Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PELARUT HEKSANA DAN ETANOL, WAKTU

EKSTRAKSI TERHADAP HASIL EKSTRAKSI


MINYAK COKLAT
Tamzil Aziz ,Victor F Sitorus, Barita Ade Rumapea

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Abstrak

Biji coklat (theobroma cacao) merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Minyak coklat adalah salah satu produk olahan biji coklat yang bermanfaat untuk
aromatisasi. Salah satu metode pembuatan minyak coklat ialah metode sokhelet ekstraksi, yaitu suatu metode
pemisahan yang digunakan untuk mengeluarkan satu atau beberapa komponen dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi bubuk coklat, dimana
dilakukan analisa berat jenis, persen rendemen, dan bilangan penyabunan dari hasil ekstraksi minyak coklat.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel proses terhadap kandungan
minyak coklat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kuantitas minyak coklat yang terbentuk berbanding
lurus dengan kenaikan variabel volume pelarut (ml), dan waktu ekstraksi (menit) dimana pelarut heksana
menghasilkan minyak coklat lebih banyak dibandingkan pelarut etanol. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa persen rendemen minyak coklat terbesar yaitu 36,54 % dihasilkan dari ekstraksi minyak coklat
menggunakan pelarut heksana 600 ml selama 120 menit.

Kata kunci : ekstraksi, minyak coklat, variabel proses

Abstract
Cacao bean ( theobroma cacao) is Indonesian agriculture commodity that has high economic value. Cacao
oil is one of the cacao bean product that used for aromatization. One of method making of cacao oil is
soxhlet extraction method, that is a dissociation method used to release one or some component from a
dilution or solid with helping of solvent. At this research, there are cacao powder extraction process, where
the density, rendement percent, and saponification number are analyzed from the result of cacao oil
extraction. One of the intention of this research is knowing how the influence of variable process to cacao
oil. Result of the research indicate that amount of cacao oil extracted is equivalent with increase of solvent
volume variable (ml), and extraction time ( minute) where hexane solvent produce more cacao oil than
ethanol solvent. The biggest cacao oil rendement percent is 36,54% that producd from cacao oil extraction
used hexane 600ml as a solvent during 120 minutes.

Keyword : extraction, cacao oil, process variable

I. PENDAHULUAN
Minyak yang terdapat di alam ini ada tiga maka Theobroma yang dapat diartikan santapan para
golongan yaitu minyak mineral (mineral oil) Dewa.
minyak nabati dan hewani yang bisa dimakan Coklat merupakan salah satu jenis tanaman
(edible fat) serta minyak atsiri (essential oil). yang telah menjadi komoditas penting dalam
Coklat (Theobroma cacao), berasal dari industri pertanian. Salah satu sumber minyak nabati
bahasa Yunani yaitu, Theos berarti Dewa atau adalah minyak coklat yang berasal dari biji coklat,
Thian dalam bahasa Cina. Sedangkan Broma ini dengan kandungan minyaknya 54 – 58 % yang
berarti santapan. Hingga dari asal kata tersebut tersusun dari senyawa gliserida jenuh, oleopalmitin,

