Anda di halaman 1dari 17

Makalah Instrumentasi

“Dasar - Dasar Pengukuran”


Untuk memenuhi nilai mata kuliah instrumentasi

Nama Kelompok :

1. Muhammad Azhar Shiddiq (40040117640002)


2. Dhuta Ajiharya Yudhanta (40040117640003)
3. Novia Dwi Nisrina (40040117640005)
4. Sagitha Fitri Novia (40040117640018)
5. Enrico Fendy Sapatra (40040117640019)
6. Akmal Miraj (40040117640020)

Dosen Pengampu :

Heny Kusumayanti, ST, MT.

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
2018

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik tanpa suatu halangan berarti. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 1 September 2018

Pemakalah

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
Bab I.................................................................................................................................
Latar Belakang...........................................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................................5
Tujuan.........................................................................................................................5
Bab II................................................................................................................................
Pengertian Pengukuran................................................................................................6
Jenis – jenis Pengukuran..........................................................................................6-8
Macam – macam pengukuran...............................................................................9 -11
Jenis – jenis besaran...........................................................................................12 - 13
Satuan – satuan pengukuran Internasional.........................................................13 - 15
Bab III..............................................................................................................................
Kesimpulan...............................................................................................................16
Daftar Pustaka...........................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gejala-gejala alam seperti kalor, cahaya, gaya, dan lain sebagainya adalah
gejala-gejala yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengamatan
gejala alam tersebut bermula dari pengamatan yang dilakukan oleh indera kita. Akan
tetapi pengamatan tersebut harus disertai dengan data kuantitatif yang dapat diperoleh
dari hasil pengukuran. Pada proses pengukuran, alat ukur merupakan bagian
terpenting dari sebuah pengamatan.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah
luput dari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging,
mengukur tinggi badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk
aktivitas pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa
membedakan antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran agar memberikan hasil
yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang memenuhi syarat. Suatu alat
ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid (sahih)dan reliable (dipercaya).
Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat ukur juga harus diperhatikan. Semakin
teliti alat ukur yang digunakan, maka semakin baik kualitas alat ukur tersebut.

Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan


suatu besaran yang sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat
menggunakan neraca dengan berbagai ketelitian, mengukur kuat arus listrik
menggunakan ampermeter, mengukur waktu dengan stopwatch, mengukur suhu
dengan termometer, dan lain sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup,
neraca, amper meter, termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar.
Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang melakukan
pengukuran, dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu
dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama .

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2. Apa saja jeni-jenis dari pengukuran?
3. Apa saja macam-macam dari alat pengukuran?
4. Apa saja jenis-jenis dari besaran?
5. Bagaimana satuan-satuan pengukuran secara internasional?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pengukuran
2. Mengetahui jenis-jenis pengukuran
3. Mengetahui macam-macam alat pengukuran
4. Mengetahui jenis-jenis besaran
5. Mengetahui satuan-satuan pengukuran secara internasional

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengukuran


Pengukuran merupakan suatu penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya sebatas pada
kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang
bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, ataupun kepercayaan konsumen
(William,2016).
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur
dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Dalam fisika dan teknik,
pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan
kejadian dunia-nyata. Alat pengukur didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut (Bangundwi, 2017).
Pengukuran juga termasuk proses pemberian angka-angka atau label kepada
unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya
cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti (Atmadja,
2018).
Secara sederhana konsepnya, pengukuran merupakan kegiatan membandingkan
suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya,
saat melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan
tersebut artinya sedang membandingkan panjang meja dengan panjang pensil.
Panjang pensil yang digunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan
dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan
satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama
untuk orang yang berbeda disebut satuan tidak baku (Ismawati, 2008).
2.2 Jenis-Jenis Pengukuran
Pengukuran dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengukuran statis
Pengukuran cara statis merupakan suatu pengukuran yang
digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya

6
(kontinu) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur
perubah atau variabel yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada
zat padat contohnya pada balok dan silinder (Adam, 2015).
a. Balok
Volume balok dapat dilakukan dengan cara
mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu
sehingga:

Vbalok = p x l x t
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
V = volume benda

b. Silinder
Volume silinder dapat juga dilakukan dengan mengukur
jari-jari dan panjang silinder itu sehingga:

Vsilinder = π r2.t
Dengan;
d = diameter silinder
t = tinggi silinder
r = jari-jari silinder

