Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

GEOLOGI DASAR

Disusun untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah geologi dasar yang di bimbing oleh

bapak Ir. Lalu Mas’ud, ST., MT.

Oleh :

Nama ; Muhammad Fahlan (2022D1D127)


Kelas : 1D

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdlillah, segala puji bagi allah SWT. Yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan Kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah geologi dasar yang bertujuan untuk menuntaskan nilai UAS dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam tak lupa kita sampaikan kepada nabi kita, nabi Muhammad SAW. Yang
telah membawa kita dari zaman jahiiyah menuju zaman yang terang benderang.
Terimakasih pula saya ucapkan kepada bapak Ir. Lalu Mas’ud, ST., MT. selaku dosen
pembimbing mata kuliah geologi dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan saya terkait mata kuliah tersebut. Harapan saya semoga makalah ini dapat
menjadi referensi bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
2.1 Apa itu fosil ?.........................................................................................................................4
2.2 Bagaimana mengukur umur batuan dan peristiwa geologi yang terjadi jutaan atau milyaran
tahun lalu?..................................................................................................................................10
2.3 Bagaimana batuan penyusun kerak bumi dapat mengalami proses deformasi?..................11
2.4 Apa itu gerakan tanah ?........................................................................................................14
2.5 Air permukaan?....................................................................................................................17
2.6 Air tanah ?............................................................................................................................20
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24
3.1 Penutup.................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang Bumi. Yang tercakup di dalamnya
bukan hanya prosesproses yang membentuk permukaan Bumi, tetapi juga mempelajari lantai
samudera dan bagian dalam atau susunan Bumi. Geologi bukan hanya mempelajari Bumi seperti
keadaannya sekarang, tetapi juga sejarah Bumi sampai dengan bentuknya saat ini. Pengertian
Geologi Bumi telah mengalami berbagai perubahan sampai saat ini dan akan terus mengalami
perubahan. Usia Bumi sekitar 4.6 Milyar tahun, sedangkan manusia baru sekitar 2 Juta tahun
terakhir menghuni Bumi. Hal ini menjadikan manusia menjadi sejarah perubahan Bumi hanya
sekitar 0,043% dari sejarah perubahan Bumi. Organisme multi sel pertama pertama kali dijumpai
di Bumi sekitar 700 Juta tahun lalu. Sehingga organisme-orgsanisme tersebut hanya menjadi
saksi 15% dari sejarah Bumi. Waktu yang tampaknya sangat lama bagi kita adalah sangat singkat
bagi Bumi.

James Hutton (1726-1797) memperkenalkan dan mempublikasikan Teori Bumi yang


dikenal dengan Prinsip Uniformatarism. Konsep ini adalah konsep dasar dalam Geologi modern.
Secara ringkas dikatakan bahwa hukum fisika, kimia dan biologi yang berlaku/dioperasikan hari
ini, juga berlaku dalam waktu lampau geologi. Hal ini umum dikatakan dengan Masa kini adalah
kunci masa lalu (The present is the key to the past). Charles Lyell (1830-1872) mempublikasikan
Principles of Geology. Dalam penjelasannya, beliau berusaha menjelaskan perubahan-perubahan
lebih lanjut dari permukaan Bumi dengan melakukan referensi pada sebab-sebab yang
terjadi/berlaku sekarang. Beliau mengilustrasikan konsep-konsep kesamaan dari alam sesuai
dengan waktu.

Cakupan dari ilmu geologi sangat luas seperti yang tersebut dalam definisinya, yaitu
mempelajari bumi seutuhnya. Sehingga untuk memudahkan dalam mempelajari bumi, maka ilmu
geologi dapat dipecah menjadi beberapa cabang ilmu yang masing-masing dapat dipelajari
sendiri-sendiri. Yang penting diingat bahwa cabang-cabang ilmu geologi semakin bertambah
seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Cabang-cabang Ilmu Geologi meliputi, Mineralogi
Petrologi, Stratigrafi Paleontologi, Geologi Struktur, Geomorfologi Geofisika, Geokimi,a
Geologi Ekonomi, Geologi Teknik, Geologi Tata Lingkungan, Geowisata, dll.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar beakang diatas dapat diketahui rumusan masalah sebagi berikut, yaitu:

1. Apa itu fosil?

a. Bagaimana proses pembentukan fosil?

b. Apa saja kegunaan fosil?

c. Bagaimana metode pemfosilan?

2. Bagaimana mengukur umur batuan dan peristiwa geologi yang terjadi jutaan atau
milyaran tahun lalu?

3. Bagaimana batuan penyusun kerak bumi dapat mengalami proses deformasi?

4. Apa itu gerakan tanah ?

a. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya gerakan tanah?

b. Apa saja klasifikasi gerakan tanah?

5. Air permukaan?

a. Apa saja proses yang dilakukan sungai?

b. Bagaimana proses pembentukan danau ?

6. Air tanah ?

a. Bagaimana karakteristik dari air tanah?

b. Bagaimana permukaan air tanah?

c. Bagaimana pergerakan air tanah?

d. Bagaimana proses geologi air tanah?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penulisan, yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu fosil.

2
a. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan fosil.

b. Untuk mengetahui apa saja kegunaan fosil.

c. Untuk mengetahui metode pemfosilan.

2. Untuk mengetahui bagaimana mengukur umur batuan dan peristiwa geologi yang terjadi
jutaan atau milyaran tahun lalu.

3. Untuk mengetahui bagaimana batuan penyusun kerak bumi dapat mengalami proses
deformasi.

4. Untuk mengetahui apa itu gerakan tanah.

a. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya gerakan tanah.

b. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi gerakan tanah.

5. Untuk mengetahui air permukaan.

a. Untuk mengetahui apa saja proses yang dilakukan sungai.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan danau.

6. Untuk mengetahui air tanah.

a. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari air tanah.

b. Untuk mengetahui bagaimana permukaan air tanah.

c. Untk mengetahui bagaimana pergerakan air tanah.

d. Untuk mengetahui bagaimana proses geologi air tanah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa itu fosil ?


Bukti fisik dari suatu kehidupan dimasa lampau pada periode waktu sebelum dapat
tercatat dalam sejarah manusia. Bukti prehistoric tersebut termasuk fosil dari sisa-sisa mahkluk
hidup, jejak atau kesan dan cetakan dari bentuk fisiknya, maupun tanda atau jejak-jejak yang
tertinggal pada sedimen oleh aktivitas mereka.

Tidak ada batasan yang jelas tentang umur suatu bukti atau sisa kehidupan dikatakan
fosil. Yang jelas, segala bukti yang berumur beberapa ribu tahun umumnya dikategorikan fosil.
Dengan demikian, fauna seperti mammoth yang hidup pada jaman manusia purba juga
dikategorikan fosil seperti halnya fosil-fosil yang lebih tua, misalnya dinosaurus, ammonit,
trilobita, dan lain sebagainya.

a. Bagaimana proses pembentukan fosil?

Secara umum fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme


yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi apabila tumbuhan atau hewan terkubur dalam
lingkungan yang terbebas dari oksigen. Fakta- fakta yang telah ditemukan, fosil tidak
bertahan dalam bentuk aslinya. Maka dari itulah dalam beberapa kasus, mineral atau
perubahan kimia sisa- sisa makhluk hidup dilarutkan sehingga semuanya diubah dalam
bentuk cetakan untuk mendapatkan bentuk yang lebih mirip aslinya. Sebelum berubah
menjadi fosil, tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Hal ini karena tidak
semua sisa makhluk hidup dapat berubah menjadi fosil. Setidaknya ada beberapa kriteria
yang bisa dianggap pemfosilan diantaranya sebagai berikut:

 Memiliki umur lebih dari 10.000 tahun yang lalu


 Organisme mempunyai bagian tubuh yang sulit
 Terjadi secara alamiah atau proses alam
 Mengalami pelestarian
 Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit

4
 Terbebas dari bakteri pembusuk atau pengurai yang dapat menghancurkan
sisa- sisa makhluk hidup tersebut.

Itulah beberapa kriteria yang harus dimiliki dalam sebuah sisa organisme hidup
sehingga layak disebut dengan fosil. Lalu, bagaimanakah proses terbentuknya fosil?
Ada beberapa langkah terjadinya fosil, diantaranya sebagai berikut:

a.) Ada organisme yang telah mati atau terkubur

Seperti yang kita ketahui bahwa fosil terjadi karena adanya sisa- sisa
mikroorganisme yang telah mati atau terkubur. Nah, terbentuknya fosil ini diawali
dari adanya mikroorganisme baik tumbuhan atau binatang yang telah mati atau
bisa juga yang terkubur.

b.) Jasad dari mikroorganisme tersebut tertimbun di daerah yang minim dengan
oksigen

Setelah adanya mikroorganisme yang mati, jasad dari makhluk yang telah
mati tersebut akan tertimbun. Tertimbunnya jasad ini berada di daerah yang
minim akan oksigen. Atau di daerah yang sedikit kandungan oksigennya.
Sedikitnya kandungan oksigen ini akan membuat jasad tersebut tidak cepat
hancur. Maka dari itulah proses terbentuknya fosil ini harus melewati tahapan ini.

c.) Terjadi dalam waktu yang lama

Salah satu proses terjadinya fosil ini adalah jasad yang tertimbun dalam
jangka waktu yang lama. Memang untuk menjadi sebuah fosil memerlukan
jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa saja hingga bertahun- tahun
lamanya. Oleh sebab itulah maka terjadinya fosil ini melalui proses dalam jangka
waktu yang lama.

5
b. Apa saja kegunaan fosil ?

Adapun kegunaan fosil antara ain, yaitu:

a.) Fosil dan pengukuran umur

Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur relatif dari batuan sedimen.
Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat dikatakan bahwa batuan sedimen
berbentuk pada waktu binatang-binatang yang membentuk fosil tersebut hidup. Jadi
batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan rentang waktu kehidupan binatang tersebut.
Setiap organisme mengalami perubahan dengan perubahan waktu, sehingga setiap
organisme mempunyai rentang waktu yang berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat
menunjukkan batuan sediman yang mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu
tertentu. Jadi umur relatif dari batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari
fosil-fosil yang terkandung didalamnya.

b.) Fosil dan Korelasi

Korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih unit batuan yang
berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur. Korelasi merupakan
pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada kenyataanya batuan-batuan
yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-setempat dan kadang mempunyai
jarak yang berjauhan.

Jika proses evolusi terjadi sangat cepat pada suatu organisme tersebut mempunyai
jangka waktu hidup yang pendek. Fosil dan organisme tersebut dapat menunjukkan umur
batuan dengan rentang waktu yang sangat pendek. Fosil dengan rentang waktu hidup
yang sangat pendek tersebut di sebut fosil indeks atau fosil penunjuk, karena fosil
tersebut dapat digunakan untuk menentukan umur batuannya. Fosil indeks yang sangat
baik adalah yang berevolusi dengan cepat, sangat melimpah pada jangka waktu yang
pendek, mempunyai penyebaran yang luas dan dengan cepat mengalami pemusnahan dan
terawetkan dengan baik pada batuan. Bahan-bahan yang mengandung fosil yang sama

6
dikatakan mempunyai umur yang sama jadi batuan yang mengandung fosil dengan
umumr yang sama dan berasal dari tempat yang berbeda dapat diselesaikan.