48 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009


oleopalmitostearin, oleodistearin, palmitodiolein, Bagaimana korelasi waktu ekstraksi terhadap jumlah
triolein, dan Stearodiolein. minyak coklat yang dihasilkan?
Minyak coklat memiliki peranan penting, Hipotesa pada penelitian ini adalah : Kondisi operasi
baik dalam industri coklat itu sendiri maupun optimum pada ekstraksi minyak coklat adalah
dibidang industri lainnya. Salah satu manfaat ekstraksi dengan pelarut heksana 600 ml selama 2
minyak coklat adalah untuk aromatisasi coklat jam. Dengan menggunakan pelarut heksana dan
dengan menyeprotkannya pada coklat bubuk semakin banyak volume pelarut yang digunakan
terutama pada coklat instant atau campurannya maka semakin banyak pula jumlah minyak coklat
dengan minuman bubuk lainnya. Selain itu, yang dihasilkan. Semakin lama waktu ekstraksi
minyak coklat juga dapat digunakan sebagai maka semakin banyak pula jumlah minyak coklat
bahan dasar kembang gula coklat, bahan kosmetik yang dihasilkan.
seperti make up, lipstick, krim pembersih, krim Adapun manfaat penelitian ini adalah : Menambah
penghalus kulit, minyak rambut dan juga sebagai wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa teknik
obat penyakit reumatik. kimia mengenai teknik pengolahan coklat.
Minyak coklat dapat diperoleh melalui Masyarakat dapat mengetahui proses pembuatan
metode ekstraksi maupun metode pengepresan. minyak coklat beserta kegunaannya. Memberikan
Adapun metode pengambilan minyak coklat pada informasi kepada industri coklat tentang kegunaan
penelitian ini ialah metode ekstraksi minyak coklat sehingga dapat diaplikasikan secara
menggunakan solvent (sokhelet). Keunggulan dari nyata.
metode ini adalah minyak yang dihasilkan Proses pembuatan minyak coklat yang digunakan
mempunyai bau yang mirip dengan bau alamiah adalah proses sokhelet ekstraksi dan evaporasi untuk
dan komponen kimia yang terkandung tidak memisahkan minyak dengan pelarutnya dengan
mengalami dekomposisi persenyawaannya karena variabel :
pengaruh pemanasan yang tinggi. 1. Pelarut heksana dan etanol 96% serta sampel
Seperti pembuatan minyak tumbuhan coklat bubuk.
pada umumnya, ekstraksi minyak biji coklat 2. Bubuk coklat yang digunakan sebanyak 100 gr
menggunakan pelarut organik seperti heksana. dengan jumlah pelarut sebanyak 400 ml, 500
Pelarut ini bersifat inert, memiliki titik didih yang ml, dan 600 ml.
rendah serta dapat melarutkan dengan cepat dan 3. Waktu eksatraksi ialah 30 menit, 60 menit, 90
sempurna. Namun, penggunaan pelarut organik menit, dan 120 menit.
beracun dalam proses pengolahan makanan harus
dibatasi. Oleh karena itu,subtitusi pelarut heksana II. FUNDAMENTAL
ke etanol sangat dianjurkan. Minyak coklat pada umumnya dinyatakan
Dalam prosesnya, minyak coklat diekstraksi dari dalam persen dari berat kering keping biji.
biji coklat yang telah disangrai dan digiling halus Minyak merupakan komponen termahal dari biji
menjadi bubuk. Variabel proses yang diteliti coklat sehingga nilai ini dipakai oleh konsumen
meliputi jenis pelarut (heksana dan etanol 96%), sebagai salah satu tolak ukur penentuan harga.
volume pelarut, dan waktu ekstraksi. Kandungan minyak dipengaruhi oleh perlakuan
Tujuan dari penelitian ini adalah : pengolahan, jenis bahan tanaman dan faktor musim.
Menentukan kondisi optimun yang dapat Biji coklat yang berasal dari pembuahan musim
digunakan dalam pembuatan minyak biji coklat. hujan umumya mempunyai kadar minyak lebih
Mengetahui pengaruh jenis pelarut dan korelasi tinggi. Sedangkan, karakter fisik biji coklat pasca
volume pelarut terhadap jumlah minyak coklat pengolahan, seperti kadar air, tingkat fermentasi dan
yang dihasilkan.Mengetahui korelasi waktu kadar kulit, berpengaruh pada randemen minyak biji
ekstraksi terhadap jumlah minyak coklat yang coklat. Kadar minyak biji coklat berkisar antara 49 -
dihasilkan. 52 %.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini Minyak coklat merupakan campuran
adalah : Bagaimana kondisi optimum proses trigliserida, yaitu senyawa gliserol dan tiga asam
ektraksi minyak coklat sehingga dihasilkan lemak. Lebih dari 70 % dari gliserida terdiri dari tiga
produk berupa minyak coklat dengan jumlah yang senyawa tidak jenuh tunggal yaitu
optimum? Bagaimana pengaruh jenis pelarut oleodipalmitin (POP), oleodistearin (SOS) dan
(heksana dan etanol 96%) dan korelasi volume oleopalmistearin (POS). Minyak coklat
terhadap jumlah dan kualitas minyak coklat yang mengandung juga di-unsaturated trigliserida dalam
dihasilkan? jumlah yang sangat terbatas. Komposisi asam
minyak coklat sangat berpengaruh pada titik leleh

