Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KIMIA LINGKUNGAN

”TOKSIKOLOGI KIMIA (LANJUTAN)”

NAMA : Ikhtiar Fathurrahman Tahir


NIM : 1713041016
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA B

1. Jelaskan pengertian:
a. Toksikan
Toksikan (zat toksik) adalah bahan apapun yang dapat memberikan efek yang
berlawanan (merugikan).
b. absorpsi toksikan
Absorpsi merupakan perpindahan xenobiotik dari luar organisme menuju ke aliran
darah dari organisme. Umumnya mengikuti proses pemaparan dan menunjukkan dosis
zat xenobiotik yang diterima oleh organisme. Proses absorpsi toksikan dalam tubuh dapat
melalui saluran pencernaan, saluran pernapasan (paru) dan kulit. Namun aturan jalur
khusus seperti injeksi intraperitoneal, intramuskuler dan subkutan, sering digunakan
dalam studi toksikologi.
c. distribusi toksikan
Disribusi toksikan merupakan zat kimia memasuki yang memasuki darah dimana
zat kimia tersebut didistribusikan dengan cepat ke seluruh tubuh. Laju distribusi
tergantung pada: aliran darah di alat tersebut, mudah tidaknya zat melewati dinding
kapiler dan membran sel, serta afinitas komponen alat tersebut thd zat tersebut.
d. ekskresi toksikan
Ekskresi toksikan merupakan proses toksikan dapat dikeluarkan dengan cepat atau
perlahan. Jalur utama ekskresi adalah urine, tetapi hati dan paru-paru juga merupakan
alat eksresi penting untuk zat tertentu.
e. bioaktivasi
Bioaktivasi merupakan aktifnya kembali suatu formasi enzim untuk
melangsungkan proses biotransformasi yang dapat menghasilkan reactive inter mediates.
Hasil dari biotransformasi enzim tersebut (reactive inter mediates) dapat berinteraksi
dengan nucleophilic sites pada jaringan seperti golongan sulfhydryl dari gluthion dan
cysteine.
f. epoksid
Epoksida adalah senyawa eter siklik dengan cicin yang memiliki
tiga anggota. Struktur dasar dari sebuah epoksida berisi sebuah atom oksigen
yangdiikat pada dua atom karbon berdekatan yang berasal dari hidrokarbon.
Tegangandari cincin dengan tiga anggota ini membuat senyawa epoksida
menjadi lebihreaktif. Dalam tatanama IUPAC, epoksida disebut oksirana.
Epoksida palingsederhana memiliki nama umum etilena oksid
g. nekrosis
Nekrosis adalah sebuah penyakit yang menyerang tulang. Penyakit ini terjadi
dikarenakan aliran darah yang menuju ke tulang berkurang hanya sementara saja atau
dapat terjadi dalam waktu yang lama atau permanen
h. reversible
Reversibel dalam pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan pada
rumbuhan dan hewan yaitu : bentuk atau sifat yang dapat kembali ke bentuk semula.
i. irreversibel
Irreversible artinya terjadi penambahan substansi disertai perubahan bentuk atau
struktur sel dan perubahan susunan kimia, sehingga terjadi pertumbuhan searah dan tidak
dapat kembai ke bentuk asal.

2. Sebutkan dan jelaskan jalur utama:


a. absorbsi toksikan dalam tubuh
Jalur utama bagi penyerapan toksikan adalah saluran cerna, paru-paru dan kulit.
1) Saluran cerna
Banyak toksikan dapat masuk ke saluran cerna bersama makanan dan air minum,
atau sendiri sebagai obat atau zat kimia, kecuali zat yang kaustik atau agak merangsang
mukosa. Lambung merupakan tempat penyerapan yang penting, terutama asam-asam
lemah. Zat tersebut akan sangat mudah mengion dalam getah lambung yang bersifat
asam dan tidak mudah diserap, sedangkan basa lemah akan berbentuk non-ion dan
berdifusi kembali ke lambung (asam benzoat dan anilin). Dalam usus, asam lemah
terutama akan berada dalam bentuk ion dan karenanya tidak mudah diserap.
2) Saluran Napas
Tempat utama bagi absorpsi di saluran napas adalah alveoli pori-pori. Laju
absorpsi bergantung pada daya larut gas dalam darah, semakin mudah larut semakin
cepat absorpsinya.
3) Kulit
Kulit relatif impermeabel dan merupakan barier (penghalang) yang baik untuk
memisahkan organisme itu dari lingkungannya. Namun beberapa zat kimia diserap
melalui kulit dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Zat kimia dapat
diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat. Penyerapan melalui
jalur ini kecil sekali sebab strukturx hanya bagian kecil dari permukaan kulit. Meskipun
demikian kita perlu berhati-hati dalam menggunakan sejumlah kosmetik seperti
deodorant, semir rambut, dan sejenisnya.
b. ekskresi toksikan dalam tubuh
Toksikan dapat dieliminasi dari tubuh melalui beberapa rute. Ginjal merupakan
organ penting untuk mengeluarkan racun. Beberapa xenobiotic diubah terlebih dahulu
menjadi bahan yang larut dalam air sebelum dikeluarkan dari tubuh. Rute lain yang
menjadi lintasan utama untuk beberapa senyawa tertentu di antaranya: liver dan sistem
empedu, penting dalam eksresi seperti DDT dan timbal (Pb). Paru berperan paula dalam
ekskresi gas seperti carbon monoksida (CO). Toksikan yang dikeluarkan dan tubuh dapat
ditemukan pada keringat, air mata, dan air susu ibu (ASI).
1) Ekskresi Urine
Ginjal merupakan organ yang sangat efisien dalam mengalami toksikan dari
tubuh. Senyawa toksik dikeluarkan melalui urine oleh mekanisme yang sama seperti
pada saat ginjal membuang hasil metabolit dari tubuh.
2) Ekskresi Empedu
Liver berperan penting dalam menghilangkan bahan toksik dari darah setelah
di absorpsi pada saluran pencernaan, sehingga akan dapat dicegah distribusi bahan
toksik tersebut ke bagian lain dari tubuh. Hal ini disebabkan karena liver merupakan
tempat di mana terjadinya biotransformasi dari agen toksik dan hasil metabolitnya
dikeluarkan melalui empedu. Senyawa asing yang dikeluarkan melalu empedu
biasanya dikelompokkan dalam 3 kelas berdasarkan rasio konsentrasi toksikan di
dalam plasma dengan yang ada di empedu. Termasuk kelas A bila rasio mendekati 1,
contoh: sodium, patossium, glukosa, mercuri. Kelas B substansi dengan rasio antara
10-1000, contohnya: asam, bilirubn, Pb, Arsenik, dan Mangan. Kelas C, substansi
dengan rasio <1 seperti albumin, seng, besi, dan kromium. Yang penting cepat
diekskresi melalui empedu adalah senyawa yang termasuk kelas B.
3) Rute Ekskresi Lainnya
Toksikan dapat juga dikeluarkan dari tubuh melalui paru, saluran pencernaan,
cairan cerebrospinal, air susu, keringat, dan air liur. Zat yang berbentuk gas pada
kondisi suhu badan dan volatile liquids dapat diekskresi melalui paru. Jumlah cairan
yang dapat dikeluarkan melalui paru berhubungan dengan tekanan uap air. Ekskresi
toksikan melalui paru ini terjadi secara difusi sederhana. Gas yang kelarutannya
rendah dalam darah dengan cepat dieksresi, sebaliknya yang tinggi kelarutannya
seperti chloroform akann sangat lambat dieksresi melalui paru.
c. biotransformasi toksikan dalam tubuh
Biotransformasi adalah suatu proses yang umumnya mengubah senyawa asal
menjadi metabolit, kemudian membentuk konyugat. Tempat terpenting terjadinya
biotransformasi toksikan dalam tubuh adalah pada hati, meskipun juga terjadi pada paru-
paru, lambung, usus, kulit, dan ginjal.
Crosby (1998) membagi mekanisme biotransformasi toksikan ke dalam dua jenis:
1) Reaksi fase I, melibatkan rx oksidasi, reduksi dan hidrolisis
yaitu: pemutusan hidrolitik, oksidasi dan reduksi. Umumnya reaksi fase I
mengubah bahan yang masuk ke dalam sel menjadi lebih bersifat hidrofilik
(mudah larut dalam air) daripada bahan asalnya
2) Reaksi fase II, merupakan produksi suatu senyawa melalui konjugasi toksikan
atau metabolitnya dg suatu metabolit endogen. Reaksi fase II (Reaksi konjugasi),
terdiri dari reaksi sintesis dan konjugasi. Oleh reaksi konjugasi maka zat yang
memiliki gugus polar (-OH, -NH2, -COOH), dikonjugasi dengan pasangan reaksi
yang berasal dari tubuh sendiri dan lazimnya diubah menjadi bentuk yang larut
dalam air, dan dapat diekskresikan dengan baik oleh ginjal. Reaksi fase II ini
merupakan proses biosintesis yang mengubah bahan asing atau metabolit dari
fase I membuat ikatan kovalen dengan molekul endogen menjadi konjugat.
Biotransformasi dianggap sbg mekanisme detoksifikasi organisme. Reaksi yang
menimbulkan metabolit dapat lebh toksik dari senyawa asalnya dikenal bioaktivasi.
Metabolit reaktif seperti epoksid dapat terikat secara kovalen pada makromolekul sel dan
menyebabkan nekrosis dan atau kanker.

3. Berikan contoh efek toksikan baik yang bersifat reversibel maupun irreversible
a. Efek Reversible : ditandai dengan perubahan dari struktur atau fungsi normal yang
disebabkan oleh suatu zat kimia akan kembali pulih dalam batas waktu yang normal
setelah paparan berhenti.
Contohnya : paparan terhadap solven dapat menyebabkan dermatitis kontak, sakit kepala
atau mual, gejala tersebut akan mereda begitu paparan dihentilkan, (pemakaian minyak
wangi).
b. Efek Ireversibel : ditandai dengan perubahan dari struktur atau fungsi normal yang
disebabkan oleh suatu zat kimia, yang  akan menetap atau meluas walaupun paparan
sudah berhenti.
Contohnya : penyakit neurologis tertentu, pembentukkan kanker, sirosis hati, atau
emfisema paru.

Anda mungkin juga menyukai