c.) Penyusunan skala waktu Geologi

Tidak hanya individu spesies tertentu yang dapat mengalami perubahan yang
sangat cepat, tetapi kadang-kadang, seluruh karakter kehidupan pada planet ini dapat
mengalami perubahan dengan sangat cepat pula. Sebagai contoh, meskipun kehidupan
dipercaya telah mengalami evolusi mulai sekitar 4 milyar tahun lalu. Kehidupan awal ini
sangat kecil dan tidak mempunyai bagian yang keras seperti tulang dan cangkang,
Sehingga sisa kehidupan organisme ini sebagai fosil sangat jarang sekali. Kemudian
dengan tiba-tiba, seperti ledakan, spesies yang bercangkang terbentuk sekitar 570 juta
tahun lalu. Evolusi yang cepat dari binatang bercangkang keras ini menandakan awal dari
Era Paleozoik dan merupakan batas utama dari skala waktu geologi. Pembagian utama
pada skala waktu geologi di dasarkan pada perubahan flora dan fauna di planet ini yang
terawetkan sebagai fosil.

d.) Interpretasi lingkungan pengendapan

Leonardo da vinci (1452-1519) salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang
lalu menemukan fosil pada batuan di tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia.
Fosil-fosil tersebut mirip dengan organisme yang telah diketahui hidup di laut yang
berdekatan. Ia melihat batuan yang mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses
pelapukan dari batuan yang ada di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai
hingga di kawasan pantau dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan
pasir tersebut mengubur sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut.
Selanjutnya pasir tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan
bahwa daerah tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur
kehidupan yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan dapat

7
digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan sedimen
yang terbentuk di laut.

Ahli geologi modern kemudian mencontoh yang diberikan oleh Leonardo da


Vinci dalam menggunakan fosil untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan
sedimen. Sebagai contoh dengan ditemukannya suatu pegunungan yang tingginya sampai
beribu meter dan disusun oleh sekuen batuan sedimen. Pertanyaan yang timbul adalah
bagaimana suatu perlapisan batuan sedimen yang sangat tebal tersebut terbentuk.
Kemungkinan pertama adalah pada waktu itu ada cekungan yang sangat dalam (palung)
yang terus menerus terisi oleh sedimen, hingga mencapai ketebalan beribu meter. Tetapi
pada batuan sedimen tersebut ternyata dijumpai fosil dari binatang yang umumnya hidup
pada lingkungan laut dangkal. Jadi sedimen tersebut tentunya diendapkan pada kondisi
lingkungan laut dangkal. Dari keadaan tersebut dapat diketahui bahwa pada waktu
sedimen tersebut terakumulasi, cekungan terus mengalami penurunan bersamaan dengan
terendapkannya sedimen.

c. Bagaimana metode pemfosilan?


Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang
terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan
secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya
pemfosilan yaitu antara lain:
· Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
· Mengalami pengawetan
· Terbebas dari bakteri pembusuk
· Terjadi secara alamiah
· Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
· Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Kendala pemfosilan yaitu saat organism mati (bangkai) dimakan oleh organism lain
atau terjadi pembusukan oleh bakteri pengurai. Suatu contoh tempat yang mendukung
terjadinya proses fosilisasi adalah delta sungai, dasar danau, atau danau tapal kuda
(oxbow lake) yang terjadi dari putusnya suatu meander.

8
Bahan -bahan yang berperan dalam fosilisasi, diantaranya :
1. Pertrifaksi, berubah menjadi batu oleh adanya bahan-bahan silika,
kalsiumkarbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk dan mengisi lubang serta
pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati sehingga menjadi keras/membatu
menjadi fosil.
2. Proses Destilasi, tumbuhan atau bahan organik lainnya yang telah mati dengan
cepat tertutup oleh lapisan tanah.
3. Proses Kompresi, tumbuhan tertimbun dalam lapisan tanah, maka air dan gas
yang terkandung dalam bahan organic dari tumbuhan itu tertekan keluar oleh
beratnya lapisan tanah yang menimbunnya. Akibatnya, karbon dari tumbuhan itu
tertinggal dan lama kelamaan akan menjadi batubara, lignit dan bahan bakar
lainnya.
4. Impresi, tanda fosil yang terdapat di dalam lapisan tanah sedangkan fosilnya
sendiri hilang.
5. Bekas gigi, kadang-kadang fosil tulang menunjukan bekas gigitan hewan
carnivore atau hewan pengerat.
6. Koprolit, bekas kotoran hewan yang menjadi fosil.
7. Gastrolit, batu yang halus permukaannya ditemukan di dalam badan hewan yang
telah menjadi fosil.
8. Liang di dalam tanah, dapat terisi oleh batuan dan berubah sebagai fosil,
merupakan cetakan.
9. Pembentukan Kerak, hewan dan tumbuhan terbungkus oleh kalsiumkarbonat
yang berasal dari travertine ataupun talaktit.
10. Pemfosilan di dalam Tuff, pemfosilan ini jarang terjadi kecuali di daerah yang
berudara kering sehingga bakteri pembusuk tidak dapat terjadi.
11. Pemfosilan dengan cara pembekuan, hewan yang mati tertutup serta terlindung
lapisan es dapat membeku dengan segera. Oleh karena dinginnya es maka tidak
ada bakteri pembusuk yang hidup dalam bangkai tersebut.

9
2.2 Bagaimana mengukur umur batuan dan peristiwa geologi yang terjadi jutaan atau
milyaran tahun lalu?
Waktu geologi umumnya menunjukkan suatu kisah yang terjadi jutaan atau milyaran
tahun lalu. Bumi diperkirakan berumur 4,6 milyar tahun. Manusia berada di Bumi baru sekitar 4
juta tahun, dengan sejarah yang tercatat hanya sekitar beberapa ribu tahun.

