Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BENCANA ALAM GUNUNG

MELETUS

Dosen Pengampu: Sodikin, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.KMB.

DI SUSUN OLEH :
AAN MANSUROH (NIM. 108222001)
ACHMAD BAKTI Y (NIM. 108222002)
AGUSTIN NUR FADILAH (NIM. 108222003)
AHMAD ROMADON (NIM. 108222004)
ARI SETIA BUDI (NIM. 108222005
ATIKAH KHOTIMAWATI (NIM. 108222006)
BAYU CAKRA Y S (NIM. 108222007)

PRODI S1 KEPERAWATAN TRANSFER


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Bencana
alam gunung meletus berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Cilacap, 30 September 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gunung Berapi.................................................................... 3
B. Penyebab Gunung Meletus................................................................... 4
C. Tanda-tanda Gunung Meletus............................................................... 5
D. Mitigasi Bencana Gunung Meletus....................................................... 9
E. Wilayah Rawan Gunung Meletus......................................................... 10
F. Upaya Penanggulangan Gunung Meletus............................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letusan atau erupsi gunung berapi dapat menimbulkan berbagai
bencana, tidak hanya di daerah dekat letusan. Bahaya dari debu vulkanik
adalah terhadap penerbangan khususnya pesawat jet di mana debu vulkanik
dapat merusak turbin dari mesin jet. Letusan besar dapat mempengaruhi suhu
dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang dimuntahkan letusan dapat
menghalangi matahari dan mendinginkan bagian bawah atmosfer bumi seperti
troposfer, namun material tersebut juga dapat menyerap panas yang
dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan stratosfer. Dari sejarah, musim
dingin vulkanik telah mengakibatkan bencana kelaparan yang parah.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai
fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes
atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang
mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita
lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug
Kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi
yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur
Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan
garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif,
istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun
gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan
istirahat atau telah mati. Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik
melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Apabila gunung berapi

1
2

meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung


berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gunung berapi?
2. Apa penyebab gunung meletus?
3. Bagaimana tanda-tanda gunung meletus?
4. Bagaimana upaya mitigasi bencana gunung meletus?
5. Wilayah mana saja yang rawan bencana gunung meletus?
6. Bagaimana upaya penanggulangan bencana gunung meletus?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gunung Berapi


Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit
bermasa planet, seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava
panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di
bawah permukaan bumi.
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah
menjadi 17 lempeng tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas
lapisan mantel yang lebih panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di
Bumi sering ditemukan di batas divergen dan konvergen dari lempeng
tektonik. Contohnya, di pegunungan bawah samudra seperti punggung tengah
Atlantik terdapat gunung berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng
tektonik yang saling menjauh, sementara di Cincin Api Pasifik terbentuk
gunung berapi dari gerakan konvergen lempeng tektonik yang saling
mendekat. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng
tektonik bergeser satu sama lain. Gunung meletus merupakan peristiwa yang
terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh
gas yang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak di antara dua samudra (Pasifik dan
Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terletak di
atas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-
Australia dan lempeng Pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng bumi di atas
menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Di bumi

3
4

ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik
dan sirkum mediterania yang kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan
bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan
abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

B. Penyebab Gunung Meletus


Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang
cenderung terhadap keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas
kerak bumi, yang terbentuk oleh beberapa patahan, untuk naik dan keluar di
atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut yang khas terbentuk
menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama ratusan ribu
tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi. Pada titik
ini, mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya
bagaimana magma dari mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak bumi.
Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh
gerakan-gerakan konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian
atas yang lebih dingin, digantikan oleh magma bagian dalam yang lebih panas
dalam siklus terus menerus, mirip dengan air mendidih dalam ketel. Konveksi
aliran ini banyak terdapat di dalam mantel dan bergerak seperti ban berjalan,
mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak
lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter
setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak
stabil dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudah dapat
muncul untuk membentuk gunung berapi.
5

C. Tanda-tanda Gunung Meletus


Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi
ini, karena dapat menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan.
Namun sebagai salah satu jenis bencana alam, gunung meletus dikategorikan
sebagai bencana alam yang masih dapat diantisipasi. Hal ini karena gunung
meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu sehingga semuanya
bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian
material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut
datang, maka sebagai masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung
berapi) harus waspada dan segera melakukan tindakan.
Selain memiliki tanda-tanda tertentu akan kedatangannya, gunung yang
akan meletus pun mempunyai statusnya masing-masing. Dengan demikian
sebelum gunung masuk ke dalam status awas, lingkungan yang ada di sekitar
gunung tersebut segera dikosongkan, supaya tidak menimbulkan satu pun
korban jiwa. Karena sangat penting kehadiran tanda-tanda sebagai sinyal,
maka kita sangat perlu untuk mengetahui beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri
gunung meletus. Beberapa tanda-tanda gunung meletus antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat
Peningkatan suhu ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang
berada di sekitar lereng gunung tersebut ataupun kaki gunung. Naiknya
suhu di sekitar gunung berapi disebabkan oleh aktivitas magma yang
semakin banyak atau semakin meningkat sehingga akan berkumpul di
dekat permukaan bumi. Dengan demikian, suhu panas yang dimiliki oleh
magma tersebut akan merambat hingga mempengaruhi lapisan tanah yang
ada atau yang menyusun badan gunung tersebut. Untuk penjelasan yang
lebih sederhana mengenai naiknya suhu di sekitar gunung ini adalah
karena magma naik mendekati permukaan bumi, sehingga jaraknya lebih
dekat dengan permukaan bumi dan suhunya terasa semakin panas.
6

2. Mata air di sekitar gunung mengering


Mengenai mata air yang mengering ini, pada dasarnya alasannya
adalah sama, yakni semakin meningkatnya suhu di sekitar gunung berapi.
Apabila magma yang ada di perut bumi (baca: inti bumi) mengalami
kenaikan hingga mendekati permukaan bumi, maka suhu yang kita rasakan
pun semakin panas. Akibatnya sumber air atau mata air yang berada di
sekitar gunung tersebut akan kepanasan pula. Seperti sifat air yang
kepanasan, mata air tersebut akan menguap menjadi gas-gas dan terbang
ke atas. Akibatnya jumlah air menjadi semakin sedikit karena banyak yang
telah menguap, lalu mata air tersebut akan mengering. Alasan mengapa air
yang ada di dalam tanah ini menguap karena ketika magma naik ke atas,
pada lapisan tanah tertentu akan terasa sangat panas, hingga dapat
mengeringkan sumber air yang ada di dalam tanah tersebut.
3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu
Sumber dari kekeringan dan kelayuan tanaman adalah suhu panas
yang datang dari magma yang naik ke atas. Suhu panas yang ada di dalam
panas dapat membuat tanaman-tanaman menjadi layu, terlebih panasnya
ini meningkat secara signifikan. Efeknya akan lebih parah daripada layu
akibat musim kemarau. Karena ketika magma terkumpul tepat di balik
gunung, ada salah satu lokasi di mana magma dapat bergerak ke atas dekat
dengan lapisan tanah. Hal inilah yang menyebabkan tumbuhan layu,
bahkan mati seketika.
4. Hewan-hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
Hal ini sudah dapat dipastikan karena binatang-binatang tersebut
merasa tidak nyaman berada di atas akibat suhu yang bertambah panas,
bahkan sangat panas. Binatang-binatang tersebut turun gunung untuk
menjauhi panas yang menyengat dan menuju ke kaki gunung, bahkan ke
pemukiman warga. Binatang-binatang yang turun ini merupakan binatang
liar yang habitatnya berada di gunung tersebut, sehingga di antara dari
mereka mungkin terlihat asing. Ketika hal ini sudah terjadi, maka manusia
7

