Anda di halaman 1dari 40

TANGGAP BENCANA

GUNUNG MELETUS

Dosen Pengampu : Ns. Sova Evie, S. Kep, M. ep

DI SUSUN OELH :

KELOMPOK 4

MOH.IKWAN PUTRI S BADAR

ANITA SRI WAHYUNI

JIHAN M.MANSUR.YUSUF. L SILFIANA

HUSNUL KHOTIMA MUNIRAH

AFIFA AULIA DEWI HASNI

FITRIANI MAKMUR

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI Dlll KEPERAWATAN TOLITOLI

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas ini. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya.Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan untuk
memperbaiki penulisan selanjutnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu Ns. Sova Evie
Darame,S.Kep., M, Kep. Mata kuliah tanggap becana selaku pembimbing yang telah membimbing
kami dalam penulis Laporan ini.

Demikian, semoga Laporan ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

TOLITOLI 10 AGUSTUS 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................... 3


2.1. Definisi............................................................................................................................... 3
2.2. Penyebab Gunung Meletus................................................................................................. 4
2.3. Tanda-tanda Gunung Meletus............................................................................................ 4
2.4. Mitigasi Bencana Gunung Meletus.................................................................................... 7
2.5. Wilayah Rawan Gunung Meletus....................................................................................... 13
2.6. Upaya Penanggulangan Gunung Meletus........................................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................. 15


Format pengkajian Keperawatan Tanggap Bencana................................................................. 15
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................ 20
3.1. Kesimpulam...................................................................................................................... 20
3.2. Saran................................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 21
SATUAN ACARA PENYULUHAN............................................................................................ 22
SKENARIO.................................................................................................................................... 34

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Letusan atau erupsi gunung berapi dapat menimbulkan berbagai bencana, tidak hanya di
daerah dekat letusan. Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap penerbangan khususnya pesawat
jet di mana debu vulkanik dapat merusak turbin dari mesin jet. Letusan besar dapat mempengaruhi
suhu dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang dimuntahkan letusan dapat menghalangi
matahari dan mendinginkan bagian bawah atmosfer bumi seperti troposfer, namun material
tersebut juga dapat menyerap panas yang dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan stratosfer.
Dari sejarah, musim dingin vulkanik telah mengakibatkan bencana kelaparan yang parah.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa
terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat
kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung
berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung
berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api
Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif
atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung
berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Letusan
gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah
gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau larva Letusan Gunungapi Merapi juga
mengakibatkan tercemarnya udara yang mengandung Sulfur Dioksida, Nitrogen Dioksida serta
beberapa partikel debu yang berpotensi meracuni makhluk hidup di sekitar. Material yang
dikeluarkan gunung api berpotensi menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut dengan ISPA.
Lahar panas akibat letusan Gunungapi Merapi juga dapat mengakibatkan hutan di sekitar kawasan
Merapi rusak terbakar dan ekosistem yang ada di dalam hutan otomatis akan terancam.
Letusannya yang membawa abu dan batu dapat menyembur dengan keras hingga sejauh radius 18
km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar hingga sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian gunung berapi


2. Apa penyebab gunung berapi
3. Bagaimana tanda – tanda gunung meletus
4. Bagaimana upaya mitigasi bencana gunung meletus
5. Wilayah mana saja yang rawan bencana gunung meletus
6. Bagaimana upaya penanggulangan bencana gunung meletus
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Secara umum pembuatan laporan ini, bertujuan unutuk mengetahui manajemen bencana alam
gunung meletus pada masyarakat di kabupaten Tolitoli
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui potensi ancaman bencana gunung meletus pada keluarga
dikabupaten tolitoli
b. Untuk mengetahui kesiapsiagaan bencana gunung meletus pada keluarga dikabupaten
Tolitoli
c. Unutk mengetahui manajemen bencana gunung meletus pada keluarga dikabupaten
Tolitoli

BAB II
2
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori gunung meletus


1. Pengertian gunung meletus
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan
bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermasa planet, seperti
Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari
dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng
tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan lunak.
Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan konvergen dari
lempeng tektonik. Contohnya, di pegunungan bawah samudra seperti punggung tengah Atlantik
terdapat gunung berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng tektonik yang saling menjauh,
sementara di Cincin Api Pasifik terbentuk gunung berapi dari gerakan konvergen lempeng
tektonik yang saling mendekat. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng
tektonik bergeser satu sama lain. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat
endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.Secara
geografis Indonesia terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan
Australia). Selain itu Indonesia terletak di atas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng bumi di atas
menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa di
Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Di bumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api
(ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut
lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km

3
2. Penyebab Gunung Meletus
Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang cenderung terhadap
keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi, yang terbentuk oleh beberapa
patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut yang
khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama ratusan ribu tahun.
Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi. Pada titik ini, mengingat banyaknya
gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya bagaimana magma dari mantel bisa begitu
mudah keluar melalui kerak bumi. Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini
ditunjukkan oleh gerakan-gerakan konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian
atas yang lebih dingin, digantikan oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus
menerus, mirip dengan air mendidih dalam ketel. Konveksi aliran ini banyak terdapat di dalam
mantel dan bergerak seperti ban berjalan, mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini,
dibagi menjadi banyak lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa
centimeter setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak stabil
dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudah dapat muncul untuk membentuk
gunung berapi.

3. Tanda-tanda Gunung Meletus


Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu jenis
bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih dapat
diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu
sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian
material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut datang, maka sebagai
masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada dan segera
melakukan tindakan.Selain memiliki tanda-tanda tertentu akan kedatangannya, gunung yang akan
meletus pun mempunyai statusnya masing-masing. Dengan demikian sebelum gunung masuk ke
dalam status awas, lingkungan yang ada di sekitar gunung tersebut segera dikosongkan, supaya
tidak menimbulkan satu pun korban jiwa. Karena sangat penting kehadiran tanda-tanda sebagai
sinyal, maka kita sangat perlu untuk mengetahui beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri gunung
meletus. Beberapa tanda-tanda gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:
1. Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat
Peningkatan suhu ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar lereng
gunung tersebut ataupun kaki gunung. Naiknya suhu di sekitar gunung berapi disebabkan oleh
aktivitas magma yang semakin banyak atau semakin meningkat sehingga akan berkumpul di
dekat permukaan bumi. Dengan demikian, suhu panas yang dimiliki oleh magma tersebut
akan merambat hingga mempengaruhi lapisan tanah yang ada atau yang menyusun badan
gunung tersebut. Untuk penjelasan yang lebih sederhana mengenai naiknya suhu di sekitar

