Anda di halaman 1dari 19

PERHITUNGAN RESPON GRAVITY

(Laporan Praktikum Metode Gaya Berat)

Oleh
Salsabila Disa
2115051010

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Perhitungan Respon Gravity

Tanggal Praktikum : 22 Mei 2023

Tempat Praktikum : Kediaman masing-masing praktikan

Nama : Salsabila Disa

NPM : 2115051010

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IV (empat)

Bandar Lampung, 29 Mei 2023


Mengetahui,
Asisten

Risma Anggita Sinaga


NPM 2015051014

i
PERHITUNGAN RESPON GRAVITY

Oleh
Salsabila Disa

ABSTRAK

Praktikum Metode Gaya Berat terlaksana di kediaman masing-masing praktikan.


Pada hari Senin, 22 Mei 2023. Pada praktikum ini, materi yang dibahas pada
praktikum adalah materi mengenai perhitungan respon gravity. Pemodelan 2d
merupakan suatu model bentuk penampang anomaly yang arah sumbu x dan y atau
suatu pemodelan secara horizontal sedangkan pemodelan 3D adalah suatu model
bentuk penampang anomaly yang berarah x, y dan z. Perlu dilakukan suatu
pemodelan gaya berat karena untuk mencari suatu model yang menghasilkan
respond yang cocok atau fit dengan data pengamatan atau data lapangan, yang mana
model tersebut dapat dianggap memiliki kondisi bawah permukaan di suatu tempat
pengukuran data. Perbedaan nilai densitas tidak berpengaruh pada grafik respons
anomali gravity, Namun, apabila pada satu wilayah terdapat dua anomali dengan
densitas yang berbeda dan parameter lainnya sama, maka grafik respons anomali
gravitynya yang memiliki densitas lebih besar akan lebih dominan namun bentuk
gelombangnya sama, seperti pada hasil pemodelan dari ketiga densitas yang
disatukan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4
B. Diagram Alir ................................................................................................... 5
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum............................................................................................ 6
B. Pembahasan .................................................................................................. 6
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Modul Praktikum Metode gayaberat ................................................... 4
Gambar 2. Alat Tulis ............................................................................................. 4
Gambar 3. Laptop .................................................................................................. 4
Gambar 4. Diagram Alir ........................................................................................ 5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode gravimetri adalah metode geofisika yang didasarkan pada
pengukuran perubahan medan gravitasi. Pendekatan ini cukup untuk
menentukan area target spesifik untuk pengukuran lebih lanjut menggunakan
metode geofisika lain yang lebih detail. Dalam prakteknya, pendekatan ini
mempelajari perbedaan medan gravitasi dari satu titik pengamatan ke titik
pengamatan lainnya, sehingga sumber di wilayah massa di bawah permukaan
menyebabkan gangguan medan gravitasi. Variasi medan gravitasi bumi
disebabkan oleh perbedaan densitas antar batuan. Sumber di bawah
permukaan dalam bentuk massa (balok, lensa atau bongkahan batu) akan
menyebabkan gangguan medan gravitasi (relatif). Kehadiran gangguan
tersebut dikenal sebagai anomali gravitasi. Pemodelan dalam metode ini
didasarkan pada fungsi variasi densitas ρ (densitas) dan kedalaman z. Data
hasil pengukuran lapangan diharapkan dapat member informasi sebanyak-
banyaknya, tidak sekedar mengenai sifat fisis batuan saja, melainkan juga
kondisi geometri batuan bawah permukaan. Oleh karena itu metode yang
dapat memberikan informasi yang cepat sangat diperlukan untuk memilih
langkah apa yang akan diperlukan pada operasi penelitian berikutnya
sehingga diperoleh informasi yang lengkap dari data hasil pengukuran
tersebut. Pemisahan anomali gayaberat untuk anomali rapat massa dari
kedalaman berbeda, dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau
filter geofisika. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, mengingat
pentingnya metode pengolahan data gravity mulai dari analisis keguinaanya
hingga pembuatan analisis spektrumdan pembutan model maka dilakukan lah
praktikum pengolahan data dananalisa spektrum gravity untuk permodelan
menggunakan Surfer dan Grav2DC.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
dan membuat pemodelan respon gravity dengan density, strike, dan
kedalaman yang bervariasi.
II. TEORI DASAR

