Anda di halaman 1dari 20

EPIDEMIOLOGI BENCANA

“GUNUNG MELETUS”

Oleh :
Farahdiba Citra Olivia
19420051

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2020
Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................2

BAB I..............................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................................3

BAB II............................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5

2.1 Definisi..................................................................................................................................................5

2.1 Faktor Penyebab....................................................................................................................................7

2.3 Tanda Gunung Meletus.........................................................................................................................8

2.4 Dampak Gunung Meletus......................................................................................................................9

2.5 Pencegahan Bencana...........................................................................................................................13

BAB III.........................................................................................................................................................17

KESIMPULAN.............................................................................................................................................17

Daftar Pustaka...............................................................................................................................................19
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya ucapkan atas kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Epidemiologi Bencana dengan judul “Gunung Meletus”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi
Bencana. Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Bandar Lampung .
Dalam membuat makalah ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai
situs pada layanan internet dan beberapa buku bacaan. Oleh karena itu, saya
menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi saya sendiri maupun pembaca makalah ini.

Bandar Lampung , 22 November 2020

(Farahdiba Citra Olivia)


BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia terdapat banyak kenampakan alam berupa gunung api. Tentunya


masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi akan hal itu. Bencana meletusnya
gunung api memang tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, bagi orang-orang
yang tinggal di sekitaran gunung api tentunya sudah dilatih untuk tanggap
jika sewaktu-waktu aktivitas gunung api meningkat. Gunung Merapi
merupakan bentukan dari alam. Gunung Merapi juga merupakan salah satu
gunung api aktif di Indonesia yang banyak menarik perhatian, baik karena
aktivitasnya maupun bahaya bencana alam yang beberapa kali ditimbulkan.
Erupsi Gunung Merapi yang berbahaya terutama adalah erupsi yang
menyemburkan awan panas. Khusus di wilayah Gunung Merapi, awan panas
juga dikenal dengan nama wedhus gembel. Awan panas merupakan bahan
rempah gunung api dalam bentuk padat dan gas, serta sebagian meleleh
karena bersuhu tinggi (300°- 700° C). Awan panas terus bergerak lateral
menuruni lereng Gunung Merapi sesuai pengaruh grafitasi, bergumpal-
gumpal seperti awan dengan kecepatan tinggi (600- 100 Km/ Jam). Awan
panas yang mengandung gas lebih banyak daripada bahan padat yang disebut
sebagai pyroclastic surge atau blast.
Awan panas dapat terjadi karena letusan gunung api yang kemudian disebut
sebagai awan panas letusan. Terdapat juga awan panas yang muncul akibat
longsoran atau guguran kubah atau aliran lava yang disebut awan panas
guguran dan merupakan tipe khas dari Gunung Merapi. Awan panas yang
terjadi dan meluluhlantahkan daerah gunung merapi dan sekitarnya
mengakibatkan penduduk sekitar menjadi korban. Banyak yang kehilangan
tempat tinggal bahkan sanak saudara mereka juga ikut menjadi korban
amukan awan panas yang dikarenakan letusan gunung berapi tersebut. Tidak
hanya tempat tinggal dan sanak saudara saja, namun pekerjaan mereka juga
ikut hilang karena amukan wedhus gembel yang ikut meluluhlantahkan
sumber mata pencaharian mereka.
Gunung Meletus adalah fenomena alam yang terjadi akibat adanya magma
pada perut bumi dan disemburkan oleh gas yang memiliki kekuatan tinggi.
Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang sangat
dahsyat. Fenomena gunung meletus diawali dengan aktivitas pada batas
lempeng bumi yang mengalami perubahan tekanan dan suhu yang signifikan
sehingga mampu melelehkan material batuan di sekitarnya, yang biasa
disebut dengan magma atau cairan pijar. Magma terbentuk melalui suhu yang
sangat panas di dalam perut bumi. Pada kedalaman yang relatif, suhu yang
sangat tinggi mampu melelehkan seluruh material yang ada didalam perut
bumi.