4
gunung ini adalah karena magma naik mendekati permukaan bumi, sehingga jaraknya lebih
dekat dengan permukaan bumi dan suhunya terasa semakin panas.
2. Mata air di sekitar gunung mengering
Mengenai mata air yang mengering ini, pada dasarnya alasannya adalah sama, yakni semakin
meningkatnya suhu di sekitar gunung berapi. Apabila magma yang ada di perut bumi (baca:
inti bumi) mengalami kenaikan hingga mendekati permukaan bumi, maka suhu yang kita
rasakan pun semakin panas. Akibatnya sumber air atau mata air yang berada di sekitar gunung
tersebut akan kepanasan pula. Seperti sifat air yang kepanasan, mata air tersebut akan
menguap menjadi gas-gas dan terbang ke atas. Akibatnya jumlah air menjadi semakin sedikit
karena banyak yang telah menguap, lalu mata air tersebut akan mengering. Alasan mengapa
air yang ada di dalam tanah ini menguap karena ketika magma naik ke atas, pada lapisan tanah
tertentu akan terasa sangat panas, hingga dapat mengeringkan sumber air yang ada di dalam
tanah tersebut.
3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu
Sumber dari kekeringan dan kelayuan tanaman adalah suhu panas yang datang dari magma
yang naik ke atas. Suhu panas yang ada di dalam panas dapat membuat tanaman-tanaman
menjadi layu, terlebih panasnya ini meningkat secara signifikan. Efeknya akan lebih parah
daripada layu akibat musim kemarau. Karena ketika magma terkumpul tepat di balik gunung,
ada salah satu lokasi di mana magma dapat bergerak ke atas dekat dengan lapisan tanah. Hal
inilah yang menyebabkan tumbuhan layu, bahkan mati seketika.
4. Hewan-hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
Hal ini sudah dapat dipastikan karena binatang-binatang tersebut merasa tidak nyaman berada
di atas akibat suhu yang bertambah panas, bahkan sangat panas. Binatang-binatang tersebut
turun gunung untuk menjauhi panas yang menyengat dan menuju ke kaki gunung, bahkan ke
pemukiman warga. Binatang-binatang yang turun ini merupakan binatang liar yang habitatnya
berada di gunung tersebut, sehingga di antara dari mereka mungkin terlihat asing. Ketika hal
ini sudah terjadi, maka manusia harus waspada, bukan hanya terhadap turunnya binatang liar,
namun juga terhadap status dari gunung berapi tersebut.
5. Sering terdengar suara gemuruh gunung
Suara gemuruh ini terjadi karena peningkatan aktivitas dari magma yang berada di perut bumi.
Biasanya, suara gemuruh ini terjadi pada waktu malam hari. maka dari itulah rata-rata pada
gunung berapi yang akan mengalami erupsi, mereka mengeluarkan suara gemuruh yang
semakin lama semakin sering. Bahkan frekuensi keluarnya suara gemuruh tersebut bisa
puluhan kali terjadi dalam satu malam. Suara gemuruh ini semacam menandakan adanya
tanda-tanda gunung tersebut seolah-olah akan longsor.

5
6. Sering terjadinya gempa vulkanik
Gempa vulkanik merupakan gempa yang berasal dari aktivitas gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi ketika akan meletus yang paling banyak adalah berupa aktivitas magma di
dalam perut bumi. Magma yang semakin aktif di dalam perut bumi selain menimbulkan suara
yang gemuruh juga akan menimbulkan getaran-getaran. Getaran-getaran inilah yang pada
akhirnya sampai hingga ke permukaan bumi dan kita menyebutnya sebagai gempa. Gempa
yang ditimbulkan karena aktivitas gunung berapi ini memanglah tidak terlalu besar. Gempa
vulkanik umumnya lebih kecil daripada gempa tektonik.Gempa vulkanik ini akan sering kita
rasakan, terlebih oleh masyarakat yang ada di sekitar gunung tersebut. Semakin mendekati
gunung akan meletus maka intensitas terjadinya gempa akan semakin tinggi. gempa vulkanik
akan sering terjadi, baik yang berkekuatan sangat rendah maupun yang besar. Semua aktivitas
gempa vulkanik akan dicatat oleh alat pengukur gempa bumi, yakni seismograf yang dimiliki
oleh Badan Meteorologi dan Geofisika di sekitar wilayah gunung tersebut. Gempa vulkanik
ini akan semakin kita rasakan terlebih pada malam hari, karena mungkin aktivitas kita juga
lebih tenang. Pada satu malam saja kita bisa merasakan hingga puluhan kali gempa yang
terjadi.
7. Keluarnya awan panas
Awan panas merupakan asap yang dikeluarkan oleh gunung berapi sebagai tanda bahwa
gunung tersebut mempunyai aktivitas magma yang tinggi dan siap untuk erupsi. Awan panas
dari gunung berapi ini berupa kepulan asap berwarna terkadang putih dan terkadang coklat
yang mana keluarnya bisa dalam jumlah sangat besar, ataupun jumlah yang biasa. Awan panas
ini mempunyai sifat yang sangat panas. Awan panas berasal dari dalam perut gunung atau
perut bumi yang bersumber dari magma yang mempunyai suhu yang sangat panas.Awan
panas mempunyai sifat seperti asap, yakni mudah terbawa angin sehingga awan panas pun
bisa berpindah tempat hingga membumbung tinggi ke angkasa atau terbang ke wilayah lain.
Kecepatan perpindahan awan panas ini juga sangat tinggi, maka dari itulah kita harus
waspada. Awan panas ini sifatnya merusak, terlebih jika melewati tumbuhan, binatang atau
bahkan manusia. Apabila jumlah kepulan besar awan panas ini menerjang hutan, maka pohon-
pohon yang ada di hutan tersebut bisa mati. Apabila awan panas menerjang kandang ternak,
maka terna-ternak yang ada di kandang juga bisa mati. Tidak lain apabila awan panas
menerjang pemukiman manusia, pastilah juga terdapat banyak korban jiwa. Selain bersifat
panas, awan panas juga mengandung gas-gas yang sifatnya tidak baik bagi pernafasan. Awan
panas oleh masyarakat yang berada di sekitar gunung Merapi (Yogyakarta) dijuluki sebagai
“Wedhus Gembel” yang berarti biri-biri. Dijuluki demikian karena awan panas ini mempunyai
bentuk yang menggulung-gulung layaknya bulu kambing biri-biri.

6
8. Terjadinya hujan abu
Tanda yang paling ekstrem dari tanda-tanda atau ciri-ciri gunung api akan meletus adalah
terjadinya hujan abu. Apabila kita biasanya hujan air, maka lain halnya ketika gunung berapi
di sekitar kita akan meletus. Hujan yang turun biasanya adalah abu. Hujan abu menandakan
bahwa gunung sudah mengalami erupsi atau akan mengalami erupsi lebih besar lagi. Hujan
abu ini layaknya awan panas, jadi bisa terbawa oleh angin. Abu yang turun berasal dari dalam
perut bumi.Oleh karena massanya yang ringan, maka abu ini terbawa ke mana pun angin
berembus. Jadi tidak harus area yang dekat dengan gunung saja yang harus terkena hujan abu
ini. misalnya ketika gunung Merapi di Yogyakarta yang tengah mengalami erupsi dan
menyemburkan abu vulkanik. Pada saat itu angin yang bertiup lebih banyak menuju ke arah
barat. Maka hujan abu yang terjadi adalah di wilayah yang berada di barat gunung Merapi.
Pada waktu itu, hujan abu bahkan sampai mengguyur Kota Bandung. Sementara di daerah
yang berada di timur gunung Merapi (bahkan yang dekat sekalipun, seperti Kabupaten Klaten)
tidak terkena hujan abu dari gunung Merapi.

