Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AWAL

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

DOSEN : ANGGUN HARI KUSUSMAWATI M.Si., Apt

ANGGOTA :

Fadillah Fitrianti

Nawal Yazid Thalib

Jhahira Abdurahman

Mega Putri Silpia

Amad Samsudin

KELAS : FM 17 A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

KARAWANG

2019
JOB DISK

1. Bab 1 dibuat oleh Amad Samsudin


2. Bab 2 dibuat oleh Mega Putri S
3. Bab 3 dibuat oleh Fadhillah Fitrianti
4. Bab 4 dibuat oleh Jhahira Abdurahman
5. Bab 5 dibuat oleh Nawal Yazid

2
BAB I

TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN

1.1 DESKRIPSI UMUM SENYAWA AKTIF


Senyawa aktif yang digunakan yaitu glabridin dan hespapilidin yang
merupakan kandungan dan senyawa isuflavonoid. Dengan nama kimia 4 -
[JR] - 8,8 Dimetil-J,4-dihidro - 2H,8H - Pyrano [J,J - F] Charmon - J - Y
[J - 1] - benzonediol, dengan struktur berikut : (Bisset, 1945).

Rumus molekul : c20h20o4

Berat molekul : 324,3704

(Chang et al.2009)

Glabridin mengandunng glycyrrhiza (10-25%) liquiritin,


liquiritigonin, isoliquiritigonon, isoliquiruinin, glizirizat, glabrenen acid.
Glabridin merupakan senyawa fenol yang memiliki sifat antioksidan,
neoroprotektif, antiinflamasi. Antionsim, antiprotis, sertta agen pemutih.
(Damie, 2014).

Glabridin mempunyai organoleptik berwarna coklat kekuningan dan


memiliki bau khas.

3
Data kelarutan glabridin antara lain :

 Tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut organik seperti
propilen glikol.
 Larut dalam etanol 1,9 – butanadiol.

Glabridin disimpan dalam wadah yang disegel ditempat yang dingin dan
kering terlindung dari cahaya, kelembapan dan serangan hama.

1.2 AKAR MANIS


1.2.1 Morfologi Tanaman

Tanaman akar manis ini merupakan tanaman sejenis polong-


polongan yang berasal dari eropa seletan dan beberapa bagian wilayah Asia.
Akar manis termasukan tanaman tahunan berbentuk terna dan dapat tumbuh
sampai satu meter dengan daun yang tumbuh seperti sayap yang panjangnya
7 sampai 5cm. Daunnya dapat berjumlah 9-17 helai dalam satu cabang.
Bunga akar manis tersususn secara inflorescens (berkelompok dalam satu
cabang), warna berkisar dari keunguan sampai putih kebiru-biruan serta
berukuran panjang 0,8-1,2 cm. Buah akar manis berpolong dan berbentuk
panjang sekitar 2-3 cm, dan mengandung biji. Akarnya bercabang-cabang
dengan panjang sampai 1 m dan diameter 0,5 cm sampai 3 cm. Kulit
berbawarna abu-abu kecoklatan sampai coklat dengan goresan memanjang,
terdapat barkas akar kecil (WHO Monograph, 1999). Sedangkan sari akar
manis yang diperoleh dari tanaman akar manis memiliki organoleptis
berupa serbuk berwarna coklat, bau lemah khas, rasa manis khas (FI IV,
1995).

1.2.2 Taksonomi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

4
Bangsa : Galegeae

Suku : Fabaceae

Marga : Glycyrrhiza

Spesies : Glycyrrhiza glabra

1.3 DEFINISI BENTUK SEDIAAN


Serum merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan viskositas
rendah, yang menghantarkan film tipis dari bahan aktif pada permukaan
kulit (dianios, 2010).

Serum di formulasikan dengan viskositas yang rendah dan kurang jernih


(semi transparan), yang mengandung kadar bahan aktif yang lebih tinggi
dan sediaan topikal pada umumnya.

1.4 DASAR PERTIMBANGAN DAN LANDASAN HUKUM


PENGGOLONGAN OBAT
Standar serum pemutih harus berdasarkan SNI (Standar Nasional
Indonesia). Dimana pembuatan standar ini berdasarkan Permenkes
No.96/Menkes/Per/V/1994 tentang wadah pembungkus, penandaan cairan
dan semi padat. Permenkes No.376/Menkes/Per/VIII/1990 tentang bahan,
zat warna, zat pengawet dan sediaan tabir surya pada kosmetik, Dirzen POM
No.tik -00-064-02 P94 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba pada
kosmetik (FI Edisi IV dan kodeks kosmetik indoderm Edisi II Volume I dan
II).

1.5 PENANDAAN PADA WADAH LEAFLET ATAU BROSUR


Surat keputusan kepala badan POM RIO Nomor : tik -00-05-4-1745 tentang
kosmetik, yang dimaksud kosmetik adalah bahan atau sediaan yang di
maksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,

5
rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi atau mukosa
mulut terutama membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.

Peraturan menteri kesehatan Nomor 270/Menkes/Per/IX/76 tentang


produksi dan peredaran kosmetik dan alat kesehatan, yang dimaksud dengan
kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk disisapkan,
ditambahkan, dituangkan, dipergunakan pada badan atau bagian badan
dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik
atau mengubah riupa dan tidak termasuk golongan obat.

1.6 NOMOR REGISTRASI DAN NOMOR BATCH


Nomor registrasi sediaan Essense adalah (NA191000029AI)

NA = Kosmetik dalam negeri (asia)

19 = Tahun pendaftaran kosmetik

100 = Nomor urut pabrik di indonesia

002 = Nomor urut kosmetik jadi yang telah di etujui pabrik

9 = Nomor urut kosmetik

A = Kekuatan kosmetik jadi

I = Kemasan utama untuk nama, kekuatan dan bentuk Kosmetik jadi

Sediaan yang Essense dibuat telah memenuhi persyaratan cara pembuatan


kosmetik yang baik dan benar.

Sediaan Essense memiliki Nomor Batch 11191005

1109 = Bulan dan tahun produksi (November 2019)

10 = Kode kosmetik

05 = Sediaan essens

6
BAB II

URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

II.1 NAMA OBAT DAN SINONIM


Nama zat aktif yang digunakan adalah glabidrin.glabidrin mempunyai
sinonim Glabidrine atau Glabra Glycyrrizha.

Nama kimia Glabidrine adalah 8 - Dimethyl – 3,4 – dihydro – 2 H – pyrano


[ 2,3 – f ] chromen – 3 – y 1 ] – 1,3 – benzenidiol.

Rumus molekul : C20H20O4

Berat Molekul : 324,38

Glabidrin mempunyai ciri berwarna kekuningan – coklat , kelarutannya


tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarit organik seperti propilen glikol (ppg).
Merupakan senyawa fenol yang memiliki sifat antiinflamasi.

7
II.2 BENTUK SENYAWA ZAT AKTIF
Bentuk senyawa zat aktif yang akan digunakan adalah bentuk serbuk.
Secara fisika Glabidrin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
sehingga jika dibuat dalam sediaan cair dan digunakan secara topikal efek terapi
dapat segera tercapai.

II.3 EFEK FARMAKOLOGI


Glabidrin digunakan untuk pemutih, penghambatan melanin, antiinflamasi,
antioksidasi,dan mencegah pigmentasi kulit, penghambatan aktivitas tirosinase
tanpa sitotoksisitas petugas dan telah terbukti 16 kali lebih efektif dibandingkan
hydroquinone. Kombinasi ekstrak licorice sedang dalam pengembangan untuk
pengobatan kulit melasma, namun tidak tersedia di Amerika Serikat tidak ada efek
samping tertentu telah dilaporkan.

II. 4 MEKANISME KERJA DALAM KULIT


Glabidrin digunakan sebagai bahan dalam kosmetik dengan manfaat
menghambat enzimt tirosinasi dalam sel melanosit yang membentuk melanin,
dopachrome tautomerase dan aktifitas bhica oksidasi enzim. pada aktivitas
tirosinase lebih tinggi dari yang diharapkan dari tingkat glabridin dalam ekstrak.
Hasil menunjukkan bahwa glabrene dan isoliquiritigenin (2’,4’,4-trihydroxy-
chalcone) dalam ekstrak licorice, keduanya dapat menghambat aktivitas tyrosinase
mono dan diphenolase. Nilai IC50 untuk glabrene dan isoliquiritigenin masing-
masing 3,5 dan 8,1 µm, ketika tirosin digunakan sebagai substrat. Efek glabrene
dan isoliquiritigenin pada aktivitas tirosinase tergantung dosis dan berkorelasi
dengan kemampuan mereka untuk menghambat pembentukan melanin dalam
melanosit. Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa glabrene dan
isoliquiritigenin memiliki berbagai tingkat penghambatan pada biosintesis melanin
melalui penghambatan tirosinase, maka isoflavenes dan chalcones dapat berfungsi
sebagai kandidat agen pencerah kulit

8
II. 5 INDIKASI DAN DOSIS PEMELIHARAAN
Glabidrin dalam bentuk sediaan gel diindikasikan untuk kulit, untuk
membantu dalam penurunan sintesis melanin, warna kulit kekeringan dan
pengurangan usia bintik, sebagai agen smoothing, dalam pencegahan kerusakan
oksidasi dan sebagai antimikroba.

II.6 KONTRA INDIKASI DAN ALASANNYA.


Penggunaan glabidrin dikontraindikasikan pada penderita yang memiliki
luka terbuka pada kulit atau teriritasi, hal ini dikarenakan sifat yang dapat
mengiritasikan kulit, penderita hipersensitivitas, reaksi alergi, dan pada bayi.

II.7 DOSIS DAN PERHITUNGAN DOSIS


Indikasi Pasien Aturan pemakaian
Menghilangkan kulit Dewasa dan anak anak 1 kali seminggu / oleskan
kusan dan sel kulit mati, secukupnya.
memperbaiki masalah
kulit dengan antioksidan

Berdasarkan data tersebut diatas, untuk aturan pemakaian sediaan cair dari
serum digunakan untuk dewasa dan anak anak yang sudah mencukupi usiannya
untuk pemakaian serum tersebut, digunakan juga hanya 1 kali dalam seminggu dan
dioleskan secukupnya dikarenakan jika memakai terlalu sering akan menjadikan
kulit menjadi kering dan tipis.

II. ATURAN PAKAI


Serum dalam sediaan cair dioleskan tipis-tipis pada area wajah secukupnya,
dipakai satu kali dalam seminggu. Aturan pemakaian serum yang baik langkah
pertama bersihkan wajah terlebih dahulu, lakukan penguapan bertujuan agar pori
pori terbuka dengan baik dan serum bekerja dengan maksimal, lalu aplikasikan
serum ke area wajah tunggu hingga benar benar kering. Lepaskan perlahan lahan

9
dari pinggir lalu terakhir dibilas dengan air dingin serta menutup kembali pori pori
kita.

II. 9 EFEK SAMPING.


-

II. 10 INTERAKSI OBAT


-

II. 11. PERINGATAN DAN PERHATIAN


Hati – hati pada pasien yang memiliki kulit sensitif atau hipersensitivitas,
penggunaan harus dikurangi dan hindari penggunaan yang berlebihan digunakan
topikal pada area wajah saja.

II.12 CARA PENYIMPANAN.


Serum akar manis harus di simpan dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya dan di tempat sejuk pada suhu 8 sampai 15oc.

II.13. ANALISIS FARMAKOLOGI.


Berdasarkan data farmakologi diatas, maka bentuk zat aktif yang dipilih
adalah serbuk, hal ini dikarenakan agar mudah terlarut di dalam zat terlarut.
Glabidrin di dapat dari akar glysseriza glabra linnevea yang mengandung 10-40%
glabidrin, sebagai bahan aktifnya. Glabidrin dapat menghambat aktivitas tirunase
yanpa efek sitotoksik glabidrin 0,5% dapat mengurangi eritema dan pigmentasi
akibat UVB dan mempunyai efek anti inflamasi karena dapat menghambat produksi
anion superoksid.