Magma akan menerobos material yang berada disekitarnya melalui belahan yang
mendekati permukaan bumi. Pada saat material-material ini meleleh maka akan
menghasilkan gas yang nantinya akan bercampur dengan magma tersebut. Magma
yang akan dikeluarkan oleh gunung meletus terbentuk pada kedalaman kurang
lebih 60 sampai 160 KM dibawah permukaan bumi. Kemudian magma yang
mengandung gas, berada dibawah tekanan batu-batuan padat yang terdapat
disekitar kawah. Tekanan ini menyebabkan magma meletus dan bergerak keluar
menuju permukaan bumi.Gas dan magma ini bersamaan meledak dan membentuk
lubang yang biasa disebut dengan lubang utama. Sebagian besar magma dan
material vulkanik lainnya kemudian menyembur melalui lubang utama ini.Setelah
semburan berhenti, kawah yang menyerupai mangkuk ini biasanya terbentuk pada
bagian puncak gunung berapi. Sementara itu, lubang utama berada di dasar kawah
tersebut. Ilmu yang mempelajari gunung berapi dinamakan Vulkanologi, dimana
ilmu ini mempelajari letusan gunung berapi untuk tujuan memperkirakan
kemungkinan letusan yang bisa terjadi dari suatu gunung berapi, sehingga dampak
negatif letusan gunung berapi dapat ditekan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi
17 lempeng tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel
yang lebih panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering
ditemukan di batas divergen dan konvergen dari lempeng tektonik. Gunung berapi
biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng tektonik bergeser satu sama lain.

Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap penerbangan khususnya pesawat


jet karena debu tersebut dapat merusak turbin dari mesin jet. Letusan besar dapat
mempengaruhi suhu dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang dimuntahkan
letusan dapat menghalangi matahari dan mendinginkan bagian bawah atmosfer
bumi seperti troposfer, tetapi material tersebut juga dapat menyerap panas yang
dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan stratosfer. Lebih lanjut, istilah
"gunung api" juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcano (gunung api es) dan mud volcano (gunung api lumpur). Gunung api es
biasa terjadi di daerah garis lintang tinggi yang mempunyai musim dingin bersalju.

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api
Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis
bergeseknya antara dua lempengan tektonik dan lebih, dimana Lempeng
Pasifik saling bergesek dengan lempeng-lempeng tetangganya.

Gunung berapi dapat dijumpai dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin berubah fase menjadi separuh aktif, istirahat,
sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Namun gunung berapi mampu
istirahat dalam waktu yang sangat lama, lebih dari ribuan tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi
kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Apabila gunung berapi
meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi
meletus keluar sebagai lava, dimana lava ini dapat berubah menjadi lahar setelah
mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi. Selain dari
aliran lava, kehancuran yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di


dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma
adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari
dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.

2.1 Faktor Penyebab

1. Peningkatan Kegempaan Vulkanik

Yang ditandai dengan terjadi aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi,
misalnya frekuensi gempa bumi meningkat yang mana dalam sehari bisa
terjadi puluhan kali gempa tremor yang tercatat di alat Seismograf. Selain
itu terjadi peningkatan aktivitas Seismik dan kejadian vulkanis lainnya hal
ini disebabkan oleh pergerakan magma, hidrotermal yang berlangsung di
dalam perut bumi.

Jika tanda tanda seperti diatas muncul dan terus berlangsung dalam
beberapa waktu yang telah ditentukan maka status gunung berapi dapat
ditingkatkan menjadi level waspada. Pada level ini harus dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat sekitar, melakukan penilaian bahaya dan
potensi untuk naik ke level selanjutnya dan kembali mengecek sarana serta
pelaksanaan shift pemantauan yang harus terus dilakukan.

2. Suhu Kawah Meningkat Secara Signifikan

Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah paling
bawah sehingga secara langsung akan mempengaruhi suhu kawah secara
keseluruhan. Pada gunung dengan status normal, volume magma tidak
terlalu banyak terkumpul di daerah kawah sehingga menyebabkan suhu di
sekitar normal.

Naiknya magma tersebut bisa disebabkan oleh pergerakan tektonik pada


lapisan bumi dibawah gunung seperti gerakan lempeng sehingga
meningkatkan tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya membuat
magma terdorong ke atas hingga berada tepat dibawah kawah. Pada kondisi
seperti ini, banyak hewan hewan di sekitar gunung bermigrasi dan terlihat
gelisah. Selain itu meningkatnya suhu kawah juga membuat air tanah di
sekitar gunung menjadi kering.

