Anda di halaman 1dari 7

1.

B
2. Laju reaksi elementer
Ar + O2 → Ar + O + O
Telah dikaji sebagai fungsi suhu antara 5.000 K dan 18.000 K. Data berikut ini diperoleh
untuk tetapan laju k:
Suhu (K) K (Lmol-1s-1
5.000 5,49 x 106
10.000 9,86 x 108
15.000 5,09 x 109
18.000 8,60 x 109
a. Hitunglah energy aktivasi untuk reaksi ini
b. hitunglah faktor A dalam persamaan Arrhenius untuk ketergantungan tetapan laju pada
suhu.
Jawaban:
Diketahui:
 Laju reaksi elementer : Ar + O2 → Ar + O + O
 T1 = 5.000K
 T2 = 18.000 K
Suhu (K) K (Lmol-1s-1
5.000 5,49 x 106
10.000 9,86 x 108
15.000 5,09 x 109
18.000 8,60 x 109
Ditanya:
a. Ea = ...
b. A = ...
Penyelesaian :
Pembuatan kurva plot antara ln k sebagai sumbu y dan 1/T sebagai sumbu x, sehingga
didapatkan sebuah persamaan regresi liniernya: y = b + mx

Suhu (K) K (Lmol-1s-1) ln k (sumbu y) 1/T (sumbu x) (K-1)


5.000 5,49 x 106 15,51843 2 x 10-4
10.000 9,86 x 108 20,70917 1 x 10-4
15.000 5,09 x 109 22,350543 6,7 x 10-5
18.000 8,60 x 109 22,875028 5,6 x 10-5

Kurva diperoleh pada excel dengan memasukkan data pada tabel diatas, sebagai berikut:
Kurva Regresi Linier (Plot Arrhenius)
25

f(x) = − 51236.69 x + 25.78


20 R² = 1

15
ln k
10

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1/T (K-1)

a. Dari kurva diatas didapatkan persamaan y = -51237x + 25,782 dengan R² = 0,9999, Nilai
R² ini menunjukkan bahwa kurva ini memiliki kelinieran yang sangat baik karena
mendekati 1, sehingga:
y = b + mx yaitu, y = 25,782 – 51237X
Dimana,
ln k = ln A - Ea/R (1/T)
y = b + mx
y = 25,782 – 51237X, maka m (slop) = -51237
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa slope (m) = - Ea/R, sehingga dari slope bisa
dicari nilai Ea (Energi aktivasi) dan R merupakan sebuah tetapan R= 8,314 J/molK-1 .
m = - Ea/R
m x R = -Ea
-51237 x 8,314 J/molK-1 = -Ea
-425.984,418 J/molK-1 = -Ea
Ea = 425.984,418 J/molK-1
Jadi energi aktivasi (Ea) untuk reaksi elementer diatas adalah 425.984,418 J/molK-1.
b. Faktor A pada Arrhenius plot
Pada kurva diatas didapatkan persamaan :
y = b + mx yaitu, y = 25,782 – 51237X
Dimana,
ln k = ln A - Ea/R (1/T)
y = b + mx
y = 25,782 – 51237X, maka b = 25,782
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa b = ln A, sehingga dari nilai b bisa dicari
faktor A nya yaitu:
b = ln A
25,782 = ln A
A = anti ln 25,782
A = 1,573911586 x 1011
Jadi faktor A dalam persamaan Arrhenius untuk ketergantungan tetapan laju pada suhu
yaitu 1,573911586 x 1011
3. Enzim merupakan biokatalis. Dalam mekanismenya enzim juga mengalami beberapa
tahapan sampai akhirnya terbentuk produk dan enzim terlepas dari substrat dan
produknya. Tuliskanlah persamaan laju/ kinetika yang dialami oleh enzim. Berikan
contohnya dengan menggunakan enzim tertentu.
Jawaban:
Mekanisme kerja enzim dalam mempercepat terbentuknya produk yaitu dengan
menurunkan energi aktivasi dari reaksi tersebut, sehingga terbentuknya produk menjadi
lebih cepat. Di mana enzim akan berikatan dengan substratnya secara spesifik untuk
enzim yang spesifik pada sisi aktif enzimnya. Hal ini disebut dengan mekanisme
enzimatis, dimana skematisnya dapat ditulis sebagai berikut:
Untuk 1 jenis substrat yang terikat pada sisi aktif:

Jika melibatkan lebih dari 1 substrat maka akan menghasilkan lebih dari 1 produk,
persamaan skematisnya yaitu:

Dimana enzim (E), substrat (S), kompleks (ES), dan produk (P),
Berikut perbedaan reaksi dengan menggunakan enzim dan tidak menggunakan enzim:

Pada kurva diatas terlihat bahwa dengan adanya bantuan enzim dapat menurunkan energi
aktivasi dari reaksi pembakaran glukosa menjadi prosuknya yang berupa karbondioksida
dan air. Menurunnya energi aktivasi akan mempermudah atau mempercepat suatu reaksi
mencapai puncak reaksinya dan pembentukan produknya juga akan semakin cepat.
Ketika sudah terbentuk produk maka enzim akan terlepas dari substratnya.
Mekanisme ini dapat ditulis dalam bentuk suatu persamaan laju/kinetika dari kerja enzim
tersebut khususnya sebagai biokatalis. Persamaan laju/kinetika yang dialami oleh enzim
yaitu:
a. Kinetika Michaelis-Menten
Kinetika michaelis-menten ini merupakan salah satu model kinetika enzim yang
diketahui paling baik. Model ini mengambil bentuk persamaan yang menggambarkan
laju reaksi enzimatik dengan menghubungkan laju reaksi υ (laju pembentukan
produk [P] terhadap konsentrasi substrat [S]) Rumus kinetika ini dapat ditulis sebagai
berikut:

Persamaan diatas dikenal dengan persamaan Michaelis-Menten. Dimana Vmax


mewakili laju maksimum yang diterima sistem, pada konsentrasi substrat jenuh. K M
adalah konstanta Michaelis yang menyatakan konsentrasi substrat pada laju reaksi
setengah Vmax. Berikut merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara
konsentrasi dan laju reaksi pada Kinetika Michaelis-Meten:

b. Contoh enzim invertase, yang mengkatalis hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
Pada model ini ditemukan oleh Victor Henri dimana reaksi enzim diprakarsai oleh
ikatan antara enzim dengan substratnya. Selanjutnya, biokimiawan Jerman Leonor
Michaelis dan fisikawan Kanada Maud Menten yang menyelidiki kinetika dari
mekanisme reaksi enzim invertase, yang mengkatalis hidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Pada tahun 1913 mereka mengusulkan model matematis dari
reaksi tersebut. Model ini melibatkan enzim (E) berikatan dengan substrat (S) untuk
membentuk suatu kompleks (ES), yang kemudian menghasilkan dan melepaskan
produk (P) sehingga terbentuk kembali enzim seperti semula. Secara skematis dapat
ditunjukkan sebagai berikut:

Dimana laju arah maju (kf), laju arah balik (kr) dan laju katalitik (kcat) menyatakan
konstanta laju. Panah ganda antara Substrat (S) dan kompleks enzim substrat (ES)
mewakili fakta bahwa pengikatan enzim substrat merupakan proses reversible (bolak-
balik) dan panah tunggal maju mewakili pembentukan produk (P). Perubahan
konsentrasi terhadap waktu pada enzim, substrat, komplek enzim substrat dan produk
dapat dilihat pada kurva berikut:

Laju reaksi sebanding dengan produk dari konsentrasi reaktan, memberikan


sebuah sistem dari 4 persamaan diferensial biasa non-linear yang menetukan laju
perubahan reaktan dengan waktu (t)

Dalam mekanisme ini enzim (E) adalah katalis yang hanya memudahkan reaksi,
sehingga total konsentrasi bebas plus gabungan [E] + [ES] = [E]0

Dibawah asumsi tertentu seperti konsentrasi enzim yang jauh lebih kecil dari
konsentrasi substart, laju pembentukan produk dapat ditulis dengan persamaan
sebagai berikut:

Contoh persamaan laju reaksi enzim α-amilase pada reaksi hidrolisis kanji
menggunakan persamaan Michaelis Menten (KM)
Contoh enzim selulase dalam mengkatalis reaksi hidrolisis selulosa menggunakan
persamaan Michaelis Menten juga. Adapun reaksi secara umumnya yaitu:

Mekanisme di atas merupakan proses hidrolisis selulosa oleh bakteri yang dilakukan
dengan bantuan enzim ekstraselular yaitu Endo β-1,4-glukanase, Ekso β-1,4-glukanase
dan β-glukosidase. Enzim Endo β-1,4-glukanase menghidrolisis polimer secaraacak dan
menghasilkan molekul sellulosa sederhana. Sedangkan Ekso β-1,4-glukanase
menghidrolisis dua subunit glukosa pada bagian ujung sehingga menghasilkan selobiosa
disakarida. Enzim β-glukosidase menghidrolisis selobiosa menjadi glukosa. Enzim
memilikikekhasan dalam mengenali dan mengikat substrat, karena enzim memiliki sisi
aktif yang digunakan untuk mengikat substrat, sisi aktif yang dimiliki enzim sangat
spesifik. Enzim selulase memiliki gugus aktif –COOH yang merupakan gugus aktif dari
asam amino jenis asam asparta. Pada kelajuan yang maksimum (Vmax), semua tapak
aktif enzim akan berikatan dengan substrat, dan jumlah kompleks ES adalah sama dengan
jumlah total enzim yang ada. Namun, Vmaxhanyalah salah satu konstanta kinetika enzim.
Jumlah substrat yang diperlukan untuk mencapai nilai kelajuan reaksi tertentu jugalah
penting. Hal ini diekspresikan oleh konstanta Michaelis-Menten(Km), yang merupakan
konsentrasi substrat yang diperlukan oleh suatu enzim untuk mencapai setengah kelajuan
maksimumnya. Setiap enzim memiliki nilai Kmyang berbeda-beda untuk suatu subtrat,
dan ini dapat menunjukkan seberapa kuatnya pengikatan substrat ke enzim

Anda mungkin juga menyukai