Anda di halaman 1dari 49

UJIAN TENGAH SEMESTER

Untuk Memenuhi UTS Mata Kuliah EBP

SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW:


PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU
HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

Disusun Oleh:

Inten Herlianti Anugrah


NPM 2250311008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU & TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “Systematic Literature Review: Pengaruh Pemberian Makanan
Tambahan Terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil Kekurangan
Energi Kronik (KEK)”

Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Studi Megister Keperawatan (S2) Fakultas Ilmu & Tekhnologi Kesehatan Universitas
Jendral Ahmad Yani Cimahi. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata tugas mata kuliah Kepemimpinan dalam Yan.Keperawatan ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas budi kebaikan dan menjadikan pahala bagi semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan tugas ini hingga selesai.

Bandung, 20 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................6

A. KEK...................................................................................................................6

B. Ibu Hanil dengan KEK .....................................................................................10

C. Kehamilan ........................................................................................................11

D. Gzi Ibu Hamil....................................................................................................11

E. Pemberian Makanan Tambahan .......................................................................13

F. Penambahan Berat Badan Ibu Hamlil ...............................................................14

G. Systematic Literature Review...........................................................................16

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................19

A. Definisi Penelitian ............................................................................................19

B. Kerangka Konsep .............................................................................................19

C. Definisi Operasional..........................................................................................20

D. Kriteria .............................................................................................................20

E. Analisis dan Penyajian Hasil Penelitian ...........................................................22

F. Etika Penelitian .................................................................................................22

ii
BAB IV Hasil dan Pembahasan .........................................................................23

A. Jalannya Penelitian............................................................................................23

B. Seleksi Data ......................................................................................................24

C. Hasil .................................................................................................................25

D. Pembahasan.......................................................................................................32

BAB V Kesmpulan dan Saran............................................................................39

A. Kesimpulan......................................................................................................39

B. Saran .................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suplemen Ibu Hamil adalah suplemen gizi berupa biskuit berlapis yang
diformulasikan khusus diperkaya dengan vitamin dan mineral untuk masa
kehamilan, dengan mengutamakan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Pemberian makanan tambahan
merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah gizi. Menurut Peraturan
Departemen Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Makanan Tambahan
Pangan Dasar, KEK untuk ibu hamil berupa suplemen makanan yang terdiri dari
biskuit yang mengandung protein, asam linoleat dan karbohidrat serta difortifikasi
dengan 11 vitamin dan 7 mineral (Rohmah, 2020).
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), kehamilan adalah suatu proses yang diawali dengan keluarnya sel telur
yang matang di tuba falopi kemudian bertemu dengan sperma dan melebur
membentuk sel yang tumbuh. Dapat diartikan bahwa ibu hamil adalah proses
kehamilan ketika seorang wanita membawa embrio di dalam tubuhnya. Dalam
dunia kedokteran, ibu hamil disebut gravida, calon bayi yang lahir di awal
kehamilan disebut embrio dan kemudian janin sampai masa kehamilan tiba (Sari,
2019).
Pertambahan berat badan pada ibu hamil disebabkan oleh peningkatan komposisi
rahim, perkembangan plasenta, janin dan cairan ketuban, volume darah,
peningkatan resistensi cairan dan produksi lemak.
Kurang energi kronis pada ibu hamil merupakan penyakit gizi buruk pada
ibu hamil yang berlangsung lama (bertahun-tahun), yang biasanya tercermin dari
ukuran lingkar lengan atas ibu hamil < 23,5 cm. Ibu hamil membutuhkan nutrisi
yang lebih banyak karena nutrisi yang diserap dan disimpan dalam tubuh ibu
diserap oleh janin sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan janin (Abadi dan Putri,
2020). Kekurangan energi kronis (KEK) dianggap sebagai keadaan kekurangan
gizi. KEK merupakan masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil dan
sebagian besar disebabkan oleh kekurangan energi dalam jangka panjang
(Ernawati, 2018).

