Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MAKALAH TOKSIKOLOGI

FAKTOR- FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI ADME SUATU ZAT

TOKSIK

Dosen Pengampu:

Apt. Made Laksmi Meiliana, S.Farm,


M.Farm.Klin

Disusun Oleh :

Falaqi Ahya Luadi (202103278)


Ektensi 2021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ADILA PROGRAM STUDI S1 FARMASI

BANDAR LAMPUNG

2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Toksikologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari efek bahaya yang ditimbulkan oleh bahan
kimia (toksik) atau zat pada manusia, hewan, dan lingkungan sekitarnya. Bahan kimia atau zat asing
yang dimaksud adalah material yang bisa berasal dari sumber alami maupun hasil dari sintesis
senyawa kimia buatan yang digunakan untuk proses industri, kesehatan, lingkungan, pariwisata,
pertanian, peternakan dan lain sebagainya.
Berbagai istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Racun adalah zat yang dalam jumlah sedikit masuk ke dalam tubuh melalui oral, inhalasi, absorbsi
yang memiliki aksi kimiawi dan menyebabkan kerusakan pada jaringan atau gangguan fungsi yang
menimbulkan gejala penyakit atau kematian

2. Toksin adalah racun alami yang diproduksi oleh organisme hidup yang mengubah fungsi normal
organisme lain. Contohnya bisa ular, racun serangga, jamur beracun dll.

3. Toksikan adalah produk buatan manusia yang dipaparkan ke lingkungan karena aktivitas manusia,
dan berefek akut ataupun kronis jika terpapar. Contohnya produk limbah industri dan pestisida

4. Toksoid adalah toksin yang tidak aktif atau dilemahkan. Toksoid tidak lagi beracun tetapi masih
sebagai imunogenik sebagai toksin dari mana zat ini berasal. Contohnya toksoid virus

5. Xenobiotik adalah zat asing yang secara alami tidak terdapat pada tubuh manusia. Contoh obat
obatan, pestisida, zat kimia dll.

Disposisi toksikan adalah istilah umum suatu zat kimia toksikan ketika kontak dengan tubuh manusia
yang merupakan gabungan dari proses penyerapan, distribusi, biotransformasi, dan eksresi (Klaassen
and Wantkins, 2015).

1.2 TUJUAN

Makalah ini dibuat untuk membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ADME suatu zat
toksis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

a. Absorpsi

Proses absorpsi adalah transfer suatu zat (toksikan, xenobiotik, dll) yang melalui atau melewati
sistem sel di dalam organ tubuh sampai ke darah atau sistem sirkulasi limfatik. Tempat utama
terjadinya absorpsi adalah saluran pencernaan, paru-paru dan kulit. Tempat lain yang mungkin
terjadi proses absorpsi adalah otot atau jaringan subkutis dan peritoneum. Proses absorpsi tidak
akan terjadi tanpa suatu transpor melalui membran sel, demikian halnya juga pada distribusi dan
ekskresi. Proses absorpsi toksikan terjadi pada bagian membran sel. Struktur membran sel tersusun
rapat oleh molekul fosfolipid yang diselingi berbagai macam molekul protein dan kolesterol
(fosfolipid bilayer). Beberapa protein membentang melintasi membran membentuk suatu saluran air
atau pori-pori (Kurniawidjaja, dkk. 2021)

Permeabilitas membran merupakan kemampuan membran untuk mengatur lalu lintas zat kimia
melalui membran.

Menurut Kurniawidjaja, dkk. (2021), ada tiga jenis permeabilitas sel, yaitu:

1. Permeabel ; Suatu membran dikatakan permeabel apabila pori-pori membran besar, sehingga
molekul berukuran besar maupun kecil dapat melintasinya.

2. Semipermeabel; Suatu membran dikatakan semipermeabel jika pori- pori membran lebih kecil,
sehingga hanya molekul yang berukuran kecil yang mampu melintasinya.

3. Nonpermeabel; Suatu membran dikatakan nonpermeabel apabila tidak ada lubang di dalam
membran, sehingga tidak ada molekul yang dapat melintasinya.

Transpor toksikan yang melewati membran dapat berlangsung melalui:

(a) difusi pasif,

(b) filtrasi lewat pori-pori membran poren,

(c) transpor dengan perantara molekul pengemban carrier,

(d) pencaplokan oleh sel (pinositosis).

b. Distribusi

Distribusi toksikan di dalam tubuh merupakan suatu proses transpor reversibel artinya zat ini bisa
dari suatu lokasi ke tempat lain di dalam tubuh. Proses distribusi adalah proses di mana toksikan
secara reversibel meninggalkan aliran darah dan masuk menuju interstitium (cairan ekstraselular)
dan/atau masuk ke dalam sel dari jaringan atau organ (Waugh, & Grant, 2014)

Pada kenyataannya, agar xenobiotika dapat di transportasi dari saluran kapiler pembuluh darah
menuju sel-sel pada jaringan tubuh, setelah melewati membran sel. Fakta menyatakan, bahwa suatu
transpor transmembran dapat terjadi apabila minimal terdapat dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Ruang ini disebut kompartimen intraselular dan ekstraselular. Sekitar 75% dari bobot
tubuh manusia merupakan ruang intrasel, sedangkan sisanya sekitar 25% merupakan ruang
ekstrasel. Ruang intrasel termasuk cairan intrasel dan komponen sel yang padat. Ruang ekstrasel
dibagi atas: air plasma, ruang usus,dan cairan transsel (seperti cairan serebrospinalia, perilimfe, dan
endolimfe serta cairan dalam rongga tubuh dan organela berongga (Waugh, & Grant, 2014).

Ringkasan disposisi toksikan yang dimulai dari proses absorpsi, distribusi, dan eksresi dalam sel
tubuh biologik ditunjukkan pada gambar 2.2. Garis hitam menjelaskan jalur utama penyerapan
(absorpsi) ke dalam tubuh, garis biru menujukkan proses distribusi, dan garis hijau mengidentifikasi
jalur ekskresi akhir (eliminasi) dari tubuh, kecuali pada sirkulasi enterohepatik, yang ditandai dengan
garis warna merah.

Gambar 2.2: Ringkasan Proses Disposisi Toksikan dalam Sirkulasi Sistemik

pada Jaringan dan Organ Sel Biologik ( Klaassen, C. 2019)

c. Biotransformasi

Anda mungkin juga menyukai