Anda di halaman 1dari 32

I RT

Dinamika
Membran sel
KELOMPOK QBD 5
Activity 1: Simple Diffusion
Pengertian
Difusi adalah perpindahan molekul dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah.

Tujuan
1. Mengetahui bahwa difusi adalah proses pasif yang bergantung dengan kadar dari suatu larutan
2. Mengetahui hubungan antara berat molekul dan ukuran molekul
3. Mengetahui bagaimana caranya konsentrasi larutan mempengaruhi kecepatan difusi
4. Mengetahui bagaimana berat molekul mempengaruhi kecepatan difusi
Gambar Percobaan
Hasil Percobaan
Kesimpulan

❖ Difusi dipengaruhi oleh 2 variabel yaitu konsentrasi zat dan ukuran pori membran.
❖ Sodium klorida tidak dapat berdifusi dari kiri ke kanan karena ukuran membrannya terlalu kecil
❖ Molekul dengan ukuran yang besar akan lebih lama dalam berdifusi dari molekul yang ukurannya kecil.
❖ Hal ini terjadi pada natrium dan urea.
❖ Urea memiliki ukuran yang lebih besar dari natrium, oleh karena itu urea berdifusi lebih lambat dari natrium.
❖ Ketika difusi berhenti atau tidak terjadi difusi, maka dapat dikatakan bahwa kesetimbangannya sudah dapat dicapai.
❖ Zat yang tidak bisa menembus membran sel adalah albumin

1. Ukuran zat
Semakin kecil ukuran zat, maka akan semakin cepat laju difusinya.
2. Konsentrasi zat
Semakin tinggi konsentrasi zat, maka akan semakin cepat laju difusinya.
RT
II

Activity 2 : Simulated
Facilitated Diffusion
DIFUSI TERFASILITASI

Difusi terfasilitasi atau difusi terbantu merupakan proses perpindahan suatu zat dari yang konsentrasinya
tinggi ke yang konsentrasinya rendah. Perbedaannya dari difusi adalah difusi terfasilitasi menggunakan
protein carrier/protein transmembran untuk perpindahan zat.
Rafa Zahirah - 2106757566, Maulana Luhur Sukma Siregar - 2106700883, Eveline Averina - 2106702926
Tujuan Percobaan
1. Mengamati bahwa zat yang terlarut perlu protein pembawa untuk
melewati membran karena terbatasnya ukuran atau kelarutan suatu zat.
2. Memahami bahwa protein transpor dapat menjadi jenuh.
3. Mengetahui bahwa jumlah protein pembawa dan konsentrasi zat dapat
mempengaruhi laju tranpor dalam difusi terfasilitasi.
Hasil Eksperimen
KESIMPULAN

1.Difusi terfasilitasi dan difusi sederhana berbeda karena pada difusi


terfasilitasi transpor membran menggunakan protein pembawa (protein
carrier)
2.Persamaan kedua difusi tersebut adalah mereka sama-sama transpor aktif
sehingga pergerakanya berdasarkan konsentrasi yaitu dari yang
konsentrasi tinggi ke yang konsentrasi rendah
3.Pada percobaan, NaCl yang ditambahkan tidak berpengruh karena
menggunakan pembawa glukosa dan pembawa glukosa ini hanya peka
terhadap konsentrasi glukosa jadi, Natrium juga tidak dibutuhkan dalam
percobaan tersebut
III

Activity 3: Simulating Osmotic


Pressure
Anggota Kelompok 3
1. Adinda Aida Yasmin - 2106748681
2. Farah Yasmine Budiman - 2106752975
3. Naomi Lidwina Marpaung - 2106721660
Activity 3: Simulating Osmotic
Pressure
Tujuan/Objective