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 49


dan tingkat kekerasannya. Titik leleh minyak Dalam melakukan proses pemisahan, pada
coklat yang baik untuk makanan coklat penelitian ini digunakan serangkaian alat ekstraktor,
mendekati suhu badan manusia dengan tingkat yang terdiri dari sokhelet ekstraktor, labu ekstraksi,
kekerasan minimum pada suhu kamar. dan kondenser. Dalam proses ekstraksi, pelarut
Keberadaan asam lemak bebas di dalam pertama-tama dituang dari bagian atas sokhelet
minyak coklat harus dihindari karena hal itu kemudian mengalir kebawah melewati bungkusan
merupakan salah satu indikator kerusakan mutu. sampel menuju labu ekstraksi. Pada saat ekstraksi
Asam lemak bebas umumnya muncul jika biji berlangsung pelarut akan menguap, uap tersebut
coklat kering disimpan di gudang yang kurang mengalir ke atas dari saluran yang lebih kecil setelah
bersih dan lembab. Kadar asam lemak bebas mencapai tabung kondenser terkondensasi kembali.
seharusnya kurang dari 1%. Biji coklat dianggap Uap yang telah terkondensasi kemudian menetes
sudah mulai mengalami kerusakan pada kadar pada bungkusan sampel dan mulai mengekstrak.
asam lemak bebas di atas 1,3 %. Codex Kemudian hasil ekstrak tersebut dilanjutkan dengan
Allimentarius menetapkan toleransi kandungan proses evaporasi untuk dipisahkan pelarutnya.
asam lemak bebas di dalam biji coklat dengan Pelarut di-recover melalui kondenser dan hasil
batas maksimum 1,75 %. ekstrak yang didapat kemudian didinginkan.
Variabel – variabel yang mempengaruhi dalam suatu
Tabel 2.2. Sifat-sifat Fisika-Kimia Minyak Biji proses ekstraksi adalah :
Coklat adalah : 1) jumlah solvent,
Karakteristik Nilai 2) suhu ekstraksi,
3) jenis solvent,
Titik cair (oC) 32-35 4) ukuran partikel solid,
Bilangan Asam 1-4 5) waktu ekstraksi,
Bilangan penyabunan 190-198 6) jumlah tahap ( stage )
Bilangan Iod 33-44 7) viskositas pelarut,
Bilangan Reichert-Meissl 1 8) laju alir pelarut.
Bilangan Polenske 0,2-0,5
Bilangan Hidroksil 2-7 Pelarut yang digunakan adalah heksana dan
Indeks bias 1,456-1,458 etanol. Etanol merupakan senyawa organik yang
tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen.
http://mutiakemalafarida.blog.com/2699072/
Etanol memiliki titik didih yang lebih
tinggi dibandingkan dengan metanol dan lebih
Tabel 2.3. Komposisi Kimia Minyak Coklat
rendah dibandingkan dengan alkohol-alkohol
Bahan Persentase lainnya. Hal ini dapat diterangkan dengan adanya
Gliserida jenuh 2.6 ikatan hidrogen di dalam molekul alkohol, sehingga
Oleopalmitin 3.7 alkohol dengan bobot molekul rendah sangat larut
Oleopalmitostearin 57.0 dalam air. Tetapi dengan adanya gaya Van Der
Oleodistearin 22.2 Waals antara molekul-molekul hidrogen dalam
Palmitodiolein 7.4 alkohol menjadi lebih efektif menarik molekul satu
Stearodiolein 5.8 sama lain sehingga mengalahkan efek pembentukan
Triolein 1.1 ikatan hidrogen (Koenan, 1986).
http://mutiakemalafarida.blog.com/2699072/ Etanol bersifat miscible terhadap air dan
dengan kebanyakan larutan organik, termasuk
Metode Memperoleh Minyak Coklat : larutan non-polar seperti aliphatic hydrocarbons.
Metode Ekstraksi adalah proses Lebih jauh lagi penggunaan etanol digunakan
pemisahan komponen- komponen dalam larutan sebagai solvent untuk melarutkan obat-obatan,
berdasarkan perbedaan kelarutannya (solubilitas). penguat rasa, dan zat warna yang tidak mudah larut
Metode ini memanfaatkan perbedaan kelarutan dalam air. Bila bahan non-polar dilarutkan dalam
antara minyak dan bahan – bahan lain di dalam etanol, dapat ditambahkan air untuk membuat
biji coklat terhadap pelarut. Sifat selektivitas larutan yang kebanyakan air. Gugus -OH dalam
pelarut yang digunakan menentukan tingkat etanol membantu melarutkan molekul polar dan ion-
kemurnian minyak coklat yang diperoleh. Oleh ion dan gugus alkilnya CH3CH2- dapat mengikat
karena itu, pemilihan jenis pelarut memegang bahan non-polar. Dengan demikian etanol dapat
peranan yang sangat penting. melarutkan baik polar maupun non-polar.

