Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

“Dampak Erupsi Gunung Semeru Terhadap Warga Sekitar”

Penyusun :

1. Jolin Jovanka Tumewu


2. Reynard Cornelius Simarmata

—————————————————————

0085528208
0087213325

SMA LOKON ST. NIKOLAUS TOMOHON


TAHUN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena penyertaan dari-Nya,
kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dalam kurun waktu kurang lebih
seminggu ini. Laporan penelitian ini bukan hanya dari karangan belaka, namun
kami mengumpulkan fakta-fakta yang ada, yang nyata terjadi di dunia kita, juga di
kehidupan kita sehari-hari.

Sebelum itu kami pun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, sehingga kami dapat merubah kekurangan kami di
kemudian hari.

Laporan penelitian ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran


Geografi. Diharapkan dengan penyusunan laporan ini pemahaman kami tentang
dampak erupsi gunung berapi dapat semakin dalam. Harapan selanjutnya kami
dapat memperluas wawasan di mata pelajaran Geografi.

Kami pun berharap bahwa laporan penelitian ini dapat membantu dan
memotivasi para pembaca sekalian.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN……………………………………………………….…....1
KATA PENGANTAR……………………………………………….…2
DAFTAR ISI…………………………………………..……………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………...……………...…..4
1.1 Latar Belakang Masalah...…………………………………………………...4
1.2 Perumusan Masalah..……………………….……...………………………...5
1.3 Tujuan Penelitian..……….………………………………………………......5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………..….6
BAB II LANDASAN TEORI……………………….…………………7
2.1 Landasan Teori.…………………………….……………….……………….6
2.2 Hipotesis Penelitian………………………………..………….…………....7
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………8
3.1 Jenis Penelitian.…………………………….……………….……………….8
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………...………….……………..8
3.2 Sampel Penelitian………………………………..………….………….........8
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………….…..……9
BAB V PENUTUP……………………………………………………13
5.1 Kesimpulan………………………………..………….………………….....13
5.2 Saran………………………………..………….…………………..…….....13
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………..….14

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Secara geografis Indonesia merupakan negara yang memiliki beribu-ribu
pulau, yang juga terletak pada pertenyan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng
Benua Eurasia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Pada bagian
selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcano arc) yang
memanjang dari pulau Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara-Sulawesi, yang mana
disisi -sisinya terdapat pegunungan vulkanik tua serta dataran rendah yang di
sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Dengan kondisi demikian, Indonesia
sangat berpotensi sekaligus rawan akan terjadinya bencana seperti letusan
gunung api, gempa bumi, juga tsunami. Salah satu contoh nyata yaitu
meletusnya Gunung Semeru yang sudah terjadi beberapa kali.
Gunung Semeru merupakan salah satu Gunung Berapi yang masih aktif
di Indonesia. Dengan begitu, warga yang tinggal di daerah sekitar Gunung
Semeru ini tentu saja mau tidak mau harus selalu waspada. Erupsi gunung
berapi merupakan bencana yang mematikan. Gunung berapi adalah gunung
yang memiliki dapur magma yang masih aktif. Bencana gunung meletus sendiri
adalah meletusnya gunung berapi karena dapur magma dalam perut bumi tidak
lagi bisa menahan banyaknya magma yang ada. Magma adalah cairan pijar
yang memiliki suhu yang sangat tinggi. Cair yang keluar dari berut bumi
melalui gunung merapi ini disebut dengan lava. Magma tersebut keluar karena
adanya dorongan gas yang bertekanan tinggi. Tanda-tanda yang dapat dilihat
atau dirasakan bahwa sebuah gunung berapi akan meletus adalah suhu yang ada
di sekitar gunung berapi akan meningkat menjadi lebih panas, mata air yang
terletak dekat gunung menjadi kering, sering terjadi gempa berkekuatan kecil,
banyaknya tumbuhan yang layu, bahkan mati, dan tanda lain yan dapat dilihat

4
adalah banyaknya hewan yang tinggal di lereng gurung mulai menjauhi gunung
tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah
dalam laporan ini adalah :

1. Apakah erupsi dari Gunung Semeru sangat berdampak bagi warga


sekitarnya?
2. Apakah ada cara untuk menanggulangi kerugian yang telah muncul karena
diakibatkan oleh erupsi Gunung Semeru ini?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih
jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan
penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian
adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam


pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu Geografi.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi baru mengenai dampak-dampak yang bisa ditimbulkan oleh erupsi
gunung merapi, juga cara mengatasi kerugiannya.

5
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman nyata mengenai penanganan bencana erupsi gunung merapi di
masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Letusan gunung semeru tidak bisa di hindarkan karena adalah sebuah fenomena
alam. Letusan gunung berapi mengakibatkan keluarnya berbagai material dari
perut bumi, diantaranya yaitu gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas,
lahar, hujan abu, serta awan panas. Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat
meletus antara lain ; karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), sulfur dioksida (S02), dan nitrogen (NO2) yang dapat
membahayakan manusia. Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang
mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir
mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan
sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi. Hujan abu yakni
material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan
kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. Awan panas yakni
hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu sekitar

6
600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh, juga dapat
menyebabkan sesak napas.

Letusan gunung berapi memberikan dampak pula bagi daerah sekitarnya.


Dampak tersebut bisa saja dampak negatif tapi tidak menutup kemungkinan
memberikan dampak positif. Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa
material yang berbahaya bagi organisme yang dilaluinya, karena itu kewaspadaan
mutlak diperlukan. Selain itu, semua titik yang dilalui oleh material berbahaya
seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga, seperti
halnya di desa Pasru Jambe di Kabupaten Lumajang yang selalu menjadi sasaran
banjir lahar dingin yang dimuntahkan oleh gunung Semeru. Wisata di Lumajang
otomatis terganggu juga, karena gunung Semeru dalam kondisi normal merupakan
salah satu destinasi wisata terbaik bagi para pecinta alam. Beberapa hal tersebut
tentu menjadi dampak negatif bagi daerah maupun masyarakat sekitar. Sedangkan
dampak positif yang dapat diperoleh yaitu tanah yang dilalui oleh hasil abu
vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara
alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih
berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani,
hal ini sangat menguntungkan. Selain itu, pada wilayah yang sering terjadi letusan
gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.

2.2 Hipotesis

Gunung meletus merupakan suatu peristiwa keluarnya cairan magma atau


lava dan abu vulkanik dari dalam perut bumi. Letusan Gunung Semeru tidak
terhindar dari dampak-dampak yang dapat terjadi pada warga sekitar, mau itu

7
dampak negatif ataupun positif. Jadi selain merugikan, namun ada sisi
menguntungkannya.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata bukan angka-angka. Menurut Bogdan dan
Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu,
penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Adapun tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

8
Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di Asrama SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon, yang terletak di Jl. Perlombaan No. 99. Pnelitian ini dilakukan pada
tanggal 24 Januari hingga 30 Januari pada tahun 2023.

3.3 Sampel Penelitian

Untuk sampel penelitian kami, diambil dari warga setempat atau warga
Kabupaten Lumajang dan Malang, ataupun warga di Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV PEMBAHASAN

Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di


dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Peristiwa
ini berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Aktifitas magma
yang mempunyai suhu yang sangat tinggi di dalam perut bumi berusaha keluar
sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma
yang keluar dari perut gunung berapi adalah gunung yang sedang meletus atau
vulkanisme. Catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913 tidak banyak
informasi yang terdokumentasikan. Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas
vulkanik dengan durasi panjang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941
hingga Februari 1942. Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan
ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos
pengairan Bantengan. Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun

9
pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959,
1960. Tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api
aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya. Seperti pada 1 Desember 1977,
guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di
Besuk Kembar. Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4
juta m3. Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan. Saat itu sawah,
jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada
1978 – 1989.PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada
1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, tercatat
beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008. Teramati
pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah
Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter. Menurut data PVMBG, aktivitas
Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko. Kawah ini berada di sisi
tenggara puncak Mahameru. Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini
bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 – 4 kali setiap jam. Karakter
letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan
lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Sementara, karakter letusan
strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru.

Saat ini Gunung Semeru berada pada status level II atau ‘waspada’ dengan
rekomendasi sebagai berikut.

Pertama, masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam


radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan
kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran,
guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di
puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus
untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. Kedua, masyarakat

10
menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat
ini suhunya masih tinggi. Ketiga, perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang
lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Keempat, mewaspadai ancaman lahar
di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya
material vulkanik yang sudah terbentuk.

BPBD pun mencatat bahwa ada 2.970 rumah warga yang terkena dampak
dari erupsi Gunung Semeru ini. Sebagian rumah warga rusak dan tertimbun
material awan panas guguran Gunung Semeru. Sebagian lainnya penuh dengan
abu. Data itu terkumpul per Minggu pukul 17.00 WIB. Selain rumah warga, ada 13
fasilitas umum yang ikut terdampak. Terdiri dari jembatan, sarana pendidikan, dan
tempat ibadah. Dampak fasilitas umum terparah adalah putusnya Jembatan Gladak
Perak yang menjadi akses utama Lumajang dan Malang. Adapun korban jiwa
bertambah menjadi 183 orang, 14 orang di antaranya meninggal. Warga yang
mengungsi sebanyak 902 orang. Rinciannya, di Kecamatan Pronojiwo sebanyak
305 orang, Kecamatan Candipuro sebanyak 409 orang, dan di Kecamatan Pasirian
sebanyak 188 orang. Mereka mengungsi di berbagai tempat. Seperti masjid,
gedung sekolah, balai desa, serta fasilitas umum lainnya. Diketauhi pula, aktivitas
vulkanik Gunung Semeru meningkat, Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan
awan panas guguran (APG) hingga ke permukiman warga.

Gunung berapi merupakan gunung yang sewaktu-waktu bisa meletus. Di


Indonesia terutama dipulau jawa merupakan daerah yang banyak gunung
berapinya. Adanya gunung member pengaruh bagi kehidupan, baik pengaruh
positif maupun negatif.

Dampak positif yang muncul akibat erupsi Gunung Semeru ialah, dapat
menciptakan destinasi wisata baru. Adanya perubahan wilayah dan kondisi alam
11
dari fenomena pasca vulkanik ini biasanya menjadi daya tarik sendiri bagi para
wisatawan. Kemudian wilayah sekitar gunung berapi yang mengalami erupsi bisa
dijadikan sebagai area pembangkit listrik vulkanik. Dengan mengandalkan energi
panas yang dihasilkan di sekitar gunung akan menghemat tenaga di sekitar wilayah
tersebut. Bagaimana dengan batuan? Tentu saja pdan batu dari semburan perut
bumi bisa dijadikan sebagai bahan bangunan. Hal ini terjadi ketika lava mengalir,
sejumlah material tertentu dengan kualitas baik seperti pasir dan dan batu akan
keluar dan bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan yang kokoh. Begitu pula
kondisi tanah yang menjadi subur akibat semburan gunung api meletus yang
membawa banyak pasir dan tanah subur karena dilalui oleh abu vulkanis. Juga
Semeru yang meletus akan memunculkan mata air yang penuh dengan mineral
berkhasiat atau bisa disebut makdani. Makdani merupakan sumber air panas yang
bisa dijadikan sebagai pengobatan alami untuk penyakit kulit.

Adapun dampak negatif atau kerugian yang disebabkan oleh Gunung


Semeru yaitu gangguan kesehatan akibat apanas dan debu vulkanik dalam jumlah
tinggi bisa berpotensi memicu gangguan pernapasan lebih luas jika tidak segera
diantisipasi. Dampak ini sudah dikonfirmasi oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) bahwa awan panas merupakan dampak pertama dari
letusan gunung berapi. Selain itu, adanya korban jiwa, rusaknya ribuah rumah
warga yang mengakibatkan ribuan jiwa harus mengungsi, rusaknya fasilitas-
fasilitas umum, abu vulkanik dari erupsi menutupi jalanan juga lahan pertanian,
884 hektare tanaman pangan holtikultura dan perkebunan milik warga di
Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jatim, rusak, hingga
hilangnya mata pencaharian. Selain hal-hal tersebut, aktivitas penerbangan pun
bisa teraganggu karena nyatanya Airnav Indonesia mulai memberikan peringatan
ke Pilot yang melakukan penerbangan di sekitar gunung Semeru. Sebab erupsi

12
Gunung Semeru memasuki level aktivitas tinggi dan ketinggiannya bisa mencapai
hingga 40.000 kaki. Memang sangat banyak dampak negatif yang muncul yang
membuat setiap orang ketakutan apabila fenomenda dahsyat seperti ini terjadi lagi.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa menanggulangi erupsi
Gunung Berapi yang bisa terjadi kapan saja? Berdasarkan buku saku BNPB,
berikut yang harus dilakukan saat terjadi erupsi:

 Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunungapi


 Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik
 Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak
berwenang
 Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar
prediksi ahli
 Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan
baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai
pemakai
 Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan
 Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai
 Hindari tempat terbuka
 Lindungi diri dari abu letusan gunung gapi
 Gunakan kacamata pelindung
 Jangan memakai lensa kontak
 Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung
 Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti, baju lengan
panjang, celana panjang, dan topi
 Kurangi terpapar dari abu vulkanik

13
 Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab
bisa merusak mesin kendaraan
 Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa
merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan
 Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada
musim hujan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dampak dari erupsi gunung semeru sangatlah membahayakan nyawa,


terutama bagi penduduk yang tinggal di dataran tinggi atau kaki gunung
semeru. Perlunya peran pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam
hal mengantisipasi erupsi gunung semeru yang bisa terjadi kapan saja. Maka

14
dari itu dengan adanya teknologi SIG ini diharapkan dapat mengantisipasi
terjadinya erupsi gunung semeru lebih dini, agar para penduduk dapat
melakukan evakuasi lebih awal supaya tidak ada korban jiwa yang berjatuhan
akibat erupsi gunung semeru ini. Namun selain dampak negatif, ternyata ada
dampak positif yang bisa didapatkan setelah terjadi erupsi Gunung Berapi seperti,
muncul destinasi wisata baru, bisa dibuat pembnagkit listrik vulkanik, tanah
menjadi subur, pasir dan batuan bisa digunakan untuk pembangunan, juga
munculnya mata air.

5.2 Saran

Sebaiknya pemerintah atau pihak penanggulangan bencana


mengsosialisasikan cara evakuasi ketika terjadi erupsi gunung berapi, juga setiap
warga harus bersikap waspada dan siaga akan setiap bencana yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

• https://www.bnpb.go.id/berita/sejarah-panjang-letusan-gunung-semeru-

15
• https://indonesiabaik.id/infografis/yang-harus-dilakukan-saat-erupsi-gunung-
berapi#:~:text=Perhatikan%20arahan%20dari%20PVMBG%20dan,meluas%20di
%20luar%20prediksi%20ahli

• https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-63856000

16

Anda mungkin juga menyukai