-Dapat menjelaskan osmosis merupakan tipe difusi yang khusus


-Memahami bahwa osmosis adalah proses pasif yang tergantung pada gradien
konsentrasi air
-Dapat menjelaskan tentang tonisitas suatu zat terlarut yang berkaitan dengan
perubahan volume sel
-Untuk memahami kondisi apa saja yang dapat memengaruhi tekanan osmotik
Pengertian Osmosis
Osmosis, salah satu bentuk difusi, merupakan difusi air melalui membran selektif permeabel. Membran disebut juga
selektif permeabel/differentially permeable/semipermeable berarti beberapa molekul dapat melewatinya.
Osmosis terjadi apabila di kedua sisi membran terjadi perbedaan konsentrasi air
Jika diletakkan air suling di kedua sisi membran, maka pergerakkan net air tidak terjadi
Konsentrasi air di dalam sebuah larutan bergantung pada jumlah partikel terlarut
Jika terjadi penambahan konsentrasi zat terlarut, maka dapat terjadi penurunan pada konsentrasi air
Air selalu bergerak menuju larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi
Zat terlarut bergerak menuruni gradien konsentrasinya
Jika diletakkan membran permeable (fully permeable membrane) diantara kedua larutan yang memiliki perbedaan
konsentrasi, maka seluruh substrat, yakni zat terlarut dan air, akan berdifusi secara bebas
Jika diletakkan membran permeabel selektif (selectively permeable membrane), maka air dapat bergerak, tetapi zat
terlarut tidak bergerak. Dengan demikian, yang terjadi adalah penambahan volume di satu sisi membran, yakni yang
memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi
Pengertian Osmosis
Tekanan osmotik adalah gaya diterapkan untuk melawan osmosis dalam sistem tertutup. Tekanan osmosis di ukur
dalam millimeters of mercury (mmHg)
○ Semakin impermeable suatu zat terlarut, semakin tinggi tekanan osmotiknya
Tekanan osmotik dapat mengubah volume dalam sel
○ Isotonik adalah konsentrasi zat terlarut impermeable di luar sel sama dengan konsentrasi yang di dalam
○ Hipertonik adalah konsentrasi zat terlarut impermeable di luar sel lebih tinggi daripada konsentrasi yang di
dalam
○ Hipotonik adalah konsentrasi zat terlarut impermeable di luar sel lebih rendah daripada konsentrasi yang di
dalam
Experiment Data (Hasil)
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil data yang telah ditunjukan diatas kita dapat mengetahui bahwa konsentrasi suatu zat
terlarut itu memengaruhi konsentrasi air dan tekanan osmotik karena semakin besar konsentrasi suatu zat
terlarut maka semakin besar pula tekanan osmotiknya. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi zat terlarut maka
semakin kecil perubahan tekanan osmotiknya.
Setiap bahan uji yang digunakan dalam praktikum, memiliki hasil tekanan osmotik yang berbeda-beda.

Ketika ada membran yang bersifat fully permeable maka zat terlarut dan air dapat berdifusi secara bebas dan akan
terjadi equilibrium dimana kedua sisi membran seimbang.
IV

Activity 4: Simulating Filtration


Anggota Kelompok 4
1. Andhika Alwan Rasyhad (2106634010)
2. Qurrotul A’yuni (2106636786)
Activity 4: Simulating
Tujuan
Filtration
-Memahami bahwa filtrasi merupakan proses pasif yang bergantung pada
tekanan
- Untuk memahami bahwa filtrasi bukanlah merupakan proses selektif
- Untuk menjelaskan bahwa ukuran membran akan menentukan partikel
yang melewati membran tersebut
- Untuk menjelaskan efek dari peningkatan tekanan hidrostatis dan
hubungan proses ini di dalam tubuh
- Untuk memahami berat molekul dan ukuran molekul
Gambaran
Pengertian Filtrasi

Filtrasi adalah proses dimana air dan zat terlarut melewati membran (seperti
membran dialisis) dari area dengan tekanan hidrostatik (cairan) yang lebih tinggi
ke area dengan tekanan hidrostatik yang lebih rendah. Seperti difusi, filtrasi
adalah proses pasif. Misalnya, cairan dan zat terlarut menyaring kapiler di
ginjal ke dalam tubulus ginjal karena tekanan darah di kapiler lebih besar
daripada tekanan cairan di tubulus. Jadi, jika tekanan darah meningkat, laju
RT
filtrasi meningkat.

faktor yang mempengaruhi yaitu ukuran pori membran dan tekanan dari
gradien.

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:


- beaker gelas
- membran dialisis dengan ukuran MWCO (Molecular Weight Cutoff) yang
berbeda
- Alat analisis residu membran dialisis
Hasil
Kesimpulan
Filtrasi merupakan proses dimana air dan molekul terlarut melewati
membran filtrasi dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih
rendah. Laju filtrasi dipengaruhi oleh ukuran pori dari membran
filtrasi serta perbedaan tekanan. Ukuran pori yang lebih besar dan
perbedaan tekanan yang lebih besar dapat mempercepat laju filtrasi.
Akan tetapi, perbedaan tekanan tidak memengaruhi hasil akhir pada
filtrat. Hal ini berbeda dengan pengujian dengan menggunakan
membran dengan ukuran pori yang berbeda. Dari percobaan ini,
didapatkan hasil filtrat yang berbeda.
V

Activity 5: Simulating Active


Transport
Anggota Kelompok 5
1. Diva Akhsana Zahra Amala (2106631620)
2. Salma Akira Prihatmoko (2106707725)
3. Siti Luluiyah Imtiyaaz (1906292686)
Activity 5: Simulating Active
Transport
Tujuan
1. Untuk memahami bahwa transpor aktif membutuhkan energi seluler dalam bentuk ATP.
2. Untuk menjelaskan bagaimana keseimbangan natrium dan kalium dipertahankan oleh
pompa Na+-K+, yang menggerakkan kedua ion melawan gradien konsentrasinya.
3. Untuk memahami tentang transpor berpasangan dan menjelaskan bagaimana pergerakan
dari Natrium dan Kalium itu adalah independen dari solute lainnya, semisal glukosa.
Activity 5: Simulating Active
Transport
Transpor Aktif

Pada beberapa kasus, ada molekul yang butuh bantuan ATP untuk melewati membran dikarenakan ukuran yang terlalu
besar, molekul tidak larut dalam lemak, atau melawan gradien konsentrasi, seperti asam amino dan gula. Kasus tersebut
disebut dengan Transpor Aktif.

