Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM SIG
ACARA 1
“PENGENALAN SIG DAN ARCGIS”

NAMA : FATMAH RAHINAH NURAINI


NIM : 2209086021
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASSISTEN : DIVO DWI BRAMANTYO
NIM : 2009086008

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografis (SIG) telah menjadi alat yang sangat penting dalam berbagai
bidang, termasuk pemetaan, perencanaan kota, manajemen sumber daya alam,
pemantauan lingkungan, dan banyak lagi. Dengan kemampuannya untuk
mengintegrasikan data geografis dari berbagai sumber, SIG memungkinkan pengguna
untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan pemahaman yang lebih baik
tentang konteks spasial. Selain itu, SIG juga dapat digunakan untuk memprediksi tren,
mengidentifikasi pola, dan menemukan korelasi antara variabel geografis yang berbeda.
Dengan demikian, SIG tidak hanya menjadi alat penting untuk analisis saat ini, tetapi juga
membantu dalam perencanaan masa depan dan pengambilan keputusan strategis.

ArcGIS adalah sebuah platform perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografis) yang
dikembangkan oleh perusahaan Esri (Environmental Systems Research Institute). ArcGIS
menyediakan beragam alat dan fungsionalitas untuk mengumpulkan, mengelola,
menganalisis, dan memvisualisasikan data geografis. Platform ini digunakan oleh
berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga peneliti, untuk berbagai
tujuan seperti pemetaan, perencanaan tata ruang, manajemen sumber daya alam,
pemantauan lingkungan, dan banyak lagi. ArcGIS terdiri dari serangkaian perangkat
lunak yang berbeda, termasuk ArcGIS Desktop, ArcGIS Online, ArcGIS Pro, ArcGIS
Enterprise, dan aplikasi mobile ArcGIS. Setiap bagian dari platform ini memiliki peran
dan fungsionalitas yang berbeda, namun semuanya terintegrasi secara mulus sehingga
memungkinkan pengguna untuk bekerja dengan data geografis secara efisien dan efektif.
ArcGIS menyediakan berbagai alat analisis spasial yang kuat, seperti overlay peta,
analisis jarak, buffering, dan interpolasi spasial.

Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan peta administrasi daerah
menggunakan perangkat lunak ArcGIS, agar praktikan dapat mengetahui cara
penggunaan ArcGIS serta dapat menghasilkan peta menggunakan ArcGIS.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini:
a. Untuk mengetahui kegunaan dari DEM.
b. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan dari SHP.
c. Untuk mengetahui interpretsi pada peta administrasi Kecamatan Sanga-Sanga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

SIG merupakan salah satu dari teknologi yang sangat penting dalam pemetaan dan
analisis geografis modern. Dengan kemampuannya untuk menyimpan, mengelola, dan
memanipulasi informasi geografis, SIG memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam
tentang lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi di berbagai skala. Dengan adopsi teknologi
SIG yang terus berkembang, banyak organisasi dan lembaga dari berbagai sektor telah
memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi operasional (Bafdal, 2011).

Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem berbasis pada komputer yang selanjutnya
digunakan sebagai wadah untuk menyimpan dan mengolah data berupa informasi
geografis. Sistem informasi geografis merupakan sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu sistem komputer
yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyediakan fungsi-fungsi yang ada
di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dan fitur geoprocessing (Fauzi,2022).

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.
Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu,
sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan
seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan
SIG dari sistem informasi lainnya (Hartoyo,2010).

ArcGIS Desktop merupakan salah satu platform dasar yang dapat digunakan untuk
mengelola suatu proyek dan alur kerja SIG yang komplek serta dapat digunakan untuk
membangun data, peta, model, serta aplikasi. ArcGIS Desktop mencakup ArcCatalog,
ArcMap, ArcToolbox, ArcGlobe, dan ModelBuilder. Dengan menggunakan aplikasi ini
pengguna dapat menjalankan berbagai macam proses SIG dari yang paling simpel hingga
tingkat lanjut (Hartoyo,2010).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Komputer/Laptop
- Cas Laptop

3.1.2 Bahan
- Data SHP Administrasi
- Software ArcGis

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pembuatan Peta Administrasi
- Dibuka aplikasi ArcGis.
- Diubah koordinat peta pada menu layer sesuai dengan zona daerah masing-masing.
- Diinput data shp administrasi daerah dari catalog atau add data.
- Diklik daerah yang ingin diambil melalui open attribute table.
- Diklip data yang telah dipilih tadi sesuai dengan data shp dari daerah administrasi.
- Dimasukkan data jalan dan data sungai yang didapatkan dari data shp yang telah
diberikan.
- Diklip data jalan dan data sungai sesuai dengan data shp dari daerah administrasi.
- Dimasukkan data lokasi fasilitas umum pada daerah yang diambil dengan cara
memasukkan koordinat lokasi fasilitas umum (longitude dan latitude). Dibuat point
pada lokasi tersebut dengan nama lokasi melalui create feature dan open attribute
table lalu simpan dalam bentuk shapefile. Diulangi sampai mendapatkan lima lokasi
fasilitas umum.
- Dibuat grid peta dengan koordinat UTM.
- Dibuat layout peta dan legenda peta.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DEM
Digital Elevation Model (DEM) adalah representasi digital yang sangat penting dari
permukaan bumi dalam bentuk grid atau raster, yang menunjukkan elevasi atau
ketinggian relatif dari setiap titik di permukaan tersebut. DEM menjadi salah satu
komponen kunci dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dan banyak aplikasi lainnya
yang memerlukan pemahaman tentang topografi. Proses pembuatan DEM melibatkan
penggunaan data penginderaan jauh seperti citra satelit atau data LIDAR (Light Detection
and Ranging), yang kemudian diproses menggunakan berbagai teknik untuk
menghasilkan model digital yang akurat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
resolusi dan akurasi DEM semakin meningkat, memungkinkan analisis yang lebih detail
dan aplikasi yang lebih luas dalam berbagai bidang seperti pemodelan hidrologi,
perencanaan tata ruang, dan pemetaan topografi.

Salah satu kegunaan utama DEM adalah dalam analisis hidrologi. DEM digunakan untuk
memodelkan aliran air di permukaan bumi dengan mengidentifikasi cekungan air,
menentukan arah aliran air, dan mengukur karakteristik sungai dan saluran air lainnya.
Informasi ini sangat penting dalam perencanaan dan manajemen sumber daya air,
pemantauan banjir, dan mitigasi risiko bencana. Dengan menggunakan DEM, para ahli
hidrologi dapat memprediksi pola aliran air, memodelkan erosi tanah, dan
mengidentifikasi daerah rawan longsor dengan lebih akurat.

DEM (Digital Elevation Model) adalah representasi digital dari permukaan bumi yang
menunjukkan elevasi setiap titik dalam bentuk grid. Aplikasi DEM tidak hanya terbatas
pada pemetaan topografi, tetapi juga sangat berguna dalam pemodelan permukaan bumi
untuk berbagai tujuan. Dengan menggunakan DEM, pengguna dapat menganalisis
kemiringan lereng, mengidentifikasi pola aliran air, dan memperkirakan erosi tanah
dengan lebih akurat. Ini tidak hanya mendukung perencanaan tata ruang yang lebih
efisien, tetapi juga membantu dalam mitigasi risiko bencana alam.
4.2 SHP
Shapefile (SHP) adalah format file yang umum digunakan dalam sistem informasi
geografis (SIG) untuk menyimpan data geografis. Sebagai jenis file yang digunakan
untuk merepresentasikan titik, garis, dan poligon pada peta, SHP menyimpan informasi
geometris seperti koordinat geografis dan atribut terkait. Dengan menggunakan SHP,
pengguna SIG dapat menyimpan, mengelola, dan menganalisis berbagai jenis data
spasial, termasuk jalan, sungai, batas administratif, dan wilayah tanah. SHP sering
digunakan karena fleksibilitasnya dalam merepresentasikan beragam objek geografis
dalam satu set data yang terstruktur. SHP terdiri dari beberapa file yang bekerja sama
untuk menyimpan informasi lengkap. Salah satu file utama adalah yang berakhiran .shp,
di mana kita simpan informasi tentang di mana letak titik, garis, atau area pada peta. Lalu
ada juga file .shx yang seperti indeks, membantu kita untuk menemukan informasi dengan
lebih cepat. Dan yang terakhir adalah file .dbf, yang berisi tabel dengan informasi
tambahan tentang titik-titik, garis, atau area tersebut, seperti nama atau jenisnya.

