Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

SINTESIS H2SO4 (ASAM SULFAT)

OLEH:

NI PUTU ASTINI 1713031004/VI A

KELOMPOK 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2020
JURNAL PRAKTIKUM
KEGIATAN 2: SINTESIS H2SO4
1. Fenomena
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) kuat yang larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat adalah salah satu produk utama industri kimia yang
memiliki banyak kegunaan. Asam sulfat banyak digunakan dalam industri besi dan baja
untuk menghilangkan karat dan kerak air sebelum dijual kembali. Asam sulfat murni
yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifat
higroskopisnya. Asam sulfat di alam juga merupakan komponen utama hujan asam,
yang terbentuk karena oksidasi sulfur dioksida dengan air di atmosfer. Selain terdapat
di alam, asam sulfat juga dapat disintesis di laboratorium.

2. Tujuan/Rumusan Masalah Investigasi


2.1 Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara menyintesis H2SO4 di laboratorium?
2.2 Tujuan
Menyintesis H2SO4 di laboratorium.

3. Konsep/Prinsip yang Akan Dikaji


Asam sulfat (H2SO4), merupakan asam kuat yang larut dalam air. Asam sulfat
memiliki massa molar sebesar 98,08 g/mol. Asam sulfat yang murni dan tidak
diencerkan tidak terdapat di alam karena sifatnya yang higroskopis, akan tetapi asam
sulfat merupakan komponen utama hujan asam. Kegunaan utama dari asam sulfat yaitu
digunakan dalam pemrosesan bijih mineral, pengilangan minyak, dan sintesis kimia.
Selain itu, asam sulfat juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, detergen,
menggunakan binsektisida, zat warna, dan obat-obatan.
Sintesis asam sulfat dapat dilakukan dengan beragam cara. Proses kontak merupakan
salah satu cara pembuatan asam sulfat industri. Prinsip proses kontak adalah reaksi
oksidasi gas SO2 dengan oksigen dari udara dengan memakai katalis padat dilanjutkan
dengan absorpsi gas SO3 yang dihasilakan untuk membentuk asam sulfat. Proses kontak
dibagi menjadi 2, yaitu single contact absorber, yaitu proses kontak yang menggunakan
sebuah absorber. Gas sulfur trioksida yang keluar, langsung didinginkan, kemudian
dilewatkan absorber dan keluar produk asam sulfat. Proses kontak yang kedua yaitu
double contact absorber, yaitu proses kontak dengan menggunakan dua buah absorber.
Gas sulfur trioksida yang keluar dari converter 3 didinginkan, kemudian dilewatkan
absorber 1 dan gas dikembalikan ke converter 4. Keluar dari converter 4, gas dilewatkan
ke absorber 2 dan keluar produk asam sulfat.
Selain dengan proses kontak, asam sulfat dapat diproduksi dengan proses kamar
timbal, proses ini dikembangkan pada pertengahan kedua abad ke-18. Proses kamar
timbal menggunakan bahan baku dalam proses ini sama seperti pada proses kontak yaitu
gas SO2. Katalis yang digunakan pada proses ini ialah gas NO dan NO 2. Gas SO2, NO,
NO2, dan uap air dialirkan ke dalam ruang yang bagian dalamnya dilapisi Pb (timbal),
persamaan reaksinya sebagai berikut.
→ 2 SO
2 S(s) + 2 O2(g) 2(g)

2 SO2(g) + 2 NO2(g) → 2 SO + 2 NO
3(g) (g)

Gas SO3 dikamar timbal bereaksi dengan air.

SO3(g) + H2O(l) → H SO
2 4(aq)

4. Hipotesis dan Rancangan Percobaan


4.1 Hipotesis
Sintesis asam sulfat (H2SO4) di laboratorium dilakukan dengan proses kamar
timbal
4.2 Rancangan Percobaan
P. Konseptual P. Konsep Metakog-
Variabel P. Faktual
No. (konsepsi Prosedural Prasyarat nitif
ilmiah) Bebas Terikat Kontrol
1 Sintesis gas - Volume H2SO4 -Suhu Menyinte- Asam - Reaksi Asam
. H2S di HCl -Tekanan sis H2SO4 sulfat kimia sulfat
laboratorium - Volume melalui (H2SO4), - Kimia melalui
dilakukan HNO3 proses merupakan belerang proses
dengan cara - Massa kamar asam kuat kamar
mereaksikan Na2SO3 timbal yang larut timbal
pyrit (FeS) - Massa dalam air dengan
dengan Cu dan dapat adanya
asam klorida diproduksi reaksi
berlebih. dengan antara
proses gas SO3
kamar dengan
timbal. H2O

5. Alat dan Bahan


5.1 Alat –alat
No. Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Labu leher dua - 2 buah
2. Labu leher tiga - 1 buah
3. Corong pisah - 2 buah

4. Pipa penyambung dan


- 3 buah
sumbat
5. Labu Erlenmeyer 100 mL 2 buah
6. Pemanas listrik - 1 buah
7. Pipet volumetri 10 dan 5 mL 1 buah
8. Batang pengaduk - 4 buah
9. Pipet tetes - 1 buah
10. Pembakar bunsen - 1 buah
11. Kaja arloji - 1 buah
12. Buret 50 mL 2 buah
13. Statif klem - 3 buah
14. Spatula - 1 buah
15. Labu ukur 100 mL 1 buah