Akar manis(G. Glabralin) mempunyai kandungan saponin yang lebih di kenal


dengan glycyrrhizin yang berfungsi sebagai gastru protektif. Glisirin adalah

10
konstituen aktif yang menghasilkan aktivitas antiulkus dengan cara menginhibisi
15-hidroksi prostaglandin dehidu genase dan prostaglandin reduktase
penghambatan kedua enzim tersebut merangsang terjadinya peningkatan
konsentrasi prostaglandin E dan F2a di lambung efek sitoprotektif pada mukosa
lambung.

11
BAB III

ANALISIS PRE FORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA

III.1. PENDEKATAN FORMULASI


Bentuk senyawa yang akan digunakan adalah bentuk ekstrak kental.
Pemilihan ekstrak sebagai dengan perimbangan mudah dipakai dan cepat terserap
oleh kulit.

Prreformulasi senyawa aktif (ekstrak akar manis)

1. Pemerian: ekstrak kental coklat


2. Kelarutan: bau lemah khas, larut 1:10 bagian air, zat larut dalam etanol tidak
kurang dari 70%
3. Struktur:

(FI III, Hal 276)

Berdasarkan data prefrmulasi zat aktif, maka akan dibuat sediaan serum sebanyak
30gr. Kekuatan sediaan yang akan dibuat adalah 100ppm

12
Fomulasi umum sediaan

R/ zat aktif

Gelling agent

Humectan

Pengawet

Penetran

Pelarut

Formulasi pustaka

R/ Akar manis 1%

Span 80 2%

Tween 80 1%

Propil paraben 0,01%

Aqua Destilata ad 30ml

Pengembangan formula

1. Bentuk zat aktif yang digunakan yaitu bentuk ekstrak kental, dengan
kandungan glabridin, jadi ekstrak akar manis dengan pertimbangan
khasiatnya
2. Ekstrak akar manis mempunyai karakteristik termasuk pada jenis obat yang
efektif dalam kecantikan

13
III. 2. USULAN FORMULA (KESIMPULAN FORMULA UTAMA DAN
ALTERNATIF)
Sediaan yang akan dibuat adalah 30ml dengan kekuatan sediaan 100ppm
dalam 30ml

Formula utama

R/ Ekstrak akar manis 10000ppm

Gliserin 10%

Propilenglikol 2%

Potassium Sorbat 0,1%

Aqua Destilata ad 30ml

Formula alternatif

R/ Ekstrak Akar Manis 10000ppm

Natrosol 0,52 %

Glycerin 10%

Na Benzoat 0,1%

Aqua Destilata ad 30ml

Eksipien yang akan digunakan adalah

1. Propilenglikol
2. Potasium Sorbat
3. Natrosol
4. Na Benzoat
5. Glycerin

14
1. Propilenglikol
 Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak
berbau; menyerap iar pada udara lembab.
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dalam
kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial;
tetapi tidak dapat bercampur dalam minyak lemak.
 Konsentrasi : 10-60 %
 Kegunaan : pengawet (anti mikroba), pelarut atau kosolven yang
dapat bercampur dengan air
 OTT : Dengan bahan pengoksidasi seperti kalium permanganat
 Stabilitas : Stabil ketika bercampur dengan etanol 95%, dan air.
stabil pada suhusejuk dan dalam wadah tertutup rapat, tapi pada
temperature tinggi dan terbuka dapat mengalami oksidasi. Stabil jika
dicampurkan dengan etanol (95%), gliserin atau air’
 Sterilisasi : Dengan otoklaf
 Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan di
tempat sejuk dan kering

(Excipients hal. 407- 408, FI IV hal 712)

2. Gliserin
 Pemerian: cairan seperti sirup jernih, tak berwarna, berbau manis,
diikuti rasa hangat, higroskopik jika disimpan beberapa lama pada
suhu rendah dapat memadat, membusuk bentuk hablur tak berwarna
yang tidak melebar
 Kelarutan: dapat bercampur dengan air, etanol 95% praktis tak larut
dalam kloroform eter, dan dalam minyak lemah
 Stabilitas: gliserin higroskopik oleh atmosfet dalam penyimpanan
biasa
 Inkompatibilitas: Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat
pengoksidasi kuat sepertikromium trioksida, kalium klorat, atau

