JAKARTA, 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Buah naga selain rasanya nikmat dan segar, diyakini banyak memberikan
manfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan unsur-unsur yang bermanfaat
untuk menjaga kesehatan. Bagian-bagian buah naga terdiri dari kulit buah, daging
buah, dan biji. Kulit buah naga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan,
daging buahnya dikonsumsi sebagai produk pangan, dan bijinya di manfaatkan
dalam pengembangiakan bibit secara generatif (Emil, 2011).
Manfaat lain buah naga supermerah yang tidak kalah pentingnya bagi
kesehatan jasmani adalah bahan antioksidan yang dikandungnya. Menurut Ashari
(2004), menyatakan bahwa, Antioksidan adalah zat yang bisa menghambat proses
penuaan atau kematian sel atau jaringan. Oleh karenanya pengonsumsi buah-
buahan akan terjaga kulitnya dari keriput dan awet muda.
2
1.2 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada emulsi kosmetik, dua fase secara terpisah dipanaskan pada suhu yang
sama, kemudian fase yang satu dituangkan ke fase lainnya dan dipanaskan pada
temperatur yang sama dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan sampai
emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar. Fase-fase tersebut dicampur pada suhu
70-75°C karena pada temperatur ini, pencampuran fase cair dapat terjadi dengan
baik. Temperatur dapat diturunkan beberapa derajat jika titik leleh fase lemak
cukup rendah (Idson dan Lazarus 1994).
4
Waktu, variasi temperatur, dan proses pencampuran mempunyai pengaruh
yang kompleks pada proses emulsifikasi. Pengocokan dibutuhkan untuk
emulsifikasi sehingga terbentuk tetesan-tetesan. Pada pengocokan selanjutnya,
kemungkinan terjadi koalisi antara tetesan-tetesan menjadi semakin sering,
sehingga dapat terjadi penggabungan. Oleh karena itu, disarankan untuk
menghindari waktu pengocokan yang terlalu lama, pada waktu dan sesudah
pembentukan emulsi. Selama penyimpanan, ketidakstabilan emulsi dapat
dibuktikan oleh pembentukan krim, agregasi bolak-balik, atau agregasi yang tidak
dapat balik (Rieger 1994).
5
2.2 Preformulasi Zat Aktif Body Lotion
Pada praktikum pembuatan body lotion kali ini kami menggunakan ekstrak
buah naga berdaging sangat merah sebagai zat aktif dalam sediaan ini. Adapun
klasifikasi buah naga berdaging merah menurut Kristanto (2008) adalah sebagai
berikut:
a. Taksonomi
- Divisi : Spermatophyta
- Subdivisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotyledonae
- Ordo : Cactales
- Subfamili : Hylocereanea
- Genus : Hylocereus
- Spesies : Hylocereus polyrhizus (buah naga berkulit dan berdaging
merah)
b. Morfologi
Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal batang di
dalam tanah tetapi juga pada celah-celah batang, yang berfungsi sebagai alat
pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau memanjat tumbuhan lain atau
pada tiang penyangga. Akar pelekat ini dapat juga disebut akar udara atau akar
gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa tanah atau
hidup sebagai epifit (Winarsih, 2007).
Perakaran tanaman buah naga sangat tahan dengan kekeringan dan
tidak tahan genangan yang cukup lama. Kalaupun tanaman ini dicabut dari
tanah, ia masih hidup terus sebagai tanaman epifit karena menyerap air dan
mineral melalui akar udara yang ada pada batangnya (Kristanto, 2008).
Buah naga berbentuk bulat lonjong mirip buah nanas, namun memiliki
sirip. Warna kulitnya merah jambu, dihiasi sulur atau sisik berwarna hijau
seperti sisik naga. Beratnya kira-kira 400-650 gram. Buah naga mempunyai
daging buah seperti buah kiwi (Winarsih, 2007).
Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair. Bentuk
buah bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang
berwarna merah menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya.
6
Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 – 4 mm. Di sekujur kulitnya dihiasi
dengan jumbai- jumbai menyerupai sisik-sisik ular naga. Daging buah berserat
sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat
banyak dan berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah,
putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan
rasanya manis sedikit masam (Cahyono, 2009).
c. Kandungan
Secara keseluruhan, buah ini baik untuk kesehatan dan dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan zat gizi sehari-hari. Hasil analisis laboratorium Taiwan
Food Industry Develop and Research Authoritis tahun 2005,
Zat Kandungan Gizi
d. Manfaat
Buah naga selain rasanya nikmat dan segar, diyakini banyak
memberikan manfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan unsur-unsur
yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Bagian-bagian buah naga terdiri
dari kulit buah, daging buah, dan biji. Kulit buah naga dapat dimanfaatkan
sebagai pewarna makanan, daging buahnya dikonsumsi sebagai produk
7
pangan, dan bijinya di manfaatkan dalam pengembangiakan bibit secara
generatif (Emil, 2011).
Manfaat lain buah naga supermerah yang tidak kalah pentingnya bagi
kesehatan jasmani adalah bahan antioksidan yang dikandungnya. Menurut
Ashari (2004), menyatakan bahwa, Antioksidan adalah zat yang bisa
menghambat proses penuaan atau kematian sel atau jaringan. Oleh karenanya
pengonsumsi buah-buahan akan terjaga kulitnya dari keriput dan awet muda.