50 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009


N-heksana adalah hidrokarbon alkana evaporasi vakum. Setelah didapatkan minyak coklat,
rantai lurus yang memiliki 6 atom karbon dengan minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel.
rumus molekul C6H14. Isomer heksana bersifat Kemudian dilakukan analisa-analisa seperti analisa
reaktif dan digunakan sebagai secara luas sebagai persen rendemen, analisa berat jenis, dan analisa
pelarut inert dalam reaksi organik karena heksana bilangan penyabunan.
bersifat sangat tidak polar.
N-heksana dibuat dari hasil penyulingan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
minyak mentah dimana untuk produk industrinya Berdasarkan hasil penelitian pada proses
ialah fraksi yang mendidih pada suhu 65-70°C. ekstraksi ini diperoleh produk akhir dengan
Heksana digunakan di laboratorium untuk karakteristik sebagai berikut :
mengekstrak minyak dan lemak.
Pemanfaatan n-heksana yang lainnya ialah : Ekstraksi dengan pelarut heksana
• Sebagai cleansing agent pada tekstile, 1. Berwarna kuning dan kental
furniture, pembuatan sepatu, dan printing 2. Bau sedikit pekat
industri. 3. Tidak ada endapan
• N-heksana juga merupakan lem khusus yang
digunakan pada atap dan sepatu Ekstraksi dengan pelarut etanol 96%
1. Berwarna kuning kecoklatan dan agak kental
III. METODE PENELITIAN 2. Bau pekat coklat
Dalam pelaksanaan penelitian ekstrkasi 3. Tidak ada endapan
minyak coklat, beberapa variable proses yang
diberikan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Data Hasil Perhitungan Rendemen
1. Jenis pelarut Minyak coklat
2. Volume pelarut PELARUT VOLU WAKTU RENDEME
3. Waktu ekstraksi M EKSTRAKS N (%)
Prosedurnya adalah sebagai berikut : PELAR I (MENIT)
Biji coklat yang telah dikeringkan, UT (ml)
digiling halus hingga berbentuk bubuk, timbang 30 12,41
sample sebanyak 100 gram, masukkan sample 60 12,96
yang telah ditimbang ke dalam kertas saring yang 400 ml 90 13,75
dibentuk seperti silinder dimana besarnya sesuai 120 14,92
dengan ukuran soxhelet yang digunakan. 30 14,29
Pelarut organik yang digunakan adalah 60 16,79
heksana dan etanol 96%. Volume pelarut yang Heksana 500 ml 90 24,59
digunakan masing – masing adalah 400 ml, 500 120 30,09
ml, 600ml dengan berat sample bubuk coklat 100 30 14,71
gram. 60 17,77
Proses ekstraksi dilakukan dengan 600 ml 90 23,90
menggunakan sokhelet. Sampel sebanyak 100 gr
120 36,54
dimasukkan ke dalam sokhelet yang telah
dirangkai dengan kondenser yang berisi air dingin 30 5,219
dan labu didih. Solvent berupa heksana dan etanol 60 7,75
96% dimasukkan ke dalam labu didih sebanyak 400 ml 90 8,746
masing – masing 400ml, 500ml, 600ml. 120 12,397
Kemudian rangkaian sokhelet tersebut diletakkan 30 6,569
diatas pemanas lalu dipanaskan selama 30 menit, Etanol 96% 60 8,44
60 menit, 90 menit, dan 120 menit sehingga 500 ml 90 10,72
didapat hasil ekstraksi berupa campuran minyak 120 12,69
coklat dengan pelarut. 30 6,54
Proses evaporasi merupakan lanjutan dari 60 8,227
proses ekstraksi dengan tujuan untuk memisahkan 600 ml 90 10,496
minyak coklat dari pelarutnya sehingga 120 14,298
didapatkan ekstrak minyak coklat yang berwarna
kuning jernih hingga kecoklatan. Pada proses
evaporasi ini digunakan separangkat alat