Keuntungan menggunakan SHP adalah karena hampir semua program SIG mengerti
format ini. Artinya, kita bisa menggunakan file SHP di berbagai program SIG tanpa
masalah. Selain itu, kita juga bisa menyimpan berbagai jenis informasi, mulai dari titik
sederhana sampai area besar, dalam satu file SHP.Namun, ada juga kelemahan dari SHP.
Salah satunya adalah kita tidak bisa menyimpan informasi tiga dimensi, seperti peta yang
memiliki kedalaman. Selain itu, ada juga batasan dalam ukuran file, yang berarti jika peta
kita terlalu besar atau rumit, kita mungkin perlu membaginya menjadi beberapa file SHP.

Meskipun memiliki kelemahan, SHP tetap menjadi pilihan utama banyak orang karena
kemudahan penggunaannya dan dukungan luas dari program-program SIG. Jadi, jika kita
ingin menyimpan informasi peta secara praktis dan mudah digunakan, SHP adalah pilihan
yang bagus. Format ini telah digunakan secara luas di industri, dan karena popularitasnya,
banyak tutorial, dokumentasi, dan dukungan tersedia untuk membantu pengguna
memahami dan bekerja dengan file SHP. Ini membuatnya menjadi pilihan yang andal
untuk berbagai keperluan pemetaan dan analisis geospasial, baik untuk pemula maupun
ahli SIG. Dengan kata lain, SHP adalah standar de facto dalam penyimpanan dan
pertukaran data geografis di dunia SIG.
4.3 Tools ArcGIS
ArcGIS adalah sebuah platform SIG (Sistem Informasi Geografis) yang dikembangkan
oleh perusahaan Esri (Environmental Systems Research Institute). Platform ini mencakup
berbagai perangkat lunak, aplikasi, dan alat yang dirancang untuk membantu pengguna
dalam mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data geografis.

Salah satu komponen utama dari ArcGIS adalah perangkat lunak desktop ArcGIS
Desktop, yang terdiri dari beberapa aplikasi, di antaranya:
1) ArcMap: Aplikasi ini digunakan untuk membuat dan mengedit peta, serta
melakukan analisis spasial dan memproduksi peta cetak.
2) ArcGIS Pro: Merupakan penerus ArcMap, ArcGIS Pro adalah aplikasi SIG yang
canggih dan modern dengan antarmuka pengguna yang intuitif. Ini menyediakan
alat untuk membuat dan mengedit peta, melakukan analisis spasial, dan
membangun model.Selain perangkat lunak desktop, ArcGIS juga mencakup
berbagai aplikasi dan alat lainnya, termasuk:
3) ArcGIS Online: Layanan cloud yang memungkinkan pengguna untuk
menyimpan, berbagi, dan mengakses data geografis serta membuat dan
menerbitkan aplikasi web SIG.
4) ArcGIS Collector: Aplikasi mobile yang memungkinkan pengguna untuk
mengumpulkan data lapangan menggunakan perangkat mobile, baik secara online
maupun offline.
5) ArcGIS Survey123: Aplikasi mobile dan web untuk membuat survei digital
dengan mudah dan mengumpulkan data langsung ke dalam platform ArcGIS.
6) ArcGIS StoryMaps: Alat untuk membuat cerita berbasis peta yang menarik dan
interaktif untuk membagikan informasi geografis dengan audiens secara online.

