Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEKURANGAN ENERGI KRONIS


PADA IBU HAMIL

Oleh :

Rina Sari D.K


Nutrisionis Puskesmas Wadaslintang 1

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Makalah yang berjudul
“Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil” dapan disusun melauli beberapa
sumber yaitu melalui media pustaka dan media internet.

Makalah ini dibuat sebagai bahan untuk dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil.

Kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi sangat


diharapkan demi peningkatan makalah ini sehingga dapat diterima dan
bermanfaat bagi semua pembaca.

Wonosobo, 2 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A. Definisi kekurangan energi kronik................................................................3
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada ibu
hamil.....................................................................................................................3
1. Pendidikan.................................................................................................4
2. Pekerjaan...................................................................................................4
3. Pendapatan.................................................................................................4
4. Faktor jarak kelahiran................................................................................5
5. Faktor paritas.............................................................................................5
C. Dampak yang ditimbulkan............................................................................6
D. Cara pencegahan KEK..................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi
akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan,menurunkan produktifitas kerja dan daya tahan tubuh,yang
berakibat meningkatnya kesakitan dan kematian.Kecukupan gizi sangat di
perlukan oleh setiap individu,sejak janin masih di dalam kandungan.Ibu
atau calon ibu menjadi kelompok rawan,karena membutuhkan gizi yang
cukup sehingga harus di jaga status gizi dan kesehatanya, agar dapat
melahirkan bayi yang sehat (Dep.Kes RI 2003). Sampai saat ini masih
banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang
seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia.Sehingga mempunyai
kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang. Gizi
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada
ibu, antara lain anemia, perdarahan, mempersulit persalinaan sehingga
terjadi persalinan lama, prematuritas, perdarahan setelah persalinan,bahkan
kematian ibu. (dr.Prita Muliarini, 2010).
Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di
Indonesia untuk mengidentifikasi ibu hamil risiko kurang energi kronis
(KEK). Menurut Departemen kesehatan batas ibu hamil yang disebut
resiko KEK (kekurangan energi kronis) jika ukuran LILA < 23,5 cm,
dalam pedoman Depkes tersebut disebutkan intervensi yang diperlukan
untuk wanita usia subur (WUS) atau ibu hamil yang menderita risiko
KEK. Kurang energi kronis pada orang dewasa dapat diketahui dengan
indeks massa tubuh (IMT) yang diukur dari perbandingan antara berat dan
tinggi badan. Jika IMT kurang dari 18,5 dikatakan sebagai KEK. Akan
tetapi pengukuran IMT memerlukan alat pengukur tinggi badan dan berat
badan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu apa yang
dimaksud dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil serta faktor-
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya kekurangan energi
kronis (KEK) serta dampak apa saja yang terjadi pada ibu hamil sehingga
seorang ibu dapat mengetahui bagaimana cara mencegah KEK tersebut.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi
kekurangan energi kronik pada ibu hamil.
2. Agar seorang ibu hamil mengetahui cara pencegahan KEK
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi kekurangan energi kronik


Kurang energi kronis merupakan keadaan di mana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI 2002).
Kekurangan energi kronik dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan
pada ibu hamil (bumil). Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk
mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan
mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan
karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk
mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau juga
disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada


ibu hamil
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang
dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar
sekali gizi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan
membuat gizi ibu hamil semakin terpantau (Weni,2010). Sosial ekonomi
merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang
ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena
ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan
kesehatan.
1. Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2005). Faktor
pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi
yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya.
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang
dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan (Kamus Besar
Indonesia, 2008). Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban
kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik
terhadap kehamilannya. Kemampuan bekerja selama hamil dapat
dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap
(Benson Ralph C, 2008). Resiko-resiko yang berhubungan dengan
pekerjaan selama kehamilan termasuk :
a. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
b. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran
atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
c. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong
dan membersihkan.
3. Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar
akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya terutama
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat
pendapatan dapat menentukan pola makan. Pendapatan merupakan
faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan.
Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang
diperoleh dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar
pula prosentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah,
sayuran dan beberapa jenis bahan makanan lainnya.
4. Faktor jarak kelahiran
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang
dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat
mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak
akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya
lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu
tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri
(ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan
setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka
akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang
dikandung (Baliwati, 2006). Berbagai penelitian membuktikan bahwa
status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan
sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya.
Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui
sehingga dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan
persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu seolah-olah menghadapi
kehamilan atau persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih
bertambah tua. Apabila asupan gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat
mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Kriteria jarak kelahiran dibagi
menjadi 2, yaitu :  
a) Resiko rendah (≥ 2 tahun sampai < 10 tahun).
Resiko tinggi (< 2 tahun atau ≥ 10 tahun)
5. Faktor paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi.
Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali
atau lebih, maka kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :
a) Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.
b) Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
C. Dampak yang ditimbulkan
1. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga
akan meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).

2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum
waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan
operasi cesar cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).
3.    Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir
dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).

D. Cara pencegahan KEK


Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan
protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari
dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa
atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan
pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan
mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melalui sanitasi yang baik dan
perawatan kesehatan, terutama mencegah cacingan.Pemberian makanan
tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan berasal
dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar
peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik. Pada ibu
hamil yang menderita KEK dan dari Gakin kemungkinan masih
membutuhkan intervensi tambahan agar dapat menurunkan prevalensi
anemia sampai ke tingkat yang paling rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu merupakan suatu keadaan
seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi ataupun asupan
makanan yang berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil antara lain pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, faktor jarak kelahiran, serta faktor paritas.
Sehingga seorang ibu dapat mencegahnya dengan mengkonsumsi makanan
bergizi yang banyak mengandung kalori dan protein dengan pola makan
yang sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya kekurangan energi kronis.

B. Saran
Disarankan kepada bagi ibu hamil lebih meningkatkan konsumsi
makanan yang mengandung sumber zat besi seperti sayuran hijau, potein
hewani (susu, daging,telur) dan penambahan suplemen zat besi serta
makanan yang banyak mengandung kalori dan protein. Selain itu ibu
hamilperlu memeriksakan kehamilan secara teratur.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Baliwati, Y.F .2006. Pangan dan Gizi untuk Ibu Hamil. Swadaya. h 89.
Illyas, S. 2002. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI, 2002
Kalvonita, M. 2015. Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil.
http://www.academia.edu/6054314/KURANG_ENERGI_KRONIS. Dikses
16 Maret 2015 jam 20.23 WIB.

Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.


Zulhaida, L. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruh terhadap Bayi yang
dilahirkan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai