  Driving force 
BEDA SUHU
CONTOH APLIKASI PINDAH
PANAS
CONTOH APLIKASI PINDAH
PANAS
 Pada bidang teknik pertanian dan biosistem
 Sistem pada pengolahan, seperti pengeringan,
evaporasi, distilasi, pendinginan, pembekuan, heat
treatment, penggorengan, dll.
 Sistem termal: heat pump, kolektor, tungku, gasifikasi,
dll.
 Sistem penukar panas, baik pendukung mesin-mesin
pertanian atau aplikasi pada sistem termal
CONTOH APLIKASI PINDAH
PANAS
 Permasalahan dalam praktis (aplikasi) dapat
dibedakan menjadi dua kelompok:
 Rating  Penentuan laju pindah panas dari sistem
yang ada
 Sizing  penentuan ukuran sistem untuk
memindahkan panas tertentu
MODE PINDAH PANAS
 KONDUKSI
 KONVEKSI
 RADIASI
KONDUKSI
 Satu dimensi (hukum FOURIER)
dT
Q   kA
dx

Q : panas (W)
KONDUKSI
 Konduktivitas termal beberapa jenis bahan:
KONDUKSI
 Konduksi pada berbagai wujud
padat, cairan, gas
 Konduksi pada fluida, harus
pada fluida diam (tak ada
gerakan bulk)
KONDUKSI, CONTOH-1:
 Atap dari rumah yang
menggunakan pemanas listrik,
seperti pada Gambar, dibuat dari
beton dengan k=0,8 W/moC. Suhu
permukaan dalam dan luar adalah
15oC dan 4oC, untuk periode 10
jam. Tentukan laju pindah panas
dan biaya listrik jika harga listrik
Rp. 1500/kWh (catatan: hanya
yang melalui atap)
 Ulangi soal ini dengan k = 0,4
W/moC.
KONVEKSI
 Merupakan pindah panas akibat efek gabungan
konduksi dan gerakan (bulk) fluida
 Difokuskan pada permukaan padatan dengan fluida
KONVEKSI
 Pada daerah dekat padatan (gambar di bawah), kecepatan
nol sehingga berlaku persamaan konduksi
 Tetapi gradien suhu akan bergantung pada kecepatan

 Gerakan bulk fluida akan membawa panas dan tergantikan


oleh fluida dari lapisan luar
 Keseluruhan efek: KONVEKSI
KONVEKSI
 Karena cukup kompleks, maka didekati dari hukum
pendinginan Newton:
q  hA Tw  T 

 Dalam permasalahan konveksi  menentukan h.


RADIASI
 Pindah panas radiasi dapat berlangsung walaupun
tanpa media atau vakum melalui gelombang
elektromagnetik.
 Radiasi termal merupakan gelombang
elektromagnetik akibat suhu yang dimilikinya.
Setiap benda yang memiliki suhu di atas 0 K akan
memancarkan radiasi termal.
RADIASI
 Radiasi antara dua
permukaan yang tak
hingga atau
permukaan yang
diselubungi oleh
permukaan lain

Q  A T1  T2
4 4

 Emisivitas pada gas
umumnya rendah
MEKANISME PINDAH PANAS
SIMULTAN
 Pindah panas dapat berlangsung dalam
2 mode secara simultan
 Umumnya pada semi transparan:
 radiasi dan konveksi
 radiasi dan konduksi
 Konduksi dan konveksi berlangsung
salah satu saja
KONDUKSI: ANALISIS STEADY
STATE
STEADY STATE DAN
UNSTEADY-STATE
(TRANSIENT)
 Steady state: tidak berubah terhadap waktu
 Unsteady state: berubah terhadap waktu
STEADY STATE DAN
UNSTEADY-STATE
(TRANSIENT)
KONSEP TAHANAN TERMAL
KONDUKSI DINDING
MAJEMUK
 Analisis pada dinding majemuk dapat
menggunakan analogi rangkaian listrik: SERI dan
PARALEL atau kombinasinya
 SERI: berurutan
 Pada steady state: Q sama
 PARALEL: simultan
Konduksi pada bidang datar – 1D:
DINDING MAJEMUK
 SERI

Q
Q
Konduksi pada bidang datar – 1D:
DINDING MAJEMUK
 Arus panas = perbandingan antara beda potensial termal
terhadap tahanan termal
Q

 Atau pada kasus ini, ditulis sebagai


 T1  T4 
Q
Roverall
 Secara umum: T  Tujung 
pangkal Toverall
Q 
Roverall Roverall
CONTOH-2
 Berapakah pindah panas (Q) dalam W/m2, pada
slide sebelum, jika Suhu T1=50oC, T4=30oC. Jika
diketahui kA=0,5 W/mK, kB=0,4 W/mK dan kC=0,7
W/mK. Tebal dinding A, B dan C masing-masing
adalah 2 cm.
Konduksi pada bidang datar – 1D:
DINDING MAJEMUK
 SERI DAN PARALEL

Dapat digunakan dua asumsi:


•Adiabatik
•Isotermal

Pada skema di bawah asumsi


untuk A dan E adalah isotermal 
yaitu A dan E tidak dipisah

Q
Konduksi pada bidang datar – 1D:
DINDING MAJEMUK
 Asumsi isotermal dan adiabatik
Konduksi pada SILINDER 1-D
 Hukum Fourier dT
Q   kA(r )
dr
 Luas selimut silinder: A = 2rL  fungsi r
 Integral persamaan konduksi (hukum Fourier) menjadi:
Q ln r = -2 krLT + C
Kondisi batas : r = ri T = Ti
r = ro  T = To
Solusi khususnya:
2kL Ti  To 
Q
 ln ro ri  
Konduksi pada SILINDER – 1D:
 SILINDER

2kL Ti  To 
Q
 ln ro ri  
Silinder dinding majemuk 1D
 SILINDER
Gabungan konduksi dan konveksi –
Bidang datar
 Majemuk (luas penampang sama)

 T1  T2  T A  TB
Q  h1 A TA  T1   k1 A  h2 A T2  TB  Q
x1 1 / h1 A  x1 / k1 A  ...x n / k n A  1 / h2 A
Koefisien pindah panas overall (U)
 Seringkali perpindahan panas dinyatakan dalam
koef pindah panas keseluruhan
Q  UAToverall  kasus tadi : Q  UA T A  TB 
 U= koefisien pindah panas overall, untuk 1 dinding
(bidang datar) adalah:

 Jika ada beberapa lapis dinding maka U adalah:


1
U
1 / h1  x1 / k1  ...xn / kn  1 / ho
Koefisien pindah panas overall (U)
 Ingat bahwa
Q  UAToverall
 Atau
Toverall
Q
Roverall

 Jadi
1
U
Roverall A
Koefisien pindah panas overall
(U) untuk silinder majemuk
 Hal yang sama untuk silinder (dan bola), tetapi jika
menggunakan U didasarkan pada salah satu basis yaitu
menggunakan Ui ATAU Uo dengan masing-masing
menggunakan Ai ATAU Ao. Untuk Uo silinder (misalnya
terdiri tiga lapisan):
1 1
Uo 
ro 1 /( h r )  ln(r1 / ri )  ln(r2 / r1 )  ln(ro / r2 )  1 /( h r )
i i i o
kA kB kC

 Pindah panasnya
Q  U o Ao Toverall ATAU Q  U i Ai Toverall
CATATAN TAMBAHAN
 Sebenarnya pada praktisnya di permukaan yang
kontak dengan fluida selain konveksi ke fluida ada
pindah panas radiasi
 Pindah panas radiasi  non linier
 Sehingga, untuk analisis keduanya sering sudah
dalam gabungan, yaitu: hcombined, atau seringkali
ditulis hanya h saja  cara analisis seperti
konveksi saja, sehingga kerumitan dihindari.
PR-1
 Tentukan laju pindah panas
(konveksi dan radiasi) dari
seseorang yang yang terekspos
ke udara ruangan bersuhu 20oC
jika luas permukaan yang
terekspos 1,6m2 dan dengan
suhu 29oC sedangkan koefisien
konveksi 6 W/m2K dan
emisivitas 0,95. Dan berapa
total pindah panasnya?
PR-2

 Asumsi: tidak ada konveksi


PR-3
 Consider a 0.8-m-high and 1.5-m-wide double-pane window consisting of
two 4-mm-thick layers of glass (k= 0.78 W/m · °C) separated by a 10-
mm-wide stagnant air space (k =0.026 W/m · °C). Determine the steady
rate of heat transfer through this double-pane window and the temperature
of its inner surface for a day during which the room is maintained at 20°C
while the temperature of the outdoors is 10°C. Take the convection heat
transfer coefficients on the inner and outer surfaces of the window to be
h1=10 W/m2 · °C and h2 =40 W/m2 · °C, which includes the effects of
radiation.
PR-4
 Stud kayu (2 x4), dimensi sebenarnya adalah 4.13×9.21 cm dengan
konduktivitas termal 0.1 W/moC. Sebuah dinding rumah dikonstruksi
seperti pada gambar di bawah. Hitunglah koefisien pindah panas
keseluruhan dan Nilai R dinding

Pada skema di disamping asumsi


sheath (gypsum) diasumsikan
adiabatik
PR-5
 Steam at 320°C flows in a stainless steel pipe (k=15 W/m ·
°C) whose inner and outer diameters are 5 cm and 5.5 cm,
respectively. The pipe is covered with 3-cm-thick glass wool
insulation (k 0.038 W/m · °C). Heat is lost to the
surroundings at 5°C by natural convection and radiation, with
a combined natural convection and radiation heat transfer
coefficient of 15 W/m2 · °C. Taking the heat transfer
coefficient inside the pipe to be 80 W/m2 · °C, determine the
rate of heat loss from the steam per unit length of the pipe.
Also determine the temperature drops across the pipe shell
and the insulation
ALAMAT PR
 Khusus dosen: Leopold Nelwan
 leosnelwan+p_panas_k1@gmail.com (KELAS K1)
 leosnelwan+p_panas_k2@gmail.com (KELAS K2)

 Untuk dosen yang lain, agar menghubungi


masing-masing (ketua kelasnya saja: Alvin Gibran
(K1) dan Leonardo (K2))
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai