Penyusun :
—————————————————————
0085528208
0087213325
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena penyertaan dari-Nya,
kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dalam kurun waktu kurang lebih
seminggu ini. Laporan penelitian ini bukan hanya dari karangan belaka, namun
kami mengumpulkan fakta-fakta yang ada, yang nyata terjadi di dunia kita, juga di
kehidupan kita sehari-hari.
Sebelum itu kami pun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, sehingga kami dapat merubah kekurangan kami di
kemudian hari.
Kami pun berharap bahwa laporan penelitian ini dapat membantu dan
memotivasi para pembaca sekalian.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN……………………………………………………….…....1
KATA PENGANTAR……………………………………………….…2
DAFTAR ISI…………………………………………..……………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………...……………...…..4
1.1 Latar Belakang Masalah...…………………………………………………...4
1.2 Perumusan Masalah..……………………….……...………………………...5
1.3 Tujuan Penelitian..……….………………………………………………......5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………..….6
BAB II LANDASAN TEORI……………………….…………………7
2.1 Landasan Teori.…………………………….……………….……………….6
2.2 Hipotesis Penelitian………………………………..………….…………....7
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………8
3.1 Jenis Penelitian.…………………………….……………….……………….8
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………...………….……………..8
3.2 Sampel Penelitian………………………………..………….………….........8
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………….…..……9
BAB V PENUTUP……………………………………………………13
5.1 Kesimpulan………………………………..………….………………….....13
5.2 Saran………………………………..………….…………………..…….....13
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………..….14
3
BAB I PENDAHULUAN
4
adalah banyaknya hewan yang tinggal di lereng gurung mulai menjauhi gunung
tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah
dalam laporan ini adalah :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih
jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan
penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian
adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan.
5
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman nyata mengenai penanganan bencana erupsi gunung merapi di
masa mendatang.
Letusan gunung semeru tidak bisa di hindarkan karena adalah sebuah fenomena
alam. Letusan gunung berapi mengakibatkan keluarnya berbagai material dari
perut bumi, diantaranya yaitu gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas,
lahar, hujan abu, serta awan panas. Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat
meletus antara lain ; karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), sulfur dioksida (S02), dan nitrogen (NO2) yang dapat
membahayakan manusia. Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang
mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir
mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan
sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi. Hujan abu yakni
material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan
kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. Awan panas yakni
hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu sekitar
6
600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh, juga dapat
menyebabkan sesak napas.
2.2 Hipotesis
7
dampak negatif ataupun positif. Jadi selain merugikan, namun ada sisi
menguntungkannya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata bukan angka-angka. Menurut Bogdan dan
Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu,
penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Adapun tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
8
Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di Asrama SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon, yang terletak di Jl. Perlombaan No. 99. Pnelitian ini dilakukan pada
tanggal 24 Januari hingga 30 Januari pada tahun 2023.
Untuk sampel penelitian kami, diambil dari warga setempat atau warga
Kabupaten Lumajang dan Malang, ataupun warga di Provinsi Jawa Tengah.
BAB IV PEMBAHASAN
9
pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959,
1960. Tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api
aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya. Seperti pada 1 Desember 1977,
guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di
Besuk Kembar. Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4
juta m3. Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan. Saat itu sawah,
jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada
1978 – 1989.PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada
1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, tercatat
beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008. Teramati
pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah
Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter. Menurut data PVMBG, aktivitas
Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko. Kawah ini berada di sisi
tenggara puncak Mahameru. Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini
bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 – 4 kali setiap jam. Karakter
letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan
lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Sementara, karakter letusan
strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru.
Saat ini Gunung Semeru berada pada status level II atau ‘waspada’ dengan
rekomendasi sebagai berikut.
10
menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat
ini suhunya masih tinggi. Ketiga, perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang
lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Keempat, mewaspadai ancaman lahar
di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya
material vulkanik yang sudah terbentuk.
