Disusun Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “Systematic Literature Review: Pengaruh Pemberian Makanan
Tambahan Terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil Kekurangan
Energi Kronik (KEK)”
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Studi Megister Keperawatan (S2) Fakultas Ilmu & Tekhnologi Kesehatan Universitas
Jendral Ahmad Yani Cimahi. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata tugas mata kuliah Kepemimpinan dalam Yan.Keperawatan ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas budi kebaikan dan menjadikan pahala bagi semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................4
A. KEK...................................................................................................................6
C. Kehamilan ........................................................................................................11
C. Definisi Operasional..........................................................................................20
D. Kriteria .............................................................................................................20
ii
BAB IV Hasil dan Pembahasan .........................................................................23
A. Jalannya Penelitian............................................................................................23
C. Hasil .................................................................................................................25
D. Pembahasan.......................................................................................................32
A. Kesimpulan......................................................................................................39
B. Saran .................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suplemen Ibu Hamil adalah suplemen gizi berupa biskuit berlapis yang
diformulasikan khusus diperkaya dengan vitamin dan mineral untuk masa
kehamilan, dengan mengutamakan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Pemberian makanan tambahan
merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah gizi. Menurut Peraturan
Departemen Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Makanan Tambahan
Pangan Dasar, KEK untuk ibu hamil berupa suplemen makanan yang terdiri dari
biskuit yang mengandung protein, asam linoleat dan karbohidrat serta difortifikasi
dengan 11 vitamin dan 7 mineral (Rohmah, 2020).
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), kehamilan adalah suatu proses yang diawali dengan keluarnya sel telur
yang matang di tuba falopi kemudian bertemu dengan sperma dan melebur
membentuk sel yang tumbuh. Dapat diartikan bahwa ibu hamil adalah proses
kehamilan ketika seorang wanita membawa embrio di dalam tubuhnya. Dalam
dunia kedokteran, ibu hamil disebut gravida, calon bayi yang lahir di awal
kehamilan disebut embrio dan kemudian janin sampai masa kehamilan tiba (Sari,
2019).
Pertambahan berat badan pada ibu hamil disebabkan oleh peningkatan komposisi
rahim, perkembangan plasenta, janin dan cairan ketuban, volume darah,
peningkatan resistensi cairan dan produksi lemak.
Kurang energi kronis pada ibu hamil merupakan penyakit gizi buruk pada
ibu hamil yang berlangsung lama (bertahun-tahun), yang biasanya tercermin dari
ukuran lingkar lengan atas ibu hamil < 23,5 cm. Ibu hamil membutuhkan nutrisi
yang lebih banyak karena nutrisi yang diserap dan disimpan dalam tubuh ibu
diserap oleh janin sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan janin (Abadi dan Putri,
2020). Kekurangan energi kronis (KEK) dianggap sebagai keadaan kekurangan
gizi. KEK merupakan masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil dan
sebagian besar disebabkan oleh kekurangan energi dalam jangka panjang
(Ernawati, 2018).
1
2
struktur susunan saraf pusat, terutama pada tahap awal pertumbuhan otak
(hiperplasia) dalam kandungan (Ernawati, 2018).
KEK pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor yaitu penyebab langsung
dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung adalah kurangnya asupan gizi
dan penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung adalah sumber makanan yang
tidak memadai, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan yang
tidak mendukung (Hariyani, Megananda, & Nuryanti, 2020).
Penyebab tidak tercukupinya kebutuhan gizi selama kehamilan adalah
penyakit infeksi pada ibu, usia ibu yang terlalu muda atau resiko melahirkan yang
tinggi, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat sosial ekonomi yang rendah, jarak
kehamilan yang terlalu pendek (Diza, 2017).Faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya KEK pada ibu hamil adalah status ekonomi yang buruk, kebersihan
rumah yang buruk. Faktor risiko KEK setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik masyarakat, kebiasaan konsumsi, serta kondisi sosial ekonomi dan
budaya masyarakat (Nining Tyas Triatmaja, 2017).
Hasil dari penelitian yang dilakukan di Balikpapan menyatakan bahwa
ada pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap perurubahan
fisik pada ibu KEK, perubahan fisik berarti perubahan berat badan dan LILA
(lingkar lengan atas). Suplementasi selama 10 minggu atau sampai dengan 90 hari
dapat meningkatkan berat badan ibu hamil dan LILA sebesar 10-20% (Hariyani,
Megananda, & Nuryanti, 2020).
Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai makanan tambahan ibu
hamil terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK, namun masih sedikit
penelitian yang memberikan ringkasan umum (systematic literature review)
tentang efek makanan tambahan ibu hamil terhadap penambahan berat badan ibu
hamil KEK. Oleh karena itu, diperlukan kajian yang komprehensif (systematic
literature review) tentang dampak kenaikan berat badan pada ibu hamil dengan
KEK.
4
B. Rumusan Masalah
penambahan berat badan ibu hamil KEK dengan metode systematic literature
review?
C. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Diketahui pengaruh pemberian makanan tambahan ibu hamil
terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK dengan metode systematic
literature review.
b) Tujuan Khusus
b. Diketahui kenaikan berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK)
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan bahan ajar
beberapa jurusan terkait keperawatan hasil penelitian juga dapat meningkatkan
5
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pengalaman baru untuk
melanjutkan penelitian berikutnya mengenai pemberian makanan tambahan ibu
hamil terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak
memiliki pasokan energi dan protein yang konsisten. Kebutuhan energi orang dewasa
± 1.700–2.250 kkal, sedangkan kebutuhan protein orang dewasa adalah 50–60 g per
hari, atau sekitar 11% dari total asupan energi. Kekurangan energi kronis menunjukkan
keadaan terus menerus di mana tubuh manusia berada dalam keseimbangan energi
antara asupan dan pengeluaran energi meskipun berat badan rendah dan konsumsi
energi rendah (Adha, Prastia, & Rachmania, 2019).
Kurang Enegi Kronik pada ibu hamil dilatar belakangi oleh kehamilan dengan
satu atau lebih keadaan “ 4 terlalu “, seperti :
a. usia ibu
Sebagian besar kasus KEK terjadi pada ibu hamil berusia < 27 tahun menjadi
36,7%. Ibu yang lebih muda 3,7 kali lebih mungkin terkena KEK dari pada ibu yang
lebih tua. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa
usia ibu hamil berhubungan dengan prevalensi KEK. Usia ibu saat hamil menentukan
kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Wanita yang hamil di usia yang lebih muda
membutuhkan nutrisi tambahan untuk pertumbuhan janin dan juga untuk
pertumbuhan fisik ibu yang masih dalam masa pertumbuhan (Nining Tyas Triatmaja,
2017).
8
b. Informasi
Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang makanan bergizi yang baik
dan pola makan yang sehat sangat penting untuk mencapai kualitas asupan gizi ibu
hamil yang lebih baik. Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan
menyelenggarakan kursus bagi ibu hamil. Informasi, dilaksanakan secara intensif
dalam bentuk penyuluhan kesehatan, tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang pencegahan KEK (Husna dan Arum, 2020).
c. Pendidikan
Pendidikan ibu berpengaruh terhadap kejadian KEK. Karena semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan mereka akan menerima
informasi baik secara langsung maupun melalui media sosial, sebaliknya tingkat
pendidikan yang rendah dianggap sebagai penghambat pengembangan dan
rekrutmen. Namun bisa jadi karena seseorang yang berpendidikan rendah belum
tentu menjamin ibunya akan terkena KEK jika ibunya sering mencari informasi
tentang pencegahan KEK (Syakur, Usman, & Dewi, 2020).
d. Paritas
Paritas merupakan status seorang wanita sehubung dengan jumlah anak yang
pernah dilahirkan. Paritas termasuk kedalam faktor resiko dalam kehamilan
grademultipara menyebabkan kondisi yang mempengaruhi optimalisasi ibu dan janin
dalam kehamilan yang dihadapinya. Disimpulkan bahwa dengan paritas hingga 4
tidak ada risiko interferensi.
e. Status sosial
Status sosial keluarga dalam masyarakat terkadang dinilai berdasarkan
pekerjaan. Keluarga dengan pekerjaan tetap cenderung memiliki kehidupan yang
lebih stabil. Hal ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan hidup. Keluarga
berpendapatan tetap memiliki daya beli yang tinggi. Namun banyaknya kebutuhan
hidup seringkali membuat keluarga tidak memprioritaskan kecukupan gizi. Keadaan
9
ini membuat pendapatan mempengaruhi status gizi karena ketika sebuah keluarga
memiliki pendapatan tidak teratur, daya belinya rendah untuk makanan sehari-hari
dan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh mungkin tidak terpenuhi (Kurniawan
Dwike An Nisa, Triawanti, 2021).
Hasil penelitian yang dilakukan di Kota Padang menemukan bahwa pendapatan
berpengaruh terhadap munculnya KEK, karena tingkat pendapatan menunjukkan
kebiasaan makan keluarga. Pendapatan juga merupakan faktor yang menentukan
kualitas dan kuantitas makanan. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka semakin
banyak pangan yang dipenuhi makanan dan gizi keluarga yang baik (Rahmi, 2017).
f. Frekuensi makan
Makan sering baik untuk ibu hamil, yang lebih cenderung menderita kurang
energi kronis daripada ibu hamil yang makan sedikit, karena ibu hamil yang makan
sering sering mengalami mual dan muntah, yang menyebabkan ibu kekurangan gizi
selama kehamilan (Syakur). , Usman dan Dewi, 2020).
g. Untuk hidup
Hasil penelitian di Ethiopia menemukan bahwa wanita yang tinggal di
pedesaan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
Hal ini karena perempuan yang tinggal di perkotaan memiliki tingkat pengetahuan
dan pendidikan yang tinggi sehingga mudah memahami pentingnya nutrisi sehat yang
tepat bagi tubuh. Studi ini juga menemukan bahwa wanita yang tidak berpendidikan
secara signifikan lebih mungkin mengalami kekurangan berat badan (Wubie et al.,
2020).
Kondisi ibu hamil dengan KEK yang terjadi pada bayi antara lain kematian
janin (aborsi), kelahiran prematur, cacat lahir, bayi berat lahir rendah, keterlambatan
pertumbuhan gagal tumbuh pada anak balita . Anak-anak biasanya terlalu kecil untuk
usia, otak dan metabolisme, yang menyebabkan penyakit tidak menular di masa
dewasa, yaitu. bayi tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan baru (Abadi
dan Putri, 2020).
KEK terjadi pada ibu hamil ketika kebutuhan energi tubuh tidak terpenuhi
melalui pola makan. Seperti yang kita ketahui, ibu hamil membutuhkan energi yang
lebih banyak dibandingkan dengan wanita dewasa lainnya. Karena ibu hamil tidak
memenuhi kebutuhannya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin yang
dikandungnya. Karbohidrat (glukosa) digunakan sebagai bahan bakar di seluruh
jaringan tubuh, namun kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat rendah
dan kelaparan dapat terjadi setelah 25 jam. Jika keadaan berlanjut, tubuh menggunakan
simpanan lemak dan protein amino, yang biasanya diubah menjadi karbohidrat.
Sehingga tubuh mengalami kekurangan nutrisi, terutama kekurangan energi, yang
berdampak buruk bagi ibu hamil (Mijayanti et al., 2020).
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang hasil pengukuran LILA < 23,5 cm. Wanita
hamil adalah salah satu kelompok yang paling rentan gizi. Asupan protein dan energi yang
tidak memadai pada ibu hamil dapat menyebabkan kekurangan energi kronis (KEK)
(Rohmah, 2020). Ibu hamil membutuhkan lebih banyak nutrisi karena nutrisi yang
dikonsumsi dibagi antara ibu dan janin. Janin tumbuh dengan menyerap nutrisi dari
makanan dan menyimpan nutrisi ke dalam tubuh ibu (Abadi dan Putri, 2020).
C. Kehamilan
Kehamilan adalah proses berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi, pelepasan sel
telur, migrasi sperma dan sel telur, pembuahan dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
di dalam rahim, pembentukan plasenta, serta pertumbuhan dan perkembangan pembuahan
hasil pembuahan. sampai ada cukup waktu atau bulan untuk melahirkan. Wanita hamil
adalah salah satu kelompok yang paling rentan gizi. Kelompok rawan gizi adalah kelompok
masyarakat yang lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti gizi buruk.
Kehamilan merupakan masa penting dalam hidup dan masa dimana seorang wanita
membutuhkan berbagai nutrisi yang jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan dalam kondisi
normal. Untuk menghindari kekurangan nutrisi selama kehamilan, ibu harus menjaga
kondisi fisiknya dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung energi, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam porsi yang seimbang
sesuai tahapan kehamilan (Husna dan Arum, 2020).
Kehamilan adalah fase berkelanjutan, periode yang hilang mempengaruhi hasil
kehamilan dengan cara yang berbeda. Perikonsepsi, konsepsi, implantasi, plasenta dan
tahap pembentukan embrio sering disebut sebagai periode perikonsepsi. Nutrisi ibu
sebelum dan selama kehamilan memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas bayi
yang dilahirkan (Azizah dan Adriani, 2017).
Salah satu pemeriksaan kehamilan ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan masalah pemberian
makan pada ibu hamil. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi yang
cukup selama kehamilan agar ibu dapat mempertahankan dan mencapai status gizi yang
optimal. Ibu hamil dengan status gizi yang baik dapat melahirkan bayi yang sehat jasmani
dan rohani serta memiliki tenaga untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya (Ernawati,
2018).
12
Konsumsi makanan ibu dalam hamil biasanya lebih banyak dari pada keadaan tidak
hamil, kondisi ini dikarenakan janin mengambil zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu.
Kebutuhan zat gizi yang meningkat saat kehamilan adalah kebutuhan energi. Penambahan
energi utama terjadi pada trimester II dan III.
Kebutuhan ibu hamil dalam 2.500 sampai 3000 kkal/hari dapat dicapai dalam 3-4
kali makan dalam sehari yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kecukupan gizi ibu
hamil. Pola konsumsi ibu hamil dapat dilihat dari jumlah dan frekuensi makan ibu dalam
sehari. Kemenkes RI menyatakan pengukuran pola konsumsi pada ibu hamil dibagi
kedalam dua kriteria yaitu :
Jika kebutuhan ibu hamil tidak terpenuhi, maka akan timbulnya masalah gizi pada
ibu hamil. Masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil akan mengganggu kesehatan ibu dan
13
janin. Pada saat ini masih banyak ibu hamil di Indonesia yang mengalami masalah gizi
yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia (Ernawati, 2018).
Makanan Pendamping ASI adalah pemberian makanan kepada ibu hamil berupa
biskuit berlapis yang diracik khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral bagi
kelompok tertentu untuk memulihkan status gizi, dan bagi ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis. (DESEMBER). Setiap ibu hamil KEK mendapatkan 3 bungkus biskuit
sebagai tambahan makanan selama 1 bulan (Hernawati & Kartika, 2019). Ibu hamil pada
trimester pertama harus makan 2 lapis cookies sehari, pada trimester kedua dan ketiga
harus makan 3 lapis cookies sehari (Juliasari dan Ana, 2021).
Suplemen kehamilan ini mengandung energi 270 kkal, protein 6 g, lemak minimal
12 g. Suplemen kehamilan mengandung 11 vitamin dan mineral (zat besi, kalsium,
natrium, seng, yodium, fosfor dan selenium). Jangka waktu/masa kadaluwarsa dari
selesainya produksi sampai dengan berakhirnya masa berlaku tetap layak untuk dikonsumsi
selama 24 bulan. Satu bungkus utama berisi 3 biskuit dengan berat 60gr. Setiap kotak
kemasan sekunder berisi 7 kemasan primer dengan berat 420 gram. Paket tersier berisi 4
kotak kemasan tingkat kedua (Rohmah, 2020). Pemberian makanan tambahan ini bertujuan
untuk meningkatkan status gizi ibu dan bayi gizi buruk agar tercapai status gizi optimal
(Rosyida, Hidayatunnikmah, & Marliandiani, 2021). Hasil sintetik PMT dengan energi
300-800 kkal/hari dengan energi dari < 25% yang dapat meningkatkan berat badan ibu
hamil adalah KEK, meningkatkan laju pertumbuhan dan ukuran janin bagi bayi yang
dilahirkan.
Rata-rata total energi yang dikonsumsi dalam bahan tambahan makanan adalah
23.445 (501,38 kkal) ± 2,56% (53,47 kkal), sedangkan total asupan protein adalah 26,99%
(18,93 g) ± 5,8% (4,06 g). Menurut ketentuan pemberian suplemen gizi bagi ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK), energi adalah 180-300 kkal dan protein 17g.
Produk yang disediakan oleh PMT telah mempertimbangkan aspek rasa, kenyamanan,
umur simpan, kemudahan pelayanan, dan bahan yang tersedia di masyarakat. Biskuit PMT
merupakan produk yang telah dinilai memenuhi persyaratan tersebut sebagai suplemen
makanan (Chandradewi AASP, 2015). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa
efek PMT terbukti efektif dalam memulihkan nutrisi ibu hamil dengan kekurangan energi
yang parah. Penambahan 200-450 kalori dan 12-20g protein dari kebutuhan ibu akan
14
menjadi jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan janin. Suplementasi tidak
dapat secara langsung membebaskan ibu dari Kekurangan Energi Kronis (KEK), tetapi
bayi lahir dengan berat badan normal (Utami, Majid, & Herawati, 2017).
Pemerintah Indonesia memiliki program PMT biskuit dan pangan lokal, namun
PMT ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan.ibu hamil KEK. Oleh karena itu,
waktu yang dibutuhkan cukup lama, 3 bulan, namun tetap dapat memberikan hasil yang
sama yaitu status gizi meningkat secara signifikan dan dipantau secara rutin (Hariyani,
Megananda & Nuryanti, 2020).
Salah satu strategi untuk meningkatkan akses makanan bergizi untuk memenuhi
kebutuhan anak dan ibu hamil adalah dengan memberikan makanan pendamping ASI atau
suplemen gizi. Pemberian makanan pendamping ASI ibu hamil dilakukan untuk menjamin
kecukupan gizi ibu selama hamil dengan tetap mengkonsumsi makanan keluarga sesuai
dengan gizi seimbang. Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Balai Pengobatan
Curug Kabupaten Tangerang tahun 2018 menunjukkan bahwa pemberian PMT pada ibu
hamil terutama pada trimester awal sangat penting karena Baik ibu maupun janin
membutuhkan nilai gizi yang lebih untuk kesehatan. . ibu dan bayi (Rohmah, 2020).
Berat badan adalah parameter yang digunakan untuk menentukan massa tubuh.
Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan mendadak. Misalnya jika Anda memiliki
penyakit menular, kehilangan nafsu makan atau jumlah makanan yang Anda makan. Oleh
karena itu berat badan termasuk dalam pengukuran antropometri yang sangat tidak stabil
(Syarfaini, Raodhah & Sukarni, 2016).
Berat badan merupakan faktor yang menentukan jumlah nutrisi yang dianjurkan
bagi ibu hamil untuk memastikan kehamilannya berjalan lancar. Pertambahan berat badan
selama kehamilan menunjukkan bahwa tubuh ibu memberikan respon terhadap
pertumbuhan janin (Mawaddah dan Muhtar, 2018). Pertambahan berat badan pada ibu
hamil juga ditandai dengan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin dan penumpukan
lemak berlebih pada tubuh ibu hamil. Pertambahan berat badan normal pada ibu hamil
sendiri bergantung pada indeks massa tubuh (IMT) prakehamilan ibu tersebut (Budhi,
Kusumastuti, & Hariadi, 2016).
Di negara maju, berat badan saat hamil sekitar 10-12 kg. Jika ibu kekurangan gizi,
kenaikan berat badan hanya 7-8 kg, yang mengakibatkan berat badan lahir rendah (BBLR).
15
Pertambahan berat badan selama hamil kurang lebih 10-12 kg, dengan kenaikan kurang
dari 1 kg pada trimester pertama, 3 kg pada trimester kedua dan 6 kg pada trimester ketiga
(Chandradewi AASP, 2015).
Pertambahan berat badan selama kehamilan sangat bervariasi. Namun ibu hamil
dengan KEK harus bekerja lebih keras untuk menambah berat badan, sehingga dianjurkan
untuk menambah berat badan sebanyak 12,5-18 kg selama hamil. Namun ibu hamil dengan
berat badan yang lebih tinggi disarankan untuk menambah 7-11,5 kg selama hamil
((Silawati dan Nurpadilah, 2019).
Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan berat badan, termasuk gaya hidup
ibu hamil yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi lemak dan aktivitas fisik
berhubungan dengan penambahan berat badan. Kehidupan modern saat ini mengarah pada
gaya hidup yang tidak banyak bergerak di kalangan wanita hamil di wilayah tersebut. Hal
ini disebabkan era modernisasi yang membawa kenyamanan pada setiap aktivitas sehingga
massa lemak berkurang dan bertambah, karena energi yang diperoleh dari makanan
disimpan sebagai cadangan lemak (Hevrialni dan Sartika, 2021).
Diet atau pola konsumsi makanan merupakan gambaran jumlah dan jenis makanan
yang dimakan setiap harinya. Pola makan selama hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
hamil melalui indikator berat badan ibu selama hamil. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang
sehat selama masa kehamilan dan untuk pertumbuhan janin dalam kandungan. Nutrisi yang
sehat selama kehamilan berarti makan bervariasi dan benar ((Manik dan Rindu, 2017)
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil dengan KEK
disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat selama pencegahan. Kondisi ini
diperparah pada TM I, saat terjadi mual dan muntah yang berlebihan serta kehilangan nafsu
makan sehingga ibu sulit mendapatkan makanan yang cukup (Juliasari dan Ana, 2021).
Pertumbuhan janin dan berat badan lahir sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu
hamil. Status gizi ibu sebelum hamil menentukan indikator IMT (Compared Mass Index).
Status gizi ibu selama kehamilan dapat dinilai dengan cermat pertambahan berat badan ibu
yang cukup, yang berarti berat badan ideal bagi bayi dan ibu (Windiarto, Saurina &
Prasetya, 2016).
Status gizi ibu hamil merupakan penentu kualitas sumber daya manusia yang
paling utama, terutama sejak 1000 hari pertama kehidupan, selama masa kehamilan sampai
dengan 2 tahun. Ibu yang kekurangan gizi berisiko melahirkan janin yang kekurangan gizi.
Janin yang mengalami malnutrisi sejak lahir memiliki risiko retardasi pertumbuhan yang
16
lebih tinggi (Ningrum dan Cahyaningrum, 2018). Berat badan ibu hamil ditentukan secara
optimal. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan penambahan berat badan menurut
BMI. Rekomendasi kenaikan berat badan pada ibu hamil berdasarkan indeks massa tubuh
sebelum hamil menurut IOM adalah:
IMT Penambahan BB
Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan proses biologis yang terjadi
selama masa kehamilan. Agar bayi dapat lahir dalam kondisi normal, diperlukan energi
dan nutrisi yang optimal dari ibu. Dengan energi yang cukup dan asupan nutrisi yang
optimal, ibu hamil dapat menambah berat badan sesuai dengan usia kehamilannya dan
bayi lahir dengan sehat. Sebaliknya jika perjalanan kehamilan dimulai dari keadaan
kurang gizi, maka pertambahan berat badan selama hamil harus memperhitungkan defisit
berat badan, dimana pertambahan berat badan ibu hamil KTK harus lebih besar dari pada
ibu hamil normal (Bakri Sri Handyani , 2021).
mengacu pada metodologi kajian atau riset tertentu dan pengembangan yang
dilakukan untuk mengumpulkan serta mengevaluasi kajian yang terkait pada fokus
tersedia dengan topik kajian yang menarik, dengan pernyataan kajian tertentu yang
17
relevan. Tinjauan literatur ini juga dimaksudkan untuk memberikan karakterisasi dan
gambaran terkait hasil, metode,dan coverage fields yang diperuntukkan dalam analisis
terkait basis data digital literatur ilmiah pada rentang waktu tertentu (Marwantika and
Istya, 2021).
(Andriani, 2022)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dan menjelaskan temuan penelitian yang dideskripsikan dalam literatur melalui narasi.
Tujuan dari pendekatan naratif adalah untuk mengumpulkan bukti efek positif dan
mengembangkan narasi tekstual tentang kesamaan dan perbedaan studi yang akan
B. Kerangka Konsep
19
20
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table berikut :
D. Kriteria Kelayakan
a) Strategi Penelitian
4. Outcome adalah hasil yang didapatkan dari penelitian terdahulu yang sesuai
dengan topik yang telah ditentukan.
5. Study design adalah desain penelitian yang akan digunakan dalam artikel yang
akan di review.
21
3. Artikel fulltext.
pemerintah
Kriteria eksklusi
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menyajikan 9 artikel penelitian yang
memiliki relevansi dengan topik atau masalah, selanjutnya peneliti menuliskan rangkuman
hasil penelitian dari 9 artikel dalam tabel review sebagai berikut :
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian systematic literature review tidak melalui kaji etik
karena subjek penelitian nya merupakan artikel penelitian yang sudah dipublikasikan
A. Jalannya Penelitian
Systematic literature review adalah ringkasan umum dari beberapa studi yang
diidentifikasi oleh topik tertentu. Periode pencarian artikel adalah dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2022. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh bukan dari observasi langsung melainkan dari hasil penelitian peneliti
sebelumnya. Data sekunder yang diperoleh tersedia dalam bentuk artikel jurnal terkenal di
Jerman dan luar negeri sesuai topik yang ditentukan. Pencarian literatur menggunakan tiga
database yaitu Pubmed, Scient Direct dan Google Scholar.
Saat mencari artikel atau majalah, digunakan keyword dan boolean Operator (AND,
OR NOT or AND NOT), berguna untuk memperluas atau mendefinisikan pencarian dan
memudahkan identifikasi artikel atau majalah yang berlaku. Kata kunci yang digunakan
dalam database Pubmed dan Scient Direct adalah (Suplemen Makanan AND Suplemen
Nutrisi) OR (Penambahan Berat Badan AND Indeks Massa Tubuh) OR (Kekurangan
Energi Kronis AND Kehamilan Malnutrisi), sedangkan kata kunci yang digunakan dalam
database Google Cendekia (Suplemen Makanan) untuk ibu hamil AND suplemen makanan
untuk ibu hamil) OR (penambahan berat badan DAN penurunan berat badan) OR
(kekurangan energi kronis AND malnutrisi pada ibu hamil).
23
24
B. Seleksi Data
C. Hasil
kenaikan berat badan pada wanita hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK).
Dari hasil analisis terhadap 9 artikel yang memenuhi kriteria, disimpulkan bahwa
penambahan berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) dengan
intervensi yang dilakukan yaitu pemberian makanan tambahan sesuai dengan anjuran
pemerintah yaitu berupa biskuit sandwich yang dilakukan selama ± 90 hari (3 bulan).
Desain penelitian yang digunakan dalam makalah penelitian ini adalah eksperimen
semu dan sampel yang digunakan dalam makalah ini adalah ibu hamil dengan KEK
karena ibu dan bayi membutuhkan lebih banyak nutrisi. Namun, beberapa ibu hamil
juga mengalami penurunan berat badan pada trimester awal karena pola makan ibu
sangat dibatasi akibat mual dan muntah. Pertambahan berat badan ibu dimulai pada
trimester kedua dan ketiga karena berkurangnya mual dan muntah serta pertumbuhan
janin, plasenta, dan cairan ketuban.
pengeluaran energi dan protein. Selain asupan gizi, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi berat badan pada ibu hamil yaitu pengetahuan, pendidikan, kepatuhan,
asupan energi dan protein, pola makan, asupan makanan, ketersediaan makanan dan
beban kerja yang berlebihan.
28
3 Hubungan Herdini Quasy 24 orang ibu hamil Pemberian biskuit Mendapatkan hasil ada
Pemberian Makan Widyani Ekperimen KEK makanan tambahan peningkatan berat badan
Tambahan (PMT) ng selama 3 bulan (90 setelah diberi PMT selam 3
dengan Perubahan Pertiwi, hari) bulan dan juga ada
LILA Atas Ibu Tri peningkatan LILA setlah
Hamil KEK Martin, diberikan PMT selama 3
Sri bulan.
Murni
Handaya
ni (2020)
4 Pemberian Rika Quasy 51 ibu hamil KEK Pemberian biskuit Hasil pemberian biskuit
Biskuit Sandwich Andriani, Ekperimental gakin dan 51 ibu makanan tambahan sandwich selama 90 hari pada
Meningkatkan Martha hamil Non gakin selama 3 bulan (90 ibu hamil beresiko kurang
Berat Badan Ibu Irene hari) energi kronis (KEK) trimeste
hamil Berisiko Kartasur III dapat meningkatkan
Kurang Energi ya, Sri pertambahan berat badan
Kronis Achadi selama hamil
Nugrahe
ni (2018)
5 Pemberian Vivi Quasy 16 orang ibu hamil Pemberian biskuit Hasil menunjukkan adanyan
Makanan Silawati, Ekperimental trimester ke I yang makanan tambahan pengaruh yang signifikan
Tambahan dan Nurpadil menderita KEK dan susu ibu hamil antara pemberian makanan
Susu terhadap ah tambahan dan susu ibu hamil
Penambahan (2018) terhadap penambahan berat
Berat Badan pada badan pada ibu hamil KEK.
Ibu Hamil KEK
di Tangerang
tahun 2018
30
6 Intervensi Ibu Rully Quasy 30 orang ibu hamil Pemberian biskuit Hasil penelitian menujukkan
Hamil Kurang Hevrialni Ekperimental KEK PMT dan tidak ada perbedaan
Energi Kronik , Yan Pemberian pemberian makanan
dengan Sartika makanan tambahan tambahan berupa nugget
Pendekatan (2021) nugget berbahan berbahan panga lokal dan
Continuity Of pangan lokal pemberian makanan
Midwifery Care tambahan berupa biskuit
(CoMC) dalam puskesmas
Pencegahan
Stunting
7 Perbaikan Gizi Iskandar, Quasy 8 ibu hamil KEK Pemberian biskuit Hasil penelitian ada pengaruh
pada Ibu Hamil Rachma Ekperimental makanan tambahan dari pendampingan gizi
Kekurangan wati, terhadap peningkatan asupan
Energi Kronik Ichasan, gizi , peningkatan berat
(KEK) melalui Wiqayat badan, dan penambahan
Pendampingan un ukuran lingkar lengan atas
Pemberian Khazana pada ibu hamil KEK
Makanan h (2022)
Tambahan
diWilayah Kerja
Puskesmas
Lampisang Aceh
Besar
8 Pengaruh AASP. Quasy 30 ibu hamil KEK Pemberian biskuit Hasil penelitian menunjukkan
Pemberian Chandra Ekperimental makanan tambahan ada pengaruh signifikan
Makanan dewi antara pemberian makan
Tambahan berupa biskuit terhadap
terhadap peningkatan berat badan ibu
31
D. Pembahasan
Setiap karton kemasan sekunder berisi 7 paket primer dengan berat 420 gram.
Paket tersier berisi 4 paket sekunder. Satu kemasan basic berisi 3 lapis biskuit seberat
60 gram, setiap kemasan mengandung 270 kkal, 6 g protein, 12 g lemak dan
diperkaya dengan 11 vitamin berbeda (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6, B12 ) . , C, asam
folat) dan 7 mineral (zat besi, kalsium, natrium, seng, yodium, fosfor, selenium).
Beri ibu hamil tambahan kerupuk bernutrisi selama trimester pertama, berikan
2 kali sehari. Diberikan pada kehamilan II dan III 3 buah sehari. Suplemen makanan
bertujuan untuk meningkatkan penyerapan nutrisi bagi ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis. Kebutuhan energi ibu hamil meningkat antara bulan 1 dan 3 kehamilan.
pada yang ketiga 180-300 kkal, 20 g protein, 6-10 g / hari lemak, 25-40 g / hari
karbohidrat.
Pasokan makanan tambahan di Indonesia tidak hanya terdiri dari biskuit yang
dipasok pemerintah, tetapi juga sering menggunakan bahan makanan lokal. Hasil
33
Sangat penting untuk memberikan nutrisi tambahan pada ibu hamil KEK di
awal kehamilan, karena ibu dan janin sangat membutuhkan nutrisi yang lebih untuk
kesehatan ibu dan bayinya. Namun pada trimester pertama gizi ibu menurun secara
signifikan akibat mual dan muntah, sejalan dengan penelitian Chandradewi (2015) yang
menunjukkan adanya penurunan nafsu makan pada awal kehamilan. Saat trimester
34
Hasil penelitian Utami (2017) menemukan bahwa rata-rata berat badan ibu
hamil meningkat pada trimester kedua dan rata-rata sebelum dan sesudah PMT sekitar
5 kg selama 3 bulan. Rata-rata berat badan ibu hamil terus meningkat dari bulan
pertama sampai bulan ketiga. Asupan energi total terus meningkat, tetapi total protein,
lemak, dan karbohidrat menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Chandradewi (2015)
yang menemukan bahwa asupan energi meningkat setelah suplementasi. Hal ini
disarankan oleh P. Lahiou et al. melakukan studi kohort yang menunjukkan adanya
hubungan antara pengaturan asupan energi dengan peningkatan berat badan pada ibu
hamil trimester kedua. Selama trimester kedua, energi tambahan diperlukan untuk
perluasan jaringan ibu, seperti B. peningkatan volume darah, pertumbuhan rahim dan
payudara, serta penimbunan lemak. Pemberian makanan tambahan diberikan pada
trimester kedua dan ketiga karena ini merupakan waktu yang tepat untuk pemberian
suplemen seiring dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan janin yang
pesat.
Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan tanda pertumbuhan janin
yang diberikan oleh tubuh. Pertambahan berat badan pada ibu hamil tergantung dari
status gizi ibu hamil sebelum hamil. Hal ini sesuai dengan penelitian Bakri (2020)
bahwa jika proses kehamilan diawali dengan malnutrisi maka kenaikan berat badan
35
selama kehamilan seharusnya lebih besar dari pada ibu hamil normal. Ibu hamil dengan
gizi kurang dan gizi buruk berisiko melahirkan bayi BBLR.
Menurut penelitian Silawat (2019), berat badan ibu hamil bervariasi. Secara
umum, ibu hamil dengan KEK disarankan untuk menambah berat badan antara 12,5
dan 18 kg selama kehamilan. WHO juga telah memberikan rekomendasi kenaikan berat
badan ibu hamil bagi ibu yang gizi buruknya 1-3 kg pada trimester pertama dan 0,44-
0,55 kg per minggu pada trimester kedua dan ketiga.
Banyak faktor lain yang juga mempengaruhi kenaikan berat badan pada ibu
hamil. Penelitian Utami (2017) menemukan bahwa Pengaturan Makan Ibu Hamil
berpengaruh terhadap kecukupan gizi dan status gizi pada ibu hamil, hal ini didukung
oleh penelitian kohort yang menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan asupan
energi dengan pertambahan berat badan pada ibu hamil. Menurut hasil penelitian
Andrian (2018), kecukupan energi lebih tinggi dari sebelumnya. Asupan energi,
protein, lemak dan karbohidrat berpengaruh penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Asupan energi merupakan makanan yang diperlukan untuk
menunjang berbagai fungsi tubuh. Asupan energi juga dapat mempengaruhi berat badan
lahir. Hal ini sesuai dengan tinjauan literatur oleh Faridah et al. (2020) yang
menemukan bahwa nutrisi tambahan pemulihan berpengaruh terhadap perubahan fisik
pada ibu KEK yang meliputi ekstrak protein dan energi, serta kadar asam folat dan zat
besi.
Studi Petricus (2014) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tingkat asupan energi dan ketersediaan pangan dengan risiko KEK. Karena rendahnya
asupan energi ibu hamil, mereka menggunakan lemak yang tersimpan di dalam tubuh.
36
Ini ditandai dengan penurunan berat badan ibu. Penelitian Pertiwi (2020) menyatakan
bahwa ketersediaan pangan berhubungan tidak langsung dengan status gizi ibu hamil
penderita KEK. Hal ini didukung oleh penelitian Wahida (2015) yang menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan dari makanan pendamping ASI terhadap perubahan
status gizi ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya beli keluarga, rendahnya
tingkat pendidikan, rendahnya akses informasi pangan, maldistribusi pangan dalam
keluarga, pola asuh orang tua, dan penyiapan makanan yang tidak memadai.
Hal ini Chandradewi (2015) menemukan bahwa ibu hamil dengan KEK pada
kelompok perlakuan mengalami kenaikan berat badan setelah pemberian suplemen gizi
lokal berbahan dasar tepung jagung, bungkil kedelai, dan tepung terigu sebagai bahan
dasar KEK . Siapkan makanan tambahan. Sebuah studi oleh Hevrialni (2021)
menemukan tidak ada pengaruh yang signifikan dari suplemen nugget terhadap
kenaikan berat badan pada ibu hamil. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain
status sosial ekonomi yang rendah dan penurunan nafsu makan saat awal kehamilan.
Sebagian besar kenaikan berat badan pada ibu hamil terjadi selama trimester
kedua dan ketiga kehamilan. Ini karena nafsu makan saya sudah pulih selama semester
ini. B. Peningkatan volume darah, pertumbuhan rahim dan payudara, penyimpanan
energi, pertumbuhan janin dan plasenta. Energi ekstra yang dianjurkan adalah 180 kkal
untuk kehamilan pertama dan 300 kkal untuk kehamilan kedua dan ketiga.
Suplementasi makronutrien diberikan pada 20 g protein per hari selama trimester
pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Pasokan total kalori dari
Kue kering pemerintah adalah 270 kkal. Pertambahan berat badan terjadi pada
ibu hamil dengan kekurangan energi kronis dengan berat 2 sampai 7 kg selama
kehamilan tahap I, II, dan III. Hal ini sesuai dengan penelitian Pertiwi (2020) yang
37
menemukan kenaikan berat badan yang konsisten pada ibu hamil tiga bulan setelah
mengonsumsi suplemen. Berat ibu 30 kg sebelum dan 32 kg setelah menyusui.
Hasil penelitian Putri et al. (2019) memberikan tambahan nutrisi dari pangan
lokal, yaitu H. Tepung jagung, tepung jajanan, tepung kedelai dan tepung labu kuning
dengan kandungan energi 273,8 kkal yang memenuhi anjuran pemerintah. yaitu 180-
300 kkal. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi
kronis mengalami kenaikan berat badan rata-rata 7 kg.
ini tercermin dari masih sedikitnya ibu hamil KEK yang mengalami perubahan status
gizi.
A. Kesimpulan
1. Pemerian makanan tambahan Ibu Hamil adalah makanan tambahan gizi yang
dikembangkan khusus untuk ibu hamil yang diperkaya dengan 11 vitamin dan 7 mineral.
Suplemen makanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil agar
terhindar dari bayi dengan berat badan lahir rendah.
2. Berat badan total ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) setelah pemberian makanan
pendamping ASI (PMT) pada artikel yang diperoleh peneliti yaitu 0,1 kg sampai 7 kg pada
sampel ibu hamil KEK trimester I, II dan III. Kenaikan pada trimester pertama adalah 2 kg,
dan pada trimester kedua dan ketiga - 5 kg.
3. Suplemen berpengaruh terhadap berat badan pada ibu hamil dengan kekurangan energi
kronis (KEK) karena ibu hamil menerima peningkatan konsumsi energi dan protein dengan
mengkonsumsi suplemen, sehingga perkembangan janin tidak memanfaatkan simpanan
lemak tubuh.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, peneliti ingin memberikan saran kepada semua
orang di lingkungan terdekat, antara lain:
1. Bagi Petugas Kesehatan
Semoga penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi petugas kesehatan
39
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, A. and Adriani, M. (2017) ‘Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada Ibu
Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis’,
Media Gizi Indonesia, 12(1), pp. 21–26. doi: 10.20473/mgi.v12i1.21-26.
Budhi, H. L., Kusumastuty, I. and Hariadi, I. (2016) ‘Hubungan Status Gizi dan
Pola Makan terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil’, Indonesian
Journal of Human Nutrition, 3(1), pp. 54–62.
Ernawati, A. (2018) ‘Hubungan Usia Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil’, Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 14(1), pp. 27–37. doi:
10.33658/jl.v14i1.106.
Riawati Danik, S. S. (2018) ‘Analisis Faktor Berat Badan Bayi Baru Lahir
Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan’, pp. 77–84.
doi: 10.36419/jkebin.v9i2,212.
Sari, M. (2019) ‘Aplikasi Data Pasien Dan Penentuan Gizi Ibu Hamil Pada
Puskesmas Sungai Tabuk’, Technologia: Jurnal Ilmiah, 10(3), p. 172.
doi: 10.31602/tji.v10i3.2232.