1
2

WHO melaporkan bahwa prevalensi keseluruhan KEK selama kehamilan


adalah 35-75 persen dan 40 persen kematian di negara berkembang terkait dengan
KEK (Abadi dan Putri, 2020). Insiden kekurangan energi kronis (KEK) di negara
berkembang seperti Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan Thailand bervariasi dari
15% sampai 47% ketika BMI <; 18.5. Negara dengan prevalensi KEK pada ibu
hamil tertinggi adalah Bangladesh sebesar 47%, sedangkan Indonesia berada di
urutan keempat sebesar 35,5% setelah India dan Thailand terendah sebesar 15-
15% (Silawati dan Nurpadilah). , 2019).
Menurut hasil Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas), kekurangan energi
kronis (KEK) meningkat pada wanita usia subur, baik hamil maupun tidak hamil,
pada tahun 2013 yaitu H. sebesar 15,1% dan 15,7%. Data Riskesdas (2013)
membandingkan wanita dengan potensi hamil dengan risiko KEK pada usia 15-19
tahun, dimana 38,5% hamil dan 46,6% tidak hamil. Di antara mereka yang
berusia 20 hingga 24 tahun, 30,1% hamil dan 30,6% tidak hamil. Usia 25-29
tahun sebesar 20,9% hamil dan 19,3% tidak hamil serta 21,4% usia 30-34 tahun
dan 13,6% tidak hamil. Kasus ini menunjukkan bahwa risiko KEK dibandingkan
WUS (Wanita Usia Subur) meningkat selama 7 tahun terakhir (Syakur, Usman, &
Dewi, 2020).
Rasio WUS terhadap KEK bila dibandingkan ibu hamil usia 15-19 tahun
dengan KEK meningkat dari 33,5% pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun
2013. Peningkatan terjadi pada WUS usia 15-19 tahun yang tidak hamil, 30,9%
pada tahun 2010 dan 466 .% pada tahun 2010 dan 2013 (Syakur, Usman, dan
Dewi, 2020). Riskesdas 2019 menunjukkan prevalensi risiko KEK pada ibu hamil
(15-49 tahun) sebesar 17,3%, tertinggi pada usia muda 15-19 tahun sebesar 33,5%
dibandingkan dengan usia 20-24 tahun yang lebih tua sebesar 23,3%
(Harismayanti dan Thank du, 2021 ). ).
KEK pada ibu hamil berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin
dalam kandungan. Wanita hamil dengan KEK berisiko kematian mendadak
selama periode perinatal dan pada saat kematian setelah melahirkan, keluar darah
dan sulit melahirkan karena lemah dan mudah mendapat gangguan kesehatan.
Wanita dengan kehamilan KEK mungkin juga berisiko tinggi mengalami berat
badan lahir rendah (BBLR). Akibat lain dari kehamilan KEK adalah rusaknya
3

struktur susunan saraf pusat, terutama pada tahap awal pertumbuhan otak
(hiperplasia) dalam kandungan (Ernawati, 2018).
KEK pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor yaitu penyebab langsung
dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung adalah kurangnya asupan gizi
dan penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung adalah sumber makanan yang
tidak memadai, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan yang
tidak mendukung (Hariyani, Megananda, & Nuryanti, 2020).
Penyebab tidak tercukupinya kebutuhan gizi selama kehamilan adalah
penyakit infeksi pada ibu, usia ibu yang terlalu muda atau resiko melahirkan yang
tinggi, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat sosial ekonomi yang rendah, jarak
kehamilan yang terlalu pendek (Diza, 2017).Faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya KEK pada ibu hamil adalah status ekonomi yang buruk, kebersihan
rumah yang buruk. Faktor risiko KEK setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik masyarakat, kebiasaan konsumsi, serta kondisi sosial ekonomi dan
budaya masyarakat (Nining Tyas Triatmaja, 2017).
Hasil dari penelitian yang dilakukan di Balikpapan menyatakan bahwa
ada pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap perurubahan
fisik pada ibu KEK, perubahan fisik berarti perubahan berat badan dan LILA
(lingkar lengan atas). Suplementasi selama 10 minggu atau sampai dengan 90 hari
dapat meningkatkan berat badan ibu hamil dan LILA sebesar 10-20% (Hariyani,
Megananda, & Nuryanti, 2020).
Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai makanan tambahan ibu
hamil terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK, namun masih sedikit
penelitian yang memberikan ringkasan umum (systematic literature review)
tentang efek makanan tambahan ibu hamil terhadap penambahan berat badan ibu
hamil KEK. Oleh karena itu, diperlukan kajian yang komprehensif (systematic
literature review) tentang dampak kenaikan berat badan pada ibu hamil dengan
KEK.
4

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian makanan tambahan ibu hamil terhadap

penambahan berat badan ibu hamil KEK dengan metode systematic literature

review?

C. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Umum
Diketahui pengaruh pemberian makanan tambahan ibu hamil

terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK dengan metode systematic

literature review.

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

a. Diketahui pemberian makanan tambahan ibu hamil

b. Diketahui kenaikan berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK)

setelah diberikan PMT.

c. Diketahui pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap penambahan

berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan masukan


pengetahuan bagi petugas kesehatan mengenai pengaruh pemberian makanan
tambahan ibu hamil terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK.

2. Bagi FITKes UNJANI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan bahan ajar
beberapa jurusan terkait keperawatan hasil penelitian juga dapat meningkatkan
5

jumlah publikasi yang berkontribusi bagi peneliti dan institusi.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pengalaman baru untuk
melanjutkan penelitian berikutnya mengenai pemberian makanan tambahan ibu
hamil terhadap penambahan berat badan ibu hamil KEK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

1. Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Kekurangan energi yang kronis merupakan akar dari ketidakseimbangan
asupan dan pengeluaran energi (Fitrianingtyan, Pertiwi dan Racmania, 2012).
Kekurangan energi kronis adalah masalah gizi yang disebabkan oleh kekurangan
energi jangka panjang. Perempuan di negara berkembang dengan zona ekonomi
khusus merupakan hasil kumulatif dari malnutrisi pada masa janin, anak usia dini, dan
masa kanak-kanak, yang berlanjut hingga dewasa. Ibu hamil dengan KEK berisiko
mengalami kematian mendadak saat melahirkan (Mijayanti et al., 2020).
Kekurangan energi kronis adalah keadaan gizi dimana ibu menderita
kekurangan gizi jangka panjang (kronis/kronis) yang mengakibatkan relatif satu atau
lebih masalah gizi bagi kesehatan ibu (Sandalayuk, 2019). Ibu hamil dengan KEK
berpeluang lima kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Untuk mengetahui apakah wanita penderita KEK hamil atau tidak,
dilakukan pengukuran lingkar lengan atas ibu (LILA). Seorang bayi dikatakan BBLR
bila berat lahirnya kurang dari 2500 gram.
Kekurangan energi kronis adalah suatu kondisi dimana status gizi seseorang
kurang baik. Ini karena kekurangan makanan dan energi mengandung elemen jejak.
Kebutuhan ibu hamil meningkat lebih dari biasanya, dengan pertukaran hampir semua
beban berlangsung sangat aktif, terutama pada trimester ketiga. Oleh karena itu,
konsumsi makanan sebagai sumber energi harus ditingkatkan untuk memenuhi semua
kebutuhan janin dan ibu, karena asupan kalori ibu hamil yang berkurang menyebabkan
gizi buruk atau KEK (Syakur, Usman, dan Dewi, 2020).
Defisiensi energi kronis adalah kondisi fisik yang ditandai dengan berat badan
rendah dan simpanan energi, kemungkinan kapasitas olahraga yang terganggu secara
terus-menerus karena kelaparan, dan indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 18,5 kg/m²
pada orang dewasa. Deprivasi energi kronis lebih banyak terjadi pada wanita usia
subur di pedesaan dan disebabkan oleh malnutrisi atau pola makan yang tidak
seimbang dengan nutrisi yang tidak adekuat (Dagnew and Asresie, 2020).

6
7

Kekurangan energi kronis (KEK) adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak
memiliki pasokan energi dan protein yang konsisten. Kebutuhan energi orang dewasa
± 1.700–2.250 kkal, sedangkan kebutuhan protein orang dewasa adalah 50–60 g per
hari, atau sekitar 11% dari total asupan energi. Kekurangan energi kronis menunjukkan
keadaan terus menerus di mana tubuh manusia berada dalam keseimbangan energi
antara asupan dan pengeluaran energi meskipun berat badan rendah dan konsumsi
energi rendah (Adha, Prastia, & Rachmania, 2019).

2. Etiologi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Kurang Enegi Kronik pada ibu hamil dilatar belakangi oleh kehamilan dengan
satu atau lebih keadaan “ 4 terlalu “, seperti :

a. Terlalu muda (usia < 20 tahun )

b. Terlalu Tua ( usia > 45 tahun )

c. Terlalu sering (jarak kelahiran < 2 tahun)

d. Terlalu banyak (jumlah anak > 3 orang ) (Mijayanti et al., 2020)

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Faktor yang mempengaruhi status KEK berbeda di setiap daerah. Beberapa


penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. usia ibu
Sebagian besar kasus KEK terjadi pada ibu hamil berusia < 27 tahun menjadi
36,7%. Ibu yang lebih muda 3,7 kali lebih mungkin terkena KEK dari pada ibu yang
lebih tua. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa
usia ibu hamil berhubungan dengan prevalensi KEK. Usia ibu saat hamil menentukan
kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Wanita yang hamil di usia yang lebih muda
membutuhkan nutrisi tambahan untuk pertumbuhan janin dan juga untuk
pertumbuhan fisik ibu yang masih dalam masa pertumbuhan (Nining Tyas Triatmaja,
2017).
8

b. Informasi
Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang makanan bergizi yang baik
dan pola makan yang sehat sangat penting untuk mencapai kualitas asupan gizi ibu
hamil yang lebih baik. Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan
menyelenggarakan kursus bagi ibu hamil. Informasi, dilaksanakan secara intensif
dalam bentuk penyuluhan kesehatan, tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang pencegahan KEK (Husna dan Arum, 2020).

c. Pendidikan
Pendidikan ibu berpengaruh terhadap kejadian KEK. Karena semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan mereka akan menerima
informasi baik secara langsung maupun melalui media sosial, sebaliknya tingkat
pendidikan yang rendah dianggap sebagai penghambat pengembangan dan
rekrutmen. Namun bisa jadi karena seseorang yang berpendidikan rendah belum
tentu menjamin ibunya akan terkena KEK jika ibunya sering mencari informasi
tentang pencegahan KEK (Syakur, Usman, & Dewi, 2020).

d. Paritas
Paritas merupakan status seorang wanita sehubung dengan jumlah anak yang
pernah dilahirkan. Paritas termasuk kedalam faktor resiko dalam kehamilan
grademultipara menyebabkan kondisi yang mempengaruhi optimalisasi ibu dan janin
dalam kehamilan yang dihadapinya. Disimpulkan bahwa dengan paritas hingga 4
tidak ada risiko interferensi.

e. Status sosial
Status sosial keluarga dalam masyarakat terkadang dinilai berdasarkan
pekerjaan. Keluarga dengan pekerjaan tetap cenderung memiliki kehidupan yang
lebih stabil. Hal ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan hidup. Keluarga
berpendapatan tetap memiliki daya beli yang tinggi. Namun banyaknya kebutuhan
hidup seringkali membuat keluarga tidak memprioritaskan kecukupan gizi. Keadaan
9

ini membuat pendapatan mempengaruhi status gizi karena ketika sebuah keluarga
memiliki pendapatan tidak teratur, daya belinya rendah untuk makanan sehari-hari
dan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh mungkin tidak terpenuhi (Kurniawan
Dwike An Nisa, Triawanti, 2021).
Hasil penelitian yang dilakukan di Kota Padang menemukan bahwa pendapatan
berpengaruh terhadap munculnya KEK, karena tingkat pendapatan menunjukkan
kebiasaan makan keluarga. Pendapatan juga merupakan faktor yang menentukan
kualitas dan kuantitas makanan. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka semakin
banyak pangan yang dipenuhi makanan dan gizi keluarga yang baik (Rahmi, 2017).

f. Frekuensi makan
Makan sering baik untuk ibu hamil, yang lebih cenderung menderita kurang
energi kronis daripada ibu hamil yang makan sedikit, karena ibu hamil yang makan
sering sering mengalami mual dan muntah, yang menyebabkan ibu kekurangan gizi
selama kehamilan (Syakur). , Usman dan Dewi, 2020).

g. Untuk hidup
Hasil penelitian di Ethiopia menemukan bahwa wanita yang tinggal di
pedesaan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
Hal ini karena perempuan yang tinggal di perkotaan memiliki tingkat pengetahuan
dan pendidikan yang tinggi sehingga mudah memahami pentingnya nutrisi sehat yang
tepat bagi tubuh. Studi ini juga menemukan bahwa wanita yang tidak berpendidikan
secara signifikan lebih mungkin mengalami kekurangan berat badan (Wubie et al.,
2020).