BPBD pun mencatat bahwa ada 2.970 rumah warga yang terkena dampak
dari erupsi Gunung Semeru ini. Sebagian rumah warga rusak dan tertimbun
material awan panas guguran Gunung Semeru. Sebagian lainnya penuh dengan
abu. Data itu terkumpul per Minggu pukul 17.00 WIB. Selain rumah warga, ada 13
fasilitas umum yang ikut terdampak. Terdiri dari jembatan, sarana pendidikan, dan
tempat ibadah. Dampak fasilitas umum terparah adalah putusnya Jembatan Gladak
Perak yang menjadi akses utama Lumajang dan Malang. Adapun korban jiwa
bertambah menjadi 183 orang, 14 orang di antaranya meninggal. Warga yang
mengungsi sebanyak 902 orang. Rinciannya, di Kecamatan Pronojiwo sebanyak
305 orang, Kecamatan Candipuro sebanyak 409 orang, dan di Kecamatan Pasirian
sebanyak 188 orang. Mereka mengungsi di berbagai tempat. Seperti masjid,
gedung sekolah, balai desa, serta fasilitas umum lainnya. Diketauhi pula, aktivitas
vulkanik Gunung Semeru meningkat, Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan
awan panas guguran (APG) hingga ke permukiman warga.
Dampak positif yang muncul akibat erupsi Gunung Semeru ialah, dapat
menciptakan destinasi wisata baru. Adanya perubahan wilayah dan kondisi alam
11
dari fenomena pasca vulkanik ini biasanya menjadi daya tarik sendiri bagi para
wisatawan. Kemudian wilayah sekitar gunung berapi yang mengalami erupsi bisa
dijadikan sebagai area pembangkit listrik vulkanik. Dengan mengandalkan energi
panas yang dihasilkan di sekitar gunung akan menghemat tenaga di sekitar wilayah
tersebut. Bagaimana dengan batuan? Tentu saja pdan batu dari semburan perut
bumi bisa dijadikan sebagai bahan bangunan. Hal ini terjadi ketika lava mengalir,
sejumlah material tertentu dengan kualitas baik seperti pasir dan dan batu akan
keluar dan bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan yang kokoh. Begitu pula
kondisi tanah yang menjadi subur akibat semburan gunung api meletus yang
membawa banyak pasir dan tanah subur karena dilalui oleh abu vulkanis. Juga
Semeru yang meletus akan memunculkan mata air yang penuh dengan mineral
berkhasiat atau bisa disebut makdani. Makdani merupakan sumber air panas yang
bisa dijadikan sebagai pengobatan alami untuk penyakit kulit.
12
Gunung Semeru memasuki level aktivitas tinggi dan ketinggiannya bisa mencapai
hingga 40.000 kaki. Memang sangat banyak dampak negatif yang muncul yang
membuat setiap orang ketakutan apabila fenomenda dahsyat seperti ini terjadi lagi.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa menanggulangi erupsi
Gunung Berapi yang bisa terjadi kapan saja? Berdasarkan buku saku BNPB,
berikut yang harus dilakukan saat terjadi erupsi:
13
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab
bisa merusak mesin kendaraan
Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa
merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan
Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada
musim hujan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
14
dari itu dengan adanya teknologi SIG ini diharapkan dapat mengantisipasi
terjadinya erupsi gunung semeru lebih dini, agar para penduduk dapat
melakukan evakuasi lebih awal supaya tidak ada korban jiwa yang berjatuhan
akibat erupsi gunung semeru ini. Namun selain dampak negatif, ternyata ada
dampak positif yang bisa didapatkan setelah terjadi erupsi Gunung Berapi seperti,
muncul destinasi wisata baru, bisa dibuat pembnagkit listrik vulkanik, tanah
menjadi subur, pasir dan batuan bisa digunakan untuk pembangunan, juga
munculnya mata air.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
• https://www.bnpb.go.id/berita/sejarah-panjang-letusan-gunung-semeru-
15
• https://indonesiabaik.id/infografis/yang-harus-dilakukan-saat-erupsi-gunung-
berapi#:~:text=Perhatikan%20arahan%20dari%20PVMBG%20dan,meluas%20di
%20luar%20prediksi%20ahli
• https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-63856000
16