2. Pengukuran Dinamis
Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis
suatu benda pada suatu percobaan, didasari oleh Hukum Archimmides:
setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida,
akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh
benda itu.
Melalui pemahaman tersebut kita akan membandingkan harga massa
jenis yang dihitung secara konvensional (hitung massa dan volume) dan
dengan menerapkan hukum Archimides. Contoh pengukuran secara
dinamis salah satunya terdapat pada kunci (Hanifah, 2012).
7
Dalam menghitung volume benda padat secara dinamis (contohnya
mengukur volume kunci) dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa
udara dengan massa air sehingga:
V = Mu –Ma
Dengan:
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Massa jenis atau rapat massa suatu zat merupakan massa tiap satuan
volume yang dapat dirumuskan:

ρ = m/v
Dengan:
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3) (Latifah, 2012)
Massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang suatu zat
dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur
langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat
dapat dilakukan dengan cara memasukkan suatu zat padat ke dalam gelas
ukur yang berisi zat cair. Jika zat tersebut tenggelam seluruhnya maka
perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut (Latifah, 2012).

Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat
diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya
lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke
dalam zat cair akan mengapung atau melayang (tidak tenggelam
seluruhnya) (Latifah, 2012).

8
2.3 Macam-macam alat pengukuran
a. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama,
sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala
nonius atau vernier. Nama vernier diambil dari nama penemu jangka sorong,
yaitu Pierre Vernier, yang merupakan seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm.
Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dibagi
dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala
utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai
nilai 10 cm (Fahmi, 2012).

https://www.academia.edu/7306214/JANGKA_SORONG_metrologi_industri \

b. Neraca Ananlitik
Neraca analitik merupakan suatu alat penghitung satuan massa suatu
benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip
kerjanya yaitu dengan menggunakan sumber tegangan listrik yaitu stavolt dan
dilakukan penerkaan terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan
diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat
dari bahan yang ditimbang (Atik, 2012).
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk
membuat media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan
mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah
media yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam

9
media sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil
praktikum (Evans, 2012).

https://www.scribd.com/doc/195184259/Cara-Menimbang-Menggunakan-Neraca-Digital

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur tebal benda
-benda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal
kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu
poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap
merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros
ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai
skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu
bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi,
mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat
yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm (Fathoni, 2014).

https://www.zonasiswa.com/2014/08/alat-ukur-massa-panjang-waktu.html

d. Mistar/ penggaris
Merupakan alat ukur panjang yang sering kita digunakan.ada dua jenis
mistar yang bisa kita jumpai di sekolah,yaitu mistar kayu dan mistar plastik
Untuk mengukur suatu benda,kita letakan salah satu ujung benda itu sejajar
10
dengan skala nol mistar.panjang benda dapat diketahui dari pembacaan skala
mistar pada ujung benda yang lain.kadangkala ujung benda tidak tepat sejajar
dengan skala mistar.jika demikian,pembacaan dilakukan pada skala yang
terdekat dengan skala dengan ujung benda tersebut (Erizkhanuryani, 2011).

http://erizkhanuryani.weebly.com/fisika-smp/pengukuran

e. Meteran
Meteran merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu lama
parkir dan menerima pembayaran uang parkir. Dengan adanya meteran parkir,
pengemudi boleh memarkirkan kendaraan di lokasi yang ditunjuk sebagai
tempat parkir. Meteran parkir umumnya dipakai pemerintah kota atau otoritas
parkir di bahu jalan yang menjadi lokasi parkir sementara (Shandy, 2013).

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/737/jbptunikompp-gdl-shandyachm-36837-5-unikom_s-2.pdf

11
2.3 Jenis - Jenis Besaran
Besaran Fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu. Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok. Sistem satuan besaran Fisika pada prinsipnya bersifat
standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah
digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada
tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan
yang digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem
metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter
Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan
sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second). Besaran pokok dan
besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam tabel berikut
(Tbarif, 2018).

https://www.tbarif.id/2018/06/26/besaran-dan-satuan/

Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan,
yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan
satuan steradian (sr).

12
Tabel besaran turunan
https://www.tbarif.id/2018/06/26/besaran-dan-satuan/

2.4 Satuan - Satuan Pengukuran secara Internasional


2.4.1 Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah
sebagai alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan
menghasilkan data berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam
pengukuran, karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak sama.
Oleh karena itu, harus ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat
berlaku secara umum. Usaha para ilmuwan melalui berbagai
pertemuan membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di negara
manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan
karena pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan
kelembaban.
2. Bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh
negara.
3. Mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya
(Enmojya,2015).
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara
dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan
antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya
perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram
dan satu meter kubik (Calmeo, 2015).

13
2.4.2 Satuan Internasional untuk Panjang

Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam


satuan meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran
panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua
goresan pada batang ketika bersuhu 0ºC. Meter standar ini disimpan di
International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat
Paris(Sridianti,2018).

Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi


suhu, serta menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian
pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah.
Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang
gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam
ruang hampa pada suatu lucutan listrik (Prasacademy, 2018).

Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan


ukuran memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak yang ditempuh
cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan
cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan (Prasacademy, 2018).

2.4.3 Satuan Internasional untuk Massa

Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada


mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang
disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih
baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air
murni pada suhu 4ºC (Abdauyazid, 2017).

14
2.4.2 Satuan Internasional untuk Waktu

Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.
Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada
porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu
hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 =
86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke
waktu, maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu
detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali (Syerifebriyanti, 2017).

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang


diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran dapat
dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran statis dan dinamis. Pengukuran statis
dilakukan pada benda diam, sedangkan pengukuran dinamis dilakukan
pada benda bergerak.

Beberapa alat untuk melakukan pengukuran yaitu :

o Neraca analitik
o Jangka Sorong
o Mikrometer Sekrup
o Mistar
o Meteran

Usaha para ilmuwan melalui berbagai pertemuan membuahkan hasil


sistem satuan yang berlaku di negara manapun dengan pertimbangan
satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1) satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena


pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.

2) bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.

3) mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdauyazid, 2017. Besaran dan Satuan. Atmadja, 2018. Pengukuran.


https://slideplayer.info/slide/13399010/
Adam, 2015. Contoh Laporan Praktikum Fisika Dasar Pengukuran Pada Benda Padat.
https://www.scribd.com/document/288080636/Contoh-Laporan-Praktikum-Fisika-
Dasar-Pengukuran-Pada-Benda-Padat
Atik, 2012. Neraca Analitik. https://www.scribd.com/doc/91687623/NERACA-
ANALITIK
Atmadja, 2018. Pengukuran. https://slideplayer.info/slide/13399010/
Bangundwi, 2017. Klasifikasi Pengukuran.
https://www.coursehero.com/file/p2damfc/Pengukuran-adalah-kegiatan-
membandingkan-suatu-besaran-yang-diukur-dengan-alat/
Calmeo, 2015. Pengukuruan Waktu, Berat, dan Suhu.
https://www.calameo.com/books/0033257638cde8c4d4a7
Enmojya, 2015. Fisika Dasar Pengukuran.
ueu201491018.weblog.esaunggul.ac.id/.../FISIKA-DASAR-PENG...
Erizkhanuryani, 2011. Pengukuran. http://erizkhanuryani.weebly.com/fisika-
smp/pengukuran
Evans, 2014. Cara Menimbang Menggunakan Neraca Digital.
https://www.scribd.com/doc/195184259/Cara-Menimbang-Menggunakan-Neraca-
Digital
Fahmi, 2012. Jangka Sorong Metrologi Industri.
https://www.academia.edu/7306214/JANGKA_SORONG_metrologi_industri
Fathoni, 2014. alat Ukur (Massa, Panjang, Waktu).
https://www.zonasiswa.com/2014/08/alat-ukur-massa-panjang-waktu.html
Hanifah, 2012. Laporan Praktikum Fisika Dasar Pengukuran Dasar Benda Padat.
https://www.slideshare.net/hanifahipeh/laporan-praktikum-fisika-dasar-pengukuran-
dasar-benda-padat
Ismawati, Eni. 2008. ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS VII
SMP/MTs.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Latifah, 2012. Laporan Praktikum Fisika Dasar I "Pengukuran Dasar Pada Benda
Padat".
https://www.academia.edu/7690199/Laporan_praktik_pengukuran_benda_padat
Prasacademy, 2018. Cara Penetapan Panjang Standar.
https://smp.prasacademy.com/2018/03/3-cara-penetapan-panjang-standar-adalah.html
Shandy, 2013. BAB II TINJAUAN LITERATUR.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/737/jbptunikompp-gdl-shandyachm-36837-5-
unikom_s-2.pdf
Sridianti, 2018. Satuan SI Untuk Panjang dan Volume.
https://www.sridianti.com/satuan-si-untuk-panjang-dan-volume.html
Syerifebriyanti, 2017. Proses Penetapan Satuan Internasional.
https://www.scribd.com/document/363524060/Proses-Penetapan-Satuan-Internasional
Tbarif, 2018. Besaran dan Satuan. https://www.tbarif.id/2018/06/26/besaran-dan-
satuan/
William, 2016. Pengukuran. http://juli.sttbandung.web.id/id1/2520-
2416/Pengukuran_29242_juli-sttbandung.html

17

Anda mungkin juga menyukai