15
kalium permanganat.Dalam larutan encer, reaksi berlangsung pada
laju yang lebih lambat denganbeberapa produk oksidasi sedang
dibentuk. Perubahan warna hitamgliserin terjadi di hadapan cahaya,
atau jika kontak dengan seng oksidaatau nitrat bismut
dasar.Kontaminan zat besi dalam gliserin bertanggung jawab atas
penggelapandalam warna campuran yang mengandung fenol,
salisilat, dan tanin.Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat, yaituasam kuat dari asam borat.
 Fungsi: humectan
 Konsentrasi: < 30%

(HOPE edisi 6, halaman 283)

3. Na Benzoat
 Pemerian: Sodium benzoate terjadi sebagai butiran putih atau
kristal, sedikit bubuk higroskopis. Tidak berbau, atau dengan aroma
benzoin yang samar dan memiliki rasa manis dan asin yang tidak
menyenangkan.
 Kelarutan: larut dalam air
 Stabilitas: Larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau
filtrasi.
 Inkompatibilitas: Tidak cocok dengan senyawa kuaterner, gelatin,
garam besi, garam kalsium, dan garam logam berat, termasuk perak,
timbal, dan air raksa. Aktivitas pelestarian dapat dikurangi dengan
interaksi dengan kaolin (2) atau surfaktan nonionik.
 Fungsi: pengawet
 Konsentrasi: 0,02-0,5%

(HOPE edisi 6, halaman 672)

4. Tween 80

(HOPE edisi 6, halaman 551)

5. Span 80

16
(HOPE edisi 6, halaman 675)

17
BAB IV

PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK


SEDIAAN AKHIR

IV.I METODE PEMBUATAN SEDIAAN


Akan dibuat sediaan serum ekstrak akar manis dengan kekuatan sediaan
serum akan dibuat dengan metode gel fase tunggal yaitu dengan
mencampurkan fase, kemudian ditambahkan fase air.

IV.2 PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN


Jumlah sediaan yang akan dikumpulkan adalah 1botol (30ml)

PERHITUNGAN :

Formula Utama

- Ekstrak Akar manis 10000 ppm =mg


1,5 L
mg = 15000 mg / 15 gr
- Gliserin = 10 x 30 ml = 3 gr
100

- Propilenglikol =2 x 30 ml = 0,6 gr
100

- Potasium Sorbat = 0,1 x 30 ml = 0,03 gr


100

- Aqua Destilata = ad 30 ml

18
Formula Alternatif :
- Ekstrak Akar manis 10 ppm =10000 ppm =mg
1,5 L
mg = 15000 mg / 15 gr

- Glycerin = 10 x 30 ml = 3 gr
100

- Natrosol = 0,52 x 30 ml = 0,156 gr


100

- Na.Benzoat = 0,1 x 30 ml = 0,03 gr


100

- Aqua Destilata = ad 30 ml
-

PENIMBANGAN :

Formula Urama

Nama Bahan Jumlah total yang akan dibuat

Ekstrak akar manis 15 gr

Gliceryn 3 gr

Propilenglikol 0,6 gr

Potasium Sorbat 0,03 gr

Aquadest Ad 30 ml

19
Formula Alternatif

Nama Bahan Jumlah total yang akan dibuat

Ekstrak akar manis 15 gr

Gliceryn 3 gr

Natrosol 0,156 gr

Na Benzoat 0,03 gr

Aquadest Ad 30 ml

IV.3 PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN


Prosedur pembuatan formula utama :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Timbang semua bahan
3. Masukkan potassium kedalam mortir
4. Masukan Propileng glicol Kedalam mortir tambahkan aquadest,
gerus ad homogen
5. Masukan Gliserin Kedalam mortir tambahkan aquadest, gerus ad
homogen
6. Ekstrak akar manis dilalarutkan dengan aquadest ad larut, masukkan
kedalam mortir gerus ad homogen
7. Tambahkan sisa aquadest gerus ad homogen
8. Kemas dan beri etiket.

Prosedur pembuatan formula alternatif :

20
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang semua bahan
3. Masukkan karbopol kedalam mortir tambahkan dengan aquadest ad
mengembang
4. Masukan Gliserin Kedalam mortir tambahkan aquadest, gerus ad
homogen
5. Ekstrak akar manis dilalarutkan dengan aquadest ad larut, masukkan
kedalam mortir gerus ad homogen
6. Larutjkan Na Benzoat dengan aquadest ad larut, lalu masukkan
kedalam mortir gerus ad homogen.
7. Tambahkan sisa aquadest gerus ad homogen
8. Kemas dan beri etiket.

IV.4 PENGAWASAN DALAM PROSES (IPC/IN PROCESS CONTROL)


Pengawasan dalam proses untuk serum ekstrak akar manis meliputi :
1. Uji Organoleptik
Tujuan : untuk memeriksa kesesuaian bau, rasa, warna dan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Prinsip : Pemeriksaan bau,rasa, warna dan tekstur dari sediaan
Alat : Panca indera
2. Uji PH
Tujuan : Untuk memeriksa PH sediaan, agar sesuai dengan
syaratnya.
Prinsip : Diambil sayat setengah gram lalu tambah 10 ml
aquadest, kemudian digunakan PH
Alat : PH meter
3. Uji Viskositas
Tujuan : Untuk menentukan Viskositas yang sesuai dengan
serum ekstrak Akar manis.

Prinsip : Sediaan dimasukkan kedalam cup viskositas (100gr) ,

21
laludicelupkan dicelupkan kedalam serum tersebut
hingga batas yang tertentu, viskositas dihidupkan rotor
akan bergerak hingga jarum petunjuk stabil.
Alat : Viskositas non vis

IV.5 UJI MUTU FARMASETIK SEDIAAN AKHIR


IV.5.1 Evaluasi Fisik
1. Uji Organoleptik
Tujuan : untuk memeriksa kesesuaian bau, rasa, warna dan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Prinsip : Pemeriksaan bau,rasa, warna dan tekstur dari sediaan
Alat : Panca indera

2. Uji PH
Tujuan : Untuk memeriksa PH sediaan, agar sesuai dengan
syaratnya.
Prinsip : Diambil sayat setengah gram lalu tambah 10 ml
aquadest, kemudian digunakan PH
Alat : PH meter
Syarat : 4,5- 6,5

3. Uji Homogenitas
Tujuan : mengetahui distribudi partikel atau granul dari suatu
sediaan serum ekstrak akar manis.
` Prinsip : Diambil 1 gram sediaan lalu lebihan pada object glass,
lalu diamati jika terjadi perubahan fase.
Alat : Object glass

4. Uji Viskositas

22
Tujuan : Untuk menentukan Viskositas yang sesuai dengan
serum ekstrak akar manis.
Prinsip : Sediaan dimasukkan kedalam cup viskositas (100gr) ,
lalu dicelupkan dicelupkan kedalam serum tersebut
hingga batas yang tertentu, viskositas dihidupkan rotor
akan bergerak hingga jarum petunjuk stabil.
Alat : Viskositas non vis
Syarat : 2000-5000 (SNI) dan 50-1000 d.pas
(lachman 1989) efektif pada 200

5. Uji Daya Alur


Tujuan : untuk menentukan daya alur sediaan yang sesuai
dengan syarat
Prinsip : serum ditempatkan pada beacker glass, diaduk dengan
mixer, kecepatan pengadukan ditentukan berdasarkan
besarnya kecepatan yang mampu memberikan
perubahan viskositas pada serum. Kecepatan
pengadukan 1600 rpm diaduk selama 0,10, 20, 30
menit perhitungan lamanya pengadukan sejauh arah
pengujian dilakukan secara kumulatif.
Alat : Mixer

6. Uji Daya Sebar


Tujuan : untuk menentukan daya sebar dari sediaan
Prinsip : 1 gr sediaan, kemudian diletakan ditengah alat uji (
ekstensometer) lalu disimpan bahan 5 gr, diaduk selama
1 menit ditambah beban 5 gr tiap 1 menit.
Alat : ekstenso meter
Syarat : 5-7 cm.

7. Uji Daya Lekat

23
Tujuan : untuk menentukan daya lekat dari sediaan
Prinsip : 0,5 gr serum dioleskan pada object glass lalu tambah
beban 80 gr dicatat lekat hingga object glass terpisah.
Alat : Object glass
Syarat : tidak kurang dari 4

8. Uji Penyimpanan
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penyimpanan pada sediaan
Prinsip : Dengan mengamati stabilitas pasien pada suatu 27-28ºC
Alat : Panca Indera

IV.5.2 Evaluasi Kimia

1. Identifikasi
Metode Utama : Kronmatografi lapis tipis (KLT)
Prinsip : pemisahan zat terlarut dalam sistem yang terdispersi
dari 2 fase yaitu fase gerak dan fase diam.
( FI IV hal 1004)
Prosedur : totolkan sediaan serum pada plat silika laludiletakan
pada chember yang sudah dijenuhkan
2. Penetapan Kadar
Metode Utama : Spektrofotometri UV-VIS
Prinsip : pengukuran suatu infeksi elektromagnetik dengan
Molekul pada panjang gelombang tertentu.
( Watson hal 83)

24
BAB V

ANALISA MASALAH DAN PENYELESAIAN YANG BERKAITAN


DENGAN PENGUJIAN MUTU SERTA USULAN TEKNIK/METODE
ANALISA YANG AKAN DIGUNAKAN

V.1 GUGUS FUNGSI, JENIS IKATAN, RANGKA MOLEKUL DAN ION


DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR UNTUK ANALISIS
Analisis akar manis dalam bahan baku dan sediaan dilakukan berdasarkan
sruktur molekul zat aktif tersebut, yaitu:

Nama Kimia : 4-[(3R)-8,8-Dimethyl-3,4-dihydro-2H-8H-pyrano [2,3-F]


Chromen-3-yi]-1,benzenediol

Bobot Molekul : 324,3704 gram/mol

Rumus Kimia : C2OH2OO4

25
V.2 DATA SPEKTROFOTOMETRI (UV-VIS)
Prinsip : Spektrofotometri uv-vis merupakan pengukuran suatu interaksi antara
radiasi elektromagnrtik dengan molekul pada panjang gelombang
tersebut. Molekul menyerap energy radiasi dan digunakan elektron
untuk tereksitasi pada suatu daerah frekuensi tertentu yang sesuai
dengan radiasi uv-vis.

( Watson hal 83 )

Bagian molekul yang mengabsorpsi daerah uv-vis dinyatakan


dengan sebagai kromofor suatu molekul dapat mempunyai beberapa
kromofor panjang gelombang daerah spectrum uv-vis adalah 190-
380 nm, sedangkan spectrum variable aalah 380 – 780 nm.

( FI Hal 1060 )

Berikut ini gambar spektrofotometri UV Glabridin

26
V.3 SPEKTROFOTOMETRI NMR
Prinsip: Penyerapan gelombang radio oleh inti-inti tertentu dalam molekul
organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.

Prinsip yang mendasari kerja dari NMR yaitu penyerapan energi oleh
partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat
sehingga nantinya medan magnet yang sesuai dengan molekul akan
dikonversi menjadi spektrum NMR sehingga struktur senyawa atau
rumus bangun molekul senyawa organik dapat teridentifikasi.
(Clarke’s Drug Hal 308).

V.3 DATA DAN SISTEM KROMAGTOGRAFI


a. Kromagtrografi Cair Kinerja Tinggi

Prinsip : KCKT memiliki system pemisahan dengan kecepatan dan


spesifikasi dan efisien tinggi yang menerap kemampuan
kemajuan teknologi kolom system pompa bertekanan tinggi
dan detector yang sensitive.

Fase gerak : Membuat campuran P dapat posfat PH 2,5 (70 : 30). Saring
Dan diudarakan jika perlu lakukan penyesuain menurut
kekuatan system seperti tertera pada kromagtografi.

( FI Hal 330 )

Fase Diam : -

Kolom : 25 cm x 4,5 mm

Delektor : 254 nm.

27
V.4 STABILITAS DAN KEMURNIAN
Stabilias Glabridin Akar manis diuji pada PH larutan 4,5 ; 6 ; 7 ; dan 8.

Untuk pengaturan PH diguanakan buffer fosfat dan pada melarutkan ekstrak


digunakan buffer posfat PH 7,0.

( Agestech, Vd 33, No 4 dan November 2013, hal 385 )

Stabilitas sediaan rusak selama proses pemanasan dan penyimpanan, mudah


mengalami kerusakan dengan adanya:

1. Perubahan suhu
2. Perubahan komposisi disebabkan salah satu fase secara berlebihan atau
pencampuran 2 tipe. Jika zat pengemulsinya tidak dicampurkan satu sama
lainnya.

V.5 METODE METODE ANALISIS YANG DIUSULKAN DALAM


PENGUJIAN MUTU BAHAN BAKU AWAL SEDIAAN
A. Identifikasi bahan Baku

Akar manis dapat di identifikasi menggunakan metode analisis


Kromatografi Lapis Tipis.

a. Kromatografi Lapis Tipis


Prinsip : pemisahan zat terlarut dalam sistem yang terjadi dari 2 fase,
yaitu fase diam (Serbuk halus) yang dilapiskan pada lempeng
kaca, plastik, atau logam secara merata. Dan fase gerak
(pelarut).
Alasan : Digunakan untuk memisahkan campuran senyawa menjadi
senyawa murni.

B. Pengaruh Eksipien dalam sampel sediaan

1. Natrium Benzoat

Kelarutan : Mudah larut dalam air agak sukar larut dalam etanol, dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%.

28
Struktur :

2. Gliserin

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol 90% tidak larut dalam
kloroform, tidak larut dalam eter, dalam minyak lemak dan
dengan minyak menguap.

Struktur :

3. Aquadest

Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.

Struktur :

29
4. Karbopol

Kelarutan : mengembang dalam air, gliserin setelah dinetralisir dalam


etanol (95%), karbomer tidak larut tapi hanya mengembang sampai batas
yang luar biasa. Karena merupakan tiga dimensi mikro gel silang.

Struktur :

C. Metode Identifikasi Bahan Baku Sediaan

Akar manis dalam sediaan dapat didefinisikan menggunakan metode


pembuatan gel fase tunggal.

D. Penetapan Kadar Bahan Baku Dalam Sediaan

Akar manis dalam sediaan serum dapat ditetapkan kadarnya menggunakan


metode analisis spectrofotometri UV-Vis

E. Metode Penetapan Kadar Bahan Baku Dalam Sediaan

Metode Utama : Kromagtografi Cair Kinerja Tinggi

Alasan : Memiliki system pemisahan dengn kecepatan dan efisiensi


tinggi.

30
V.6 MASALAH ANALISIS YANG DISEBABKAN KADAR DAN MATRIKS
DALAM SAMPEL.
Pengaruh matriks dalam sampel sediaan

Bentuk sediaan yang akan dibuat adalah serum. Metode identifikasi yang
dipilih spectrum serapan inframerah metode penetapan kadar yang dipilih
menggunakan metode analisis.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III .


Jakarta: Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV .


Jakarta: Depkes RI

Nerya, Ohad., Jacob Vaya, Ramadan Musa, Sarit Izrael, Ruth Ben-Arie, dan Snait
Tamir. 2003. Glabrene and Isoliquiritigenin as Tyrosinase Inhibitors from Licorice
Roots. J. Agric. Food Chem. Vol 51. No. 5: 1201-1207

Rowe, Raymond, et all. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipien Sixth Edition.


London: Pharmaceutical Press

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa.


Jakarta: EGC

Syamsuni .2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Kadis, Sukati dkk. 2005. Meracik Obat Lanjutan I . Ujung Pandang:Lembaga


Penerbitan Universitas Hasanuddi

32

Anda mungkin juga menyukai