Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

1. HASTUTI

2. DWI ALDIRAWALAR

3. ARVIAYANAH LATIF

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah.Adapun makalah "Hipertensi dalam kehamilan" ini telah penulis
usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat
waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik baiknya,
penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi
penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis
agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah "Hiperglikemia" ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang
dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

RINGKASAN ................................................................................... ……………..

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

DAFTAR TABEL...................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan .............................................................................................................

D. Manfaat ..........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

A. Tinjauan umum Tentang Hipertensi ..............................................................

B. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil............................................................

C. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi Ibu hamil...........................................

BAB lll PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hipertensi merupakan tekanan darah diatas batas normal yaitu 140/90mmHg.Hipertensi termasuk
dalam masalah global yang melanda dunia.Menurut data WHO (World Health Organization) hipertensi
kehamilan adalah salah satu penyebab kesakitan dan kematian diseluruh dunia baik bagi ibu maupun
janin. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara
langsung, yaitu disebabkan karena terjadinya pendarahan (25%) biasanya pendarahan pasca persalinan,
hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dankarena sebab lainnya (7%) (WHO,
2015).

Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang sedang
hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi bayi yang akan dilahirkan, Karena tidak
ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Hipertensi dalam kehamilan, kejadian ini
persentasenya 12% dari kematian ibu di seluruh dunia yang menyatakan bahwa hipertensi
meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil (Kemenkes, 2013)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu
apakah ada hubungan faktor terjadinya hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas kabupaten
luwu berdasarkan umur ibu, riwayat hipertensi, paparan asap rokok, paritas, dan stress kehamilan.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
b. Mengetahui hubungan antara riwayat hipertensi Ibu dengan kejadian hipertensi pada Ibu hamil

D. Manfaat Menambah ilmu pengetahuan terkait faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
dalam ibu hamil

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum Tentang Hipertensi

1. Definisi Hipertensi
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang berlebihan
dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang
mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah
tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg (Yeyeh,
2010).

Hipertensi adalah kondisi medis yang heterogen.Pada sebagian besar pasien, hipertensi merupakan
akibat dari etiologi dengan patofisiologi yang tidak diketahui (hipertensi esensial atau primer).Walaupun
bentuk dari hipertensi ini tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol.Sejumlah kecil presentasi
pasien memiliki penyebab hipertensi yang spesifik (hipertensi sekunder).Terdapat banyak penyebab
sekunder yang potensial, baik karena kondisi medis atau diinduksi secara endogen.Jika penyebab
terjadinya hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien dapat disembuhkan (Uli,
2013)

2. Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala : meskipun secara tidak sengaja
beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak
diobati, akan timbul gejala yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal (LIPI, 2009)

3. Faktor penyebab Hipertensi

Menurut WHO dalam Susan (2004) hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua
golongan yaitu :
a. Hipertensi Essensial

Hipertensi esensial (primer) adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh
ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostik normal tanpa penyebab sekunder yang jelas. Prevalensi
mencapai lebih dari 90% pada seluruh penderita dipertensi di masyarakat.
b. Hipertensi Nonessensial
Hipertensi nonessensial (sekunder) yaitu hipertensi yang disebabkan oleh kelainan organ tubuh yang
telah terbukti kaitannya terhadap timbulnya hipertensi, seperti kelainan ginjal, dan penyakit pembuluh
darah, yang memerlukan sarana khusus agar dapat ditentukan diagnosis penyebabnya.Prevalensinya
<10% dari seluruh penderita hipertensi di masyarakat. Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang
menderita hipertensi yaitu ada faktor risiko yang dapat dihindari atau diubah dan ada yang tidak dapat
diubah (Moerdowo, 1984 dalam Ferry, 2013) :
1. Faktor risiko yang dapat dihindari atau diubah

a. Kegemukan (Obesitas)
Obesitas adalah massa tubuh yang meningkat disebabkan jaringan lemak yang jumlahnya
berlebihan. Pada orang-orang yang gemuk seringkali terdapat hipertensi, walaupun sebabsebabnya yang
belum jelas.Oleh sebab itu sebaiknya orang yang terlampau gemuk untuk lebih menurunkan berat
badannya.Orang yang kegemukan biasanya lebih cepat lelah, nafas sesak, jantung berdebar-debar
walaupun aktifitas yang dilaksanakan olehnya tidak seberapa. Karena senantiasa memikul beban tubuh
yang berat maka jantung harus bekerja lebih berat dan harus bernafas lebih cepat supaya kebutuhan
tubuh akan darah dan oksigen dapat dipenuhi. Oleh sebab itu lama-kelamaan akan mengakibatkan
hipertensi.
b. Konsumsi Garam yang Tinggi
Penderita tekanan darah tinggi sering diwajibkan untuk mengurangi konsumsi garam.Hal yang
terpenting adalah membatasi pengguna garam dalam upaya mencegah berkembangnya hipertensi.
Anjuran Kementrian kesehatanpada masyarakat umum yang sehat adalah 5 gram atau setara satu
dendok tehperhari. Harus diperhatikan bahwa bagian garam yang menyebabkan hipertensi adalah
sodium.Natrium memiliki sifat menarik cairan sehingga mengonsumsi garam berlebih atau makan-
makanan yang diasinkan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Orang-orang peka natrium
akan lebih mudah mengikat natrium sehingga menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan
darah. Karena sifatnya yang meretensi air sehingga volume darah menjadi naik dan hal tersebut secara
otomatis menaikkan tekanan darah (Uli, 2013).

c. Stres psikososial

Hubungan antara stres dengan hipertensi diperkirakan melalui aktifitas saraf simpatik, yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stress menjadi berkepanjangan, akibat tekanan
darah akan menetap tinggi. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas,
berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis (Ferry, 2013).

2. Faktor risiko yang tidak dapat dihindari atau diubah


a. Umur

Tidak dapat dihindari bahwa pada kebanyakan orang bertambahnya umur dibayangi dengan
naiknya ukuran tekanan darah. Namun tidak semua orang tua mempunyai tekanan darah yang tinggi
asalkan saja orang senantiasa mengatur hidupnya menurut cara yang sesuai dengan usaha pencegahan
hipertensi

b. Jenis kelamin

Pria umumnya lebih mudah terkena hipertensi dibandingkan dengan wanita, hal ini mungkin
disebabkan kaum pria lebih banyak memiliki faktor pendorong seperti stres, kelelahan dan makan yang
tidak terkontrol.

4. Pencegahan Hipertensi
Tindakan pencegahan biasanya relatif. Adapun pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi
kejadian hipertensi yaitu (Susan, 2004) :
a. Pencegahan primordial
Yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap hipertensi, dimana belum tampak
adanya faktor yang menjadi risiko hipertensi. Sebagai contoh adalah dengan adanya peraturan yang
dibuat oleh pemerintah dengan membuat peringatan rokok akan bahayanya terhadap kesehatan. Selain
itu juga dengan melakukan senam kesegaran jasmani untuk menghindari faktor-faktor hipertensi.

b. Pencegahan primer
Yaitu upaya pencegahan sebelum seseorang menderita hipertensi, dimana dengan melakukan
pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor risiko hipertensi seperti rokok, alkohol, kurang olahraga
dan Sebagainya. Penyuluhan dapat dilaksanakan di sekolah atau kelompok usia muda.

c. Pencegahan sekunder

Yaitu upaya mencegah hipertensi yang sudah pernah terjadi untuk berulang atau mejadi lebih
berat.Disini diperlukan perubahan pola hidup terhadap faktor risiko hipertensi yang dapat diubah.Selain
itu dibutuhkan Juga kepatuhan berobat bagi seseorang yang sudah pernah menderita hipertensi.

d. Pencegahan Tersier
Yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang berlebih atau bahkan kematian.Sebagai contohnya
adalah dengan melakukan rehabilitasi.Dalam hal ini bukanlah rehabilitasi fisik yang dimaksud melainkan
rehabilitasi mental dan sosial yang membuat penderita tidak merasa berkecil hati atas penyakitnya.

B. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin mulai sejakkonsepsi dan berakhir sampai
permula persalinan.Periode kehamilan yangdihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
dimulai persalinan sejati, yang menandai awalnya periode antepartum.Periode antepartum dibagi
menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari tiga belas minggu atau tiga bulan menurut
hitungan kelender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama
kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau
lunar) atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari). Hal ini membuat
kehamilan berlangsung kurang lebih 266 hari 38 minggu (Fahira, 2017).

C. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi Ibu hamil

1. Pengertian Hipertensi Kehamilan


Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan, hipertensi kehamilan
biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. Peningkatan tekanan darah dari arteri yang
bersifatsistematik atau berlangsung terus – menerus untuk jangka waktu lama adalah hipertensi.
Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang cukup lama (Yeyeh, 2010).Tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi
permanen yang disebut hipertensi. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya hipertensi diperlukan
setidaknya tiga kali pengukuran tekanan darah pada waktu yang berbeda.Jika dalam tiga kali
pengukuran selama interval 2-8 pekan angka tekanan darah tetap tinggi, maka patut dicurigai sebagai
hipertensi. Pengecekan retina mata dapat menjadi cara sederhana untuk membantu menentukan
hipertensi pada diri seseorang (Lingga, 2012).

2. Gangguan Hipertensi Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2008), gangguan hipertensi pada kehamilan diantaranya adalah:

a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi
yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan. Hipertensi kronik dapat terjadi karena adanya penyakit ginjal, vascular
kolagen, endokrin, dan pembuluh darah. Hipertensi kronik dapat terjadi pada ibu hamil relatif diatas 30
tahun, multipara, pengguna obat hipertensi sebelum kehamilan dan tekanan darah tinggi(Manuaba,
2008).
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.
Preklamsia merupakan penyulit kehamilan, dengan tanda-tanda darah ≥140/90mmHg, berat badan naik,
sesak nafas, nyeri epigastrum, protein urine dan endema. Protein dalam urin normal tidak lebih dari 0,3
gram dalam 24 jam. Adapun faktor risiko preeklamsia (Wahyuny, 2012).
1) Faktor genetik
Bila ada riwayat preeklampsia pada ibu, anak perempuan, saudara perempuan dari seorang ibu hamil
maka ia akan berisiko 2-5 kali lebih tinggi mengalami preeklampsia dibandingkan bila riwayat tersebut
terdapat pada ibu mertua atau ipar perempuannya. Sehingga preeklampsia merupakan penyakit yang
lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu yang penderita preeklamsia.
2) Faktor graviditas
Marshall(1995) mengemukakan bahwa preklamsia biasanya terjadi pada kehamilan pertama. Pada
umumnya preklampsia diperkirakan sebagai penyakit pada kehamilan pertama, bila khamilan
sebelumnya normal maka kejadian preeclampsia akan menurun bahkan abortus pada kehamilan
sebelumnya merupakan faktor protektif terhadap kejadian tersebut. Hal ini disebabkan pada
primigravida pembentukan antibody penghambat belum sempurna sehingga meningkatkan risiko
terjadinya preklampsia (Nanien, 2012)
3) Faktor Bayi
Kejadian preeklampsia tiga kali lebih tinggi pada kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan
tunggal.Penderita preeklampsia berat yang tidak mendapat penanganan yang memadai atau terlambat
mendapat pertolongan bisa mendapat serangan kejangkejang yang disebut Eklampsia. Eklampsia sering
terjadi pada kehamilan nullipara, kehamilan kembar, kehamilan mola dan hipertensi dengan penyakit
ginjal (Roeshadi, 2007)
4) Faktor riwayat penyakit
Peningkatan risiko preeklampsia/eklampsia dapat terjadi pada ibu yang memiliki riwayat hipertensi
kronis, diabetes, dan adanya riwayat preeklampsia/eklampsia sebelumnya.

5) Faktor Lingkungan
Faktor pendidikan dan pekerjaan ibu hamil juga mempengaruhi terjadinya preeklampsia.Klonoff (1989)
mengemukakan bahwa wanita yang bekerja di luar rumah memiliki risiko lebih tinggi mengalami
preeklampsia/eklampsia bila dibandingkan dengan ibu rumah tangga (Nanien, 2011).

c. Eklamsia adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma. Eklamsia
merupakan kelanjutan dari preeklamsia pada eklamsia, endema terjadi penumpukan cairan tubuh yang
tampak ataupun tidak tampak. Endema berlanjut pada otak dan pendarahan otak (nyeri kepala,
muntah), pendarahan hati hingga berujung kejang (gagal jantung, pendarahan otak) dan bahkan koma
(Prawirahardjo, 2008).

d. Hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan berusia ≤20 minggu dan berkelanjutan sampai 6 minggu
pasca puus dengan tanda preeklamsia (dengan tanda-tanda tekanan darah ≥140/90 mmHg, berat badan
naik, sesak nafas (Radjamuda, 2014).
e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalin.Batasan mengenai
tekanan darah tersebut ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII (The Seventh Report of The
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood
Pressure).Ketetapan ini juga telah disepakati WHO, organisasi hipertensi internasional.maupun
organisasi hipertensi regional, termasuk yang ada di Indonesia. Dari batasan tersebut terlihat bahwa
mereka yang mempunyai tekanan darah normal yaitu bila tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80
mmHg.Di atas dari batasan tersebut sudah termasuk dalam kategori prehipertensi dan atau hipertensi
(Susilo, 2011).

3. Faktor Penyebab Hipertensi


Faktor penyebab hipertensi yaitu individu dan dengan riwayat keluarga hipertensi berisiko mengalami
hipertensi. Selain itu kegemukan, merokok, pengguna berat alkohol, kadar kolesterol tinggi terpapar
stress secara kontinu juga dihubungkan dengan hipertensi. Hipertensi dipengaruhi oleh gangguan emosi,
obesitas, konsumsi alcohol yang berlebih, rangsangan kopi berlebih, tembakau dan obat-obatan yan
merangsang, dan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Oleh karena itu hipertensi
memiliki kecenderungan genetic yang kuat dan dapat dipaparkan faktor-faktor kontribusi misalnya
sebagai berikut (Potter, 2006) :
a. Obesitas
Dalam penelitian Narkiewicz (2005) berat badan yang berlebih akan menyebabkan ketidakseimbangan
metabolism dimana hal tersebut dapat menimbulkan Chronic kidney diseases (CKD) yang berakibat
timbulnya peningkatan darah (Debby, 2012).

b. Pola Makan
Banyak makanan yang mengandung bahan pengawet, garam, dan bumbu penyedap juga dapat
menyebabkan hipertensi.Hal ini desebabkan karena makanan tersebut banyak mengandung natrium
yang bersifat menarik air ke dalam pembuluh darah, sehingga beban kerja jantung untuk memompa
darah meningkat dan mengakibatkan hipertensi.Konsumsi alkohol dan kopi berlebih juga
mengakibatkan hipertensi.Efek alkohol dan kopi terhadap tekanan darah masih begitu jelas, namun di
duga ada kaitannya dengan perangsang saraf otonom simpatis dan pengaruh hormon kortisol dimana
keduanya dapat menghasilkan efek peningkatan tekanan darah.

c. Rokok/Tembakau
Gas CO dihasilkan rokok mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel
darah merah (eritrosit) lebih kuat dibandingkan oksigen. Akibatnya, sel tubuh menjadi kekurangan
oksigen dan akan berusaha meningkatkan oksigen melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan
menciut. Bila proses tersebut berlangsung lama dan terus menerus, akibatnya pembuluh darah akan
mudah rusak dengan terjadinya aterosklerosis (penyempitan/pengerasan pembuluh darah).
Faktor risiko hipertensi dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial, beberapa fakot risiko dari
hipertensi dalam kehamilan adalah (Katsiki, 2010).
1) Faktor maternal

a. Usia
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Komplikasi maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usiadibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan
komplikasi selama kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang lebih besar mengalami
hipertensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia diatas 35 tahun (Manuaba, 2008).

b. Primigravida

Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama.Jika ditinjau dari kejadian
hipertensi dalam kehamilan graviditas paling aman adalah kehamilan kedua sampai ketiga.Primigravida
adalah seorang wanita hami untuk pertama kali, wanita yang pertama kali hamil sering mengalami stree
dalam mengalami persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan.Umurnya dibawah 20
tahun disebut primigravida muda.Usia terbaik untuk seseorang wanita hamil antara 20 tahun – 35
tahun. Sedangkan wanita yang pertama hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua.
Primigravida muda termasuk kedalam risiko tinggi dimana jiwa dan kesehatan ibu atau bayi dapat
terancam.

c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga perpanjangan silsilah di mana kehidupan dan waktu dari orang yang bersangkutan
diselidiki Riwayat keluarga menempatkan daging pada tulang silsilah. (Obat) Informasi yangberkaitan
dengan gangguan yang diderita oleh kerabat langsung pasien; sangat berguna jika gangguan adalah
genetik sedangkan riwayat hipertensi keluarga adalah penilaian adanya riwayat keluarga (ayah, ibu,
saudara, kakek, dll) yang menderita hipertensi atau memiliki garis keturunan secara langsung.

d. Riwayat Hipertensi Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat meningkatkan
risiko terjadinya hipertensi dalam keamilan, dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan
preeklampsia dan hipertensi kronis dalam kehamilan. Hal ini sama seperti teori yang dikemukakan oleh
Karkata (2006) bahwa wanita yang mengalami hipertensi pada kehamilan pertama akan meningkatkan
dan mendapatkan hipertensi pada kehamilan berikutnya.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, kelebihan gula dan
garam yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative, seperti diabetes
mellitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik, dan berbagai jenis keganasan
(kanker) dan gangguan kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan adanya timbunan lemak berlebih
dalam tubuh (Muflihan, 2012).

f. Gangguan Ginjal
Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada ibu hamil dapat menyebabkan hipertensi
dalam kehamilan.Hal itu berhubungan dengan keruskan glomerus yang menimbulkan gangguan filtrasi
dan vasokonstriksi pembuluh darah.Perempuan hamil dengan hipertensi dalam kehamilan memiliki
risiko yang tinggi untuk komplikasi yang berat seperti abruption plasenta, penyakit serebrovaskular,
gagal organ, dan koagulasi intravascular.

2) Faktor Kehamilan
Faktor kehamilan seperti hamil anggur dan kehamilan ganda berhubungan dengan hipertensi dalam
kehamilan.Preeklampsia dan eklampsia mempunyai risiko 3 kali lebih sering terjadi pada kehamilan
ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua, didapatkan 28,6% kejadian preeklampsia. Untuk menghindari
tekanan darah tinggi saat hamil dengan merubah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, diet
rendah kolesterol, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, tidak mengkonsumsi alkohol dan
rokok..Yang perlu adalah penanganan cepat dan menindak lanjuti dengan pelayanan kesehatan
(Ratnawati, 2017)

BAB III

Penutup
A.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipertensi adalah Hipertensi adalah kondisi medis
yang heterogen.Pada sebagian besar pasien, hipertensi merupakan akibat dari etiologi dengan
patofisiologi yang tidak diketahui (hipertensi esensial atau primer).Walaupun bentuk dari hipertensi ini
tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol.Sejumlah kecil presentasi pasien memiliki penyebab
hipertensi yang spesifik (hipertensi sekunder).Terdapat banyak penyebab sekunder yang potensial, baik
karena kondisi medis atau diinduksi secara endogen.Jika penyebab terjadinya hipertensi sekunder dapat
diidentifikasi, hipertensi pada pasien dapat disembuhkan (Uli, 2013)

B. Saran

Kesehatan sangat berharga bagi kehidupan makhluk hidup di bumi, maka kita wajib menjaga
kesehatan , mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk memudahkan pemberian tindakan
keperawatan dalam keadaan darurat secara cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur tetap/
protokol yang dapat digunakan setiap hari. Diharapkan kepada pembacasekalian dapat menjadikan
makalah Easuhan keperawatan hipertensi sebagai salah satu acuan yang bermanfaat, walaupun masih
penuh denganketerbatasab dan kekurangan yang sangat perlu kritik dan saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Herdman,T.heather(2012) diagnosa keperawatan, Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth j(2000). Buku saku patofisiologi Jakarta: EGC


Sriyanti 2013 Askeb hipertensi Retnived frohttp://chelyriyanti.blogspot.com 2013./08/akseb-
hipoglikemia_21.html Somantri 2014 asuhan keperawatan kepada klien dengan hipoglikemia.Redtrited
from http://Riani Somantri. blogpost.com/2014/02 asuhan-keperawatan pada klien -dengan 12 html

Anda mungkin juga menyukai