2021
STABILISASI EMULSI
STABILISASI OLEH PARTIKEL HALUS TERADSORBSI STABILISASI OLEH LAPISAN MUATAN PERMUKAAN
Pengawet
Persyaratan pengawet :
• Larut dalam kedua fasa (terutama dalam fasa air).
• Tercampurkan dengan komponen lain dalam sediaan dan material pengemas
(wadah)
• Efektif dalam konsentrasi rendah, stabil pada rentang pH dan suhu yang luas.
• Tidak toksik dan tidak merangsang/tidak mengiritasi.
• Tidak menimbulkan rasa, warna, dan bau yang tidak enak/tidak sesuai.
• Pengawet terbagi lebih banyak dalam fase air
• Pengawet harus dalam keadaan tidak terionisasi agar dapat berpenetrasi ke dalam
membran bakteri
• Tidak terikat oleh komponen lain karena pengawet efektif dalam bentuk bebas
• Efikasi pengawet tertentu dapat dipengaruhi oleh tipe emulsi, jenis wadah.
Pemilihan pengawet :
• Rute, dosis, dan frekuensi pemberian
• Sifat fisika dan kimia pengawet, zat aktif, dan bahan pembantu lain, serta material
pengemas(wadah)
Contoh pengawet:
Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah: metil-, etil-, propil-, dan butil
paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium quartener.
a. Asam organik (Asam benzoat, Asam sorbat)
b. Ester dari asam p-hidroksi benzoat
c. Senyawa amonium quarterner
d. Senyawa merkuri organik
e. Pengawet lainnya : Fenol 0,5% dan klorokresol 0,1%.
PENGAWET
• Asam organik
• Asam benzoat, digunakan pada pH 5, konsentrasi 0.1%
• Asam sorbat, digunakan pada pH 6.5, dapat mengiritasi kulit dan kurang
efektif, konsentrasi 0.1-0.2%, digunakan pada sediaan menggunakan
surfaktan non ionik
• Ester dari asam p-hidroksi benzoat
• Stabil, inert, tidak toksik, tidak berasa, efektif pada pH 7-9, terdispersi pada
kedua fasa, konsentrasi 0.1-0.2%. Contoh: metil paraben, etil paraben, propil
paraben, butil paraben dan garam-garam natriumnya. Kombinasi pengawet
dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas terhadap mikroba.
PENGAWET
• Senyawa amonium kuartener
• Konsentrasi 0.002-0.01%. Contoh: benzalkonium klorida,
setilpirinium klorida
• Senyawa merkuri organik
• Konsentrasi 0.004-0.01%
• Pengawet lainnya
• Fenol 0.5% dan klorokresol 0.1%
Antioksidan
• Antioksidan diperlukan terutama untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi
bahan berkhasiat dan oksidasi fase minyak yang menimbulkan ketengikan dari
fasa minyak (konsentrasi 0,01-0,1%). Syarat antioksidan:
• Dapat segera terdispersi pada sediaan.
• Syarat lain sama dengan pengawet.
• Contoh: BHT (butil hidroksi toluat), BHA (butil hidroksi anisol), tokoferol/vit E,
dodesil galat, alkil galate, natrium metabisulfit.
• Untuk ion logam berat yang dapat mengkatalisasi terjadinya reaksi oksidasi, dapat
diikat dengan ”sequestering agent” seperti asam sitrat dan asam tartrat.
Corigen/Flavor/Pemanis