Disusun oleh:
Achmad David Romadhan
202005001
7A / S1 Farmasi
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen,
kedua orang tua dan teman-teman seperjuangan.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam makalah ini. Penulis juga menerima kritik
serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan
berikutnya.
Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan menambah ilmu sehingga dapat
menjadi pembelajaran dan edukasi bagi pembaca.
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Kosmetik.........................................................................................................3
2.2 Akne Vulgaris.................................................................................................4
2.3 Faktor Penyebab Akne Vulgaris.....................................................................5
2.4 Kosmetik Penyebab Akne Vulgaris................................................................6
2.5 Jenis-jenis Akne Vulgaris...............................................................................7
2.6 Cara Mengatasi Akne Vulgaris.......................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui apa itu kosmetika dan akne vulgaris
2. Dapat mengetahui faktor penyebab akne vulgaris
3. Dapat mengetahui bagaimana hubungan kosmetik dengan akne vulgaris
4. Pembaca dapat mempelajari cara penanganan akne vulgaris
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kosmetik
Istilah kosmetik berasal dari bahasa Yunani yaitu kosmetikos yang berarti
keahlian dalam menghias. Kosmetik sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman
dahulu dalam bentuk yang sederhana, dibuat dari bahan alamiah dengan proses
sederhana dan pemakaian yang terbatas. Adapun peradaban yang menggunakan konsep
kosmetik antara lain penggunaan serangga Cochineal yang dapat menghasilkan warna
merah karmin, dan buah beri.sebagai pewarna bibir ; penggunaan berbagai jenis minyak
untuk melembabkan kulit dan melindungi dari sinar matahari serta sebagai bahan baku
wewangian yang digunakan untuk ritual keagamaan; penggunaan henna untuk pewarna
rambut dan kulit; dan lain-lain. Seiring perkembangan teknologi dan proses penyebaran
pengetahuan yang semakin meluas dan semakin mudah, kosmetik mengalami
perkembangan dalam banyak hal dari zaman ke zaman dan mempunyai karakteristik
tertentu pada tiap daerah.
Definisi kosmetik sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) RI No 23 Tahun 2019 adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir,
dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kosmetik tidak digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit, sehingga
kosmetik bukanlah obat. Apabila ada kosmetik yang diklaim dapat
mengobati/menyembuhkan luka, radang, infeksi ataupun penyakit lainnya dan atau
dalam penggunaanya dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui suntikan, produk
tersebut merupakan obat dan bukan kosmetik. Pengunaan kosmetik pada epidermis
adalah sediaan pelembab, tabir surya; sedangkan pada rambut adalah sampo, pewarna
rambut, conditioner; pada kuku contohnya pewarna kuku; pada bibir menggunakan
lipstick serta pada organ genital adalah feminine hygiene.
3
Sediaan kosmetik tersedia dalam beberapa bentuk antara lain massa padat (sabun,
deodorant stik), serbuk (serbuk tabor atau serbuk kompak, setengah padat (pomade),
krim (krim malam, pelembab), Gel (gel rambut), pasta (pasta gigi), cair (pewangi badan),
cairan kental (sabun mandi cair), suspense (lulur, bedak cair, mangir), dan aerosol (hair
spray). Penggolongan kosmetik berdasarkan bahan dan penggunaannya serta untuk
maksud evaluasi produk, kosmetik dibagi 2 (dua) golongan : kosmetik golongan I yaitu :
kosmetik yang digunakan untuk bayi; kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga
mulut dan mukosa lainnya; kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar
dan penandaan; dan kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta
belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya ; kosmetik golongan II adalah kosmetik
yang tidak termasuk golongan I. Sedangkan penggolongan kosmetik menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI adalah sebagai berikut : preparat bayi (bedak bayi, minyak bayi,
krim bayi, baby oil), preparat mandi (sabun mandi, bath oil), preparat make up mata
(maskara, eyeshadow, eyeliner, eyebrowpencil, eye makeup remover), preparat wangi-
wangian (parfum, cologne), preparat rambut (sampo, hair conditioner, hair straightener,
pomade, tonik rambut, hair dressing, hair spray), preparat pewarna rambut, preparat
make-up (kecuali mata) (bedak, lipstick, blush on, foundation), preparat kebersihan
mulut (pasta gigi, mouth washes), preparat kebersihan badan (anti-perspirant, deodorant),
preparat kuku (cat kuku), preparat perawatan kulit (pembersih, pelembab, handbody
lotion), preparat cukur (krim cukur), preparat suntan dan sunscreen.
4
yang berlebih dan adanya lesi inflamasi maupun lesi non-inflamasi yang biasanya
terdapat pada wajah (terutama di dahi, pipi, dan dagu), dada, dan punggung bagian atas.
Umumnya jerawat mulai muncul pada masa pubertas. Di Indonesia, prevalensi jerawat di
kalangan remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 80-85%. Pada tahun 2015, jumlah
penderita jerawat berada pada urutan 3 besar dari jumlah pengunjung Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, baik di rumah sakit maupun di klinik dermatologi.
Penyebab timbulnya jerawat belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang dapat
mencetuskan terjadinya jerawat antara lain meningkatnya produksi sebum akibat
pengaruh hormonal, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes), adanya
proses peradangan, faktor genetik, stress psikologis, pola diet, kebersihan diri, iklim, dan
pemakaian bahan kosmetik tertentu.
