IMMUNODEFICIENCY VIRUS)
Human immunodeficiency 2
Virus HIV merupakan virus ribo nucleic
acid stukturnya terdiri dari :
1. Envelope yang terdiri atas glikoprotein gp 120 melekat pada glikoprotein gp41
2. Lapisan kedua terdiri dari p17
3. Ditengahnya terdapat inti yang dibentuk oleh p24
4. Didalam inti terdapat 2 buah rantai RNA dan enzim reverse transcriptase
ETIOLOGI
Infeksi stadium II
01 02 03
Western blot
Enzym linked immunosorben assay
Sensitifitas tinggi 98 ,1 % - 100%, biasanya memberikan hasil positif 2 –
3 bulan sesudah infeksi. Hasil Positif harus dikonfirmasi dengan Western blot.
Akhir- akhir ini tes ELISA menggunakan recombinan antigen, yang sangat
spesifik terhadap envelope dan core . Antibodi terhadap core ditemukan pada
semua stadium infeksi HIV.
Western blot
Sensitifitas tinggi 99,6 % sampai 100%, namun pemeriksaannya cukup
sulit , mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam, Mutlak diperlukan untuk
konfirmasi hasil pemeriksaan ELISA yang positif.
Polymerase Chain Reaction
Penggunaan PCR antara lain untuk :
1. Tes HIV pada bayi, pada zat anti maternal masih ada pada bayi dan
menghambat pemeriksaan secara serologis
2. Menetapkan status individu yang seronegatif pada kelompok resiko tinggi
3. Tes pada kelompok resiko tinggi sebelum terjadi serokonversi
4. Tes konfirmasi untuk subtipe HIV-2 sebab ELISA sensitifitasnya rendah untuk
HIV-2
Pemilihan Reagensia
True Positif
True positif + False Negatif
Spesitifitas
True Negatif
True negatif + Fase Negatif
Terapi Anti Retro viral
• HIV / AIDS sampai saat ini memang belum bisa disembuhkan secara total
namun membuat penderita menjadi lebih sehat dengan memberikan
Pengobatan Antiretroviral ( disingkat ART) bermanfaat menurunkan
morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi.
• ART merubah HIV dari penyakit yang mematikan menjadi penyakit kronis.
Tujuan Pengobatan ARV (anti retroviral)
Bertujuan :
1. Mengurangi penularan HIV di masyarakat
2. Memulihkan dan atau memelihara fungsi imunologi (stabilisasi / peningkatan
sel CD4)
3. Menurunkan komplikasi akibat HIV
4. Memperbaiki kualitas hidup ODHA
5. Menekan virus secara maksimal dan secara terus menerus
6. Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV
Hal Hal yang diperhatikan dalam
penggunaan antiretroviral
• Replikasi HIV yang cepat dan terus menerus sejak awal sedikitnya terbentuk 10
milyar virus tiap harinya, namun karena waktu paruh (half life) virus bebar ( virion)
sangat singkat maka sebagian besar virus akan mati
• Replikasi yang terus menerus mengakibatkan kerusakan kekebalan tubuh ssemakin
berat, sehingga semakin rentan terhadap infeksi oportunis,
• Viral load menunjukkan tingginya replikasi HIV sehingga penurunan CD4
menunjukkan kerusakan sistem kekebalan tubuh oleh HIV
• Nilai viral loadmenggambarkan progresivitas penyakit dan beresiko kematian.
Pemeriksaan berkala CD4 dan Viral load dapat menentukan progresivitas penyakit
dan mengetahui syarat yang tepat untuk memulai atau mengubah rejimen ARV.
• Tingkat progresivitas penyakit pada ODHA dapat berbeda beda.
Penggolongan ART ( anti Retro viral)
• ARV terdiri atas beberapa golongan , masing masing golongan bekerja dalam
langkah yang berbeda untuk mencegah replikasi virus dalam sel CD4
A. Menghambat masuknya virus
B. Menghambat reverse transkriptase enzyme
1. Analog nukleosida/ nukleotida ( NRTI/NtRTI)
- Analog nukleosida
- Analog Thymin, Zidovudin ( ZDV/AZT dan Stavudin ( d4T)
- Analog Cytosin : Lamivudin ( 3TC) dan Zalcibatin (ddC)
- Analog Adenin : Didanosine (ddl)
- Analog Guanin : Abacavir
-Analog nuklotida, analog adenosin monofosfat :Tenovir
Penggolongan ART ( anti Retro viral)
2. Non Nukleosida Reverse Transcriptase Inhibitor ( NNRTI) yaitu
Nevirapine (NVP)
Efaviren (EFV)
Delavidine (DLV)