harus waspada, bukan hanya terhadap turunnya binatang liar, namun juga
terhadap status dari gunung berapi tersebut.
5. Sering terdengar suara gemuruh gunung
Suara gemuruh ini terjadi karena peningkatan aktivitas dari magma
yang berada di perut bumi. Biasanya, suara gemuruh ini terjadi pada waktu
malam hari. maka dari itulah rata-rata pada gunung berapi yang akan
mengalami erupsi, mereka mengeluarkan suara gemuruh yang semakin
lama semakin sering. Bahkan frekuensi keluarnya suara gemuruh tersebut
bisa puluhan kali terjadi dalam satu malam. Suara gemuruh ini semacam
menandakan adanya tanda-tanda gunung tersebut seolah-olah akan
longsor.
6. Sering terjadinya gempa vulkanik
Gempa vulkanik merupakan gempa yang berasal dari aktivitas
gunung berapi. Aktivitas gunung berapi ketika akan meletus yang paling
banyak adalah berupa aktivitas magma di dalam perut bumi. Magma yang
semakin aktif di dalam perut bumi selain menimbulkan suara yang
gemuruh juga akan menimbulkan getaran-getaran. Getaran-getaran inilah
yang pada akhirnya sampai hingga ke permukaan bumi dan kita
menyebutnya sebagai gempa. Gempa yang ditimbulkan karena aktivitas
gunung berapi ini memanglah tidak terlalu besar. Gempa vulkanik
umumnya lebih kecil daripada gempa tektonik.
Gempa vulkanik ini akan sering kita rasakan, terlebih oleh
masyarakat yang ada di sekitar gunung tersebut. Semakin mendekati
gunung akan meletus maka intensitas terjadinya gempa akan semakin
tinggi. gempa vulkanik akan sering terjadi, baik yang berkekuatan sangat
rendah maupun yang besar. Semua aktivitas kegempaan vulkanik akan
dicatat oleh alat pengukur gempa bumi, yakni seismograf yang dimiliki
oleh Badan Meteorologi dan Geofisika di sekitar wilayah gunung tersebut.
Gempa vulkanik ini akan semakin kita rasakan terlebih pada malam hari,
karena mungkin aktivitas kita juga lebih tenang. Pada satu malam saja kita
bisa merasakan hingga puluhan kali gempa yang terjadi.
8

7. Keluarnya awan panas


Awan panas merupakan asap yang dikeluarkan oleh gunung berapi
sebagai tanda bahwa gunung tersebut mempunyai aktivitas magma yang
tinggi dan siap untuk erupsi. Awan panas dari gunung berapi ini berupa
kepulan asap berwarna terkadang putih dan terkadang coklat yang mana
keluarnya bisa dalam jumlah sangat besar, ataupun jumlah yang biasa.
Awan panas ini mempunyai sifat yang sangat panas. Awan panas berasal
dari dalam perut gunung atau perut bumi yang bersumber dari magma
yang mempunyai suhu yang sangat panas.
Awan panas mempunyai sifat seperti asap, yakni mudah terbawa
angin sehingga awan panas pun bisa berpindah tempat hingga
membumbung tinggi ke angkasa atau terbang ke wilayah lain. Kecepatan
perpindahan awan panas ini juga sangat tinggi, maka dari itulah kita harus
waspada. Awan panas ini sifatnya merusak, terlebih jika melewati
tumbuhan, binatang atau bahkan manusia. Apabila jumlah kepulan besar
awan panas ini menerjang hutan, maka pohon-pohon yang ada di hutan
tersebut bisa mati.
Apabila awan panas menerjang kandang ternak, maka terna-ternak
yang ada di kandang juga bisa mati. Tidak lain apabila awan panas
menerjang pemukiman manusia, pastilah juga terdapat banyak korban
jiwa. Selain bersifat panas, awan panas juga mengandung gas-gas yang
sifatnya tidak baik bagi pernafasan. Awan panas oleh masyarakat yang
berada di sekitar gunung Merapi (Yogyakarta) dijuluki sebagai “Wedhus
Gembel” yang berarti biri-biri. Dijuluki demikian karena awan panas ini
mempunyai bentuk yang menggulung-gulung layaknya bulu kambing biri-
biri.
8. Terjadinya hujan abu
Tanda yang paling ekstrem dari tanda-tanda atau ciri-ciri gunung api
akan meletus adalah terjadinya hujan abu. Apabila kita biasanya hujan air,
maka lain halnya ketika gunung berapi di sekitar kita akan meletus. Hujan
yang turun biasanya adalah abu. Hujan abu menandakan bahwa gunung
9