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 51


Tabel 4.2. Data Hasil Analisa Minyak Coklat Adapun penggunaan etanol akan menghasilkan
PELA VOLU WAKT BERAT BILAN warna larutan coklat kekuning-kuningan dan
RUT ME U JENIS GAN minyak yang dihasilkanpun berwarna coklat
PELAR EKSTR (gr/ml) PENYA kekuning-kuningan pekat.
UT AKSI BUNA Penggunaan pelarut etanol pada proses
(ml) (menit) N ekstraksi akan memberikan aroma coklat yang lebih
30 0,796 196,35 menyegarkan pada minyak coklat yang dihasilkan.
60 0,778 193,545 Sedangkan penggunaan heksana pada ekstraksi
400 ml 90 0,78 194,9475 minyak coklat akan membuat aroma coklat sedikit
120 0,788 193,545 hilang. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat etanol
30 0,76 196,35 yang misicible terhadap air dan dapat melarutkan
60 0,766 192,1425 baik larutan polar dan non polar sehingga aroma
Heksana 500 ml 90 0,758 193,545 yang dihasilkan lebih mirip bau alamiah.
120 0,746 190,74 Hasil ekstraksi berupa minyak coklat
30 0,76 192,1425 tersebut dipisahkan dengan proses evaporasi. Dari
hasil ekstraksi tersebut, dilakukan analisa persen
60 0,754 193,545
rendemen, berat jenis, dan bilangan penyabunan
600 ml 90 0,75 192,1425
untuk mengetahui pengaruh variabel proses yang
120 0,734 190,74
ada.
30 0,776 -
60 0,778 - 40

400 ml 90 0,788 - 35

120 0,792 - 30 400 ml n-heksana


30 0,744 - 25 500 ml n-heksana
60 0,752 - 20
600 ml n-heksana
Etanol 500 ml 90 0,786 - 400 ml etanol 96%
15 500 ml etanol 96%
96% 120 0,79 - 10 600 ml etanol 96%
30 0,762 -
5
60 0,764 -
0
600 ml 90 0,748 - 30 60 90 120
120 0,74 -
Gambar 4.1. Pengaruh waktu ekstraksi, jenis
Secara umum, teknis pembuatan minyak pelarut, dan volume pelarut terhadap
coklat dengan metode sokhelet ekstraksi ini persen rendemen minyak coklat.
adalah memanfaatkan perbedaan kelarutan
(solubilitas) antara minyak dan bahan – bahan lain Dari hasil ekstraksi bubuk coklat,
didalam coklat. Cara kerja ekstraksi ini cukup diperoleh % rendemen yang berbeda,sesuai
sederhana yaitu dengan memasukkan pelarut, dan dengan variabelnya terutama berdasarkan
bubuk coklat ke dalam ekstraktor khusus perbedaan jenis pelarut dan volume pelarut.
(sokhelet) dan kemudian ekstraksi berlangsung Ekstraksi dengan pelarut heksana akan
secara sistematik pada suhu tertentu (titik didih memberikan rendemen sebesar 12,41–36,54%.
pelarut). Nilai persen rendemen tersebut berbeda jika
Pemilihan pelarut merupakan salah satu dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan
faktor yang menentukan keberhasilan proses pelarut etanol, yaitu sebesar 5,219 – 14,298 %.
ekstraksi. Penggunaan pelarut heksana pada Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa heksana
ekstraksi ini akan memperlihatkan perubahan bersifat lebih reaktif dibandingkan etanol. Hasil
warna dimana akan dihasilkan larutan minyak yang diperoleh mendekati data literatur yang
yang masih bercampur pelarut berwarna kuning sudah ada. Berdasarkan literatur, diketahui bahwa
bening. Setelah dipisahkan dari pelarutnya, biji coklat mengandung 49 – 52% minyak coklat
heksana, maka akan dihasilkan minyak coklat (mutiakemalafarida.blog.com).
berwarna kuning muda sampai kuning pekat.