4. Mitigasi Bencana Gunung Meletus


1. Sebelum gunung meletus
 Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
 Membuat perencanaan penanganan bencana.
 Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
 Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan).
 Sadar jarak dan level kerawanan lokasi rumahmu dengan gunung berapi.
 Tetap memantau berita tentang status gunung berapi yang berada di dekat tempat
tinggalmu.
 Mempelajari tahapan proses gunung berapi ketika akan meletus sehingga kamu lebih siaga
dan tahu kapan harus mengevakuasi diri
 Simak dan ikuti arahan dari petugas berwenang tentang status dan radius aman dari puncak
gunung berapi.
 Hapalkan jalur-jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang biasanya sudah ditentukan
oleh pihak berwenang, jika sewaktu-waktu gunung meletus kamu tidak panik dan
kebingungan karena sudah tahu kemana harus menyelamatkan diri.
 Jika status gunung berapi meningkat, ajak keluargamu untuk menyiapkan segala keperluan
penting sebelum terjadi letusan. Makanan, minuman, uang tunai, obat-obatan P3K, senter
dan radio yang menggunakan baterai, baterai ekstra, pakaian hangat/selimut, masker,
kantung tidur, dan kemas dalam satu tas ransel agar bisa langsung dibawa saat proses
evakuasi

7
 Gunakan masker sekali pakai, pilih yang kerapatannya tinggi seperti N95 yang mampu
menghalangi 95% partikel yang masuk ke hidung. Siapkan juga kacamata pelindung
 Diskusikan dengan orang-orang di rumahmu rencana untuk tetap berkomunikasi selama
evakuasi saat erupsi terjadi.

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN TANGGAP BENCANA

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
a. Identitas kepala keluarga
Nama

:
Umur

:
Pekerjaan
:
Suku

:
Alamat

:
b. Komposisi keluarga

NO Nama anggota L/P Hub. Dengan Umur Pendidikan Status


keluarga anggota kesehatan
keluarga

c. Genogram

d. Karakteristik rumah berdasarkan manajemen bencana

N Uraian Keterangan
o
1 Karakteristik rumah (dilihat dari Jenis rumah (permanen/ semi permanen, non
sumber resiko bencana) permanen)
2 Karakteristik tetangga / interaksi a. Adakah organisasi kemasyarkatan yang
masyarakat (berkaitan dengan kegiatan berhubungan dengan bencana / tagana
kebencanaan) O ya O Tidak
b. Apakah organisasi tagana tersebut aktif
dilaksanakan
O ya O Tidak
c. Apakah keluarga terlibat di dalamnya
O ya O Tidak

8
d. Apakah aktif dalam tagana
O ya O Tidak
System dukungan dalam keluarga a. apakah keluarga pernah mendiskusikan
dalam kebencanaan kesiapsiagaan bencana
O ya O Tidak
b. apakah keluarga mengetahui peran ketika
terjadi bencana
O ya O Tidak
c. apakah keluarga sudah menyiapkan jalur
evakuasi
O ya O Tidak
d. apakah keluarga telah menentukan titik
kumpul
O ya O Tidak
e. apakah keluarga memilki tas siaga
bencana
O ya O Tidak

e. Pengkajian resiko bencana dalam keluarga (lingkari keadaan yang sesuai di wilayah )

No Uraian Kondisi
1 Bagaimana tingkat
bahaya keluarga
terhadap bencana
a. Gunung berapi Tinggi Sedang Rendah
b. Longsor Tinggi Sedang Rendah
c. Kebakaran Tinggi Sedang Rendah
d. Banjir Tinggi Sedang Rendah
e. Gempa bumi Tinggi Sedang Rendah
f. Tsunami Tinggi Sedang Rendah
2 Apakah rumah ini Ya Tidak
termasuk rawan
bencana
3 Berapa jarak sumber Meter Km
bencana dari rumah
5 Darimana keluarga ini
mendapat informasi
mengenai bencana
6 Bencana yang pernah
dialami keluarga
7 Waktu bencana yang
pernah terjadi
8 Dampak yang dirasakan keluarga dari bencana yang [ernah terjadi :
1.Fisik :
2.Psikologis:
3.Social:
4.Kultural :
5.Spiritual:

9 Upaya yang dilakukan keluarga pada saat bencana terjadi :

9
g. Pengurangan resiko bencana (aktifitas manajemen keperawatan tanggap bencana dalam keluarga
)

N Uraian
o
1 Apakah ada anggota keluarga yang pernah Ya Tidak
mengikuti sosialisasi yang membahas
tentang bencana alam
2 Apakah hasil sosialisasi tersebut Ya Tidak
disebarluaskan kepada keluarga
4 Sipa yang melakukan sosialisasi 1. Pemerintah
desa/ daerah
2. BPBD
3. Basarnas
4. Media massa
5. Lainnya
5 Materi apa yang di sosialisasikan
7 Apakah pernah mengikuti simulasi/ latihan Pernah Tidak
evakuasi
8 Dimana kegiatan simulasi dilakukan
9 Apakah keluarga anda ada yang menjadi
tim siaga

h. Kesiapsiagaan dan tanggap bencana

N Uraian Keterangan
o
1 Bagaimana upaya keluarga dalam melakukan siap siaga
bencana
2 Apakah sudah ada pemberitahuan titik kumpul keluarga
3 Apakah ada peringatan dini yang efektif
4 Apakah jalur evakuasi mudah terlihat dari rumah
5 Apakah keluarga ini mempunyai kontak darurat 1.Kepala desa
2.Kepala dusun
3.Pemadam kebakaran
4.BPBD
5.Puskesmas
6.RS
7.Lain-lain

i. Program bantuan social dalam keluarga

No Uraian Keterangan
1 ASKES PNS
2 JAMKESMAS
3 JAMPERSAL

10
4 KIS
5 LAIN-LAIN

j. Kelompok kegiatan yang di ikuti keluarga

N Nama kelompok Jumlah peserta Jenis kegiatan Ket


o

k. Pengkajian Post traumatic stress disorder (PTSD)

Nama :
Umur :

N Kondisi anda Tidak sama Jarang Kadang- Sering Sering


o sekali sekali kadang 3 sekali
0 1 2 4
1 Saya memikirkan
peristiwa tersebut
2 Saya berusaha
menghindarkan diri
saya dari rasa sedih
saat mengingat
peristiwa tersebut
3 Saya berusaha
menghilangkan
peristiwa tersebut dari
ingatan saya
4 Saya mengalami susah
tidur saat mengingat
peristiwa tesrsebut
5 Saya memilki perasaan
yang kiuat terhadap
peristiwa tersebut
6 Saya bermimpi tentang
peristiwa tersebut
7 Saya berusaha tidak
mengingat peristiwa
tersebut
8 Saya merasa peristiwa
tersebut tidak terjadi/
tidak nyata
9 Saya berusaha untuk
tidak membicarakan
peristiwa tesrebut
10 Gambaran tentang
peristiwa tersebut ada
dalam pikiran saya
Total score
Keterangan :
a. < 24 :kategori ringan

b. 24 - 33 : kategori sedang
11
c. > 37 : kategori berat

l. Catatan
Tulislah hasil pengkajian yang ditemukan selain yang ada diatas

II. Analisa masalah keperawatan

N Hari/tanggal /jam DS/DO Masalah keperawatan


o

III. Perencanaan asuhan keperawatan

N Hari/tanggal /jam Masalah keperawatan Perencanaan


o

IV. Implementasi Asuhan keperawatan

N Hari/tanggal /jam Masalah keperawatan Implementasi


o

V. Evaluasi asuhan keperawatan

N Hari/tanggal /jam Masalah keperawatan Evaluasi dan tindak lanjut


o

2. Ketika gunung meletus


 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
 Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
 Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang,
topi dan lainnya.
 Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya.
 Jangan memakai lensa kontak.
 Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung.
 Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
 Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tak aman, segera
menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat
merugikan diri sendiri.
 Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu.

12
 Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar dan lembah yang dapat berisiko terkena
material dari gunung berapi.
 Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak tak
ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar dari
menghirup debu vulkanik.
 Hindari menggunakan lensa kontak.
 Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu.
 Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.

3. Setelah gunung meletus


 Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
 Bersihkan atap dari timbunan abu, karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
 Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling hingga pengapian.
 Pantau perkembangan kondisi terkini lewat radio.
 Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu tersebut dapat
merusak paru-paru.
 Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi.
 Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu vulkanik karena jika
tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan yang berisiko merubuhkan rumah.
Lakukan dengan hati-hati.
 Hindari menyalakan AC jika ruangan rumah belum bersih dari abu vulkanik.
 Mesin mobil dapat rusak jika terkena paparan abu vulkanik, sebisa mungkin menggunakan
kendaraan lain saat keluar rumah
 Tetaplah waspada, pentingkan keselamatan diri dan keluarga, siapkan fisik dan mental,
lakukan segala persiapan dengan matang sebelum bencana datang.
5. Wilayah Rawan Gunung Meletus
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada 28 daerah di
Indonesia yang terancam letusan gunung api. Kepala PVMBG Surono mengatakan saat ini ada 12
gunung api yang berstatus waspada. Sedangkan 5 gunung berstatus siaga, yaitu Lokon, Soputan,
Karangetang di Sulawesi Utara, Gamalama (Maluku Utara), dan Gunung Ijen (Jawa Timur).

13
6. Upaya Penanggulangan Gunung Meletus
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung
berapi, tindakan yang perlu dilakukan:
1. Pemantauan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf).
Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos
pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.

2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi.
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung
berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos
penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang
tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada
Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyar

14
BAB III
PEMBAHASAN

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN TANGGAP BENCANA

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
f. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. S
:
Umur : 58 Tahun
:
Pekerjaan : petani
:
Suku : selayar :
Alamat : tuweley jalan ogomoligi
:
g. Komposisi keluarga

NO NAMA L/ Hub. UMUR PENDIDIKAN STAUTS


ANGGOTA P DENGAN KESEHATAN
KELUARGA ANGGOTA
KELUARGA

1. Ny. N P IBU 50 PNS SEHAT


KANDUNG TAHUN

2 An. I L SAUDARA 26 SMA SEHAT


KANDUNG TAHUN

3 An. N P SAUDARA 26 SMA SEHAT

15
KANDUNG TAHUN

4 An. R P SAUDARA 18 SMA SEHAT


KANDUNG TAHUN

5. An.Z L SAUDARA 18 SMA SEHAT


KANDUNG TAHUN

h. Genogram

i. Karakteristik rumah berdasarkan manajemen bencana

N Uraian Keterangan
o
1 Karakteristik rumah (dilihat dari Jenis rumah (permanen/ semi permanen, non
sumber resiko bencana) permanen)
2 Karakteristik tetangga / interaksi Adakah organisasi kemasyarkatan yang
masyarakat (berkaitan dengan kegiatan berhubungan dengan bencana / tagana
kebencanaan)  Tidak
e. Apakah organisasi tagana tersebut aktif
dilaksanakan
O ya Tidak
f. Apakah keluarga terlibat di dalamnya
O ya Tidak
g. Apakah aktif dalam tagana
O ya Tidak
System dukungan dalam keluarga f. apakah keluarga pernah mendiskusikan
dalam kebencanaan kesiapsiagaan bencana
O ya Tidak
g. apakah keluarga mengetahui peran ketika
terjadi bencana
O ya Tidak
h. apakah keluarga sudah menyiapkan jalur
evakuasi
O ya Tidak
i. apakah keluarga telah menentukan titik
kumpul
O ya Tidak
j. apakah keluarga memilki tas siaga
bencana
O ya Tidak

j. Pengkajian resiko bencana dalam keluarga (lingkari keadaan yang sesuai di wilayah )

No Uraian Kondisi
1 Bagaimana tingkat
bahaya keluarga
terhadap bencana
d. Gunung berapi  Tinggi Sedang Rendah

16
e. Longsor Tinggi Sedang  Rendah
f. Kebakaran  Tinggi Sedang Rendah
m. Banjir Tinggi Sedang  Rendah
n. Gempa bumi Tinggi Sedang  Rendah
o. Tsunami Tinggi Sedang  Rendah
2 Apakah rumah ini Ya Tidak
termasuk rawan
bencana
3 Berapa jarak sumber 200 Meter Km
bencana dari rumah
5 Darimana keluarga ini Dari BMKG dan
mendapat informasi radio
mengenai bencana
6 Bencana yang pernah Gunung meletus
dialami keluarga
7 Waktu bencana yang Satu bulan yang
pernah terjadi lalu
8 Dampak yang dirasakan keluarga dari bencana yang [ernah terjadi :
6.Fisik : -
7.Psikologis: sedikit trauma dan khwatir
8.Social: -
9.Kultural : -
10. Spiritual: -

9 Upaya yang dilakukan keluarga pada saat bencana terjadi :


Tuan S mengatakan saat terjadi bencana gunung meletus terjadi, Tn S bersama keluarga lari
keluar rumah dan dilingkungan untuk menyalamatkan diri

p. Pengurangan resiko bencana (aktifitas manajemen keperawatan tanggap bencana dalam keluarga
)

N Uraian
o
1 Apakah ada anggota keluarga yang pernah Ya Tidak
mengikuti sosialisasi yang membahas Tn S
tentang bencana alam mengatakan
tidak
pernah ikut
sosialisasi
tentang
bencana
2 Apakah hasil sosialisasi tersebut Ya Tidak
disebarluaskan kepada keluarga
4 Sipa yang melakukan sosialisasi 11. Pemerintah
desa/ daerah
12. BPBD
13. Basarnas
14. Media massa
17
15. Lainnya
5 Materi apa yang di sosialisasikan
7 Apakah pernah mengikuti simulasi/ latihan Pernah Tidak
evakuasi
8 Dimana kegiatan simulasi dilakukan
9 Apakah keluarga anda ada yang menjadi Tidak ada
tim siaga

q. Kesiapsiagaan dan tanggap bencana

N Uraian Keterangan
o
1 Bagaimana upaya keluarga dalam melakukan siap siaga TnS mempersiapkan berkas
bencana penring disebuah map khusu
2 Apakah sudah ada pemberitahuan titik kumpul keluarga TnS sudah merencanakan titik
kumpul keluarga saat terjadi
gunung meletus yaitu di
3 Apakah ada peringatan dini yang efektif
4 Apakah jalur evakuasi mudah terlihat dari rumah
5 Apakah keluarga ini mempunyai kontak darurat 8.Kepala desa
Ya
9.Kepala dusun
ya
10. Pemadam kebakaran
ya
11. BPBD
Tidak
12. Puskesmas
Tidak
13. RS
Tidak
14. Lain-lain

r. Program bantuan social dalam keluarga

No Uraian Keterangan
1 ASKES PNS Istri dari Tn S
mempunyai akses PNS
2 JAMKESMAS -
3 JAMPERSAL -
4 KIS Tn S dan keluarga
tidak mempunyai
kartu KIS
5 LAIN-LAIN

s. Kelompok kegiatan yang di ikuti keluarga

N Nama kelompok Jumlah peserta Jenis kegiatan Ket


o
Tidak ada
Tidak ada

18
t. Pengkajian Post traumatic stress disorder (PTSD)

Nama : Tn S
Umur : 58 Tahun

N Kondisi anda Tidak sama Jarang Kadang- Sering Sering


o sekali sekali kadang 3 sekali
0 1 2 4
1 Saya memikirkan 2
peristiwa tersebut
2 Saya berusaha 3
menghindarkan diri
saya dari rasa sedih
saat mengingat
peristiwa tersebut
3 Saya berusaha 3
menghilangkan
peristiwa tersebut dari
ingatan saya
4 Saya mengalami susah 1
tidur saat mengingat
peristiwa tesrsebut
5 Saya memilki perasaan 2
yang kiuat terhadap
peristiwa tersebut
6 Saya bermimpi tentang 0
peristiwa tersebut
7 Saya berusaha tidak 3
mengingat peristiwa
tersebut
8 Saya merasa peristiwa 1
tersebut tidak terjadi/
tidak nyata
9 Saya berusaha untuk 1
tidak membicarakan
peristiwa tesrebut
10 Gambaran tentang
peristiwa tersebut ada
dalam pikiran saya
Total score 17.
Keterangan :
d. < 24 :kategori ringan

e. 24 - 33 : kategori sedang

f. > 37 : kategori berat

u. Catatan
Post traumatic stress disorder tn s dalam kategori ringan

VI. Analisa masalah keperawatan

N Hari/tanggal /jam DS/DO Masalah keperawatan


19
o
1. Kamis 11 agustus  Tn S mengatakan tidak pernah Defisit pengetahuan
2022 ikut sosialisasi tentang berhubungan denngan
kebencanaan ketidak mampuan
 Tn S mengatakan tidak ada keluarga Tn S mengenal
peringatan khusus yang dibuat masalah
oleh keluarga
 Keluarga Tn S belum
menyiaapkan jalur evakuasi
2 Kamis 11 agustus  Jenis rumah Tn S yaitu Resiko
2022 permanen
 Resiko bencana gunung meletus
pada keluarga Tn S tinngi
 Jarak sumber bencana yaitu 200
meter

VII. Perencanaan asuhan keperawatan

N Hari/ Masalah Perencanaan


o tanggal keperawata
/jam n
1 Kamis 11 Defisit 1. Menjelaskan kepada keluarga
agustus pengetahua
2022 n tentang bencana alama gunung
berhubung meletus ,penyebab gunung
an denngan
ketidak meletus,tanda – tanda gunung
mampuan meletus, upaya mitigasi bencana
keluarga
Tn S gunung meletus
mengenal Wilayah mana saja yang rawan
masalah
bencana gunung meletus
Bagaimana upaya
penanggulangan bencana gunung
meletus
2. Evaluasi penjelasan yang telah
diberikan
3. Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
mengenai materi yang
disampaikan
4. Berikan pujian terhadap jawaban
yang tepat

2 Kamis 11 Resiko
agustus
2022
20
B. SKENARIO SIMULASIGUNUNG MELETUS

Selasa.23 agustus 2022 sekitar pukul 06.00 WITA dengan gunung meletus yang berkekuatan 3,9 SR

Disuatu desa terletak dilereng gunung berapi bernama didesa ogomoligi. Didesa dimana hasil alamnya
melimpah rumah dan terkenal dengan kearifanlokalnya, keramah tamahan serta gotong royong yang
melekat dikehidupan masyarakat desa sehari-hari. Sebagian besar warga desa ogomoligi berprofesi
sebagai petani dan peternak. Dibalik keiindahannya serta hasil alam yang melimpah, gunung merapi
juga menjadi mumuk bagi warga lereng,ingatan tentang erupsi kerap kali menghantui.

ADEGAN I

Dini hari adzan berkumandang, aktifitas desa ogomoligi pagi itu dimulai.Diufuk timur, fajar mulai
mengongsong sinarnya menerpa dedaunan terpancar begitu indahnya terpantul dari tetesan embun-
embun diujung daun. Jam dinding menunjukkan pukul 06.00 wib, jalanan mulai ramai dengan warga
yang berlalulalang. Penjual sayur menjajakan sayurannya kepada ibu-ibu desa cangkringanmereka
yang bercengkrama sambil menawar barang yang ingin dibeli. Suasana pagi itu tampak penuh dengan
kebahagiaan. Senyum yang terpancar itu seketika beruba menjadi ketegangan ketika gempa melanda
desa ogomoligi tepat pukul 07:15 wib. Seketika teriakan pun terdengar dan warga yang berada
didalam rumah berhamburan keluar. (kegiatan warga terhenti seketika).(20 menit kemudian)BPBD
langsung menghimbau masyarakat desa ogomoligi untuk segera mengungsi karena informasi yang
diperoleh dari BMKG bahwa gempa yang berkekuatan 3,9 SR tersebut berpusat dari gunung berapi

BPBD : “

Diberitahukan kepada seluruh masyarakat desa ogomoligi untuk mengungsi dikarenakan gempa yang
baru saja dialami diakibatkan oleh gunung berapi yang akan mulai erupsi, gempa yang berkekuatan
3,9 SR tersebut berpotensiuntuk terjadi susulan dan mengakibatkan letusan” Yang semula hijau asri
kini telah berubah menjadi tumpukan abu sejauh mata memandang. Tidak ada lagi keceriaan, dan
keiindahan alam kini yang terlihat hanyalah kesedihan.

ADEGAN II

Waktu menunjukkan pukul 08.15 WIB awan panas keluar dari bibir gunung begitu pekat sebagian
warga di lereng gunung sudah mengungsi barang barangnya dan berangkat ke tempat tempat evakuasi.
Warga yang tadinya berkebun di sawah harus menghentikan aktivitasnya dan mengungsi bersama
keluarganya membawa harta benda yang tidak begitu seberapa. Hujan abu turun begitu derasnya
tertiup angin, sedikirt-demi sedikit menutupi pepohonan jalanan serta rumah warga.Tampak beberapa
warga ada yang bersikukuh untuk tempat tinggal dan menjaga rumah dan hewan ternaknya. Beberapa
21
warga bersikukuh dan berpendapat bahwa gunung tersebut akan kembali lagi seperti sedia kala dan
awan panas tidak akan sampai di tempat tinggalnya apalagi lahar. BPBD dan BNPB tidak putus asa
dan membujuk warga untuk ikut ke tempat evakuasi terus berjalan bersama dengan warga lain serta
pengurus desa setempat.

BPBD: “kami selaku badan penanggulangan bencana, meminta bantuan bapak untuk membujuk para
warga yang bersikukuh untuk tetap tinggal”.