8
etanol, heksan, dan propilenglikol; praktis
tidak larut air
Konsetrasi : 1-20 %
OTT : Inkompatibel dengan hampir semua logam
hidroksida dan zat pengoksidasi
Stabilitas : Zat stabil
Kegunaan : Emulsifying agent, zat tambahan untuk
melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20%.
OTT : Inkomapatibel dengan hamper semua logam
hidroksida dan zat pengoksidasi.
Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup.
9
Fungsi : Agen pengalkali, agen pengemulsi
Pemerian : Cairan bening tidak berwarna sampai kuning
pucat, bau amoniak lemah
Kelarutan : Etanol 95% larut, metanol larut, air larut
OTT : Golongan amin dan hidroksi
10
Berat Molekul : 430,72
Rumus Molekul : C29H50O2
Pemerian : Cairan berminyak kental, jernih, tidak berwarna,
atau cokelat kekuningan; tidak berbau dan tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam
aseton, etanol, eter, dan minyak nabati.
Stabilitas : Tokoferol teroksidasi oleh adanya oksigen
atmosfer secara perlahan dan dipercepat oleh
adanya garam besi dan perak.
Penyimpanan : Tokoferol harus disimpan dalam gas inert, dalam
wadah kedap udara yang sejuk dan kering dan
terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Antioksidan
11
BAB III
PROSEDUR KERJA
Alat Bahan
Beaker glass Ekstrak buah naga
Cawan penguap Olive oil
Batang penganduk Asam stearat
Spatel TEA
Lumpang Setil alkohol
Alu Nipagin
Gelar ukur Vitamin E
Kaca arloji Parfum
Kain lap Aquadest
Fase minyak (olive oil, asam Pada saat yang bersamaan fase
stearat, setil alkohol) dilebur di air (TEA, gliserin, nipagin, air)
atas penangas air hinga suhu dipanaskan di atas penangas air
70˚C hingga suhu 70˚C
12
BAB IV
Organoleptis
Bentuk Lation
Bau Harum (parfum)
Warna Merah muda
Uji Hasil
Homogenitas Homogen
Penampilan lotion Banntuk: lation
Bau: parfum
Warna: merah muda
Uji Ph Ekstrak: 4
Sediaan: 6
Uji hedonik Dari 5 kelompok rata-rata memberi
nilai 9 (rentang nilai 1-10)
5.2 Pembahasan
13
merupakan pilihan paling tepat jika membutuhkan pelembab yang ringan atau bila
digunakan untuk seluruh tubuh.
14
penelitian yang dilakukan oleh Nursalamah, dkk 2014 hasil pengujian efek
penghambatan radikal bebas sediaan krim memperlihatkan bahwa krim yang
dibuat dengan emulgator anionik memberikan % penghambatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan krim yang menggunakan emulgator nonionik..
Triethanolamin juga digunakan sebagai pengatur pH dalam sediaan lotion ekstrak
buah naga.
15
melebur dan tercampur. Pada saat yang bersamaan fase air yaitu TEA, gliserin ,
nipagin , dan air dipanaskan diatas penanggas air hingga suhu 70 O C, saat kedua
fase melebur dan terlarut sempurna lalu dicampurkan fase minyak dan fase air ke
dalam mortar yang sebelumnya telah dihangatkan, tujuan dihangatkan terlebih
dahulu agar pada saat pencampuran dilakukan tidak merubah bentuk yang tadinya
sudah dalam bentuk cair karena perbedaan suhu berubah menjadi padatan
kembali, dengan itu hal ini dapat dihindari. Lalu setelah itu menunggu suhu dingin
O
sekitar 40 C dan menambahkan ekstrak buah naga dan Vitamin E , dan
ditambahkan parfum lalu aduk hingga homogen. Setelah homogen dilakukannya
evaluasi sediaan lotion yang kami buat dengan mengecek pH akhir yaitu 7 juga
evaluasi organoleptis dengan hasil yaitu warna putih dengan sedikit warna merah
jambu, memiliki aroma khas manis karena kami menambahkan parfum berbau
khas manis , dan uji homogenitas pada saat kami usapkan pada kulit memiliki
tekstur yang lembut dan mudah disebar, dilakukan juga uji homogenitas dengan
meratakan pada kaca arloji dan melihat adakah patrikel yang belum merata, dari
hasil uji homogenitas lotion kami menunjukan hasil homogen pada saat diratakan
pada kaca arloji.
16
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Perlunya dilakukan uji lainnya seperti uji kestabilan lotion , uji daya sebar,
uji daya lekat dan uji viksositas agar mahasiswa mampu mengetahui rentang
kualitas dari sebuah sediaan body lotion.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M.(2008). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik.Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
18
Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. Di dalam Williams DF and Schmitt
WH, editor. Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries
Industry. 2nd Ed. London: Blackie Academe and Profesional.
Umayah, Efi., H, Amrun Moch. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose) (Antioxidant Activity Assay of
Dragon Fruit Extract (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose). Jurnal ILMU
DASAR, Vol. 8 No. 1, 2007 : 83-90
Taiwan Food Industry Develop & Research Authoritis. (2005) dalam Patwary, M.,
Rahman,M., Barua., Sarkar., Alam, M. (2013) Study on the growth and
development of twodragon fruit (Hylocereus undatus) genotypes.
19
Lampiran
20