Waktu geologi dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu melalui penentuan umur relatif
dan umur absolut. Umur relatif menunjukkan urutan suatu kejadian. Penentuan umur relatif
didasarkan pada hubungan-hubungan geologi antar batuan dan evolusi bentuk kehidupan sejalan
dengan waktu.

Penentuan umur relatif dapat dilakukan dengan penggunaan kombinasi beberapa prinsip
sederhana untuk menentukan urutan pembentukan batuan dan perubahan yang terjadi sejalan
dengan waktu.

- Prinsip kejadian horisontal (the principles of original horizontality)

- Prinsip superposisi (principles of superposition)

- Prinsip kejadian menerus (principles of lateral continuity)

- Prinsip hubungan potong memotong (principles of crosscutting relationships)

- Prinsip inklusi (principles of inclusion)

- Prinsip suksesi organisme (principles of fossil -faunal and floral-

succession) Pengukuran umur absolut tergantung pada dua faktor:

1. Suatu proses yang terjadi secara konstan. Mis: Bumi berotasi sekali setiap 24 jam.

2. Beberapa cara yang menjaga catatan tentang proses tsb. Mis: menandai kalender setiap
kali matahari terbit.

10
Geologist menemukan suatu proses alamiah yang terjadi secara konstan dan
mengumpulkan catatan tentang proses tsb. Yaitu: Peluruhan radioaktiv unsur-unsur yang
terdapat pada banyak batuan. Sehingga banyak batuan yang mempunyai “kalender” di dalamnya.
Kita harus memahami radioaktivitas untuk memahami kalender tersebut.

Atom Partikel yang sangat kecil yang tersusun oleh nukleus (proton dan neutron) serta
dikelilingi oleh elektron. Unsur - Atom yang mempunyai nomor atom bervariasi (nomor atom
atau nomor Z) dan dengan jumlah elektron yang equal (bila netral). - Setiap konfigurasi yang
stabil adalah unsur. Isotop Tidak semua atom-atom pada suatu unsur mempunyai jumlah neutron
yang sama dalam nukleus. Atom dengan Z yang sama, tetapi berbeda jumlah neutron disebut
isotop. Banyak unsur-unsur yang umum seperti potassium mengandung gabungan antara isotop
yang mempunyai sifat radioktiv dan tidak. Sejalan dengan waktu, isotop yang mempunyai sifat
radioaktiv akan meluruh, tetapi isotop yang stabil tidak. Unsur seperti uranium hanya
mengandung isotop yang bersifat radioaktiv, sehingga jumlah uranium di Bumi secara perlahan
menurun karena uranium terombak menjadi unsur lainnya, seperti lead.

Tidak diketahui dengan pasti berapa juta tahun yang lalu Bumi ini terbentuk. Begitupula
dengan kapan kulit Bumi terbentuk. Untuk memperkirakan hal tsb, dengan didasari ilmu
pengetahuan dan bertitik tolak dari gejala-gejala geologi yang terekam pada kulit Bumi yang
berhasil diamati, disusunlah skala waktu geologi. Skala waktu geologi terus direvisi sejalan
dengan pemetaan geologi yang terus berlangsung. Skala waktu geologi digambarkan dalam
bentuk kolom. Secara umum, terdapat 4 kolom pembagian waktu yang bila diurutkan mulai dari
yang terbesar: kurun (eon), masa (era), zaman (period), dan kala (epoch). Skala waktu geologi
yang dituangkan dalam kolom tsb disusun berdasarkan umur relatif. Ketika dilakukan
penanggalan radiometrik, maka akan ditambahkan umur absolut pada kolom dari skala waktu
geologi tsb.

2.3 Bagaimana batuan penyusun kerak bumi dapat mengalami proses deformasi?
Batuan dalam Bumi secara terus-menerus mengalami gaya yang melengkungkan,
memutar, meretakkan ataupun mematahkannya. Batuan yang mengalami kondisi demikian
dinamakan batuan yang mengalami deformasi (perubahan bentuk atau ukuran). Gaya yang
mengakibatkan terjadinya deformasi batuan disebut tegasan (stress), sama dengan Gaya/satuan

11
luas. Jadi, untuk memahami tentang deformasi batuan, harus dipahami lebih dahulu gaya-gaya
(forces atau stresses) penyebabnya. Gaya tektonik mempunyai tegasan yang mengenai batuan
berbeda-beda pada setiap lingkungan geologi yang berbeda. Tegasan penyebab deformasi pada
batuan secara umum dibedakan atas dua:

1. Uniform stress

Merupakan suatu kondisi tegasan yang sama pada segala arah. Pada batuan
disebut juga confining stress/confining pressure, terjadi ketika batuan atau sedimen
terkubur. Confining stress menekan batuan tetapi tidak merubah bentuknya.

2. Differential stress

Merupakan kondisi tegasan yang tidak sama besarannya pada segala arah.
Umumnya tegasannya bersifat lebih kuat pada satu arahnya. Terdapat tiga tipe directed
stess:

1. Compression stress

2. Extensional stress

3. Shear stress

Strain merupakan deformasi yang dihasilkan oleh stress. Tahapan deformasi yaitu, Elastic
deformation, Ductile deformation dan Brittle fracture. Faktor pengontrol respon batuan terhadap
deformasi yaitu, sifat alami material (komposisi), temperature, tekanan dan waktu.

Struktur geologi mempelajari arsitektur dari Bumi. Struktur geologi dapat membantu
dalam mempelajari sejarah geologi, menghindari bencana alam geologi, mencari sumber daya
alam (energi, mineral, air). Struktur geologi menggambarkan kenampakan deformasi batuan.

- Lipatan (fold)

12
Suatu lipatan merupakan kenampakan batuan yang melengkung/membengkok.
Perlipatan pada batuan yang menunjukkan sedikit sekali atau tidak ada retakan
menunjukkan batuan tsb mengalami deformasi plastis. Sedangkan perlipatan pada
batuan dengan banyak retakan-retakan kecil menujukkan batuan tsb mengalami
kombinasi deformasi plastis dan brittle. Umumnya terjadi karena compressive stress.

- Kekar (joint)

Merupakan rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran. Biasanya


berpasangan, disebut joint set. Kekar yang berpotongan membentuk sistem kekar.
Terbentuk karena compression/tension.

- Patahan/sesar (fault)

Merupakan rekahan pada batuan, dimana salah satu sisinya relatif telah
mengalami pergeseran terhadap sisi lainnya, akrena pergeseran arah pergeseran absolut
biasanya tidak dapat ditentukan. Pergerakan sesar dapat terjadi secara perlahan/bertahap
maupun secara tiba-tiba (menyebabkan gempabumi). Dapat berupa sesar tunggal maupun
terdiri dari beberapa sesar yang berdekatan yang disebut zona sesar.

Sesar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe tergantung pada arah pergerakan
relatifnya. Karena sesar merupakan bidang planar, konsep strike dan dip diterakan, sehingga
strike dan dip dari bidang sesar dapat diukur. Secara umum sesar/patahan dibedakan atas:

1. Dip-slip faults, dimana pergerakan sesar diukur sepanjang arah kemiringan dari sesar
tersebut.

2. Strike-slip faults, dimana pergerakan sesar adalah horisontal, sejajar dengan


strike/jurus dari sesar.

Dip slip faults merupakan sesar-sesar yang mempunyai bidang sesar yang miring
(melereng) dan pergerakan relatif yang terjadi sepanjang arah dari kemiringan tsb. Yang penting
diingat dalam melihat pergerakan/perpindahan pada setiap sesar, kita tidak dapat menentukan sisi

13
mana yang sebenarnya bergerak/berpindah ataupun jika kedua sisi bergerak. Yang dapat kita
tentukan adalah pergerakan relatifnya. Untuk semua patahan yang bidang sesarnya miring
(inclined fault plane), blok yang terletak diatas bidang sesar disebut hanging-wall dan bidang
yang berada di bawah bidang sesar disebut footwall. Dip slip faults:

1. Sesar turun (Normal fault)

Merupakan sesar yang dihasilkan oleh tensional stress yang horisontal pada batuan yang
brittle.

2. Sesar naik (Reverse fault)

Merupakan sesar yang dihasilkan oleh tensional stress yang horisontal pada
batuan yang brittle. Blok hanging-wall bergerak relatif naik terhadap blok footwall.

3. Sesar anjak (Thrust fault)

Merupakan sesar naik dengan kemiringan bidang sesar yang kecil, kurang dari 45.
Sesar anjak dapat dijumpai dengan pergerakan/perpindahan yang sangat jauh, sampai
dengan ratusan kilometer, terlihat pada perlapisan batuan yang lebih tua berada diatas
batuan yang lebih muda.

Secara umum pegunungan terbentuk oleh tiga tipe pergerakan lempeng tektonik yaitu
divergent plate boundaries, konvergen plate bounaries dan transform plate boundaries

2.4 Apa itu gerakan tanah ?


Gerakan tanah (mass wasting) merupakan pergerakan batuan dan tanah menuruni lereng
oleh pengaruh gravitasi. Pergerakan tanah adalah salah satu proses perpindahan massa
tanah/batuan dengan arah gerak, mendatar atau miring dari kedudukan semula dikarenakan
pengaruh gravitasi, arus air dan beban luar. Definisi gerakan tanah yang dimaksud tidak
termasuk erosi, aliran lahar, amblesan, penurunan tanah karena konsolidasi dan pengembangan.
Sedangkan longsoran adalah suatu proses perpindahan massa tanah/batuan dengan arah miring

14
dari kedudukan semula, sehingga terpisah dari massa yang mantap dikarenakan pengaruh
gravitasi dengan jenis gerakan berbentuk rotasi dan tranlasi.

a. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya gerakan tanah?

Faktor-faktor penyeba terjadinya gerakan tanah, yaitu:

a.) Kemiringan lereng Semakin besar sudut lereng, maka semakin rentan pula untuk
terjadinya gerakan tanah.

b.) Jenis batuan dan orientasi perlapisan batuan Jika kemiringan perlapisan batuan
sedimen sama dengan arah kemeringan lereng (slope), lapisan batuan bagian atas dapat
meluncur/lepas dari perlapisan bagian bawahnya.

c.) Sifat alami dari material lepas Angle of repose merupakan kemiringan lereng (slope)
maksimum dimana suatu material dapat tetap stabil. Besarannya beragam tergantung
jenis materialnya.

d.) Air dan vegetasi Air dapat mengikat material (mis: butiran pasir) bersama, namun air
yang berlebih dapat menambah berat butirnya dan melicinkannya. Ketika tanah jenuh air,
maka akan mengalir menuruni lereng. Jika air mengenai batuan impermeabel seperti
lempung atau serpih, maka dapat membuat lapisan yang licin dan memudahkan batuan
atau tanah mudah bergerak/berpindah. Akar dapat mengikat tanah dan tumbuhan dapat
menyerap air, sehingga daerah dengan vegetasi lebat lebih stabil dibanding daerah yang
kurang vegetasi.

e.) Gempa Bumi dan gunungapi Gempa Bumi dapat menggoncang lereng-lereng yang
tidak stabil sehingga terjadi gerakan tanah. Letusan gunungapi dapat melelehkan salju
dan es yang dekat dengan puncak gunung. Air dapat masuk ke lereng dan menyebabkan
gerakan tanah.

f.) Kegiatan manusia Mis: perubahan penggunaan lahan, kegiatan tambang,


penggundulan hutan, dsb.

15
b. Apa saja klasifikasi gerakan tanah?

Secara umum klasifikasi gerakan tanah dibedakan berdasarkan jenis

pergerakannya: a.) Aliran (flow)

Tipe pergerakan gerakan tanah aliran (flow): creep, debris flow, earthflow, mudflow, dan
solifluction. Creep merupakan rayapan (creep) gerakan tanah, yang bersifat lambat.
Rayapan umumnya berpindah sekitar 1 cm per tahun, meskipun tanah yang basah dapat
berpindah lebih cepat. Selama berpindah, tanah pada lapisan atas bergerak lebih cepat
dibandingkan lapisan yan lebih dalam. Debris flow, earthflow, mudflow dibedakan
berdasarkan ukuran dari material padat yang terbawa aliran gerakan tanah. Debris flow
merupakan gerakan tanah aliran yang materialnya berupa campuran lempung, lanau, pasir
dan fragmen batuan, dimana lebih dari sebagian material tsb lebih besar ukurannya dari
pasir. earthflow dan mudflow didominasi oleh material pasir dan lumpur. Mudflow
bersifat lebih basah (mengandung lebih banyak air) dibandingkan earthflow. Solifluction
Merupakan tipe gerakan tanah yang terjadi ketika tanah jenuh air.

b.) Luncuran (slide)

Tipe pergerakan gerakan tanah luncuran (slide): Merupakan tipe gerakan tanah
dimana suatu blok batuan atau tanah (terkadang keseluruhn sisi bukit/gunung) yang
terlepas dan meluncur turun. Terbagi atas dua: slump dan rockslide. Tipe slump terjadi
ketika blok material meluncur turun pada rekahan batuan atau regolit yang relatif
melengkung. Tipe rockslide/rock terjadi ketika batuan dasar (bedrock) meluncur turun
melalui suatu bidang rekahan.

c.) Jatuhan (fall)

Tipe ini memiliki ciri pergerakan masif satu bongkah material besar ke bawah
lereng. Nah, cara mudah memahami tipe gerakan ini adalah, tipe ini terjadi relatif pada
material batuan (rock) dan jarang terjadi pada material tanah. Faktor utama penyebab
kelongsoran adalah struktur geologi (diskontinuitas) yang saling memotong dan memiliki
lebih dari 2 set struktur. Hanya terjadi pada lereng dengan geometri curam dan relatif

16
pergerakan nya sangat amat cepat. Pengaruh Air Tanah pada tipe gerakan ini minim
bahkan tidak ada.

2.5 Air permukaan?


Air permukaan merupakan air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air, sungai
danau, lahan basah, atau laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau awan.
Air permukaan secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang melalui
penguapan dan rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah. Meskipun ada
sumber lainnya untuk air bawah tanah, yakni air jebak dan air magma, presipitasi merupakan
faktor utama dan air bawah tanah yang berasal dari proses ini disebut air meteor. Air permukaan
merupakan sumber terbesar untuk air bersih.

Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau air atmosfer. Air permukaan
secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang melalui penguapan dan
rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah. Meskipun ada sumber lainnya
untuk air bawah tanah yakni air jebak dan air magma, presipitasi merupakan faktor utama dan air
bawah tanah yang berasal dari proses ini disebut air meteor.

Air permukaan merupakan sumber penting pasokan air bagi masyarakat. Air permukaan
merupakan air yang berada di atas permukaan tanah, dalam kondisi mengalir atau diam. Air
permukaan tidak mampu terserap, karena lapisan tanah sangat keras. Nantinya aliran yang
terkumpul akan mengalir menuju suatu titik, seperti sungai, danau maupun laut. Air permukaan
dibagi dalam dua jenis, yakni perairan darat dan perairan laut. Berikut Ini Merupakan Pengertian
Air Permukaan menurut para ahli :

 Soegianto (2005) Air permukaan adalah air yang berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan tanah, sebagian menguap dan sebagian lainnya mengalir ke sungai, saluran air
lalu disimpan di dalam danau, waduk dan rawa.
 Limbong (2008) Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Jadi,
Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah yang dapat dengan mudah dilihat
oleh mata. Pada umumnya sumber air yang berasal dari permukaan, merupakan air yang
kurang baik untuk langsung dikonsumsi manusia. Oleh karena itu sumber air yang berasal
dari air permukaan perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan.
a. Apa saja proses yang dilakukan sungai?

17
Istilah stream digunakan untuk menunjukkan semua aliran air pada suatu saluran
tanpa melihat ukuran dari saluran tersebut. Istilah sungai (river) umumya digunakan untuk
menunjukkan stream yang berukuran besar dan memperoleh airnya dari beberapa aliran-
aliran (streams) yang lebih kecil. Kecepatan aliran sungai dikontrol oleh:

- Gradien/kemiringan lereng sungai.

- Debit sungai.

- Bentuk saluran dan kakasarannya.

Erosi sungai Sungai dapat melapukkan dan mengerosi batuan dasarnya dan
tepiannya melalui tiga proses:

a.) Proses hidrolik: dimana air yang mengalir mengerosi sedimen secara langsung.

b.) Abrasi: Dimana material sedimen yang terbawa oleh air sungai seperti pasir saling
menggerus satu sama lain, sehingga membundarkan material lepas yang terbawa sungai.

c.) Pelarutan: Air sungai melarutkan ion-ion pada batuan dan mineral pada dasar sungai.

Tipe aliran sungai:

1. Aliran laminar: Aliran yang parallel, Keceatan rendah, Mengalir pada permukaan sungai
yang relatif halus.

2. Aliran turbulen: - Aliran yang tidak beraturan, Kecepatan tinggi, Mengalir pada
permukaan yang relatif kasar.

Perpindahan (transport) sedimen pada sungai Setelah sungai mengerosi tanah atau batuan
dasar dan tepiannya, material sedimen tertransport melalui tiga cara:

- dissolved load

- suspended load

- bed load

18
b. Bagaimana proses pembentukan danau ?

Danau merupakan sebuah tempat di kerak Bumi sehingga merupakan salah


satu bentuk permukaan Bumi. Meski danau adalah berupa perairan, namun karena letaknya
ada di daratan maka danau merupakan bagian dari daratan. keberadaan danau bukan tanpa
alasan. Memang sebagian danau yang kita jumpai adalah danau yang keberadaannya sudah
dari jaman dahulu kala, kita pun tidak tahu pasnya kapan danau tersebut terbentuk. Lebih
jauh lagi, bahkan terjadinya danau ini dihubungkan dengan cerita rakyat yang terkadang
tidak masuk di akal manusia. Lalu, apakah keberadaan danau ini bisa djelaskan secara
ilmiah? Tetu saja bisa. Ada beberapa faktor yang merupakan penyebab dari terbentuknya
danau di permukaan Bumi. Faktor- faktor yang menyebabkan terbentuknya danau ini bisa
berupa faktor alam maupun faktor buatan manusia. Beberapa faktor penyebaba terbentuknya
danau diantaranya adalah:

a.) Adanya letusan gunung berapi

Salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya danau adalah adanya
aktivitas vulkanisme, khususnya letusan gunung berapi (baca: penyebab gunung
meletus). Gunung berapi yang meletus terkadang akan menyisakan bekas yang
berupa cekungan besar. Nah cekungan besar inilah yang nantinya akan menjadi
cikal bakal terbentuknya danau. Cekungan yang terisi air akan menjadi sebuah
danau. Danau ini terbentuk secara alami. Danau yang terbentu karena adanya
letusan gunung berapi biasanya terdapat di sekitar gunung berapi juga. Mengenai
ukuran danau maupun kedalamannya, hal ini tergantung pada besar kecilnya
letusan tersebut.

b.) Adanya aktivitas penambangan

Selain karena letusan gunung berapi, ada hal lain yang menyebabkan
terjadinya danau, yakni aktivitas penambangan yang dilakukan oleh manusia.
Manusia sering melakukan aktivitas penambangan untuk dapat mengambil logam-
logam yang ada di dalam bumi (baca: inti Bumi). Aktivitas penambangan ini
dilakukan dengan menggali tanah. Apabila penambangan ini dilakukan dengan

19
besar- besaran dan dalam waktu yang lama, maka yang terjadi adalah
terbentuknya cekungan yang ada di permukaan Bumi. Cekungan yang dibuat di
permukaan bumi ini apabila terisi oleh air maka akan menjadi sebuah danau. Air
yang mengisi cekungan ini bisa didapat dari air hujan, maupun sumber air yang
ada di dalam bumi. Dan apabila aktivitas penambangan yang dilakukan ini
berganti- ganti tempat, maka tidak menutup kemungkinan bahwa danau yang akan
terbentuk semakin banyak. Hal ini tentu tidak baik, maka dari itulah aktivitas
penambangan yang dilakukan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga akan
meminimalkan dampak yang terjadi.

c.) Adanya kesengajaan dari manusia

Selain aktivitas penambangan, hal yang menyebabkan terbentuknya danau


karena kesengajaan manusia adalah danau dibuat oleh manusia itu sendiri.
Beberapamanusia sengaja membuat danau untuk tujuan tertentu. Danau tersebut
dibuat karena berbagai macam alasan, beberapa alasan mengapa manusia
menciptakan danau antara lain untuk tempat rekreasi, untuk tujuan memperbanyak
cadangan air, dan lain sebagainya. Karena berbagai tujuan yang ingin diperoleh
manusia tesebut, maka manusia sengaja membuat danau. Danau yang sengaja
dibuat oleh manusia ini disebut dengan danau buatan.

2.6 Air tanah ?


Pengertian air tanah menurut para ahli, yaitu:

 Menurut Bouwer, 1978; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996 – Air Tanah adalah
sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur,
terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat pula disebut aliran
alami yang mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
 Menurut Soemarto, 1989 – Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam
lapisan geologi. Lapisan tanah yang berada dibawah permukaan tanah dinamakan
lajur jenuh (saturated zone) dan lajur yang tidak jenuh terletak diatas lajur sampai ke
permukaan tanah yang rongga-rongganya berisi air dan udara.

20
 Menurut Fetter, 1994 – Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh kemudian
bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi
hingga air tersebut kelaur sebagai mata air, terkumpul ke kolam, danau, sungai, dan laut.
Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table)
 Menurut Asdak, 2002 – Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir
dibawah permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, perbedaan
potensi kelembapan tanah, dan gaya gravitasi bumi.

Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah.Air tanah dibagi menjadi dua, air tanah
dangkal dan air tanah dalam.Air tanah dangkal merupakan air yang berasal dari air hujan yang
diikat oleh akar pohon.Air tanah ini terletak tidak jauh dari permukaan tanah serta berada diatas
lapisan kedap air. Sedangkan air tanah dalam adalah air hujan yang meresap kedalam tanah lebih
dalam lagi mealui proses absorpsi serta filtrasi oleh batuan dan mineral di dalam tanah. Sehingga
berdasarkan prosesnya air tanah dalam lebih jernih dari air tanah dangkal (Kumalasari & Satoto,
2011).

Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air
tanah ditemukan pada akifer pergerakan air tanah sangat lambat kecepatan arus berkisar antara
10-10 – 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas darilapisan tanah, dan
pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan
adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai
puluhanbahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Effendi,
2003).

a. Bagaimana karakteristik dari air tanah?

Pada beberapa kilometer dari bagian teratas Bumi, batuan dasar (bedrock) dan
tanah mempunyai rekahan rekahan dan pori-pori yang terisi oleh air yang disebut air tanah.
Jumlah (persentase) pori disebut porositas. Porositas menunjukkan jumlah air yang dapat
ditampung oleh suatu batuan atau tanah. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau
tanah untuk menyalurkan/ meloloskan air (ataupun fluida lainnya). Faktor yang

21
mempengaruhi porositas, ukuan dan bentuk patikel, penghancuran dan pelarutan, kompaksi
dan sementasi.

b. Bagaimana permukaan air tanah?

Muka air tanah (water table) merupakan bagian teratas dari zona jenuh air yang
dekat dengan permukaan Bumi.

c. Bagaimana pergerakan air tanah?

Hampir semua air tanah mengalir perlahan melalui batuan dan tanah. Cepat atau
lambatya air tanah mengalir tergantung pada permeabilitas batuan atau tanah yang
dilewatinya, secara umum air tanah mengalir sekitar 4cm perhari (15m /tahun). Air tanah
mengalir dari tempat yang muka air tanahnya tinggi ke tempat yang muka air tanahnya
rendah.

d. Bagaimana proses geologi air tanah?

Pelarutan (Dissolution) Air merupakan agen utama pada proses pelapukan kimia.
Air tanah merupakan agen pelapukan yang sangat aktif dan dapat mencuci ion-ion dari
batuan (untuk batuan karbonat seperti batugamping, air dapat melarutkannya).

Sementasi kimia dan replacement Air juga merupakan agen utama dalam proses
diagenesis. Air dapat membawa ion-ion terlarut yag dapat terpresipitasi untuk membentuk
semen kimiawi yang dapat mengikat sedimen menjadi batuan sedimen. Air tanah juga dapat
menggantikan molekul lain pada suatu material, mis dalam proses fosilisasi (fosil kayu).

Gua batugamping Gua-gua batugamping terbentuk ketika air yang bersifat lebih
asam memasuki rekahan-rekahan pada batugamping dan melarutkan batugamping sehingga
memperbesar rekahan-rekahan tsb. Umumnya gua batugamping terbentuk pada atau
dibawah muka air tanah. memperbesar rekahan-rekahan tsb. Umumnya gua batugamping
terbentuk pada atau dibawah muka air tanah. Stalaktit dan stalagmit Ketika air yang
mengandung kalsit yang melarut dan karbondioksida menetes pada rekahan di gua
batugamping, tekanan yang dialami air berkurang tiba-tiba karena kontak tetesan tsb dengan
udara. Tingginya kelembapan dalam gua menyebabkan air terevaporasi dengan cepat.
Namun rendahnya tekanan menyebabkan sebagian karbondioksida terlepas sebagai gas,

22
sehingga tetesan tsb berkurang keasamannya. Tingkat keasaman menyebabkan kalsit yang
terlarut terpresipitasi sejalan dengan metesnya air pada atap gua. Sejalan dengan waktu,
tetesan tsb membentuk stalaktit pada atap gua dan stalagmit pada lantai gua.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Penutup
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang Bumi. Yang tercakup di dalamnya
bukan hanya prosesproses yang membentuk permukaan Bumi, tetapi juga mempelajari lantai
samudera dan bagian dalam atau susunan Bumi. Geologi bukan hanya mempelajari Bumi seperti
keadaannya sekarang, tetapi juga sejarah Bumi sampai dengan bentuknya saat ini.

Secara umum fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang
pernah hidup. Hal ini sering terjadi apabila tumbuhan atau hewan terkubur dalam lingkungan
yang terbebas dari oksigen. Fakta- fakta yang telah ditemukan, fosil tidak bertahandalam bentuk
aslinya. Maka dari itulah dalam beberapa kasus, mineral atau perubahan kimia sisa- sisa makhluk
hidup dilarutkan sehingga semuanya diubah dalam bentuk cetakan untuk mendapatkan bentuk
yang lebih mirip aslinya. Sebelum berubah menjadi fosil, tentunya ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi.

Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang


terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara
menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Waktu geologi umumnya menunjukkan suatu kisah
yang terjadi jutaan atau milyaran tahun lalu. Bumi diperkirakan berumur 4,6 milyar tahun.
Manusia berada di Bumi baru sekitar 4 juta tahun, dengan sejarah yang tercatat hanya sekitar
beberapa ribu tahun.

Waktu geologi dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu melalui penentuan umur relatif
dan umur absolut. Umur relatif menunjukkan urutan suatu kejadian. Penentuan umur relatif
didasarkan pada hubungan-hubungan geologi antar batuan dan evolusi bentuk kehidupan sejalan
dengan waktu. Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah.
Air tanah ditemukan pada akifer pergerakan air tanah sangat lambat kecepatan arus berkisar
antara 10-10 – 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas darilapisan tanah, dan

24
pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan
adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai
puluhanbahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Effendi,
2003). Gerakan tanah (mass wasting) merupakan pergerakan batuan dan tanah menuruni lereng
oleh pengaruh gravitasi. Pergerakan tanah adalah salah satu proses perpindahan massa
tanah/batuan dengan arah gerak, mendatar atau miring dari kedudukan semula dikarenakan
pengaruh gravitasi, arus air dan beban luar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Thompson and Turk,1997 , Introduction to Physical Geology, 2 nd edition.

Brian J. Skinner, Stephen C. Porter, and Jeffrey Park, 2006, The Dynamic Earth an Introduction
to Physical Geology, 5th Edition. Thompson and Turk,1997 , Introduction to Physical
Geology, 2 nd edition.

26

Anda mungkin juga menyukai