Dukuh: “saya juga berterimakasih atas bantuan, untuk itu mari kita bujuk para bersama agar warga
desa ogomoligi selamat dari bencana ini”

ADEGAN III

Setelah membujuk warga begitu lama tidak juga membuahkan hasil, dengan sebagian warga ada yang
tidak ingin mengungsi karna merasa rumahnya masih cukup aman dari jangkauan gunung meletus.
Jadi terpaksa harus meninggalkan warga karena kondisi sudah tidak memungkinkan.Jarum jam terus
berputar waktu menunjukkan pukul 09.45 WIB. Benar saja apa yang telah diprediksi terjadi awan
panas yang tadinya hanya berputar-putar diatas bibir gunung kini mulai turun ke lereng ditiup angin
begitu kencangya menerjang semua yang ada di depannya, suatu letusan terjadi begitu dahsyat lahar
yang tadinyadi dalam perut, kini keluar ke permukaan dan dimuntahkan oleh bibir gunung.Seketika
semua kebahagiaan, keindahan serta senyuman menjadi kesedihanyang tidak ada harapan untuk
memulai hidup kembali. hanya tatapan kosong yang ada di mata, harta benda yang mereka cari sedikit
demi sedikit dan keluarga yangmereka cintai sekarang telah hilang lenyap begitu saja. Maka gunung
yang begitu indah dengan berbagai kekayaan alamnya kini berubah menjadi momok menyeramkan.
Bukan lagi gunung melainkan monster yang memporak porandakan desa ogomoligi

ADEGAN IV

RABU 13.00 WIB setalah gunung menunjukkan tanda-tandanya)Bunyi suara sirine ambulan begitu
kencang dan tim medis serta BNPB berhamburan menolong warga yang terkena awan panas, warga
ditemukan tidak bernyawa dan beberapa luka-luka.Dengan sigap para tim medis menolong para
korban.(beberapa hari setelah erupsi gunung berapi telah mereda)Warga lereng gunung berapi yang
masih tinggal ditempat pengugsian mereka sedih dan tidak habis pikir tentang apa yang telah
terjadi.Para korban baik balita, ibu hamil, orang dewasa serta lansia mereka terpukul atas apa yang
telah terjadi mereka kehilangan orang-orang yang mereka cintai dan harta beda yang telah raip ditelan
lahar dan awan panas. Tim medispun tidak ingin tinggal diammereka memberikan motivasi, semangat
serta terapi psikologi untuk para korban.

PENUTUP

22
Setelah bencana gunung berapi yang terjadi kini warga menyadari akan pentingnya
mendengar serta mengikuti arahan dari BPBD / Pak Dukuh / Tim Medis untuk kehidupan baru yang
dimulai lagi bagi para warga ogomoligi . Walaupun kesedihan masih terpancar, dan warga mulai
mengikhlaskan tentang musibah ini baik itu harta benda maupun keluarga yang telah meninggalkan
mereka.Setiap kehidupan tidak ada ujungnya yang kekal, hidup dan mati semua sudah ada yang
mengaturnya, yaitu yang di atcas Tuhan Yang Maha Esa. Tugas kitahanyalah terus dan terus berbuat
baik untuk kedepannya.

Pertanyaan :
1. Identifikasi pihak –pihak yang harus terlibat mulai dari mulai dari menit –menit pertama kejadian
2. Buat langkah pemecahan masalah untuk menanggulangi bencana tersebut :
a. Syistem komando ?
Leader, co leader
b. Alur komando / struktur organisasi ?
Leader : Moh ihwan
Co leader : Anita
c. koordinasi ?

Menggunakan HT

d. Tim respon cepat :

BPBD, BMPB, PAK DUKUH DAN TIM MEDIS

e. Triase :
Penanggung jawab : Jihan M Mansyur y.s
Perawat triase : Anita, putri s badar, husnul khotimah, silfana nirwana
f. Treatment ?
Paramedis
g. Evakuasi – transportasi ?
Menggunakaan tandu dan ambulance
h. Rumah sakit lapangan ?
Tenda darurat yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kedaruratannya yaitu ,
P1,P2,dan P3.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermasa planet,
seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa
keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu jenis
bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih dapat diantisipasi.
Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu sehingga
semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian material bisa

24
diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut datang, maka sebagai masyarakat
(khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada dan segera melakukan tindakan.

B. Saran
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah
bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

(lalacomputer, 2010)
(nurhasana, 2011)
(erik, erik bencaana gunung meletus, 2013)

25
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG SIMULASI TANGGAP BENCANA

Dosen Pembimbing : Ns. Sova Evie Darame, S . Kep,M.Kep.

26
Disusun Oleh

kelompok 4 :

MOH.IKWAN PUTRI S BADAR

ANITA SRI WAHYUNI

JIHAN M.MANSUR.YUSUF. L SILFIANA

HUSNUL KHOTIMA MUNIRAH

AFIFA AULIA DEWI HASNI

FITRIANI MAKMUR

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI

TAHUN AJARAN 2021/2022

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Simulasi tanggap bencana

Pokok Bahasan :
gunung meletus

Sub Pokok Bahasan :

1. Apa mitigasi bencana gunung meletus


2. Apa itu mitigasi bencana gunung meletus
3. pengertian gunung meletus
4. penyebab gunung meletus
5. tanda dan isyarat gunung meletus
6. upaya mitigasi bencana gunung meletus

27
Sasaran :Masyarakat

Hari/Tanggal : -

Alokasi Waktu : 15 menit

Tempat: Desa ogomoligIi Nama Penyuluh : JIHAN M.MANSUR.YUSUF. L

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
a. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM/TIU

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan masyarakat dapat memahami


tentang bencana gunung meletus da kesiap siagaan bila terjadi gunung meletus.

b. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS/TIK

Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat diharapkan sasaran dapat :

1. Menyebutkan kembali pengertian gunung meletus


2. Menyebutkan kembali factor penyebab gunung meletus
3. Dapat memahami tentang kesiap siagaan bila terjadi gunung meletus
4. Dapat mengetahui bahaya dari dampak gunung meletus
B. POKOK-POKOK MATERI
1. pengertian gunung meletus
2. penyebab gunung meletus
3. tanda dan isyarat gunung meletus
4. upaya mitigasi bencana gunung meletus
5. Upaya penanggulangan mitigasi
C. MATERI

Terlampir

D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. MEDIA

Leaflet

F. REFERENSI

28
https://doc.lalacomputer.com/makalah-bencana-alam-gunung-meletus/#google_vignette

G. KEGIATAN PENYULUHAN

NO TAHAP KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN WAKTU


PESERTA
1 Pembukaan 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam 5 menit
dengan mengucapkan
salam

2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan

3. Menjelaskan maksud 3. Memperhatikan


dan tujuan dilakukan
penyuluhan

4. Menjelaskan proses 4. Mendengarkan


yang akan dilakukan
dalam penyuluhan

5. Menyamakan persepsi 5. Menyetujui dan


bersedia
dilakukan
Pendidikan
Kesehatan
2 Pembahasan 1. Memberikan 1. Menyampaikan 25 menit
penjelasan pengetahuannya
pengertian gunung tentang materi
meletus penyuluhan
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
penyebab gunung penyuluh
meletus menyampaikan
3. Menyebutkan materi
tanda dan isyarat 3. Menanyakan
gunung meletus hal-hal yang
4. Menjelaskan tidak dimengerti
upaya mitigasi dari materi
bencana gunung
29
meletus penyuluhan
5. Menjelaskan
Upaya
penanggulangan
mitigasi

3 Penutup 1. Memberikan 1. Menjawab 5 menit


pertanyaan kepada pertanyaan
masyarakat tentang
materi yang telah
disampaikan
2. Mendengarkan
2. Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
3. Menjawab ucapan
3. Mengucapkan terima terima kasih
kasih atas peran serta
peserta
4. Menjawab salam
4. Mengucapkan salam
penutup sekaligus
menutup kegiatan

H. KRITERIA EVALUASI
1. pengertian gunung meletus
Pengertian Gunung Berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu
gunung berapi merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit
bermasa planet, seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu
vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng
tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan
lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan

30
konvergen dari lempeng tektonik. Contohnya, di pegunungan bawah samudra seperti
punggung tengah Atlantik terdapat gunung berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng
tektonik yang saling menjauh, sementara di Cincin Api Pasifik terbentuk gunung berapi dari
gerakan konvergen lempeng tektonik yang saling mendekat. Gunung berapi biasanya tidak
terbentuk di wilayah dua lempeng tektonik bergeser satu sama lain. Gunung meletus
merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan dua
benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terletak di atas pertemuan tiga lempeng bumi,
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Pertemuan dari tiga
lempeng bumi di atas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Di bumi ini terdapat dua
jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang
kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi
yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
2.penyebab gunung meletus

Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang cenderung
terhadap keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi, yang terbentuk
oleh beberapa patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan
bentuk kerucut yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan
selama ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi. Pada
titik ini, mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya bagaimana
magma dari mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak bumi.
Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh gerakan-gerakan
konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih dingin, digantikan
oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus menerus, mirip dengan air
mendidih dalam ketel. Konveksi aliran ini banyak terdapat di dalam mantel dan bergerak
seperti ban berjalan, mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi
banyak lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter setiap
tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak stabil dari kerak bumi
di mana magma dari mantel dengan mudah dapat muncul untuk membentuk gunung berapi.
2. tanda dan isyarat gunung meletus

31
Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena
dapat menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu
jenis bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih dapat
diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu
sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian
material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut datang, maka sebagai
masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada dan segera
melakukan tindakan.
Selain memiliki tanda-tanda tertentu akan kedatangannya, gunung yang akan meletus
pun mempunyai statusnya masing-masing. Dengan demikian sebelum gunung masuk ke
dalam status awas, lingkungan yang ada di sekitar gunung tersebut segera dikosongkan,
supaya tidak menimbulkan satu pun korban jiwa. Karena sangat penting kehadiran tanda-tanda
sebagai sinyal, maka kita sangat perlu untuk mengetahui beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri
gunung meletus. Beberapa tanda-tanda gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:
1. Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat
Peningkatan suhu ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar lereng
gunung tersebut ataupun kaki gunung. Naiknya suhu di sekitar gunung berapi disebabkan oleh
aktivitas magma yang semakin banyak atau semakin meningkat sehingga akan berkumpul di
dekat permukaan bumi. Dengan demikian, suhu panas yang dimiliki oleh magma tersebut
akan merambat hingga mempengaruhi lapisan tanah yang ada atau yang menyusun badan
gunung tersebut. Untuk penjelasan yang lebih sederhana mengenai naiknya suhu di sekitar
gunung ini adalah karena magma naik mendekati permukaan bumi, sehingga jaraknya lebih
dekat dengan permukaan bumi dan suhunya terasa semakin panas.
2. Mata air di sekitar gunung mengering
Mengenai mata air yang mengering ini, pada dasarnya alasannya adalah sama, yakni
semakin meningkatnya suhu di sekitar gunung berapi. Apabila magma yang ada di perut bumi
(baca: inti bumi) mengalami kenaikan hingga mendekati permukaan bumi, maka suhu yang
kita rasakan pun semakin panas. Akibatnya sumber air atau mata air yang berada di sekitar
gunung tersebut akan kepanasan pula. Seperti sifat air yang kepanasan, mata air tersebut akan
menguap menjadi gas-gas dan terbang ke atas. Akibatnya jumlah air menjadi semakin sedikit
karena banyak yang telah menguap, lalu mata air tersebut akan mengering. Alasan mengapa
air yang ada di dalam tanah ini menguap karena ketika magma naik ke atas, pada lapisan tanah
tertentu akan terasa sangat panas, hingga dapat mengeringkan sumber air yang ada di dalam
tanah tersebut.

3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu


Sumber dari kekeringan dan kelayuan tanaman adalah suhu panas yang datang dari
magma yang naik ke atas. Suhu panas yang ada di dalam panas dapat membuat tanaman-

32
tanaman menjadi layu, terlebih panasnya ini meningkat secara signifikan. Efeknya akan lebih
parah daripada layu akibat musim kemarau. Karena ketika magma terkumpul tepat di balik
gunung, ada salah satu lokasi di mana magma dapat bergerak ke atas dekat dengan lapisan
tanah. Hal inilah yang menyebabkan tumbuhan layu, bahkan mati seketika.
4. Hewan-hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
Hal ini sudah dapat dipastikan karena binatang-binatang tersebut merasa tidak nyaman
berada di atas akibat suhu yang bertambah panas, bahkan sangat panas. Binatang-binatang
tersebut turun gunung untuk menjauhi panas yang menyengat dan menuju ke kaki gunung,
bahkan ke pemukiman warga. Binatang-binatang yang turun ini merupakan binatang liar yang
habitatnya berada di gunung tersebut, sehingga di antara dari mereka mungkin terlihat asing.
Ketika hal ini sudah terjadi, maka manusia harus waspada, bukan hanya terhadap turunnya
binatang liar, namun juga terhadap status dari gunung berapi tersebut.
5. Sering terdengar suara gemuruh gunung
Suara gemuruh ini terjadi karena peningkatan aktivitas dari magma yang berada di
perut bumi. Biasanya, suara gemuruh ini terjadi pada waktu malam hari. maka dari itulah rata-
rata pada gunung berapi yang akan mengalami erupsi, mereka mengeluarkan suara gemuruh
yang semakin lama semakin sering. Bahkan frekuensi keluarnya suara gemuruh tersebut bisa
puluhan kali terjadi dalam satu malam. Suara gemuruh ini semacam menandakan adanya
tanda-tanda gunung tersebut seolah-olah akan longsor.
6. Sering terjadinya gempa vulkanik
Gempa vulkanik merupakan gempa yang berasal dari aktivitas gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi ketika akan meletus yang paling banyak adalah berupa aktivitas magma di
dalam perut bumi. Magma yang semakin aktif di dalam perut bumi selain menimbulkan suara
yang gemuruh juga akan menimbulkan getaran-getaran. Getaran-getaran inilah yang pada
akhirnya sampai hingga ke permukaan bumi dan kita menyebutnya sebagai gempa. Gempa
yang ditimbulkan karena aktivitas gunung berapi ini memanglah tidak terlalu besar. Gempa
vulkanik umumnya lebih kecil daripada gempa tektonik.
Gempa vulkanik ini akan sering kita rasakan, terlebih oleh masyarakat yang ada di
sekitar gunung tersebut. Semakin mendekati gunung akan meletus maka intensitas terjadinya
gempa akan semakin tinggi. gempa vulkanik akan sering terjadi, baik yang berkekuatan sangat
rendah maupun yang besar. Semua aktivitas gempa vulkanik akan dicatat oleh alat pengukur
gempa bumi, yakni seismograf yang dimiliki oleh Badan Meteorologi dan Geofisika di sekitar
wilayah gunung tersebut. Gempa vulkanik ini akan semakin kita rasakan terlebih pada malam
hari, karena mungkin aktivitas kita juga lebih tenang. Pada satu malam saja kita bisa
merasakan hingga puluhan kali gempa yang terjadi.
7. Keluarnya awan panas
Awan panas merupakan asap yang dikeluarkan oleh gunung berapi sebagai tanda
bahwa gunung tersebut mempunyai aktivitas magma yang tinggi dan siap untuk erupsi. Awan