sudah mengalami erupsi atau akan mengalami erupsi lebih besar lagi.
Hujan abu ini layaknya awan panas, jadi bisa terbawa oleh angin. Abu
yang turun berasal dari dalam perut bumi.
Oleh karena massanya yang ringan, maka abu ini terbawa ke mana
pun angin berembus. Jadi tidak harus area yang dekat dengan gunung saja
yang harus terkena hujan abu ini. misalnya ketika gunung Merapi di
Yogyakarta yang tengah mengalami erupsi dan menyemburkan abu
vulkanik. Pada saat itu angin yang bertiup lebih banyak menuju ke arah
barat. Maka hujan abu yang terjadi adalah di wilayah yang berada di barat
gunung Merapi. Pada waktu itu, hujan abu bahkan sampai mengguyur
Kota Bandung. Sementara di daerah yang berada di timur gunung Merapi
(bahkan yang dekat sekalipun, seperti Kabupaten Klaten) tidak terkena
hujan abu dari gunung Merapi.

D. Mitigasi Bencana Gunung Meletus


1. Sebelum gunung meletus
a. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman
untuk mengungsi.
b. Membuat perencanaan penanganan bencana.
c. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
d. Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan).
2. Ketika gunung meletus
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan
daerah aliran lahar.
b. Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
c. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
d. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
e. Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya.
f. Jangan memakai lensa kontak.
g. Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung.
10

h. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan


kedua belah tangan.
3. Setelah gunung meletus
a. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
b. Bersihkan atap dari timbunan abu, karena beratnya bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
c. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab
bisa merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.

E. Wilayah Rawan Gunung Meletus


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat
ada 28 daerah di Indonesia yang terancam letusan gunung api. Kepala
PVMBG Surono mengatakan saat ini ada 12 gunung api yang berstatus
waspada. Sedangkan 5 gunung berstatus siaga, yaitu Lokon, Soputan,
Karangetang di Sulawesi Utara, Gamalama (Maluku Utara), dan Gunung Ijen
(Jawa Timur).

F. Upaya Penanggulangan Gunung Meletus


Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat
letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan:
1. Pemantauan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke
kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung
dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan
Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan
aktivitas gunung berapi.
11

3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis
dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan
diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode Geologi,
Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk
buku, peta dan dokumen lainnya.
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta
masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk
sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan
penyuluhan langsung kepada masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit
bermasa planet, seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava
panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di
bawah permukaan bumi.
Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi
ini, karena dapat menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan.
Namun sebagai salah satu jenis bencana alam, gunung meletus dikategorikan
sebagai bencana alam yang masih dapat diantisipasi. Hal ini karena gunung
meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu sehingga semuanya
bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian
material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut
datang, maka sebagai masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung
berapi) harus waspada dan segera melakukan tindakan.

B. Saran
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat
yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang
terjadi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi

https://news.detik.com/berita/1496723/bnpb-jumlah-korban-tewas-merapi-275-
orang

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/11/01/18/159028-
kerugian-akibat-letusan-merapi-capai-rp-4-23-t

https://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_Merapi_2010

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/gunung-meletus

Anda mungkin juga menyukai