52 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009


Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa sehingga mungkin di dalam minyak masih ada air
ekstraksi dengan pelarut heksana akan yang terikat.
memberikan hasil yang optimal, terutama Nilai berat jenis yang didapatkan dari
ekstraksi dengan volume 600 ml selama 120 ekstraksi dengan pelarut etanol berkisar antara
menit, yakni sebesar 36,54%. Hal ini 0,74 – 0,792 gr/ml. Nilai ini lebih besar jika
menunjukkan bahwa semakin besar volume dibandingkan dengan nilai berat jenis yang
pelarut dan semakin lama waktu ekstraksi maka didapatkan dari ekstraksi dengan pelarut heksana
semakin besar persen rendemen yang dihasilkan. yaitu berkisar antara 0,734 – 0,796 gr/ml. Hal ini
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat menunjukkan bahwa ekstraksi menggunakan
bahwa penggunaan pelarut heksana menghasilkan pelarut heksana akan memberikan hasil yang lebih
%rendemen yang besar dibandingkan dengan baik.
pelarut etanol dalam setiap variabel proses. Hasil Dari hasil analisa yang diperoleh, dapat
optimum %rendemen ialah pada ekstraksi disimpulkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi
menggunakan pelarut heksana dengan volume dan semakin banyak volume pelarut yang
pelarut 600 ml selama 120 menit yaitu sebesar digunakan, maka semakin kecil nilai berat jenis
36,54%. Sedangkan dengan waktu dan volume minyak yang dihasilkan. Nilai berat jenis tertinggi
pelarut yang sama, ekstraksi dengan etanol hanya dihasilkan dari ekstraksi dengan volume heksana
menghasilkan rendemen sebesar 14,298%. 400 ml selama 30 menit yaitu sebesar 0,796 gr/ml.
Hal ini disebabkan oleh sifat heksana Sebaliknya, nilai berat jenis terendah dihasilkan
yang memiliki daya ekstrak yang tinggi dan dari ekstraksi dengan volume heksana 600 ml
bersifat non polar. Gambar 4.1 juga menunjukkan selama 120 menit yaitu sebesar 0,734 gr/ml.
bahwa ekstraksi dengan heksana akan memberi Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa
hasil (kuantitas) yang lebih baik, sehingga nilai berat jenis tertinggi dihasilkan dari ekstraksi
disarankan untuk menggunakan heksana sebagai dengan volume etanol 400 ml selama 120 menit
pelarutnya. yaitu sebesar 0,792 gr/ml. Sebaliknya, nilai berat
jenis terendah yaitu 0,74 gr/ml dihasilkan dari
ekstraksi dengan volume etanol 600 ml selama
0.81 120 menit. Dari hasil analisa yang diperoleh,
0.8 dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu
0.79
400 ml n-heksana ekstraksi dan semakin banyak volume pelarut
0.78
500 ml n-heksana
yang digunakan, maka semakin kecil nilai berat
0.77
b e ra t je n is

0.76 600 ml n-heksana


jenis minyak yang dihasilkan.
0.75 400 ml etanol 96%
0.74 500 ml etanol 96%
0.73 197
600 ml etanol 96%
0.72 196
0.71 195
angka penyabunan

0.7 194
30 60 90 120 193 400 ml
waktu ekstraksi (menit) 192 500 ml
191 600 ml
Gambar 4.2. Pengaruh waktu ekstraksi, jenis 190
pelarut, dan volume pelarut terhadap berat jenis 189
minyak coklat 188
187
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat 30 60 90 120
bahwa nilai berat jenis dari ekstraksi waktu ekstraksi (menit)
menggunakan pelarut etanol lebih tinggi
dibandingkan dengan berat jenis dari ekstraksi Gambar 4.3. Hubungan antara bilangan
menggunakan pelarut heksana. Hal ini penyabunan terhadap waktu ekstraksi pada
dikarenakan nilai berat jenis etanol itu sendiri masing-masing volume pelarut
lebih tinggi daripada berat jenis heksana, sehingga
mempengaruhi nilai berat jenis minyak yang Dari grafik di atas dapat disimpulkan
dihasilkan. Selain itu, etanol bersifat polar bahwa masing-masing volume pelarut yang

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 53


digunakan dan lamanya waktu ekstraksi tidak metode sokhelet ekstraksi dengan pelarut
memppengaruhi bilangan penyabunan secara sebaiknya dicoba metode lain sehingga dapat
signifikan. Hal ini disebabkan bilangan dibandingkan keuntungan dan kerugiannya. Cari
penyabunan hanya dipengaruhi oleh berat prosedur analisa bilangan penyabunan untuk
molekul. Semakin tinggi berat molekul maka minyak berwarna coklat kekuning-kuningan pekat
bilangan penyabunan akan semakin rendah. seperti minyak coklat yang diekstraksi
Semakin rendah bilangan penyabunan maka menggunakan pelarut etanol.
kualitas minyak akan semakin baik. Bilangan
penyabunan tertinggi pada volume pelarut 400ml
dengan waktu ekstraksi 30 menit yaitu sebesar DAFTAR PUSTAKA
196,35.angka penyabunan terendah pada volume
pelarut 600 ml dengan waktu ekstraksi 120 menit Kemala, Mutia. 2008. Teknologi pengolahan
yaitu 190,74 minyak nabati. (htpp//www.google.com, di
Analisa bilangan penyabunan pada akses 5 Juli 2008.
minyak coklat yang diekstrak menggunakan
etanol tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan Magdalena, Imelda dan Totop Poltak. 2004.
karena minyak coklat tersebut berwarna coklat Pengaruh jenis pelarut terhadap kualitas
kekuning-kuningan pekat sehingga sulit untuk minyak jahe dari ekstraksi jahe merah,
melihat perubahan warna yang terjadi dan terjadi (tidak dipublikasikan).
pengendapan pada saat minyak dicampur dengan
KOH Alkoholis. Herlina, Netty dan S. Hendra. 2002. Lemak dan
Minyak. USU Digital Library. (Online).
V. PENUTUP (htpp://www.usudigitallibrary.co.id,
diakses 12 September 2008.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini didapatkan beberapa Wikipedia. 2008. Ethanol. (online).
kesimpulan antara lain : Pada proses ekstraksi (http://www.wikipedia.org, diakses 20
minyak coklat, jenis pelarut, volume pelarut, dan September 2008).
lamanya waktu ekstraksi berpengaruh terhadap
nilai berat jenis dan persen rendemen. Semakin Wikipedia. 2008. Hexane. (Online).
lama waktu ekstraksi dan bertambahnya volume (htpp://www.wikipedia.org, diakses 20
pelarut maka semakin kecil berat jenis minyak September 2008).
coklat tetapi semakin besar persen rendemen yang
didapatkan. Pelarut heksana dapat mengekstrak S, Ketaren. 1996. Pengantar Teknologi Minyak
minyak coklat lebih banyak dibandingkan dengan dan Lemak Pangan. Jakarta : UI Press
pelarut etanol untuk setiap variabel proses. Akan
tetapi, minyak coklat hasil ekstraksi menggunakan Wahyudi, T dan TR, Panggabean.2008. Panduan
pelarut etanol memberikan aroma yang lebih baik. Lengkap Kakao, Managemen Agribisnis di
Variabel proses yang paling baik untuk ekstraksi Hulu – Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya
minyak coklat adalah ekstraksi dengan
menggunakan pelarut heksana sebanyak 600 ml
selama 120 menit. Masing-masing variabel proses
tidak mempengaruhi bilangan penyabunan secara
signifikan karena bilangan penyabunan hanya
dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin rendah
bilangan penyabunan maka kualitas minyak akan
semakin baik.

Saran
Sebaiknya volume pelarut lebih divariasikan lagi,
untuk memperoleh informasi yang lebih akurat
tentang range volume yang dapat mencapai
keadaan optimum. Sebaiknya digunakan pelarut
yang lebih alami karena minyak coklat merupakan
edible oil. Untuk pembuatan minyak coklat selain

54 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009

Anda mungkin juga menyukai