Ada empat faktor utama yang menjadi penyebab acne vulgaris, yakni:
Produksi sebum berlebih
Penyumbatan folikel oleh minyak dan sel kulit mati
Bakteri
Peradangan
Jadi, ketika folikel rambut tersumbat oleh keempat faktor di atas, terjadilah acne
vulgaris.
Kondisi ini disebabkan oleh fluktuasi hormon, minyak, dan bakteri pada
permukaan kulit. Kondisi ini banyak dialami oleh remaja karena pada masa pubertas,
sebab di masa ini hormon androgen akan mengalami peningkatan sehingga kelenjar
sebaceous menghasilkan banyak sebum. Pada kondisi yang normal, sebum dan sel kulit
mati akan keluar melalui pori-pori pada kulit. Namun, ketika terjadi penyumbatan akibat
sebum, sel kulit mati, atau bakteri di folikel rambut, kondisi ini membuatnya tidak dapat
keluar sehingga memicu acne vulgaris.
Selain faktor hormonal, kondisi ini juga bisa disebabkan akibat faktor eksternal
tubuh, seperti:
Penggunaan perawatan kulit yang memicu munculnya komedo
Perawatan rambut yang memicu minyak berlebih
5
Penggunaan alat pelindung diri yang kebersihannya kurang terjaga
Kurang menjaga kebersihan tubuh
Kebiasaan menyentuh wajah dengan tangan kotor
Acne vulgaris dapat terjadi dibagian tubuh mana saja, mulai dari wajah,
punggung, hingga dada. Kondisi ini juga bisa terjadi dalam tingkat yang ringan, sedang,
hingga parah.
Jenis yang ringan merupakan komedo hitam, komedo putih, jerawat bulat dengan
titik putih di bagian tengahnya dan biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri. Sementara
untuk tahap sedang, ini masih berupa komedo dan jerawat, tetapi jumlahnya sudah lebih
dari 20 buah dan menyebabkan nyeri.
Untuk kondisi yang parah, biasanya ia muncul sebagai jerawat besar, nodul, atau
kista yang menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada kulit. Jika tidak diatasi
dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan munculnya bekas luka pada kulit.
6
2.5 Jenis-jenis Akne Vulgaris
Ada 2 jenis acne vulgaris, yaitu:
Non Inflamasi
Komedo adalah sumbatan sebaceous di dalam folikel. Sumbatan dapat terbuka
atau tertutup, tergantung folikel melebar atau tertutup di permukaan kulit.
Sumbatan mudah untuk keluar dari komedo terbuka, tapi lebih sulit hilang dari
komedo tertutup. Komedo tertutup adalah jenis jerawat inflamasi.
Inflamasi
Jenis jerawat vulgaris ini terdiri dari papula dan pustula, serta nodul dan kista.
Papula terjadi saat penyumbatan pori-pori menyebabkan benjolan yang meradang
tanpa nanah. Papula seringkali dapat berkembang menjadi pustula. Ini adalah jerawat
yang terbentuk saat bakteri di dalam pori yang tersumbat menyebabkan infeksi. Jika
peradangannya hebat, pustula yang sangat bernanah dapat terjadi. Sementara itu,
nodul dan kista adalah manifestasi lain dari jerawat inflamasi.
Nodul adalah lesi yang lebih dalam yang mungkin melibatkan lebih dari 1
folikel, dan kista adalah nodul besar yang berfluktuasi.
7
Apabila emiliki jerawat vulgaris dengan tingkat keparahan sedang, biasanya
pengobatannya menggunakan antibiotik oral.
Dokter kulit mungkin juga merekomendasikan untuk menggunakan obat
topikal selama sekitar 12 minggu.
Dokter juga kemungkinan akan memintamu menghentikan pengobatan oral
untuk melihat apakah jerawat dapat sembuh hanya dengan obat topikal.
Pada kasus penyakit sedang hingga parah yang tidak merespons pengobatan,
beberapa prosedur medis berikut mungkin akan dokter kulit rekomendasikan:
Drainase dan ekstraksi: melibatkan alat khusus yang dengan lembut
menghilangkan komedo putih, komedo, atau jerawat oleh praktisi terlatih
Chemical Peeling: melibatkan aplikasi asam salisilat, asam glikolat, atau asam
retinoate berulang kali untuk membantu menghilangkan area kulit yang rusak dan
memperbaiki penampilan secara umum.
Injeksi Steroid: digunakan pada jerawat nodular untuk meredakan
pembengkakan, peradangan, dan nyeri dengan cepat
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akne vulgaris bisa diklasifikasikan menjadi non-inflamasi dan inflamasi. Untuk
mengatasinya, kamu bisa menggunakan produk yang mengandung benzoil peroksida,
retinoid, atau obat oral, tergantung tingkat keparahannya.
Penyebab utama acne vulgaris adalah penyumbatan folikel rambut akibat sebum,
sel kulit mati, dan bakteri. Selain penggunaan obat-obatan, menjaga kebersihan tubuh
bisa menjadi cara untuk mengatasi kondisi ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dreno, et al. (2017). Skin Microbiome and Acne Vulgaris: Staphylococcus, A New
Actor in Acne. Experimental Dermatology
Comparison of the Efficacy of Topical Clindamycin versus Niacinamide in the
Treatment of Mild to Moderate Acne Vulgaris: A Systematic Review
Very Well Health. An Overview of Acne Vulgaris
MSD Manual. Acne Vulgaris
Healthline. What Acne Vulgaris Looks Like and How to Treat It
The Nurse Practitioner. Acne Vulgaris
10