Pada beberapa interaksi, substansi melewati membran dengan bantuan protein pembawa atau protein transpor yang
bernama pompa terlarut. Hidrolisis ATP memberi energi untuk terjadi perpindahan molekul melawan gradien konsentrasi
atau gradien elektrokimia.

Bentuk umum dari pompa ion biasanya melibatkan ion Natrium dan Kalium di mana keduanya bergerak secara
berlawanan melewati membran sel. Tiap 3 ion natrium yang keluar maka akan masuk 2 ion kalium.
Activity 5: Simulating Active
Transport
Gambaran
Activity 5: Simulating Active
Transport
Kesimpulan

Dalam transpor aktif pompa ion Na-K dibutuhkan perbandingan Natrium : Kalium = 3:2 dan 1 ATP untuk setiap proses
transpor untuk hasil maksimal. Dalam kasus ini terlihat bahwa dengan 9mM NaCl maka reaksi yang pas adalah 6mM dan
9mM dengan jumlah ATP 3mM. Ketika jumlah ATP ditambah maka lebih banyak ion akan tertranspor.

Penggunaan air saja tidak akan berefek apapun pada proses transpor dan untuk hubungan dengan pompa ion Na-K sendiri,
penambahan pompa ion Na-K akan mempercepat terjadinya proses transpor ion. Transpor ion Na-K bekerja independen
dan tidak dipengaruhi sama sekali oleh proses transpor lainnya seperti proses difusi terfasilitasi gula yang dilakukan di
akhir praktikum, hal ini terlihat dari tidak berubahnya hasil praktikum terakhir dibandingkan praktikum keempat.
Activity 5: Simulating Active
Transport
Hasil
KELAS FISIOLOGI

KELOMPOK 4
● Choirunnisa Wardhani (2106632882)
● Muhammad Ikhram Habib Daulay (2106721351)
● Tasbiah Deisy Marsyacikita Kaseger (2106708892)
● Salwa Anfa (2106705480)
Diffusion through living membrane

Distilled Water Treatment Sucrose Water 30% Treatment

Percent Percent Change


Egg Weight (gr) Change in Egg Egg Weight (gr) in Egg Weight
Weight (%) (%)
Before
treatment 97 - 103 -

Minute 20th 99 102,06 % 91 88,34%

Minute 40th 101 104,12% 79 76,69%

Minute 60th 105 108,24% 59 57,28%


108

104

102

88

76

57
Red Blood Cells
Red Blood Cells Explanation of the Mechanism Underlying Red
Medium Appearance of Name of Blood Cell Change
Red Blood Cells the Phenomenon

Physiological Berbentuk bikonkaf, Isotonik Laturan isotonik yang netral memunngkinkan air
Sodium Solution Terdapat cekungan di keluar dan masuk ke dalam sel darah merah dengan
tengah sel, Berwarna frekuensi yang sama sehingga bentuk sel darah merah
tetap.
NaCl Solution Menciut, Cacat, Hipertonik Karena adanya perbedaan konsentrasi antara sel darah
10% Krenasi, Berwarna merah dan larutan hipertonik tersebut dimana
konsentrasi dari larutan lebih tinggi daripada
konsentrasi sel darah merah itu sendiri. Maka, sel darah
merah mengeluarkan cairannya yang menyebabkan sel
darah merah menyusut dan cacat.

Distilled water Membengkak, Pecah, Hipotonik Karena adanya perbedaan konsentrasi dimana air
Kehilangan warna penyulingan lebih rendah konsentrasinya dibanding
dengan sel darah merah, maka air penyulingan tersebut
masuk ke dalam sel guna menyamakan konsentrasi dan
menyebabkan sel darah merah membengkak dan
KESIMPULAN
1. Meletakkan telur di dalam larutan hipotonik dan hipertonik.

Kesimpulannya adalah ketika suatu sel/zat dimasukan ke dalam larutan hipotonik (seperti air),
maka cairan dari larutan hipotonik akan masuk ke dalam sel/zat tersebut. Sebaliknya, ketika
suatu sel/zat dimasukkan ke dalam larutan hipertonik (seperti corn syrup atau air garam), maka
cairan akan keluar dari dalam sel/zat menuju ke larutan hipertonik.

2. Melarutkan sel darah merah ke dalam larutan natrium fisiologis, larutan garam 10%, dan air
suling.

Kesimpulannya adalah ketika menyampurkan sel darah merah ke dalam larutan natrium
fisiologis yang netral, maka tidak ada perubahan secara fisik pada sel darah merah. Jika,
dicampurkan dengan larutan garam 10% (larutan hipertonik), maka akan menyebabkan sel
darah merah rusak dan mengkerut. Sedangkan, apabila sel darah merah dicampurkan ke dalam
larutan air suling (larutan hipotonik), maka sel darah merah akan membengkak dan pecah.
Mereka yang pecah akan kehilangan semua isi dan menjadi bening (kehilangan warna merah)
sehingga sulit untuk dilihat di bawah mikroskop. Peristiwa ini disebut juga hantu sel darah
merah.
I

Pekerjaan
masih
berlanjut

Anda mungkin juga menyukai