Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

M DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIK ( KEK ) DI RUANG
KEPERAWATAN IBU DAN ANAK ( KIA ) DI PUSKESMAS
CIANJUR KOTA

Nama : SITI HALIMATUS SA’ DIAH


NIM : 09190000168

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022

ii
i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. M DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIK ( KEK ) DI RUANG KEPERAWATAN IBU
DAN ANAK ( KIA ) DI PUSKESMAS CIANJUR KOTA

Telah Disyahkan
Pada tanggal:

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(………………………....) (…………………………)

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022

i
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dari
Praktikum. Dengan “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS DI RUANG BP UMUM
PUSKESMAS CIANJUR KOTA” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Lab Klinik I. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi pembaca dan penulis tentang Gangguan Sistem Pencernaan dengan Gastritis.

Cianjur, 30 Agustus 2022

Penulis

DAFTAR ISI

v
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I......................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................
A. Pengertian....................................................................................................................................
B. Penyebab......................................................................................................................................
C. Manifestasi klinik........................................................................................................................
D. Patofisiologi.................................................................................................................................
E. Patway..........................................................................................................................................
F. Penunjang....................................................................................................................................
G. Penatalaksanaan...........................................................................................................................
H. Focus pengkajian keperawatan....................................................................................................
I. Fokus Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................
J. Focus Intervensi keperawatan......................................................................................................
BAB II...................................................................................................................................................
TINJAUAN KASUS.............................................................................................................................
A. Identitas Klien ..........................................................................................................................
B. Identitas Penanggung jawab ....................................................................................................
C. Pengkajian ................................................................................................................................
D. Analisa data .............................................................................................................................
E. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................
F. Intervensi Keperawatan ...........................................................................................................
G. Implementasi Keperawatan .....................................................................................................
H. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA iv

v
i
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme
tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Kekurangan energi kronis atau yang selanjutnya disebut dengan KEK merupakan suatu
keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang disebabkan kurangnya konsumsi pangan
sumber energi yang mengandung zat gizi makro. KEK artinya kurang gizi pada ibu hamil
yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan seharihari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang wanita atau ibu hamil mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein). Ibu hamil dikatakan menderita KEK bila LILA
kurang dari 23,5 cm (Winkjosastro, 2007).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu
atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi .
Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat yang dapat
digambarkan terutama pada status gizi anak balita dan ibu hamil. Kualitas bayi yang
dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan ibu sebelum dan selama hamil. Jika zat gizi
yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai
konsekuensi yang kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya (Misaroh &
Praverawati, 2010).
Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah bayi, balita, dan ibu
hamil. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih
besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya ibu hamil mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,
kematian saat persalinan, perdarahan, persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan (DepKes RI, 2004).

1
Kriteria Ibu Hamil yang KEK :
a. Pertambahan berat badan selama hamil kurang dari normal (kurang dari 9kg).
Pertambahan berat badan yang ideal selama hamil adalah 10-16 kg,dimana pada
trimester I = +1, trimester II = + 3 kg, trimester III = + 6kg. Pertambahan BB ini juga
sekaligus memantau pertumbuhan janin.
b. Pada pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) kurang dari 23,5 cm. Pada kasus KEK
pada batas 23,5 cm mempunyai resiko relative cukup tinggi. Sedangkan ibu hamil
dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2x lebih banyak untuk melahirkan
BBLR. BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak.
c. Pada pengukuran kadar Hb kurang dari normal ( <11 gram % )
Semaakin tinggi kadar Hb semakin tinggi berat badan bayu yang dilahirkan ibu yang
mempunyai Riwayat anemia berat ( < 9gram % ) mempunyai resiko untuk melahirkan
BBLR 4,2 lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia

B. Penyebab
a. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi ini terdiri dari:
1. Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan tingkat
ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk
makan, sedangkan dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk
makanan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik
makanan yang diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin
besar pula persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan
beberapa jenis makanan lainnya.
2. Pendidikan Ibu
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang
dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi
diharapkan pengetahuan/informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik.
3. Faktor pola konsumsi
Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi
heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu

2
makanan juga banyak mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor
penghambat penyerapan besi (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
4. Factor perilaku
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya wanita lebih
memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anakanaknya. Ibu hamil
harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori/hari Jika ibu tidak punya
kebiasaan buruk seperti merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang kelak
dilahirkannya juga baik dan sebaliknya (Arisman, 2007).
b. Faktor Biologis
1) Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati,
2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi
kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan
(Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik
2) Jarak kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. (Agus Wilopo, 2004 : 5).
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan
mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi
berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).
3) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable).(Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
• Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan
janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau

3
mati pada waktu lahir.
• Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
• Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas kehamilan.
Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2
tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena
dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali
sempurna seperti sebelum masa kehamilan (Departemen Gizi dan
KesmasFKMUI,2007).
4) Berat badan saat hamil
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk
umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus
diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan
berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu kekurangan gizi
pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 -
12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3
kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin.

C. Manifestasi klinik
a. Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi:
1. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
2. Badan kurus
3. Rambut kusam
4. Turgor kulit kering
5. Conjungtiva pucat
6. Tensi kurang dari 100 mmHg
7. Hb kurang dari normal (<11 gr%)
b. Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:
1. Nafsu makan kurang

4
2. Mual
3. Badan lemas
4. Mata berkunang-kunang

D. Patofisiologi
Proses terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK)merupakan akibat dari faktor
lingkungandan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan
jaringan. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi
dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Bila status gizi
ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi seperti Kekurangan Energi
Kronis (KEK) (Rusilanti, 2014).

E. Pathwey
Kehamilan Kurang pengetahuan ______ Pendidikan dan ekonomi rendah

Perubahan Hormon Ketidak sediaan sumber makanan


Kebutuhan energi meningkat Tidak adekuat

Asupan nutrisi terbatas Asupan nutrisi kurang

Status gizi Kurang pada


Ibu hamil

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


Dari kebutuhan tubuh
F. Penunjang
a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm,
IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester pertama, kurang dari
3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester ketiga.

b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah atau
5
lambat, keringat dingin.
c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil <3,0(kurang),
3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml) wanita hamil 5,5
(kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+ (cukup).
d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat memberikan
gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar
tentang intake ibu hamil (individu). Hasil dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal
ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II dan III.
e. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek melainkan jangka panjang
(kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif untuk mereka wanita usia
subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat mudah
dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan berdasar kan penatalaksanaan yang telah diberikan yaitu
memberikan PMT berupa biskuit sebanyak 1 dos/4kotak/28 bungkus. Dikonsumsi perhari 1
bungkus atau 3 keping, dan dihabiskan dalam 1 bulan. Memberitahu ibu untuk meningkatkan
porsi makanan yang biasanya di makan sehari-hari menjadi 2x lipat dari sebelumnya.
Misalnya dalam sehari.

H. Focus pengkajian keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan saatseorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadapa anggota keluarga yang di binannya. Pengkajian merupakan
syarat utama untu mengidentifikasi masalah, pengkajian keperawatan bersifat dinamis,
interaktif, dan fleksibel data dikumpulkan secara sitematis dan terus menerus dengan
menggunakan alat pengkajian. Pengkajian keperawatan keluarga dapan menggunakan
metode observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya 2009).
Dalam melakukan pengkajian keluarga hal-hal yang perlu dikaji berdasarkan teor /
model family canter nursing, (Fridmen 2014) mengungkapkan terdapat 7 komponen
pengkajian yaitu :

