PROPOSAL
Disususn Oleh :
Natasya Nurbafadal
NIM : 33178K19035
Diera sekarang ini, kosmetik merupakan kebutuhan yang penting dan tidak bisa
dihilangkan dan dihilangkan. Kosmetik merupakan zat yang digunakan untuk merawat
suatu bagian tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ada dua jenis kosmetik yaitu
kosmetik dekoratif atau riasan dan kosmetik untuk perawatan kulit. Jenis perawatan kulit
ini ada bermacam-macam, berdasarkan bentuk dan polanya, salah satunya adalah
pembersih wajah (facial wash).
Sabun wajah(facial wash) merupakan salah satu jenis kosmetik yang digunakan
pada wajah untuk membersihkan wajah dari minyak dan kotoran yang menempel. Sabun
wajah biasanya dibuat dalam berbagai bentuk sediaan, seperti busa, krim, dan gel. Gel
atau disebut juga jelly adalah sistem semipadat yang terdiri dari suspensi partikel
anorganik kecil atau molekul organik besar dan ditembus dengan cairan, dalam
perkembangannya kosmetik telah digunakan secara turun-temurun oleh nenek moyang
dengan menggunakan bahan baku yang ada di alam.
Kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
memperindah kecantikan terutama kulit wajah. Kulit wajah yang terlalu sering terpapar
radikal bebas seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, sinar matahari dan sinar UV,
dapat menurunkan fungsi kolagen yang berperan untuk mempertahankan struktur kulit.
Sehingga, menyebabkan kulit wajah menjadi kusam, berjerawat, dan bahkan
menyebabkan munculnya kerutan dini (Harun, 2014). Berbagai macam cara dilakukan
untuk mendapatkan kulit wajah sehat dan bersih, mulai dari cara tradisional
menggunakan bahan-bahan alami sampai dengan cara modern seperti penggunaan
kosmetik yang berbahan dasar sintesis senyawa kimia, suntik botoks, atau operasi plastik.
Menurut Hayatunnufus (2009), adapun pengaruh positif dan negatifnya antara lain 1)
Pengaruh positif, dalam pemakaian kosmetik diharapkan kulit menjadi bersih, sehat dan
segar serta menjadi lebih muda. Hal ini dapat dicapai dengan cara pemilihan kosmetik
yang tepat sesuai jenis kulit dan teknik/cara pemakaian yang tepat secara teratur. 2)
Pengaruh negatif, yaitu pengaruh yang sangat tidak diharapkan dan tidak diinginkan
karena akan menimbulkan kelaianan pada kulit, mungkin saja menjadi gatal-gatal
kemerahan, bengkak-bengkak ataupun timbul noda-noda hitam. Dalam hal ini perawatan
sederhana yang dapat dilakukan adalah mencuci wajah dengan menggunakan sabun
pembersih wajah (Noor, 2009).
Selanjutnya preparasi gel pencuci wajah dari ekstrak kulit buah naga yang telah
selesai diuji stabilitas fisiknya pada tiga kondisi berbeda yaitu suhu ruangan, dibawah
terik matahari, dan suhu 40̊ C. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan yang
dilakukan dapat bertahan lama setelah dilakukan uji stabilitas fisik dipercepat.
1. Apakah kulit buah naga (hylocereus polyrhizus) dapat dijadikan sebagai zat aktif dalam
sediaan gel pencuci wajah?
2. Bagaimana cara pembuatan gel pencuci wajah dari ekstrak kulit buah naga (hylocereus
polyrhizus) ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui formulasi sediaan gel pencuci wajah dengan zat aktif kulit buah naga
(hylocereus polyrhizus) ?
2. Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan gel pencuci wajah dari ekstrak kulit buah
naga (hylocereus polyrhizus) ?
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Definisi
Buah naga (Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru
dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
(Khairunnas & Tety, 2011). Buah ini memiliki bentuk yang sangat unik dan cukup
memikat untuk dilihat. Bentuk fisiknya mirip dengan buah nanas hanya saja buah ini
memiliki sulur pada kulitnya. Buah naga berwarna merah jambu dengan daging buah
berbagai jenis antara lain berwarna putih, kuning dan merah dengan biji kecil berwarna
hitam yang sangat lembut dan lunak (Mahmudi 2011).
Jenis buah naga ada empat macam, pertama buah naga daging putih (Hylocereus
undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging super merah
(Hylocereus costaricensis), dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicereus
megalanthus). Buah jenis ini bercitarasa manis bercampur masam segar, mempunyai sisik
atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya tergolong rendah
dibandingkan buah naga jenis lain, yakni 10-13 briks (Anonim, 2008a).
Sebagai salah satu anggota famili Cactaceae, tanaman buah naga tidak memerlukan
persyaratan tumbuh yang rumit. Tanaman buah naga dapat tumbuh baik tumbuh baik pada
tanah yang relatif kurang subur (bahkan pada tanah berbatu), pada tanah yang bereaksi
relatif masam sampai pada tanah bergaram dan tahan terhadap kekurangan air. Tanaman
buah naga dapat tumbuh baik pada kondisi air tanah mendekati titik layu (wilting point). Di
Amerika Tengah, tanaman buah naga ditanam di antara tanaman pohon. Hal ini merupakan
indikator bahwa tanaman buah naga merupakan salah satu tanaman yang tahan terhadap
naungan.
1.2 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Ordo : Cactales
Famili : Cactales
Subfamili : Hylocereane,
Genus : Hylocereus,
Setiap tumbuhan memiliki syarat tersendiri untuk tumbuh dan berkembang begitupun
dengan buah naga. Adapun beberapa syarat tumbuhan buah naga adalah sebagai berikut :
1. Tumbuhan buah naga harus di tanam dengan sebaik mungkin tepat di dataran rendah
(sekitar ketiggian 20 hingga 500 mdpl)
2. Memiliki tekstur tanah yang tepat untuk sarana budidaya buah naga yakni dengan
ketentuan tanah harus gembur, porous dan terdapat kandungan organik yang cukup
tinggi. Selain itu tanah juga harus memilik unsur hara yang lengkap sekitar Ph tanah 5
hingga 7.
3. Ketersediaan air yang harus terpenuhi karena buah naga tidak akan tumbuh di tanah yang
memiliki kekeringan yang tinggi. Namun juga akan membusuk jika terlalu banyak air.
4. Buah naga harus di tanam di bawah sinar matahari yang cukup. Hal ini untuk membuat
laju bunga semakin tinggi sehingga dapat berbuah.
Secara morfologi, tanaman Buah Naga termasuk tanaman yang tidak lengkap
karena tidak memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun, tanaman buah
naga memilki duri disepanjang batang dan cabangnya. Tanaman buah naga merupakan
tanaman memanjat dan bersifat empifit.
1. Akar
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila
sudah dewasa. Batang berukuran panjang dan bentuknya segitiga dengan warna hijau
kebiru-biruan atau ungu. Pada batang ini banyak tumbuh cabang dimana batang dan
cabang tersebut berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi. Batang dan cabang
ditumbuhi duri-duri yang keras tetapi sangat pendek sehingga tidak mencolok. Letak duri
tersebut pada tepi batang maupun cabang (Kristanto, 2003).
3. Bunga
Bunga tanaman buah naga terletak pada sulur batang, berbentuk terompet, dan berwarna
putih. Susunan bunga merupakan susunan bunga majemuk. Buahnya berbentuk bulat
panjang dan lonjong serta berdaging warna merah dan sangat tebal. Letak buah pada
umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Pada batang atau cabang dapat tumbuh
lebih dari 1 buah, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Ketebalan kulit buah 2-3 cm
dan pada permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul berukuran 1-2 cm. Biji buah
naga berbentuk bulat berukuran kecil dan berwarna hitam. Kulit biji sangat tipis tetapi
keras (Kristanto, 2003).
4. Buah
kaktus madu (buah naga) cukup kaya dengan berbagai zat vitamin dan mineral yang
dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian menunjukkan buah naga
merah sangat baik untuk sistem peredaran darah. Buah naga juga dapat untuk mengurangi
tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah. Penelitian juga menunjukkan buah
ini dapat mencegah kanker usus, selain mengandung kolestrol yang rendah dalam darah
dan pada waktu yang sama menurunkan kadar lemak dalam tubuh. Secara keseluruhan,
setiap buah naga merah mengandung protein yang mampu xvi mengurangi metabolisme
badan dan menjaga kesehatan jantung; serat (mencegah kanker usus, kencing manis, dan
diet); karotin (kesehatan mata, menguatkan otak, dan mencegah penyakit); kalsium
(menguatkan tulang); dan fosferos. Buah naga juga mangandung zat besi untuk
menambah darah; vitamin B1 (mengawal kepanasan badan); vitamin B2 (menambah
selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolestrol); dan vitamin C (Zain, 2006).
METODE
2. Gelas ukur 50 ml
3. Spatula besi
4. Batang pengaduk
6. Elenmeyer
7. Corong kaca
8. Kaca arloji
9. Stirrer
10. Pisau
2. Basic soap
3. Pewangi
5. Pewarna
6. NaOH
7. Asam askorbat
8. Asam sitrat
3.2 Cara Pembuatan
Variasi base soap 5 ml, 7 ml, 10 ml, 13 ml, dan 15 ml dimasukkan ke dalam gelas
beker dan ditambahkan dengan 1,2 ml larutan garam 20% kemudian diaduk hingga
homogen dan sabun mengental. Tambahkan 1 ml ekstrak kulit buah naga merah dan aduk
hingga homogen. Tambahkan 1 tetes bibit parfum dan 1 tetes pewarna. Masukkan sabun
dalam botol.
Hasil optimum dimasukkan ke dalam gelas beker dan ditambahkan dengan 1,2
mL larutan garam 20% kemudian diaduk hingga homogen dan sabun mengental.
Tambahkan variasi ekstrak kulit buah naga merah 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml lalu
aduk hingga homogen. Tambahkan 1 tetes bibit parfum dan 1 tetes pewarna. Masukkan
sabun dalam botol.
Timbang 0,5 gram sampel sabun dan masukkan kedalam gelas piala 50 ml.
Tambahkan 10 mL Alkohol 96% dan tetesi 3 tetes larutan indikator fenolftalin.
Kemudian panaskan di atas hot plate selama 6 menit dan amati perubahannya. Jika warna
berubah menjadi ungu, maka larutan dilanjutkan dengan titrasi HCl 0,1 N (dalam Alkohol
96%) sampai warna ungu hilang.
Timbang 2 gram sampel sabun kedalam gelas piala 50 mL dan dilarutkan dengan
aquades 20 mL. Tetesi larutan indikator metil jingga dan larutan H2SO4 20% masing –
masing 3 tetes sampai larutan berubah menjadi keruh. Panaskan larutan di atas hot plate
dengan ditutupi kaca arloji sampai terbentuk lapisan berwarna jernih diatas permukaan
larutan. Masukkan 2 gram paraffin (lilin) dan panaskan hingga larutan berubah menjadi
jernih. Angkat larutan dan dinginkan dalam bak berisi air dengan cepat. Lalu timbang
lilin yang mengeras diatas kaca arloji yang sudah diketahui beratnya.