“GUNUNG MELETUS”
Oleh :
Farahdiba Citra Olivia
19420051
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 Definisi..................................................................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................................17
KESIMPULAN.............................................................................................................................................17
Daftar Pustaka...............................................................................................................................................19
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya ucapkan atas kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Epidemiologi Bencana dengan judul “Gunung Meletus”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi
Bencana. Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Bandar Lampung .
Dalam membuat makalah ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai
situs pada layanan internet dan beberapa buku bacaan. Oleh karena itu, saya
menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi saya sendiri maupun pembaca makalah ini.
Magma akan menerobos material yang berada disekitarnya melalui belahan yang
mendekati permukaan bumi. Pada saat material-material ini meleleh maka akan
menghasilkan gas yang nantinya akan bercampur dengan magma tersebut. Magma
yang akan dikeluarkan oleh gunung meletus terbentuk pada kedalaman kurang
lebih 60 sampai 160 KM dibawah permukaan bumi. Kemudian magma yang
mengandung gas, berada dibawah tekanan batu-batuan padat yang terdapat
disekitar kawah. Tekanan ini menyebabkan magma meletus dan bergerak keluar
menuju permukaan bumi.Gas dan magma ini bersamaan meledak dan membentuk
lubang yang biasa disebut dengan lubang utama. Sebagian besar magma dan
material vulkanik lainnya kemudian menyembur melalui lubang utama ini.Setelah
semburan berhenti, kawah yang menyerupai mangkuk ini biasanya terbentuk pada
bagian puncak gunung berapi. Sementara itu, lubang utama berada di dasar kawah
tersebut. Ilmu yang mempelajari gunung berapi dinamakan Vulkanologi, dimana
ilmu ini mempelajari letusan gunung berapi untuk tujuan memperkirakan
kemungkinan letusan yang bisa terjadi dari suatu gunung berapi, sehingga dampak
negatif letusan gunung berapi dapat ditekan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi
17 lempeng tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel
yang lebih panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering
ditemukan di batas divergen dan konvergen dari lempeng tektonik. Gunung berapi
biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng tektonik bergeser satu sama lain.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api
Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis
bergeseknya antara dua lempengan tektonik dan lebih, dimana Lempeng
Pasifik saling bergesek dengan lempeng-lempeng tetangganya.
Gunung berapi dapat dijumpai dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin berubah fase menjadi separuh aktif, istirahat,
sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Namun gunung berapi mampu
istirahat dalam waktu yang sangat lama, lebih dari ribuan tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi
kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Apabila gunung berapi
meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi
meletus keluar sebagai lava, dimana lava ini dapat berubah menjadi lahar setelah
mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi. Selain dari
aliran lava, kehancuran yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Yang ditandai dengan terjadi aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi,
misalnya frekuensi gempa bumi meningkat yang mana dalam sehari bisa
terjadi puluhan kali gempa tremor yang tercatat di alat Seismograf. Selain
itu terjadi peningkatan aktivitas Seismik dan kejadian vulkanis lainnya hal
ini disebabkan oleh pergerakan magma, hidrotermal yang berlangsung di
dalam perut bumi.
Jika tanda tanda seperti diatas muncul dan terus berlangsung dalam
beberapa waktu yang telah ditentukan maka status gunung berapi dapat
ditingkatkan menjadi level waspada. Pada level ini harus dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat sekitar, melakukan penilaian bahaya dan
potensi untuk naik ke level selanjutnya dan kembali mengecek sarana serta
pelaksanaan shift pemantauan yang harus terus dilakukan.
Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah paling
bawah sehingga secara langsung akan mempengaruhi suhu kawah secara
keseluruhan. Pada gunung dengan status normal, volume magma tidak
terlalu banyak terkumpul di daerah kawah sehingga menyebabkan suhu di
sekitar normal.
Salah satu tanda yang sering dijumpai penduduk adalah banyak binatang
atau hewan liar yang sebelumnya jarang terlihat turun ke pemukiman
penduduk yang berada di kaki gunung. Hal ini terjadi karena hewan merasa
tidak nyaman dengan peningkatan suhu yang terjadi di dekat puncak
gunung tempat habitat asli mereka.
Dampak gunung Meletus dari sisi positif yang pertama ialah menciptakan
destinasi wisata baru. Adanya perubahan wilayah dan kondisi alam dari
fenomena pasca-vulkanik, biasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh warga lokal sebagai lapangan
pekerjaan baru setelah merasa rugi sebagai korban bencana gunung meletus.
Dampak gunung meletus dari sisi positif berikutnya tentu diperoleh dari hasil
semburan di dalam perut bumi. Ketika lava mengalir, tentu membawa
material-material tertentu dengan kualitas baik, seperti pasir dan batu.
Masyarakat lokal dapat memanfaatkannya sebagai bahan bangunan yang
kokoh, dan tentunya lebih hemat.
Lava yang mengalir dan semburan awan panas dengan abu vulkaniknya tentu
memberi perubahan pada ekosistem di sekitarnya, baik binatang dan
tumbuhan. Dampak gunung meletus diamati dari sisi positif, hal ini akan
menciptakan ekosistem baru. Hutan yang rusak akibat letusan akan segera
digantikan dengan pepohonan baru dengan membawa ekosistem baru juga.
Dampak gunung Meletus dari sisi positif berikutnya ialah munculnya mata air
yang penuh dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani. Makdani
merupakan sumber air panas yang bisa menjadi pengobatan alami penyakit
kulit, manfaat dari belerang.
Tentunya dampak negatif dari gunung meletus ialah memakan banyak korban
makhluk hidup, termasuk tumbuhan, hewan dan manusia. Beberapa warga ada
yang tidak sempat melarikan diri akibat kecepatan awan panas yang dating
tiba-tiba, sakit dari gas beracun, dan sebagainya.
2. Pencemaran Udara
Ketika gunung meletus, dampak yang bisa dirasakan hingga ke kota atau
negara lain ialah pencemaran udara. Gas yang ikut disemburkan dari dalam
perut bumi mengandung zat berbahaya, seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen
sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2) dan material debu lain yang biasanya
mengandung racun.
3. Kebakaran Hutan
Magma yang keluar dari gunung menjadi lava dengan suhu yang begitu panas
hingga mudah membakar hutan yang dilewatinya.
4. Awan Panas
Dampak negatif dari gunung meletus selanjutnya yakni keluarnya awan panas.
Kecepatan awan panas yang berwarna seperti awan mendung gelap ini mampu
menewaskan semua makhluk hidup yang dilaluinya.
1. Kesiapsiagaan
Di dalam rumah
Di luar rumah
1) Anda perlu melindungi diri dari materi hasil letusan. Akan lebih baik
jika Anda mencari tempat berlindung yang aman dan hindari area
berbahaya seperti lereng gunung dan lembah.
2) Bila terjadi hujan abu, tutup mulut dengan masker. Jika masker tak
tersedia, gunakan kain basah sebagai gantinya.
2. Waspada (Level 2)
3. Siaga (Level 3)
4. Awas (Level 4)
Menjelang letusan utama letusan awal mulai terjadi berupa abu vulkanik.
Ancaman meluas dan membahayakan permukiman penduduk. Status ini
memungkinkan terjadi letusan gunungapi dalam 24 jam. Dengan
memahami status peringatan dini terjadinya letusan gunungapi ini bisa
meningkatkan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana sehingga bisa selamat
ketika terjadi bencana.
3. Mitigasi Bencana
Pra bencana
Saat bencana
Pasca bencana
1. Kurang terpapar dari abu vulkanik. Hal ini dikarenakan abu vulkanik tidak
baik untuk tubuh dan dapat menyebabkan penyakit.
2. Hindari mengendarai mobil yang terkena hujan abu vukanik. Hal ini
disebabkan dapat merusak mesin kendaraan
3. Bersihkan atap dari timbunan abu vulkanik. Volume abu vulkanik yang
besar dapat membahayakan, karena dapat menyebabkan atap runtuh dan
membahayakan jiwa.
4. Waspadai daerah aliran sungai yang berpotensi terkena lahar, terutama
ketika musim hujan.
Faktor Penyebab :
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181227102235-284-356665/yang-perlu-
diperhatikan-saat-menghadapi-letusan-gunung-api
https://www.kompasiana.com/donypurnomo/5c24c9c5aeebe11d60517764/mengenal-
status-peringatan-dini-gunungapi
https://www.merdeka.com/trending/16-dampak-gunung-meletus-dari-berbagai-segi-baik-
positif-dan-negatif-kln.html?page=all
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/penyebab-gunung-meletus
Kristanti,Elin Yunita.2013. Krakatau meledak dahsyat ,langit menjadi biru.
http://news.liputan6.com/read/675780/27-agustus-1883-krakatau-meledak-dahsyat-bulan-
jadi-biru