5.2 Bahan – bahan


No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
.
1. HNO3 Pekat 50 mL
2. HCl Pekat 50 mL
3. Na2SO3 - 5 garm
4. Larutan BaCl2 - 5 mL
5. Keping Cu - 5 gram
6. Aquades - Secukupnya
7. NaOH 1M 50 mL
8. Indikator PP - Secukupnya

6. Cara Kerja dan Rancangan Format Pencatatan Data Hasil Percobaan


Persamaan Reaksi
Hasil
No. Prosedur Kerja dan Bahaya Reaktan-
Pengamatan
Produk
1. Merangkai alat untuk
pembuatan asam sulfat
dengan proses kamar
timbal.

2. Masing-masing labu diisi


dengan:  Na2SO3(s) + HCl(l) →
a. Labu A diisi dengan 5 NaCl(aq) + H2O(l) +
gram padatan Na2SO3, SO2(g)
labu disumbat dan
ditambahkan sedikit  Cu(s) + HNO3(aq) →
demi sedikit 50 mL Cu(NO3)2(aq) + NO2(g)
larutan HCl melalui + H2O(l)
corong.  H2O(l) ∆→H H2O(g)
b. Pada labu B
dimasukkan 5 gram Cu
 Padatan Na2SO3 dapat
kemudian ditambahkan
larut dalam air
50 mL HNO3
dingin/panas dan
c. Pada labu D diisi
berwujud serbuk
dengan 10 mL
aquades, lalu kristalin putih
dididihkan
 HCl merupakan asam
kuat dan bersifat
korosif

 NaCl merupakan
padatan putih, dan
bersifat elektrolit kuat

 SO3 berwujud gas tak


berwarna, beracun,
dan korosif

 H2O terbentuk gas tak


berwarna
3. Percobaan dihentikan SO2(g) + NO2(g) + H2O(l)
setelah labu C terisi
dengan beberapa mL →
H2SO4(aq) + NO(g)
larutan SO2 merupakan gas tak
berwarna, beracun dan
korosif
4. Larutan pada labu C
diperiksa dengan H2SO4(aq) + BaCl2(aq) →
menambahkan 1 mL BaCl2 BaSO4(s) + HCl(aq)
 BaCl2 berwujud
serbuk putih dan
mudah larut dalam
air
 BaSO4 berwujud
endapan putih, tak
berbau, dan tidak
larut dalam air

5. Untuk menentukan
konsentrasi larutan H2SO4
dilakukan titrasi:
 Larutan H2SO4 diambil
sebanyak 1 mL untuk
diencerkan menjadi
100 mL
 Selanjutnya dilakukan
pengenceran kembali
terhadap larutan diatas.
Larutan H2SO4 diambil
sebanyak 10 mL untuk
diencerkan kembali
menjadi 100 mL
 Kemudian kembali
dilakukan pengenceran
terhadap larutan diatas.
Larutan H2SO4 diambil
sebanyak 10 mL untuk
diencerkan kembali
menjadi 100 mL
 Setelah dilakukan
pengenceran kembali,
selanjutnya dititrasi
dengan NaOH 1 M
 Sebanyak 25 mL
NaOH 1 M
dimasukkan ke buret
dan larutan H2SO4
yang sudah diencerkan
sebanyak 10 mL
kedalam labu
erlenmeyer dan ditetesi
indicator PP, lalu
dititrasi
 Ulangi titrasi sebanyak
3 kali
7. Butir-Butir Rubrik KDPK yang Mungkin Dilatihkan

No. Praktikum ke-


Butir
Aspek Keterampilan Dasar Kimia
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
1 Mengambil zat padat dari stok murni 3 3
2 Mengambil zat cair dari stok murni 3
3 Mengambil cairan/larutan persiapan bersama 3
dengan pipet
4 Keamanan kerja/alat
5 Menggunakan almari asap 2
6 Menyalakan pembakar Bunsen
7 Membuang/menangani limbah 3
8 Menimbang 3
9 Menggunakan alat ukur volume 3 2
10 Mendekantasi dengan penuangan
11 Keterampilan mengisap & memindahkan 3
cairan dengan pipet
12 Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
dari zat murni
13 Membuat larutan konsentrasi tertentu dengan 3
pengenceran
14 Penggunaan statif/penyangga untuk 3
kenyamanan kegiatan
15 Keterampilan mengeset alat saring 3
16 Keterampilan menyaring 2
17 Mengalirkan gas ke dalam cairan dengan
bantuan pemanasan
18 Mencuci alat kimia umum (bentuk alat tidak 2
rumit)
19 Mengamati kekeruhan/padatan sebagai hasil
reaksi
20 Mengamati perubahan warna yang
disebabkan reaksi kimia
21 Mengamati gas hasil reaksi untuk reaksi yang
dibantu pemanasan
22 Membaui/mencium bahan kimia
23 Menentukan sistem dan lingkungan dari suatu
sistem kimia

8. Rujukan Pustaka
Achmad, H. 1990. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: Fakultas MIPA
ITB.
Petrucci, R. 1999. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai