Abstrak
Biji coklat (theobroma cacao) merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Minyak coklat adalah salah satu produk olahan biji coklat yang bermanfaat untuk
aromatisasi. Salah satu metode pembuatan minyak coklat ialah metode sokhelet ekstraksi, yaitu suatu metode
pemisahan yang digunakan untuk mengeluarkan satu atau beberapa komponen dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi bubuk coklat, dimana
dilakukan analisa berat jenis, persen rendemen, dan bilangan penyabunan dari hasil ekstraksi minyak coklat.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel proses terhadap kandungan
minyak coklat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kuantitas minyak coklat yang terbentuk berbanding
lurus dengan kenaikan variabel volume pelarut (ml), dan waktu ekstraksi (menit) dimana pelarut heksana
menghasilkan minyak coklat lebih banyak dibandingkan pelarut etanol. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa persen rendemen minyak coklat terbesar yaitu 36,54 % dihasilkan dari ekstraksi minyak coklat
menggunakan pelarut heksana 600 ml selama 120 menit.
Abstract
Cacao bean ( theobroma cacao) is Indonesian agriculture commodity that has high economic value. Cacao
oil is one of the cacao bean product that used for aromatization. One of method making of cacao oil is
soxhlet extraction method, that is a dissociation method used to release one or some component from a
dilution or solid with helping of solvent. At this research, there are cacao powder extraction process, where
the density, rendement percent, and saponification number are analyzed from the result of cacao oil
extraction. One of the intention of this research is knowing how the influence of variable process to cacao
oil. Result of the research indicate that amount of cacao oil extracted is equivalent with increase of solvent
volume variable (ml), and extraction time ( minute) where hexane solvent produce more cacao oil than
ethanol solvent. The biggest cacao oil rendement percent is 36,54% that producd from cacao oil extraction
used hexane 600ml as a solvent during 120 minutes.
I. PENDAHULUAN
Minyak yang terdapat di alam ini ada tiga maka Theobroma yang dapat diartikan santapan para
golongan yaitu minyak mineral (mineral oil) Dewa.
minyak nabati dan hewani yang bisa dimakan Coklat merupakan salah satu jenis tanaman
(edible fat) serta minyak atsiri (essential oil). yang telah menjadi komoditas penting dalam
Coklat (Theobroma cacao), berasal dari industri pertanian. Salah satu sumber minyak nabati
bahasa Yunani yaitu, Theos berarti Dewa atau adalah minyak coklat yang berasal dari biji coklat,
Thian dalam bahasa Cina. Sedangkan Broma ini dengan kandungan minyaknya 54 – 58 % yang
berarti santapan. Hingga dari asal kata tersebut tersusun dari senyawa gliserida jenuh, oleopalmitin,
400 ml 90 0,788 - 35
0.7 194
30 60 90 120 193 400 ml
waktu ekstraksi (menit) 192 500 ml
191 600 ml
Gambar 4.2. Pengaruh waktu ekstraksi, jenis 190
pelarut, dan volume pelarut terhadap berat jenis 189
minyak coklat 188
187
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat 30 60 90 120
bahwa nilai berat jenis dari ekstraksi waktu ekstraksi (menit)
menggunakan pelarut etanol lebih tinggi
dibandingkan dengan berat jenis dari ekstraksi Gambar 4.3. Hubungan antara bilangan
menggunakan pelarut heksana. Hal ini penyabunan terhadap waktu ekstraksi pada
dikarenakan nilai berat jenis etanol itu sendiri masing-masing volume pelarut
lebih tinggi daripada berat jenis heksana, sehingga
mempengaruhi nilai berat jenis minyak yang Dari grafik di atas dapat disimpulkan
dihasilkan. Selain itu, etanol bersifat polar bahwa masing-masing volume pelarut yang
Saran
Sebaiknya volume pelarut lebih divariasikan lagi,
untuk memperoleh informasi yang lebih akurat
tentang range volume yang dapat mencapai
keadaan optimum. Sebaiknya digunakan pelarut
yang lebih alami karena minyak coklat merupakan
edible oil. Untuk pembuatan minyak coklat selain