33
panas dari gunung berapi ini berupa kepulan asap berwarna terkadang putih dan terkadang
coklat yang mana keluarnya bisa dalam jumlah sangat besar, ataupun jumlah yang biasa.
Awan panas ini mempunyai sifat yang sangat panas. Awan panas berasal dari dalam perut
gunung atau perut bumi yang bersumber dari magma yang mempunyai suhu yang sangat
panas.
Awan panas mempunyai sifat seperti asap, yakni mudah terbawa angin sehingga awan
panas pun bisa berpindah tempat hingga membumbung tinggi ke angkasa atau terbang ke
wilayah lain. Kecepatan perpindahan awan panas ini juga sangat tinggi, maka dari itulah kita
harus waspada. Awan panas ini sifatnya merusak, terlebih jika melewati tumbuhan, binatang
atau bahkan manusia. Apabila jumlah kepulan besar awan panas ini menerjang hutan, maka
pohon-pohon yang ada di hutan tersebut bisa mati.
Apabila awan panas menerjang kandang ternak, maka terna-ternak yang ada di kandang
juga bisa mati. Tidak lain apabila awan panas menerjang pemukiman manusia, pastilah juga
terdapat banyak korban jiwa. Selain bersifat panas, awan panas juga mengandung gas-gas
yang sifatnya tidak baik bagi pernafasan. Awan panas oleh masyarakat yang berada di sekitar
gunung Merapi (Yogyakarta) dijuluki sebagai “Wedhus Gembel” yang berarti biri-biri.
Dijuluki demikian karena awan panas ini mempunyai bentuk yang menggulung-gulung
layaknya bulu kambing biri-biri.
8. Terjadinya hujan abu
Tanda yang paling ekstrem dari tanda-tanda atau ciri-ciri gunung api akan meletus
adalah terjadinya hujan abu. Apabila kita biasanya hujan air, maka lain halnya ketika gunung
berapi di sekitar kita akan meletus. Hujan yang turun biasanya adalah abu. Hujan abu
menandakan bahwa gunung sudah mengalami erupsi atau akan mengalami erupsi lebih besar
lagi. Hujan abu ini layaknya awan panas, jadi bisa terbawa oleh angin. Abu yang turun berasal
dari dalam perut bumi.
Oleh karena massanya yang ringan, maka abu ini terbawa ke mana pun angin
berembus. Jadi tidak harus area yang dekat dengan gunung saja yang harus terkena hujan abu
ini. misalnya ketika gunung Merapi di Yogyakarta yang tengah mengalami erupsi dan
menyemburkan abu vulkanik. Pada saat itu angin yang bertiup lebih banyak menuju ke arah
barat. Maka hujan abu yang terjadi adalah di wilayah yang berada di barat gunung Merapi.
Pada waktu itu, hujan abu bahkan sampai mengguyur Kota Bandung. Sementara di daerah
yang berada di timur gunung Merapi (bahkan yang dekat sekalipun, seperti Kabupaten Klaten)
tidak terkena hujan abu dari gunung Merapi.
3. upaya mitigasi bencana gunung meletus
Upaya Penanggulangan Gunung Meletus
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan
gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan:

34
1. Pemantauan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa
(seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio
komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan
bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung
berapi.
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya
gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian,
dan pos penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat terutama
yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman
informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

4. Upaya penanggulangan mitigasi


Mitigasi Bencana Gunung Meletus

1. Sebelum gunung meletus


 Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
 Membuat perencanaan penanganan bencana.
 Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
 Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan).
 Sadar jarak dan level kerawanan lokasi rumahmu dengan gunung berapi.
 Tetap memantau berita tentang status gunung berapi yang berada di dekat tempat
tinggalmu.
 Mempelajari tahapan proses gunung berapi ketika akan meletus sehingga kamu lebih
siaga dan tahu kapan harus mengevakuasi diri
 Simak dan ikuti arahan dari petugas berwenang tentang status dan radius aman dari
puncak gunung berapi.
 Hapalkan jalur-jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang biasanya sudah ditentukan
oleh pihak berwenang, jika sewaktu-waktu gunung meletus kamu tidak panik dan

35
kebingungan karena sudah tahu kemana harus menyelamatkan diri.
 Jika status gunung berapi meningkat, ajak keluargamu untuk menyiapkan segala
keperluan penting sebelum terjadi letusan. Makanan, minuman, uang tunai, obat-obatan
P3K, senter dan radio yang menggunakan baterai, baterai ekstra, pakaian
hangat/selimut, masker, kantung tidur, dan kemas dalam satu tas ransel agar bisa
langsung dibawa saat proses evakuasi
 Gunakan masker sekali pakai, pilih yang kerapatannya tinggi seperti N95 yang mampu
menghalangi 95% partikel yang masuk ke hidung. Siapkan juga kacamata pelindung
 Diskusikan dengan orang-orang di rumahmu rencana untuk tetap berkomunikasi selama
evakuasi saat erupsi terjadi.

2. Ketika gunung meletus


 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
 Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
 Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
 Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya.
 Jangan memakai lensa kontak.
 Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung.
 Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
 Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tak aman,
segera menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang
justru dapat merugikan diri sendiri.
 Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu.
 Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar dan lembah yang dapat berisiko
terkena material dari gunung berapi.
 Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak tak
ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar dari
menghirup debu vulkanik.
 Hindari menggunakan lensa kontak.
 Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu.
 Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.

3. Setelah gunung meletus


 Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.Bersihkan atap dari timbunan abu, karena
beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
36
 Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.
 Pantau perkembangan kondisi terkini lewat radio.
 Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu tersebut
dapat merusak paru-paru.
 Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi.
 Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu vulkanik
karena jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan yang berisiko
merubuhkan rumah. Lakukan dengan hati-hati
 Hindari menyalakan AC jika ruangan rumah belum bersih dari abu vulkanik
 Mesin mobil dapat rusak jika terkena paparan abu vulkanik, sebisa mungkin
menggunakan kendaraan lain saat keluar ruma
 Tetaplah waspada, pentingkan keselamatan diri dan keluarga, siapkan fisik dan
mental, lakukan segala persiapan dengan matang sebelum bencana datang.

Toli-Toli, 10 Agustus

Dosen Pengajar Penyuluh

Ns. Sova Evi. S. Kep.M.Kep Jihan M.Mansyur Yusuf L

37

Anda mungkin juga menyukai