ArcGIS adalah salah satu platform SIG paling populer yang menyediakan berbagai alat
dan kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam analisis geografis. Dengan
fitur-fiturnya yang canggih, ArcGIS memungkinkan pengguna untuk melakukan
pemetaan dasar dengan presisi tinggi dan juga menjalankan analisis spasial yang
kompleks. Platform ini digunakan secara luas di berbagai bidang, termasuk pemetaan,
pengelolaan sumber daya alam, perencanaan perkotaan, pemantauan lingkungan.
4.4 Pembahasan Hasil Peta

Gambar 4.1 Peta Administrasi Sanga-Sanga

Peta yang menggambarkan daerah Sangasanga di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia,


memberikan berbagai informasi terkait dengan daerah tersebut. Peta tersebut
menampilkan lima lokasi utama, termasuk Masjid An-Nur, Gereja Kibaid Pendingin,
SMAN 1 Sanga-Sanga, Danau Telaga Biru, dan Tugu Pembantaian Kampung Jawa.
Setiap lokasi tersebut memiliki koordinat geografis yang berurutan, yaitu Masjid An-Nur
berada di (-0.604291, 117.286341), Gereja Kibaid Pendingin berada di (-0.662061,
117.291845), SMAN 1 Sanga-Sanga berada di (-0.641594, 117.238593), Danau Telaga
Biru berada di (-0.628791, 117.260448), dan Tugu Pembantaian Kampung Jawa berada
di (-0.676837, 117.229764).

Pada peta Kecamatan Sanga-Sanga ini juga menampilkan sebuah inset yang memberikan
informasi tentang posisi wilayah yang dibuat dalam peta ini. Selain itu, informasi tentang
skala peta ini yaitu diberikan melalui skala bar, di mana 1 cm di peta mewakili 150 km di
daerah Sanga-Sanga atau lapangan sesungguhnya. Peta juga memberikan keterangan
tentang jalan yang ditandai dengan warna merah serta sungai yang ditunjukkan dengan
warna biru.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini:
a. DEM (Digital Elevation Model) adalah representasi digital dari permukaan bumi
yang menunjukkan elevasi setiap titik dalam bentuk grid. Aplikasi DEM tidak
hanya terbatas pada pemetaan topografi, tetapi juga sangat berguna dalam
pemodelan permukaan bumi untuk berbagai tujuan. Dengan menggunakan DEM,
pengguna dapat menganalisis kemiringan lereng, mengidentifikasi pola aliran air,
dan memperkirakan erosi tanah dengan lebih akurat. Ini tidak hanya mendukung
perencanaan tata ruang yang lebih efisien, tetapi juga membantu dalam mitigasi
risiko bencana alam.
b. Keuntungan menggunakan SHP adalah karena hampir semua program SIG
mengerti format ini. Artinya, kita bisa menggunakan file SHP di berbagai program
SIG tanpa masalah. Selain itu, kita juga bisa menyimpan berbagai jenis informasi,
mulai dari titik sederhana sampai area besar, dalam satu file SHP.Namun, ada juga
kelemahan dari SHP. Salah satunya adalah kita tidak bisa menyimpan informasi tiga
dimensi, seperti peta yang memiliki kedalaman. Selain itu, ada juga batasan dalam
ukuran file, yang berarti jika peta kita terlalu besar atau rumit, kita mungkin perlu
membaginya menjadi beberapa file SHP.
c. Peta Kecamatan Sanga-Sanga, Kalimantan Timur, menampilkan lima lokasi utama
beserta koordinatnya. Inset memberikan informasi tambahan tentang lokasi
wilayah. Skala peta (1 cm = 150 km) disediakan melalui skala bar. Keterangan
visual tentang jalan (warna merah) dan sungai (warna biru) memudahkan
pemahaman struktur daerah.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, pada saat menjelaskan langkah-langkah
pembuatan peta bisa lebih pelan dan di ulang beberapa kali, agar praktikan dapat
mengikuti langkah-langkah yang diberikan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Bafdal, Nurpilihan. 2011. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Jurusan
Teknik dan Manajemen Industri Pertanian.

Fauzi, Rahmat Al. 2022. Perbandingan Arcgis Dengan Google My Map Dalam
Membantu Pembelajaran Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pendidikan Geografi
Undiksha. Vol 10 No 2 Halaman 186-196.

Hartoyo, G. Manjela Eko. 2010. Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Tingkat Dasar. Bogor: Tropenbos International Indonesia Programme.

Samarinda, 12 Maret 2024


Asisten Praktikum Praktikan

Divo Dwi Bramantyo Fatmah Rahinah Nuraini


NIM. 2009086008 NIM. 2209086021
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai