Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

PENENTUAN PH LARUTAN DAN KOLOID


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kimia Umum

Oleh Kelompok 2 :
Desy Riviana Efendi 172154002
Adelia Wijiastuti 172154010
Salma Meilanie Zhafirah 172154016
Parmitasari Rachmat 172154037
Nisa Zahra Fathatul Jannah 172154055

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
Praktikum Penentuan pH Larutan

A. Landasan Teori
PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki untuk suatu larutan pH
+ ¿¿
didefinisikan sebagai kolohritma aktivitasi ion hidrorium ( H 3 O ) yang
terlarut, skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relative terhadap
sekumpulan larutan standar pH nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Soren Peder Sorensen pada tahun 1904. Menurut asli Sorensen pH adalah
minus logaritma konsentrasi ion hydrogen. Definisi ini telah ditinggalkan
dan diganti dengan definisi pH.
pH merupakan kuantitas tak berdimensi pH pada umumnya diukur
menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensi E antara
elektroda referensi.
Cara menentukan nilai pH adalah sebagai berikut :
1. Kertas lakmus, lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia
yang akan berubah warna jika dicelupkan ke dalam larutan
asam dan basa.
2. Indikator universal, gabungan dari beberapa jenis inidikator
universal akan memberikan warna tertentu yang bergantung
dan memiliki nilai pH larutan yang diuji.
3. pH meterelektrik, sebuah alat eleltronik yang berfungsi unutk
mengukur pH.

B. Alat – alat yang dipakai


1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Plat tetes
4. Pipet tetes

C. Bahan – bahan yang digunakan


1. Larutan Asam dan Basa
2. pH indikator universal
3. pH meter eletrik

D. Prosedur/Langkah Kerja
1. Tempatkan 1 tetes larutan yang akan diperiksa pada plat tetes.
2. Celupakn sepotong kertas indikatir universal sebentar ke dalam plat
tetes tersebut.
3. Setelah ½ menit, bandingkan warna kertas itu dengan warna padakartu
perbandingan warna .
4. Ulangi percobaan di atas dengan menggunakn pH meter elektrik
5. Catat berapa pH yang didapat dan buat tabel perubahannya

E. Hasil Pengamatan
Seperti dapat diketahui pH NaOH pada pH meter elektrik yakni
11,31 pH, KoH 12,31, pH air kapur 10,92, pH antacid 7,57. Sedangkan
pada larutan asam diketahui pH HCl 0,98, pH cuka 1,83, pH asam asetat
0,82, pH Na 3,49.
pH
Larutan Asam Indikator Universal pH Meter Elektrik
Hcl 0 0,98
Cuka 1 1,83
Asam Asetat 1 0,82
Na 3 3,49

pH
Larutan Basa Indikator Universal pH Meter Elektrik
NaOH 11 11,31
KOH 14 12,31
Air kapur 11 10,92
Atasid 8 7,57

F. Kesimpulan
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa indikator
universal menunjukkan pendekatan pH melalui warna yang tertera di
bungkus pH universal.
Dapat diketahui bahwa pH NaOH pada indikator universal yakni
11 , ph KOH 14, pH air kpaur 11, pH antacid 8. Sedangkan pH pada laruta
asam seperti HCl yakni O , pH cuka 1, pH asama asetat 1 dan pH Na 3.
Sedangkan pada pH meter elektirk menunjukkan pH yang akurat
sehingga 2 desimal.

G. Lampiran

larutan basa larutan asam


Perbandingan larutan asam dan basa
Pembuatan Koloid

A. TEORI
Koloid atau sistem koloid merupakan sistem dispersi dengan ukuran
partikel yang lebih besar, tetapi lebih kecil dari pada suspensi. Sifat-sifat
koloid adalah:
1. Efek tindal adalah gejala penghambatan sinar (cahaya) oleh partikel koloid
2. Gerak brown adalah gerakan-gerakan partikel kolid yang senantiasa bergereak
lurus
3. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid
4. Koagulasi adalah terjadi karena peristiwa mekanis atau kimia (pemanasan)
5. Kestabilan koloid:
 Menghilangkan muatan koloid
 Penambahan stabiitas koloid
Berdasarkan interaksi antar partikel terdispersi dan medium
pendispersinya sistem koloid dibedakan menjadi: Koloid liofil: koloid yang
fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersnya
Cara dispersinya dilakukan dengan memperkcil ukuran partkel, cara
kondensasi dilakukan dengan mengubah larutan menjadi koloid. Antara lain
melalui reaksi hdrolisis, reaksi redoks, atau pertukaran ion .

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan:
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Lumping dan alu
 Lampu spirtus
 Statif
 Corong kaca
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan:
 Gula
 Belerang
 Minyak tanah
 Larutan sabun
 Etanol 95 %

C. 1.1 Langkah Kerja Pembuatan Sol dengan Cara Dispersi


a. Campurkan 1 bagian gula dengan 1 bagian belerang dan gerus sampai
halus
b. Ambil satu bagian campuran itu dan campurkan dengan satu bagian gula
c. Kemudian gerus lagi sampai halus, selanjutnya mengerus lagi satu bagian
campuran dengan satu bagian gula
d. Tuangkan campuran kedalam air yang ada didalam tabung reaksi
e. Aduk campuran tersebut, perhatikan apakah tedapat endapan atau tidak

1.2 Hasil pengamatan


1. Pembuatan sol dengan cara dispersi

Campuran gula dan belerang


Campuran gula dan garam setelah di aduk

Campuran gula dan belerang setelah didiamkan 4 menot terjadi


penggumpalan

1.3 Analisis Data


Pada percobaan kedua dalam pembuatan sol belerang. Gula dan
belerang dihaluskan agar diperoleh tingkat kehalusan tertentu, lalu secara
terus menerus selama 2x ditambahkan gula, penambahan gula ini
dimaksudkan sebagai pemecah partikel belerang hingga dapat dilarutkan
dengan air. Campuran terkahir dicampurkan sedikit dengan 5ml air kedalam
gelas kimia kemudian diaduk setelah empat menit didiamkan mmaka terjadi
endapan. Brdasarkan cara diatas pembuatan sol belerang menggunakan cara
disperse, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat inert dan
belerang
D. 1.1 Langkah Kerja Pembuatan Emulasi
1. Memasukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air pada tabung reaksi
2. Mengguncangkan tabung reaksi dengan keras
3. Meletakkan tabung reaksi tersebut dalam rak tabung reaksi
4. Menghitung waktu yang diperlukan ketika zat memisah
5. Memasukkan 1 ml minyak tanah, menambahkan 5 ml air, dan 15 tetes
6. Mengguncangkan tabung reaksi dengan keras
7. Meletakkan tabung reaksi tersebut di dalam rak tabung reaksi
8. Memperhatikan zat tersebut memisah atau tidak

1.2 Hasil Pengamatan

Aquadest dan minyak tanah aquadest dan minyak tanah saat


diguncangkan mengalami perubahan
selama 44 detik
1.3 Analisis Data
Pada percobaan pembuatan emulsi minyak dan air, kemudian
minyak, air, dan larutan sabun memiliki perbedaan. Pada pembuatan
emulsi minyak dan air dengan mencampurkan 1 ml minyak tanah dan
5 ml air dan
Aquadest yangairdiguncangkan
sabun lalu disimpan pada rak tabung reaksi
Aquadest dan air sabun setelah
mengakibatkan air dan minyak tanahdiguncangkan
tidak saling menyatu.
selama 1Pemisahan
menit 10 detik
antara minyak tanah dan air membutuhkan waktu selama 16 detik.
Hal ini menunjukkan bahwa pencampuran minyak tanah dan air
tergolong dalam jenis koloid karena tidak saling melarutkan.
Sedangkan pada pembuatan emulsi kedua, dengan
mencampurkan 1 ml minyak tanah, 5 ml air, dan 15 tetes larutan
sabun yang diguncangkan dan disimpan di dalam rak tabung reaksi.
Setelah 1 menit 10 detik, ternyata campuran zat ini saling menyatu.
Hal ini disebabkan karena detergen sebagai emulator yang dapat
menyatukan minyak tanah dengan air.

Anda mungkin juga menyukai