3. Terjadinya Deformasi Badan Gunung

Hal ini disebabkan oleh peningkatan gelombang magnet dan listrik


sehingga menyebabkan perubahan struktur lapisan batuan gunung yang
dapat mempengaruhi bagian dalam sepeti dapur magma yang volume-nya
mengecil atau bisa juga saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur
magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung.

4. Lempeng lempeng Bumi Yang Saling Berdesakan

Hal ini menyebabkan tekanan besar menekan dan mendorong permukaan


bumi sehingga menimbulkan berbagai gejala tektonik, vulkanik dan
meningkatkan aktivitas geologi gunung. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa lempeng merupakan bagian dari kerak bumi yang terus
bergerak setiap saat, dan daerah pengunungan merupakan zona dimana
kedua lempeng saling bertemu, desakan lempeng bisa juga menjadi
penyebab perubahan struktur dalam gunung berapi.

5. Akibat Tekanan Yang Sangat Tinggi 

Beberapa penyebab seperti yang dijelaskan pada point sebelumnya


mendorong cairan magma untuk bergerak ke atas masuk ke saluran kawah
dan keluar. Jika sepanjang perjalanan magma menyusuri saluran kawah
terdapat sumbatan, bisa menimbulkan ledakan yang dikenal dengan letusan
gunung berapi. Semakin besar tekanan dan volume magma-nya maka
semakin kuat ledakan yang akan terjadi.

2.3 Tanda Gunung Meletus

1. Suhu Disekitar Gunung Meningkat

Terutama dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di lereng ataupun


kaki gunung. Penyebabnya karena aktivitas magma semakin meningkat
sehingga berkumpul di dekat permukaan bumi, sehingga suhu panas dari
magma tersebut merambat hingga mempengaruhi lapisan tanah ada ada
diseluruh badan gunung. Kesimpulan-nya jarak antara magma dengan
permukaan bumi lebih dekat dari biasanya.
2. Mata Air Mengering

Tanda ini sebenarnya masih berkaitan dengan point sebelumnya, karena


magma terdorong keatas sehingga jarak antara magma dan lapisan tanah
menjadi lebih dekat, akibatnya air tanah menguap dan kering, karena pada
lapisan tertentu didalam tanah suhu menjadi sangat panas sehingga
mengeringkan sumber mata air.

3. Tumbuhan Sekitar Gunung Layu

Karena panasnya suhu didalam tanah meningkat secara signifikan maka


banyak tumbuhan layu. Efeknya lebih parah daripada layu karena musim
kemarau. Saat magma terkumpul tepat dibalik gunung, ada salah satu lokasi
yang dimana magma dapat bergerak ke atas dekat dengan lapisan tanah.
Itulah kenapa tumbuhan layu dan mati hanya terjadi pada titik tertentu saja
sebelum gunung meletus dan dapat menjadi penyebab pemanasan
global dikarenakan panasnya suhu.

4. Hewan Liar Turun Gunung

Salah satu tanda yang sering dijumpai penduduk adalah banyak binatang
atau hewan liar yang sebelumnya jarang terlihat turun ke pemukiman
penduduk yang berada di kaki gunung. Hal ini terjadi karena hewan merasa
tidak nyaman dengan peningkatan suhu yang terjadi di dekat puncak
gunung tempat habitat asli mereka.

5. Sering Terdengar Suara Gemuruh

Kejadian ini menandakan terjadinya peningkatan aktivitas magma di perut


gunung selain itu sebagai bukti bahwa tekanan semakin tinggi sehingga tak
jarang suara gemuruh disertai oleh keluarnya gas dan debu vulkanik.
Intesitas suara gemuruh tergantung dari status gunung saat itu, jika sudah
berstatus siaga tentu saja akan terdengar lebih sering daripada saat berstatus
waspada.

2.4 Dampak Gunung Meletus


Dampak Positif Gunung Meletus
1. Destinasi Wisata Baru

Dampak gunung Meletus dari sisi positif yang pertama ialah menciptakan
destinasi wisata baru. Adanya perubahan wilayah dan kondisi alam dari
fenomena pasca-vulkanik, biasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh warga lokal sebagai lapangan
pekerjaan baru setelah merasa rugi sebagai korban bencana gunung meletus.

2. Pembangkit Listrik Vulkanik


Wilayah sekitar gunung berapi yang sering meletus sangat tepat dijadikan
sebagai area pembangkit listrik vulkanik. Mengandalkan energi panas yang
dihasilkan dari sekitar gunung, tentunya akan menghemat tenaga di wilayah
tersebut.

3. Pasir dan Batu Jadi Bahan Bangunan

Dampak gunung meletus dari sisi positif berikutnya tentu diperoleh dari hasil
semburan di dalam perut bumi. Ketika lava mengalir, tentu membawa
material-material tertentu dengan kualitas baik, seperti pasir dan batu.
Masyarakat lokal dapat memanfaatkannya sebagai bahan bangunan yang
kokoh, dan tentunya lebih hemat.

4. Hutan dengan Ekosistem Baru

Lava yang mengalir dan semburan awan panas dengan abu vulkaniknya tentu
memberi perubahan pada ekosistem di sekitarnya, baik binatang dan
tumbuhan. Dampak gunung meletus diamati dari sisi positif, hal ini akan
menciptakan ekosistem baru. Hutan yang rusak akibat letusan akan segera
digantikan dengan pepohonan baru dengan membawa ekosistem baru juga.

5. Tanah Jadi Lebih Subur


Pasir hasil semburan gunung meletus akan membawa banyak pasir, serta tanah
yang dilalui oleh abu vulkanis akan membuat tanah menjadi lebih subur dan
sangat baik untuk bercocok tanam.Tentunya bisa membawa keuntungan bagi
masyarakat dalam membuat perkebunan baru, bangkit pasca bencana alam
gunung meletus.

6. Mata Air Penuh Mineral

Dampak gunung Meletus dari sisi positif berikutnya ialah munculnya mata air
yang penuh dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani. Makdani
merupakan sumber air panas yang bisa menjadi pengobatan alami penyakit
kulit, manfaat dari belerang.

7. Memicu Hujan Orografi

Hujan orografi atau orografis merupakan hujan yang terjadi di daerah


pegunungan. Udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas
pegunungan, hingga terjadi penurunan suhu dan terkondensasi. Akhirnya turun
hujan di lereng gunung yang sangat menyejukkan, menenangkan, baik untuk
kesehatan, dan wilayah lereng, yang berhadapan dengan datangnya angin.

Dampak Negatif Gunung Meletus


1. Hewan dan Manusia Meninggal

Tentunya dampak negatif dari gunung meletus ialah memakan banyak korban
makhluk hidup, termasuk tumbuhan, hewan dan manusia. Beberapa warga ada
yang tidak sempat melarikan diri akibat kecepatan awan panas yang dating
tiba-tiba, sakit dari gas beracun, dan sebagainya.
2. Pencemaran Udara
Ketika gunung meletus, dampak yang bisa dirasakan hingga ke kota atau
negara lain ialah pencemaran udara. Gas yang ikut disemburkan dari dalam
perut bumi mengandung zat berbahaya, seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen
sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2) dan material debu lain yang biasanya
mengandung racun.

3. Kebakaran Hutan

Magma yang keluar dari gunung menjadi lava dengan suhu yang begitu panas
hingga mudah membakar hutan yang dilewatinya.

4. Awan Panas

Dampak negatif dari gunung meletus selanjutnya yakni keluarnya awan panas.
Kecepatan awan panas yang berwarna seperti awan mendung gelap ini mampu
menewaskan semua makhluk hidup yang dilaluinya.

5. Hujan Batuan Pijar


Gunung meletus juga melontarkan batu pijar yang mengarah kemana saja
sejauh mungkin. Batu pijar panas yang bisa membakar bangunan, hutan,
hingga bisa menewaskan.

6. Lahar yang Merusak

Dampak gunung meletus tentunya memunculkan lahar dengan berbagai jenis,


seperti lahar dingin, lahar letusan eksplosif, lahar sekunder, dan lahar primer.
Segala yang dilewati apalagi dengan wilayah yang landau, lahar akan mudah
menghancurkan bangunan dalam sekejap. Keberadaannya yang mengancam
ekosistem daerah pegunungan.

7. Melumpuhkan Aktivitas Masyarakat


Dampak negatif gunung meletus selanjutnya dengan melumpuhkan aktivitas
masyarakat, baik dalam bercocok tanam dan mencari nafkah jadi terhenti
karena terpaksa mengungsi cukup lama. Ekonomi yang harus dibangkitkan
kembali dari awal setelah bencana alam.

8. Guguran Lava Pijar


Dampak negatif dari gunung meletus dengan adanya gugura lava pijar, yang
berasal dari aliran lava atau kubah lava. Ketika longsor bisa mengikis tanah
dengan luas berjuta meter kubik dan tentunya berbahaya bagi lingkungan.

2.5 Pencegahan Bencana

1. Kesiapsiagaan

Sebelum letusan gunung api

1) Anda perlu mengenali dan mewaspadai beberapa tanda letusan yang


muncul. Beberapa tanda letusan yang bisa Anda waspadai di antaranya
peningkatan suhu lereng gunung, sumber mata air yang mengering,
gempa tremor, banyak hewan turun gunung, dan sering terdengar
gemuruh.
2) Menutup pintu dan jendela. Hal ini dilakukan untuk menghindari hujan
abu masuk ke dalam rumah.
3) Mematikan peralatan listrik.
4) Siapkan perlengkapan darurat pribadi seperti senter, makanan dan
minuman, kotak P3K, pakaian hangat, dan lain-lain.
Saat letusan gunung api

Di dalam rumah

1) Pada tingkatan status Awas, warga diimbau untuk segera mengungsi ke


tempat evakuasi. Hindari area berbahaya seperti lereng gunung dan
lembah.
2) Anda juga perlu menutup mulut dan hidung dengan masker. Jika
masker tak tersedia, gunakan kain basah sebagai penutup.
3) Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti pakaian
berlengan panjang, celana panjang, dan kacamata pelindung. Jika Anda
mengenakan lensa kontak, akan lebih baik jika dilepas terlebih dahulu.

Di luar rumah
1) Anda perlu melindungi diri dari materi hasil letusan. Akan lebih baik
jika Anda mencari tempat berlindung yang aman dan hindari area
berbahaya seperti lereng gunung dan lembah.
2) Bila terjadi hujan abu, tutup mulut dengan masker. Jika masker tak
tersedia, gunakan kain basah sebagai gantinya.

Setelah letusan gunung api


1) Kembali ke rumah bila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi
sudah aman dan kembali normal.
2) Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik.
3) Tetap lindungi diri dari hujan abu. Salah satunya dengan tetap
mengenakan masker atau kain basah untuk menutupi mulut dan hidung.
4) Jika memungkinkan, hindari wilayah yang terkena hujan abu.
2. Peringatan Dini

Dalam status kegunungapian ada empat level yaitu:

1. Aktif Normal (Level 1)

Berdasarkan pengamatan visual, kegempaan dan gejala vulkanik tidak


menunjukkan aktivitas kelainan.

2. Waspada (Level 2)

Peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau


hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanis lainnya. Pada
status ini tidak menimbulkan letusan besar dalam waktu dekat.

3. Siaga (Level 3)

Peningkatan semakin nyata pengamatan visual,pemeriksaan kawah


kegempaan dan lainnya. Ancaman bahaya semakin meluas tetapi tidak
mengancam permukiman penduduk.

4. Awas (Level 4)

Menjelang letusan utama letusan awal mulai terjadi berupa abu vulkanik.
Ancaman meluas dan membahayakan permukiman penduduk. Status ini
memungkinkan terjadi letusan gunungapi dalam 24 jam. Dengan
memahami status peringatan dini terjadinya letusan gunungapi ini bisa
meningkatkan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana sehingga bisa selamat
ketika terjadi bencana.
3. Mitigasi Bencana

Pra bencana

1. Perhatikan arahan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana


Geologi) dan perkemangan aktivtas gunung api. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu waspada terhadap berita hoax yang bisa saja menyebar.
Selalu utamakan cek kembali kebenaran berita dan mengambil informasi
dari sumber resmi.
2. Siapkan masker dan kacamata pelindung
3. Pahami jalur evakuasi dan shelter yang sudah dirancang oleh pihak
berwenang.
4. Siapkan penunjang logistik, seperti makanan siap saji, senter, uang tunai,
dan obat secukupnya.

Saat bencana

1. Hindari lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.


2. Ikuti petunjuk dari pihak berwenang.
3. Jangan berada di lembah dan DAS (Daerah Aliran Sungai). Hal ini
dikarenakan daerah aliran sungai berpotensi untuk dialiri lahar.
4. Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu.
5. Gunakan kacamata pelindung.
6. Jangan memakai lensa kontak.
7. Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung.
8. Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh.

Pasca bencana

1. Kurang terpapar dari abu vulkanik. Hal ini dikarenakan abu vulkanik tidak
baik untuk tubuh dan dapat menyebabkan penyakit.
2. Hindari mengendarai mobil yang terkena hujan abu vukanik. Hal ini
disebabkan dapat merusak mesin kendaraan
3. Bersihkan atap dari timbunan abu vulkanik. Volume abu vulkanik yang
besar dapat membahayakan, karena dapat menyebabkan atap runtuh dan
membahayakan jiwa.
4. Waspadai daerah aliran sungai yang berpotensi terkena lahar, terutama
ketika musim hujan.

4. Tanggap Darurat Bencana

1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan kerugian


dan sumber daya
2. penentuan status keadaan darurat bencana
Status kegawatdaruratan ini dapat diketahui ketika bencana sudah terjadi
dan berapa jumlah korban serta ada tidaknya tanda-tanda akan terjadinya
bencana kembali.
3. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
Penyelamatan dan pencarian korban pasca bencana juga perlu dilakukan
agar kita dapat melaporkan ada berapa korban dalam bencana ini.
4. pemenuhan kebutuhan dasar
Saat terjadi bencana pemenuhan kebutuhan dasar juga diperlukan baik
sandang, pangan dan papan.
5. perlindungan terhadap kelompok rentan
Saat terjadi bencana TIM wajib menyelamatkan kelompok-kelompok rentan
yang memang sudah tidak mampu menopang atau menyelamatkan dirinya
sendiri.
6. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana
Melakukan pemulihan terhadap daerah-daerah pasca bencana dalah untuk
memulihkan segala bentuk sarana dan prasarana yang ada serta
perekonomian masyarakat pasca bencana.
BAB III
KESIMPULAN

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di


dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma
adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari
dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Faktor Penyebab :

1. Peningkatan Kegempaan Vulkanik


2. Suhu Kawah Meningkat Secara Signifikan
3. Terjadinya Deformasi Badan Gunung
4. Lempeng lempeng Bumi Yang Saling Berdesakan
5. Akibat Tekanan Yang Sangat Tinggi 

Tanda Gunung Meletus

1. Suhu Disekitar Gunung Meningkat


2. Mata Air Mengering
3. Tumbuhan Sekitar Gunung Layu
4. Hewan Liar Turun Gunung
6. Sering Terdengar Suara Gemuruh

Dampak Positif Gunung Meletus

1. Destinasi Wisata Baru


2. Pembangkit Listrik Vulkanik
3. Pasir dan Batu Jadi Bahan Bangunan
4. Hutan dengan Ekosistem Baru
5. Tanah Jadi Lebih Subur
6. Mata Air Penuh Mineral
7. Memicu Hujan Orografi
Dampak Negatif Gunung Meletus

1. Hewan dan Manusia Meninggal


2. Pencemaran Udara
3. Kebakaran Hutan
4. Awan Panas
5. Hujan Batuan Pijar
6. Lahar yang Merusak
7. Melumpuhkan Aktivitas Masyarakat
8. Guguran Lava Pijar
Daftar Pustaka
Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana karya BNPB tahun 2017

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181227102235-284-356665/yang-perlu-
diperhatikan-saat-menghadapi-letusan-gunung-api

https://www.kompasiana.com/donypurnomo/5c24c9c5aeebe11d60517764/mengenal-
status-peringatan-dini-gunungapi

https://www.merdeka.com/trending/16-dampak-gunung-meletus-dari-berbagai-segi-baik-
positif-dan-negatif-kln.html?page=all

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/penyebab-gunung-meletus
Kristanti,Elin Yunita.2013. Krakatau meledak dahsyat ,langit menjadi biru.
http://news.liputan6.com/read/675780/27-agustus-1883-krakatau-meledak-dahsyat-bulan-
jadi-biru

Fatma,Desy.2017.Gunung Meletus : Pengertian, Penyebab, Tanda-Tanda, dan Dampak.


http://ilmugeografi.com/bencana-alam/gunung-meletus

troubleshooting”, Ohio Water Environment

Anda mungkin juga menyukai