a. Data Umum

6
1. Identitas kepala keluarga (KK)
Meliputi nama kepala keluarga, umur, pendidikan kepala keluarga,pekeijaan
kepala keluarga dan alamat.
2. Komposisi anggota keluarga
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan KK,
pendidikan,pekerjaan, dan keterangan.
3. Genogram
Genogram harus mencakup minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur,
kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat keterangan gambar dengan
simbol berbeda seperti :
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Tinggal serumah : ------
Klien : /\
4. Tipe keluarga
Menentukan tipe keluarga, lakukan identifikasi terhadap kepala keluarga.
5. Suku bangsa
Identifikasi asal suku bangsa keluarga, bahasa yang dipakai keluarga, dan
kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan.
6. Agama
Identifikasi agama yang dianut keluarga dan kepercayaan yang mempengaruhi
kesehatan.
7. Status sosial ekonomi keluarga
Identifikasi rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga, jenis pengeluaran
keluarga tiap bulan, tabungan khusus kesehatan, dan barang (harta benda) yang
dimiliki keluarga (perabot, transfortasi).
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Identifikasi aktivitas rekreasi yang biasa di lakukan oleh keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Identifikasi tahap perkembangan
keluarga di tentukan dengan anak tertua yang terdapat dalam keluarga.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Identifikasi tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kaji adanya hubungan antara
tugas perkembangan yang belum terpenuhi dengan penyakit yang di alami oleh
7
pasien.
3. Riwayat keluarga inti Identifikasi terbentuknya keluarga inti dan penyakit yang
diderita keluarga orangtua (adanya penyakit menular dan keturunan). Identifikasi
riwayat penyakit keturunan, menular di keluarga dan riwayat kebiasaan atau gaya
hidup yang mempengaruhi kesehatan.
c. Lingkungan
1. Karakteristik rumah Identifikasi
ukuran rumah (luas rumah), kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan rumah,
ventilasi rumah, saluran pembuangan air limbah (SPAL), air bersih, pengelolaan
sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi dan daerah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunikais Rw
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat di dalamnya
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan dan kesepakatan penduduksetempat
serta budaya yang dapat mempengaruhi status kesehatan keluarga.
3. Mobilitas geografis keluarga
Menjelaskan tentang apakah keluarga sering pindah rumah serta dampak pindah
rumah terhadap kondisi keluarga.
4. Stres dan koping keluarga
• Stresor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga.
• Respon keluarga terhadap stress.
• Strategi koping yang digunakan.
• Strategi adaptasi yang disfungsional (adakah cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptif).
d. Pemeriksaan fisik keluarga
Pemeriksaan fisik dan fokus
• Identitas klien
• Riwayat kesehatan, meliputi : keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga.
• Riwayat obstetric dan ginekologi, meliputi : riwayat menstruasi, riwayat
kontrasepsi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
Penampilan umum, kesadaran, penampilan fisik.
• Tanda-tanda vital
8
• Antropometri
Berat badan, tinggi badan, LLA.
• Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bagaimana apakah ada benjolan ata tidak, warna rambut,
distribusi rambut merata, terjadinya rontok/tidak, kebersihannya tergantung ibu
hamil
Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak.
• Wajah
Inspeksi : pada wanita hamil kulit muka biasanya terjadi cloasma gravidarum
(peningkatan pigmentasi) yang diakibatkan karena adanya stimulasi hormone
melanosit terutama pada daerah batang hidung dan pipi, namun setelah melahirkan
biasanya cloasma gravidarum ini berangsur-angsur akan menghilang, biasanya
pada ibu hamil terjadi edema pada wajah.
Palpasi : terdapat nyeri tekan atau tidak.
• Mata
Inspeksi : kesimetrisan mata, konjungtiva, sklera, pupil, reflek kornea, gerakan bola
mata, fungsi penglihatan.
Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak pada daerah kelopak mata.
• Hidung
Inspeksi : bentuk, mukosa, kebersihan, ada polip/tidak, fungsi penciuman Palpasi
: ada nyeri sinus frontalis/maksiliaris atau tidak.
• Gigi dan Mulut
Inspeksi : kebersihan, warna mukosa bibir, kebersihan gigi, caries gigi,
pembesaran tonsil, pembengkakan dan perdarahan gusi, warna lidah, fungsi
pengecapan.
• Telinga
Inspeksi : bentuk telinga, kebersihan, fungsi pendengaran
Palpasi : nyeri telinga/ tidak
• Leher
Inspeksi : ada tidaknya pembesaran JVP, ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening, reflek menelan.
Palpasi : ada atau tidaknya pembesaran tiroid, ada atau tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening akibat peradangan dan peningkatan vaskularis.
• Dada dan Punggung

9
Inspeksi : kesimetrisan bentuk dan pergerakannya
Auskultasi : bunyi paru-paru atau suara nafas dan jantung perkusi: pada daerah
paru
• Jantung
Inspeksi : adanya pembesaran jantung atau tidak
Auskultasi : apakah bunyi jantung teratur atau tidak, irama, suara jantung Perkusi
: apakah terdengar suara murmur atau gallops
Palpasi : terdapat pembengkakan atau tidak
• Payudara
Inspeksi : kesimetrisan antara payudara yang kiri dan kanan, kebersihan payudara,
dilatasi vena, ada tidaknya pembengkakan pada payudara, hiperpigmentasi pada
areola dan putting, keadaan putting susu menonjol atau tenggelam.
Palpasi : ada/tidak nyeri tekan pada payudara, ada tidaknya benjolan di payudara,
teraba panas atau tidak.
• Abdomen
Inspeksi : apakah adanya line anigra, striae gravidarum dan bekas luka
Auskultasi : bising usus dengan normal 6-12 kali per menit
Palpasi :
Leopod I
Pemeriksaan untuk menentukan tuanya kehamilan dari tinggi fundus uteri dan
untuk menentukan bagian apa yang terdapat di fundus uteri. Sebelum bulan ketiga
fundus uteri belum teraba dari luar, pada saat umur kehamilan 12 minggu tinggi
fundus 1-2 jari diatas simpisis, 16 minggu tinggi fundus per ^ jari diatas simpisis
dan pusat, 20 minggu tinggi fundus 3 jari jari dibawah pusat, 28 minggu tinggi
fundus 3 jari diatas pusat, 32 minggu tinggi fundus per ^ an prosesus xipoideus,
dan 40 minggu tinggi fundus per ^ an prosesus xipoideus dan pusat. Leopold II
Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-
bagian kecil dari janin. Apabila teraba bagian keras melintang berarti punggung,
apabila teraba keras dan bundar berarti kepala, apabila teraba bundar dan agak
lembek berarti bokong. Kadangkadang disamping terdapat kepala atau bokong
ialah pada letak lintang
Leopod III
Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah, apakah kepala atau bokong
dan untuk menentukan apakah bagian yang terbawah dari janin sudah masuk PAP

1
0
atau belum.
Leopod IV
Untuk menentukan seberapa besar masuknya bagian terbawah dari janin masuk ke
dalam rongga panggul. Divergent yaitu ukuran yang terbesar kepala sudah
melewati PAP, sedangkan convergent yaitu ukuran terbesar kepala belum melewati
PAP.
• Genitalia
Inspeksi : distribusi rambut pubis, vulva (adakah edema, varises, selaput lender,
keadaan perineum, ganda cheadwick, secret vagina, perdarahan, volume, bau, dan
ada massa atau tidak, ada haemoroid atau tidak).
• Ekstermitas atas dan bawah
Inspeksi : fungsi ekstermitas, LLA normal pada ibu hamil yaitu minimal 23,5 cm,
varises, edema, ada luka atau tidak, kekuatan otot .
Palpasi : CRT, turgor kulit
Perkusi : reflek patella
• Pemeriksaan penunjang
Lab : Hb (Normal: 11,5 -16 gr/dl)
USG : melihat hasil konsepsi, jenis kelamin janin dan usia kehamilan.
Rontgent : gambaran skelet ( <21mg )
Amniosentesis : visualisasi janin secara langsung menggunakan teleskop kecil
melalui dinding abdomen dan uterus mengambil contoh darah janin. (Kurnaesih,
2014).
I. Focus Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.
Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang
telah di tetapka oleh perawat yang bertanggung jawab. Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul sesuai dengan SDKI.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d factor biologis
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber informasi

J. Focus Intervensi keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d factor biologis

1
1
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
❖ Berat badan pasien dalam batas normal
❖ Adanya peningkatan berat badan
❖ Bb ideal sesuai dengan tinggi badan
❖ Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
❖ Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
1) Timbang berat badan setiap pagi
2) Kaji penyebab BB turun
3) Kaji makanan kesukaan pasien
4) Anjurkan makan sedikit sedikittapi sering
5) Anjurkan ibu makan-makanan yang bergizi , protein tinggi
6) Anjurkan ibu melakukan pemeriksaan setiap bulan ke puskesmas Kolaborasi :
7) Dalam pemberian gizi yang tepat dengan ahli gizi
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber sumber informasi
Tujuan :
Pasien mengetahui KEK itu apa dan pengetahuan akan meningkat
Kriteria Hasil :
❖ Pasien dan suami mengatakan paham akan KEK
❖ Pasen dan suami mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat Intervensi
:
1) Kaji pengetahuan ibu tentang masalah yang dialaminta
2) Jelaskan tentang masalah yang dialaminya (KEK)
3) Jelaskan penyebab dari KEK itu apa
4) Jelaskan pengaruh KEK pada ibu dan j anin
5) Evaluasi dari penjelasan tentang KEK dan minta ibu terangkan kembali
6) Anjurkan ibu untuk kepuskesmas setiap bulan

1
2
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M

Umur : '1 maret 2002 , 2o tahun

Jenis kelamin :P

Alamat : Babakan tasik RT 01 Rw 12 Kel sawah gede Kab. Cianjur

Status : Menikah

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal masuk RS : 29 agustus 2022

Tanggal pengkajian : 29 Agustus 2022

DX Medis : KEK

B. IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn Fauzan

Umur : 12 Januari 1998

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Babakan tasik RT 01 Rw 12 Kel sawah gede Kab. Cianjur

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Karyawan

C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama

Pasien mengeluh ingin mengechat kandungan dan merasa sering mual kadang
muntah

1
3
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Cianjur kota pada tanggal 29 Agustus 2022 di


dapatkan data subjektif pasien mengatakan mengontrol kandunganya dengan satus
obstrukti G1P0A0 hamil 12 minggu , pasien juga mengatakan pusing dan mual.
HPHT 1805-2022 dan HPL 25-01-2023. TD 100/80 mmHg, Nadi 80x/mnt, RR
19x/mnt, Suhu 36C , BB 35 Kg , LLA 21 cm. pasien di periksa di ruang KIA
Puskesmas Cianjur Kota.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan tidak mempunyai Riwayat penyakit

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai Riwayat penyakit

5. Genogram

Keterangan :

• □ : Laki- laki
• O : Perempuan
• ----: Serumah
• A : Pasien/ pragnen
6. Riwayat menstruasi

pasien menarce pada usia 13 tahun , siklus teratur , lama haid 5-7 hari selama haid
pasien merasakan nyeri pada bagian perut

7. Riwayat ANC

Pasien mengatakan pada saat hamil memeriksa kandungann di puskesmas 1 kali

1
4
kontrol

8. Status Obstetri

Klien mengatakan hamil 1 melahirkan 0 keguguran 0 . HPHT 18 mei 2022 TP 25


Januari 2023. TFU belum teraba

9. Riwayat Perkawinan

Klien mengatakan sudah menikah lama pernikahan 8 bulan, klien dan pasangan
single partner.

10. Riwayat KB

Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB

11. Pemeriksaan Per Sistem

a. Status kesehatan umum


Kesadaran : CM
Tekanan darah: 110/ 80 mmHg
Nadi : 70 x/ mnt
RR : 20 x/mnt
TB : 151 cm
BB : 54 kg
LLA : 12 Cm
b. Mata
Inspeksi : bentuk simetris , pupil isokor
c. Payudara
Inspeksi : Putting susu datar dan tidak lecet,
Palpasi : tidak ada nyeri, tidak ada benjolan.
d. Thorax
Insfeksi : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot/dinding dada.

Aukultrasi : terdapat redup pada area jantung, sonor pada area paru, suara paru
vesikuler
e. Abdomen
Inspeksi : pemebsaran perut sesuai dengan usia kehamilan
Palpasi : TFU belum teraba, tidak ada nyeri tekan, teraba balloment
f. Ekseremitas

1
5
Tidak ada edema , tidak teraba nyeri, tidak ada benjolan, turgor kulit Kembali
dalam 2 detik.
g. Genetalia
Genetalia normal tidak ada kelainan.

12. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Hasil Normal

Hemoglobin 10 gr/dl 11g/dl


Glukosa Negative < 140 mg/dl
Protein Negative < 30 mg/hari

USG
1 x dilakukan ( Normal)

13. Program terapi


• Vit
• Pemberian PMT

D. Analisa data
No Data Fokus Etiologi Problem
1. Mual dan muntah Defisit nutrisi
berhubungan dengan
DS :
factor fsikologi
1) klien mengatakan nafsu Nafsu makan berkurang
makan berkurang sejak
hamil
2) klien mengatakan makan
Berat badan berkurang
dalam porsi kecil
3) klien mengatakan BB awal
45 kg sekarang 35 kg klien
tidak nafsu makan.
Do :
1) Klien tampak kurus
2) BB : 35 Kg
3) Tanda - tanda vital :

1
6
TD : 100/80 mmHg Nadi :
80 x / mnt RR : 19 x / mnt
Suhu : 36.0 ° C

DS :
1) Klein mengatakan belum
Defisit pengetahuan
mendapatkan edukasi
Pendidikan berhubungan dengan
2. mengenai nutrisi dan
bahaya dari kekurangan kurang terpaparnya
nutrisi informasi.
DO : Kurang terpapar
a. Klien tampak bingung saat di informasi
tanyakan mengenai
pentingnya nutrisi saat
hamil Kurang pengetahuan ,
pengobatan perawatan
progrosis penyakit

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Defisit nutrisi berhubungan dengan factor fsikologi
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
F. Intervensi Keperawatan
Hari/Tgl Intervensi Ttd
Tujuan Dan Kriteria
/jam No. Diagnosa (DP)
Hasil
Senin , Defisit nutrisi Setelah di lakukan Menejemen Nutrisi
29/8/20 22 berhubungan dengan Tindakan keperawatan a. lakukan indentifikasi
Jam 10.25 factor selama 2x/ 30 menit status nutrisi
wib fsikologi diharapkan status b. berikan suplemen
nutrisi terpenuhi . makanan
kriteria hasil : c. indentifikasi
a. Pengetahuan perubahan berat
tentang standar badan
asupan nutrisi d. indentifikasi factor
yang tepat yang
meningkat mempengerahui
b. Menetapkan target asupan gizi
berat badan yang
sehat meningkat
c. Memberikan
nutrisi pararel
sesuai
rekomendasi

1
7
Defisit pengetahuan Perawatan kehamilan
berhubungan dengan a. identifikasi kesiapan
Setelah di lakukan dan kemampuan
kurang
Tindakan keperawatan menerima informasi
terpaparnya
selama 2x/ 30 menit b. jelaskan manfaat
informasi. diharapkan tingkat nutrisi ibu hamil
pengetahuan selama hamil
meningkat kriteria c. ajarkan klien rutin
hasil : untuk memeriksa
a. Perilaku sesuai kehamilannya.
dengan anjuran
b. Persepsi yang
keliru terhadapp
masalah menurun

G. Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/jam No. DP Implementasi Evaluasi Ttd
Senin , 29 Defisit nutrisi a. Mengidentifikasi
agustus 2022 berhubungan status nutrisi . TB : S : Klien mengatakan
Jam 10.10 dengan factor 153 cm BB : 35 kg ingin mengontorl
fsikologi LLA : 21 cm. Hb kandungannya
10 mg/dl O : Monitor status
b. Memberikan Gizi .TB:153 cm BB:35
kg LLA : 21 cm. Hb 10
suplemen makanan
mg/dl
c. Mengidentifikasi
perubahan berat A : masalah belum
badan. BB awal 45 teratasi
Kg sekarang BB 35 P : Intervensi di
kg. lanjutkan
d. Mengidentifikasi
factor yang
mempengaruri
asupan gizi. Yaitu
di akibatkan
mengalami mual
dan muntah

a. Mengidentifikasi
kesiapan kllien dan
kemampuan
Defisit
menerima S : Klien mengatakan
pengetahuan
informasi sudah mengerti
berhubungan
dengan kurang mengenai informasi
yang di berikan tentang
nutrisi

1
8
terpaparnya O : Klien nanmpak
informasi. b. Menjelakan manfaat sudah mengerti tentang
nutrisi ibu selama manfaat dari nutrisi
hamil A : Masalah Teratasi P :
c. Menganjurkan ibu Intervensi di hentikan.
rutin memeriksa
kehamilannya

1
9
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. A. H. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Sagung Seto. Jakarta: EGC.

Friedman, M.M. (2014). Buku Ajar Keperaatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Mubarak, W. I., et al. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto.

Tersedia pada http://www.repository.poltekeskupang.ac.id/345/1/SUMIATI%20LONGSO.pdf

( di akses 25 agustus 2022 )

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

i
v

Anda mungkin juga menyukai