Kutipan »
Dec 17
Hari ini, senin, entah mengapa aku semangat banget ga kaya biasanya (loh? hehe). Bismillah,
dan hari senin ini pun aku mulai.
Mata kuliah pertama hari ini, Kimia Fisika (KF), Alhamdulillah bisa dateng di kelas
dengan on time. Dan kuliah pun dimulai. Kali ini bab yang dibahas adalah tentang adsorbsi
isothermis (ada yang tau?).
Sebelum masuk lebih jauh, beberapa hal ini harus dipahami terlebih dahulu. Pertama,
absorpsi tidak sama dengan adsorpsi. Kedua, absorpsi merupakan penyerapan hingga ke
bagian dalam. Sedangkan, adsorpsi merupakan penyerapan hanya pada permukaan. Ketiga,
adsorbat = zat yang diadsorpsi. Sedangkan adsorbent = zat yang mengadsorpsi (biasanya
solid). Dari sini kita dapat memahami bahwa seseorang akan memiliki sifat adsorbent/mampu
menarik orang lain (adsorbat) ketika ia memiliki sifat yang solid/kokoh.
Adsorbsi isothermis adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorbat pada permukaan
adsorbent dengan kondisi setimbang pada temperatur tertentu. Ternyata kita juga dapat
mencoba mengaplikasikan pemahaman akan adsorpsi isothermis tersebut dari sudut pandang
kehidupan, adsorpsi isothermis itu merupakan hubungan antara dua orang yang saling
memberi dan menerima dalam kondisi tertentu.
Aku coba jelasin “sedikit” materi ini ya.. Adsorpsi isothermis secara lapisan dibagi menjadi
2, yaitu monolayer dan multilayer.
Monolayer berarti dalam proses adsorpsi hanya terbentuk satu lapisan yang tersusun oleh
adsorbat di permukaan adsorbent nya. Biasanya peristiwa ini disebabkan oleh ikatan kimia,
atau bahasan lainnya adalah chemisorption (penyerapan secara kimia). Biasanya adsorpsi
jenis ini sifatnya kuat. Karena antara adsorbat dan adsorbent terdapat chemistry yang
mendalam. Pun begitu dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menjalin hubungan yang
memiliki chemistry kuat, maka hubungan tersebut akan kokoh dan tidak mudah terlepas. Dan
tentunya hubungan tersebut tunggal, tidak mendua. (hehe..)
Sedangkan tipe kedua, yaitu multilayer. Adsorpsi multilayer merupakan adsorpsi yang
membentuk lapisan adsorbat pada permukaan adsorbent lebih dari satu. Bisa dua, tiga, atau
lebih. Lapisan tersebut disebabkan adanya gaya Van der Waals yang dimiliki molekul-
molekul adsorbat sehingga memiliki daya tarik yang lemah. Biasanya adsorpsi jenis ini
terjadi secara physisorption (penyerapan secara fisik). Sehingga ia mudah lepas setelah
menempel. Naah dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa ini biasanya terjadi pada kita dan
teman-teman kita. Terkadang dekat, namun terkadang bisa terputus meski sejenak. Hal ini
dikarenakan hanya terjadi kontak fisik, tanpa ada chemistry.
ISOTERM ADSORBSI KARBON AKTIF
I. TUJUAN
Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlinch bagi proses adsorbsi asam asetat oleh
arang.
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain,
sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat tersebut. Dalam adsorpsi
digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau
substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu
media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada
permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai
gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-
gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda
dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada
adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990). Komponen
yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan
disebut adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan
menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di bawah Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
titik didih adsorbat
a. Jenis adsorben
Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih
kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar.
b.Jenis adsorbat
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting karbon aktif sesuai
dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi;
tingkat adsorbsi naik dengan adanya penurunan ukuran partikel.
Oleh karena itu adsorbsi menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon) lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC (Granular Acivated Carbon). Kapasitas
total adsorbsi karbon tergantung pada luas permukaannya.
Ukuran partikel karbon tidak mempengaruhi luas permukaanya. Oleh sebab itu GAC atau
PAC dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.
Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya sehingga lebih
sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.
e. Temperatur
Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun diikuti dengan
penurunan temperatur.
(Atkins, 1990).
Perubahan konsentrasi adsorbat oleh proses adsorpsi sesuai dengan mekanisme adsorpsinya
dapat dipelajari melalui penentuan isoterm adsorpsi yang sesuai. Isoterm Langmuir dan
Isoterm BET adalah dua diantara isoterm-isoterm adsorpsi yang dipelajari:
a.IsothermLangmuir.
Meskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser (1853-1940),
penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957), Nobel laureate in Chemistry
(1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi,yaitu :
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang
terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi
dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi
Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1.
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer dari
molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich situs-
situs aktif pada permukaan adsorben
sebagai berikut.
Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada
temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorbsi ini dinyatakan sebagai:
x/m = k. Cn
……………………………………………………………………………………………(1)
persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat
dievaluasi tetapan k dan n. (Tim Labor Kimia Fisika,2012).
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan diplot sebagai ordinat
dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan
diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam
menyerap air. Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena
dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.
Arang Aktif
Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon. Arang
tersusun dari atom-atom karbon yng berikatan secara kovalen membentuk struktur
heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya(Gambar 1). Susunan kisi-kisi
heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk
dengan sela-sela di antaranya.
Sebagian pori-pori yang terdapat dalam arang masih tertutup oleh hidrokarbon dan senyawa
organik lainnya. Komponen arang ini meliputi karbon terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur
(Djatmiko et al. 1985 dalam Januar Ferry 2002). yang mempunyai luas permukaan dan
jumlah pori sangat banyak (Baker 1997).
Manes (1998) mengatakan bahwa karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam
produk yang mengandung karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas
permukaannya. Karbon aktif berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-porinya telah
mengalami pengembangan kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uap dari campuran gas
dan zat-zat yang tidak larut atau yang terdispersi dalam cairan (Roy 1985). Luas permukaan,
dimensi, dan distribusi karbon aktif bergantung pada bahan baku, pengarangan, dan proses
aktivasi. Berdasarkan ukuran porinya, ukuran pori karbon aktif diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu mikropori (diameter <2 nm), mesopori (diameter 2–50 nm), dan makropori (diameter
>50 nm) (Baker 1997).
Aktivasi adalah perubahan fisik berupa peningkatan luas permukaan karbon aktif dengan
penghilangan hidrokarbon. Ada dua macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi
kimia dilakukan dengan merendam karbon dalam H3PO4, ZnCl2, NH4Cl, dan AlCl3
sedangkan aktivasi fisika menggunakan gas pengoksidasi seperti udara, uap air atau CO2.
2. Apakah perbedaan antara kedua jenis adsorbs ini ? berikan beberapa contoh dari kedua
jenis adsorbsi ini !
Jawab :