Metode gayaberat merupakan metode yang mempunyai tingkat kepekaan akan


perubahan arah lateral atau vertikal. Oleh sebab itu, metode ini banyak
dipergunakan untuk menggambarkan endapan sungai purba, struktur geologi,
intrusi batuan, cekungan sedimen, batuan dasar, dan lainlain. Perbedaan pada nilai
densitas bisa disebabkan oleh perbedaan antara jarak pusat bumi ke permukaan dan
perbedaan topografi. Hal ini dapat menimbulkan beragam nilai medan gayaberat
pada permukaan bumi (Sarkowi, 2014).

Metode gaya berat adalah salah satu metode dalam ilmu geofisika yang bersifat
pasif atau tidak langsung artinya dalam pengambilan data gaya berat tidak perlu
memberikan perlakuan (treatment) ke permukaan bumi. Untuk mengetahui dan
menduga kondisi bawah permukaan daerah survei dapat dilakukan dengan metode
gaya berat dengan cara mengamati variasi lateral dari densitas batuan di bawah
permukaan. Survey yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai area
survey yang terpengaruh oleh efek-efek dari berbagai sumber yang tidak diktehaui
di bawah permukaan terhadap perubahan variasi nilai batuan yang berada di bawah
permukaan. Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai gaya berat perlu dikoreksi
untuk mengetahui efek dari sumber yang mepengaruhi perubahan nilai rapat massa
atau variasi nilai batuan, yaitu efek kemuluran alat (drift effect), efek pasang surut
(tidal effect), efek lintang , efek topografi, variasi rapat massa nilai anomali yang
dibutuhkan dalam eksplorasi gaya berat adalah anomali akibat variasi rapat massa
di bawah permukaan sehingga diperoleh gambaran struktur bawah permukaan
seperti patahan. Faktor variasi rapat massa batuan di bawah pemukaan bumi adalah
faktor yang signifikan dalam eksplorasi gaya berat dan umumnya memiliki nilai
yang sangat kecil dibandingkan keempat faktor lainnya (Nugraha, 2009).

Semua nilai anomali gayaberat ditimbulkan karena adanya penyebaran densitas


secara lateral tidak homogen. Apabila bumi tersusun atas lapisan-lapisan yang
memiliki nilai densitas seragam dalam kondisi horizontal akan menyebabkan tidak
timbulnya anomali gayaberat. Bentuk dan besar dari anomali gayaberat dipengaruhi
oleh densitas bawah permukaan, kedalaman, luas horizontal, dan besarnya.
3

Timbulnya nilai gayaberat anomali disebabkan oleh kepadatan kontras, kedalaman


batuan, dan dimensi anomaly (Murti, 2016).

Metode gaya berat dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan rapat massa pada
akuifer akibat perubahan kandungan air tanah karena metode gaya berat pada
prinsip dasarnya adalah mendeteksi perubahan rapat massa dan jarak. Metode gaya
berat antar waktu dapat diaplikasikan untuk mengetahui perubahan massa bawah
permukaan tanah pada selang periode pengukuran (Daharta, 2007).

Anomali gayaberat mikro antar waktu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
dinamika fluida bawah permukaan, perbedaan musim, amblesan tanah maupun
perubahan topografi dan bangunan di sekitar titik amat. Pengisian kembali air tanah
pada akuifer menyebabkan kenaikan rapat massa akuifer yang besarnya tergantung
pada porositas dan saturasi akuifer air tanah tersebut. Model fisis yang digunakan
sama dengan model fisis pengurangan air tanah. Rapat massa pada saat t1 dan t2
masing-masing adalah 2,1 gr/cm3 dan 2,0 gr/cm3 . Hasil simulasi menunjukkan
bahwa imbuhan air tanah akan memberikan anomali gayaberat bernilai positif.
akibat dinamika air di dalam tanah dapat menghasilkan perubahan gayaberat (Δg).
Jika terdapat kenaikan air tanah akan menunjukkan respon anomali gaya berat
positif dan jika terjadi penurunan air tanah akan menunjukkan respon anomali gaya
berat negatif tetapi jika tidak terjadi keduanya maka anomali gaya berat
samadengan nol. Hasil anomali gaya berat akibat perbedaan curah hujan tiap tahun
mengalami penurunan air tanah Δh sebesar 0,93 sampai 1,4 mm/tahun dengan
anomali gaya berat sebesar –1,17 sampai –1,76 mGal (Yatti, 2015).

Konsep dari anomali gayaberat adalah menekankan pada aspek perbedaan


gayaberat terukur dari nilai gayaberat acuan. Perbedaan dari gayaberat menunjukan
bahwa ada variasi rapat massa yang berada pada suatu daerah dengan sekitarnya
dalam arah horizontal atau vertikal. Besar atau kecilnya kedalaman, arah anomaly
rapat massa diperoleh dengan cara menghitung, merekontruksi dan interpretasi
model gayaberat yang terukur. Nilai gayaberat terukur merupakan total gayaberat
yang dipengaruhi oleh suatu titik akibat dari berbagai sumber. Sumber yang
mempengaruhi pengukuran antara lain posisi bumi dalam pergerakan tata surya,
perbedaan lintang di permukaan bumi, perbedaan ketinggian di permukaan bumi,
efek topografi, dan perubahan rapat massa di suatu tempat (Sugita, 2020).

Dalam kenyataannya bentuk bumi tidak bulat sempurna, tetapi berbentuk elipsoid
(agak pepat pada kutubnya). Dengan demikian variasi gayaberat di setiap titik
permukaan bumi dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu lintang, topografi, pasangsurut dan
variasi rapatmassa bawah permukaan. Second Vertical Derivative (SVD) anomali
Bouguer merupakan salah satu teknik filtering yang dapat memunculkan anomali
4

residual (efek dangkal). Adanya struktur patahan disuatu daerah akan dapat
diketahui dengan baik menggunakan teknik ini (Banu, 2013).

Terdapat dua pemodelan yang biasanya digunakan untuk interpretasi data, yaitu
pemodelan maju gayaberat dan permodelan inversi. Pemodelan maju atau forward
modelling merupakan pemodelan untuk menjabarkan data dari suatu permodelan
dengan menghitung respon teoritis dan distribusi sifat dari sumber anomali. Pada
pemodelan inversi atau inversion modelling merupakan pemodelan yang
dipergunakan untuk menjabarkan pemodelan dari data hasil pengukuran di
lapangan dengan menganalisa kajian teoritis terhadap model yang didapatkan.
Pemodelan dapat dengan mudah diselesaikan jika dilakukan penerjemahan pada
suatu bahasa pemrograman. Banyak bahasa pemrograman yang bisa dipergunakan
untuk mendapatkan suatu pemodelan yaitu FORTRAN, C++, OCTAVE, dan
MATLAB. Tetapi bahasa pemrograman C++ dan FORTRAN kurang interaktif
guna menjabarkan kasus pemodelan (Irwansyah, 2013).

Pemodelan dalam geofisika adalah suatu proses estimasi dari parameter model
untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan berdasarkan data penamatan di
permukaan. Berdasarkan data pengamatan di permukaan. Hasil pemodelan
geofisika bersifat tidak unik. Model yang dihasilkan dari respon yang cocok dengan
data penamatan diasumsikan sebagai model yang merepresentasikan bawah
permukaan, namun dapat dihasilkan pula model lain yang juga memberikan respon
yang sama (sesuai dengan data) tetapi dengan bentuk yang berbeda. Untuk itu
diperlukan informasi yang dapat memberikan batasan atau constrain bagi model
yang akan dihasilkan (Grandis, 2009).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Modul Praktikum Gayaberat

Gambar 2. Alat Tulis

Gambar 3. Laptop
6

B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram
alir berikut.

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Meng-input nilai density dan strike pada Grav2Dc

Menghitung respon gravity pada variasi density dan strike

Mengitung respon gravity pada variasi kedalaman

Menganalisis setiap respon gravity

Pemodelan 2D respon gravity

Selesai

Gambar 4. Diagram Alir


V. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Adapun hasil dari praktikum berada pada lampiran.

B. Pembahasan
Pada tanggal 8 Mei 2023, telah terlaksana praktikum gayaberat secara online
pada masing-masing kediaman praktikan. Praktikum ini diawali dengan
pretest, lalu dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai perhitungan
respon gravity. Pada akhir praktikum, praktikan juga diberikan tugas
mengenai materi yang dibahas.

Pemodelan gravitasi dua dimensi merupakan pemodelan anomali bawah


permukaan dengan kontras densitas tertentu, dengan dimensi panjang dan
tebal. Sedangkan pemodelan 3D gravitasi memiliki dimensi panjang, lebar
dan tebal. Pemodelan 2D sering digunakan untuk interpretasi daerah
patahan. Karena yang pasti hanya profil kedalaman dan lebar yang
dibutuhkan. Untuk pemodelan tiga dimensi sering kali digunakan untuk
menginterpretasikan wilayah cekungan dimana parameter yang dibutuhkan
adalah luas wilayah dan kedalaman. Interpretasi kuantitatif membutuhkan
pemodelan 2D seperti itu. Interpretasi pemodelan 2D bertujuan untuk
menggambarkan distribusi densitas bawah permukaan dan geometri objek
bawah permukaan berdasarkan kontras densitas lateral, dan pemodelan 3D
dianggap lebih realistis dibandingkan pemodelan 2D. Karena bentuk model
geometri yang dibuat dapat disesuaikan dengan bentuk benda yang ada di
alam, maka hasil perhitungan lebih akurat.

Pada pemodelan yang pertama dengan variasi densitas 1 gr/cc, 2 gr/cc,


3gr/cc, dan dengan strike 50 m dan panjang suatu anomaly dan ketebalan
anomaly tetap. Maka, dapat disimpulkan bahwasannya pengaruh densitas
tidak berpengaruh terhadap grafik respon anomaly gravity. Namun, apabila
dalam suatu wilayah terdapat 2 anomaly dengan variasi densitas yang
berbeda akan tetapi parameter lainnya bernilai sama dan dengan jarak
8

tertentu antar anomaly, maka grafik respon anomaly gravity akan lebih
dominan atau lebih besar kepada anomaly yang memiliki densitas lebih
besar, dengan bentuk gelombang yang relative sama. Pada pemodelan yang
kedua dengan variasi strike 25m, 50m, 100m dengan densitas 2 gr/cc dan
parameter lainnya dibuat sama. Maka dengan ini dapat disimpulkan
bahwasannya varisi strike berpengaruh terhadap respon anomaly gravity,
yaitu apabila semakin bertambahnya strike maka nilai panjang gelombang
respon anomaly akan semakin melebar hal itu berlaku juga dengan
pertambahan lebar dari suatu anomaly Pada pemodelan yang ketiga
dilakukan pemodelan dengan parameter density 2 gr/cc, strike 50 meter,
tebal 75 m tetapi dengan kedalaman yang bervariasi mulai dari 10 m, 25 m,
50 m dan 100 m. Dapat dianalisis dan dapat disimpulkan bahwasanya nilai
kedalaman yang bervariasi berpengaruh kepada tinggi atau amplitudo
gelombang, yang mana apabila anomaly semakin dekat dengan permukaan
maka tinggi gelombang akan lebih tinggi dibanding dengan anomaly yang
berada jauh di dalam permukaan tanah. Adapun dua pemodelan dalam
respon gravity yang umum digunakan yaitu 2D dan juga 3D. yang mana
pada pemodelan 2D yaitu dengan bentuk pemodelannya didasarkan dengan
data yang hanya memiliki nilai x dan y dengan tanpa volume yang
menyertainya, dan sedangkan untuk pemodelan 3D didasari dengan data
dengan nilai x, y dan z dan disertai dengan volume. Pemodelan ini biasanya
menggunakan sofware seperti Mathlab dan Rockworks. Pada praktikum kali
ini untul membuat model sintetik 2D dengan menggunakan Grav2dc. Untuk
menggunakan Grav2dc ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti
proses pembentukan model sintetik harus dilakukan searah jarum jam, hal
ini dilakukan agar respon gravitasi yang dihasilkan tidak terjadi pembalikan,
lalu sebelum melakukan pembentukan model sintetik, harus dimasukan
terlebih dahulu data yang diperlukan di konfigurasi. Data tersebut data
ditentukan secara bebas, jika model yang dibuat memiliki data pada
pengukuran dilapangan, model yang dibuat harus mengikuti respon
gravitasi yang ditampilkan pada grafik.

Judul: Interpretasi Bawah Permukaan Gunung Anak Ranakah dengan


Pemodelan Dua Dimensi (2d) Berdasarkan Data Anomali Gravitasi Lokal
Penulis: Godensius Tematur, Jehunias L. Tanesib, Redi K. Pingak

Pada bulan Juni hingga Juli 2016 telah dilakukan penelitian geofisika
gravimetri di Gunung Anak Ranakah dan sekitarnya di Kabupaten
Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk
menggunakan data Sandwell and Smith 2016. untuk mendapatkan anomali
Bouguer lengkap setelah koreksi atmosfer, koreksi Bouguer sederhana, dan
koreksi kelengkungan. Data anomali Bouguer diperluas hingga ke medan
9

medan sedalam 300 m menggunakan program Magpic dengan metode


kelanjutan ke bawah. Selain itu, pemodelan 2D dilakukan dengan
menggunakan program Grav2DC. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa kondisi geologi bawah permukaan Gunung Anak Ranaka dan
sekitarnya didominasi oleh batuan basalt, andesit, dan tanah.
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Pemodelan secara 2D merupakan bentuk pemodelan berdasarkan data


yang memiliki unsur X dan Y saja serta biasanya tidak memiliki volume.
Pemodelan secara 2D biasanya digunakan untu menjelaskan struktur
yang mementingkan geometri tampaknya saja, seperti sesar dan lipatan.
Sedangkan pemodelan secara 3D merupakan pemodelan berdasarkan
data yang memiliki komponen X, Y dan Z serta memiliki volume. Pada
pemodelan secara 3D biasanya digunakan untuk menjelaskan struktur
geometri yang memiliki volume, seperti reservoir,basin, dan lain-lain.
Perhitungan respon gravity dilakukan untuk mengetahui bentuk bawah
permukaan berdasarkan respon yang dihasilkan sehingga kita dapat
menginterpretasikan bentuk bawah permukaan. Pada umumnya
perhitungan respon gravity dibagi menjadi dua model, yakni 2D, dan 3D.
2. Nilai kedalaman yang bervariasi berpengaruh kepada tinggi atau
amplitudo gelombang, yang mana apabila anomaly semakin dekat
dengan permukaan maka tinggi gelombang akan lebih tinggi dibanding
dengan anomaly yang berada jauh di dalam permukaan tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Banu. 2013. Pemodelan 3D Gayaberat dan Analisis Struktur Detail untuk


Pengembangan Lapangan Panasbumi Kamojang. Journal Geofisika Vol
1.

Daharta. 2007. Penurunan Volume Air Tanah Daerah Semarang Berdasarkan


Pemodelan 3D Gaya Berat Antar Waktu. Jurnal Geoaplika.

Gandis, H. 2009. Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Bandung: ITB.

Irwansyah., Khairuman, T. dan Ismail, N. 2013. No Design of Inversion Modelling


1-D Gravity Data Using a Method of Singular Value Decomposition
(SVD) Based on Matlab Title. Journal of The Aceh Physical Society, 2,
pp.1–6.

Murti. 2016. Pemodelan Dua Dimensi Data Gaya Berat (Gravity) pada Zona Sesar
Lembang. Prosiding SKF 2016, Bandung.

Nugraha. 2009. Monitoring Reservoir Panas Bumi Menggunakan Metode


Gravitasi. Institut Teknologi Bandung: Bandung.

Sarkowi. 2014. Eksplorasi Gaya Berat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugita. 2020. Analisis Data Gaya Berat di Daerah Bendan Duwur Semarang.
Jurnal of Resesearch and Technology.

Yatti. 2015. Pemodelan Anomali Gaya Berat Akibat Curah Hujan dan Dinamika
Air Tanah di Daerah Semarang. Jurnal Fisika Indonesia No. 55, Vol XIX..
Lampiran
Lampiran 1
Pretest

Anda mungkin juga menyukai