4. Dampak dan Akibat Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Seorang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) dapat


mengakibatkan kematian ibu, kehilangan kekuatan otot yang mendukung proses
persalinan, mengakibatkan persalinan lama dan perdarahan pascapersalinan, persalinan
sulit dan keguguran, serta anemia. Komplikasi lain yang terjadi pada ibu hamil dengan
KEK Artinya, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, ibu terkena penyakit
menular (Zahidatul Rizkah dan Trias Mahmudiono, 2017).
10

Kondisi ibu hamil dengan KEK yang terjadi pada bayi antara lain kematian
janin (aborsi), kelahiran prematur, cacat lahir, bayi berat lahir rendah, keterlambatan
pertumbuhan gagal tumbuh pada anak balita . Anak-anak biasanya terlalu kecil untuk
usia, otak dan metabolisme, yang menyebabkan penyakit tidak menular di masa
dewasa, yaitu. bayi tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan baru (Abadi
dan Putri, 2020).

Kekurangan energi yang kronis menyebabkan tidak cukupnya cadangan nutrisi


yang dibutuhkan janin dalam kandungan, yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan terhambat (Danefi, 2020). Anemia akibat KEK pada ibu hamil tidak
hanya dialami oleh ibu, tetapi anemia juga dapat terjadi pada bayi baru lahir
(Kurniawan Dwike An Nisa, Triawanti, 2021). Ibu hamil termasuk dalam kelompok
rawan gizi. Gizi buruk pada ibu hamil sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembang janin dan anak yang dikandungnya. Ketika ibu hamil menderita kekurangan
gizi, akibatnya adalah: Abortus, lahir mati, kematian neonatus, cacat lahir, anemia
pada bayi dan bayi lahir dengan BBLR. Hasil penelitian sebelumnya adalah
menunjukkan bahwa gizi buruk berpengaruh signifikan terhadap BBLR pada ibu
hamil, yang dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum hamil yang buruk ((Chandradewi
AASP, 2015)

5. Patofisologi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

KEK terjadi pada ibu hamil ketika kebutuhan energi tubuh tidak terpenuhi
melalui pola makan. Seperti yang kita ketahui, ibu hamil membutuhkan energi yang
lebih banyak dibandingkan dengan wanita dewasa lainnya. Karena ibu hamil tidak
memenuhi kebutuhannya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin yang
dikandungnya. Karbohidrat (glukosa) digunakan sebagai bahan bakar di seluruh
jaringan tubuh, namun kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat rendah
dan kelaparan dapat terjadi setelah 25 jam. Jika keadaan berlanjut, tubuh menggunakan
simpanan lemak dan protein amino, yang biasanya diubah menjadi karbohidrat.
Sehingga tubuh mengalami kekurangan nutrisi, terutama kekurangan energi, yang
berdampak buruk bagi ibu hamil (Mijayanti et al., 2020).

B. Ibu Hamil KEK


11

Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang hasil pengukuran LILA < 23,5 cm. Wanita
hamil adalah salah satu kelompok yang paling rentan gizi. Asupan protein dan energi yang
tidak memadai pada ibu hamil dapat menyebabkan kekurangan energi kronis (KEK)
(Rohmah, 2020). Ibu hamil membutuhkan lebih banyak nutrisi karena nutrisi yang
dikonsumsi dibagi antara ibu dan janin. Janin tumbuh dengan menyerap nutrisi dari
makanan dan menyimpan nutrisi ke dalam tubuh ibu (Abadi dan Putri, 2020).

C. Kehamilan
Kehamilan adalah proses berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi, pelepasan sel
telur, migrasi sperma dan sel telur, pembuahan dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
di dalam rahim, pembentukan plasenta, serta pertumbuhan dan perkembangan pembuahan
hasil pembuahan. sampai ada cukup waktu atau bulan untuk melahirkan. Wanita hamil
adalah salah satu kelompok yang paling rentan gizi. Kelompok rawan gizi adalah kelompok
masyarakat yang lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti gizi buruk.
Kehamilan merupakan masa penting dalam hidup dan masa dimana seorang wanita
membutuhkan berbagai nutrisi yang jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan dalam kondisi
normal. Untuk menghindari kekurangan nutrisi selama kehamilan, ibu harus menjaga
kondisi fisiknya dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung energi, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam porsi yang seimbang
sesuai tahapan kehamilan (Husna dan Arum, 2020).
Kehamilan adalah fase berkelanjutan, periode yang hilang mempengaruhi hasil
kehamilan dengan cara yang berbeda. Perikonsepsi, konsepsi, implantasi, plasenta dan
tahap pembentukan embrio sering disebut sebagai periode perikonsepsi. Nutrisi ibu
sebelum dan selama kehamilan memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas bayi
yang dilahirkan (Azizah dan Adriani, 2017).
Salah satu pemeriksaan kehamilan ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan masalah pemberian
makan pada ibu hamil. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi yang
cukup selama kehamilan agar ibu dapat mempertahankan dan mencapai status gizi yang
optimal. Ibu hamil dengan status gizi yang baik dapat melahirkan bayi yang sehat jasmani
dan rohani serta memiliki tenaga untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya (Ernawati,
2018).
12

D. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Konsumsi makanan ibu dalam hamil biasanya lebih banyak dari pada keadaan tidak
hamil, kondisi ini dikarenakan janin mengambil zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu.
Kebutuhan zat gizi yang meningkat saat kehamilan adalah kebutuhan energi. Penambahan
energi utama terjadi pada trimester II dan III.

Penambahan energi pada trimester II berfungsi untuk pertumbuhan jaringan ibu,


seperti, penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, dan penumpukan
lemak, dan penambahan energi pada trimester III berguna untuk pertumbuhan janin dan
plasenta. Penambahan energi sebesar 180 kkal pada trimester I dan penambahan energi
sebesar 300 kkal pada trimester II dan III. Penambahan zat gizi makro terjadi pada protein
yaitu sebesar 20 gr/hari terjadi pada trimester I, II,III.

Kebutuhan vitamin larut air meningkat selama kehamilan. Vitamin C dibutuhkan


untuk pembentukan kolagen dan meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin B dibutuhkan
dalam jumlah lebih besar dikarenakan vitamin B berfungsi untuk metabolisme dan
pembentukan sel darah merah. Kebutuhan kalsium, zat besi, seng, yodium, dan selenium
meningkat pada masa kehamilan. Kalsium berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi
bayi serta pembekuan darah untuk gerak otot. Jika ibu mengkonsumsi kalsium tidak dalam
jumlah yang cukup bayi akan mengambil kalsium dari tulang ibu. Kebutuha zat besi akan
meningkat disebabkan terjadi peningkatan volume darah selama kehamilan (Mangalik et
al., 2019)

Kebutuhan ibu hamil dalam 2.500 sampai 3000 kkal/hari dapat dicapai dalam 3-4
kali makan dalam sehari yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kecukupan gizi ibu
hamil. Pola konsumsi ibu hamil dapat dilihat dari jumlah dan frekuensi makan ibu dalam
sehari. Kemenkes RI menyatakan pengukuran pola konsumsi pada ibu hamil dibagi
kedalam dua kriteria yaitu :

Kurang ( jika asupan energi kurang dari <2500 kkal)

Cukup ( jika asupan energi ≥2500 kkal) (Mijayanti et al., 2020)

Jika kebutuhan ibu hamil tidak terpenuhi, maka akan timbulnya masalah gizi pada
ibu hamil. Masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil akan mengganggu kesehatan ibu dan
13

janin. Pada saat ini masih banyak ibu hamil di Indonesia yang mengalami masalah gizi
yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia (Ernawati, 2018).

E. Pemberian Makanan Tambahan

Makanan Pendamping ASI adalah pemberian makanan kepada ibu hamil berupa
biskuit berlapis yang diracik khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral bagi
kelompok tertentu untuk memulihkan status gizi, dan bagi ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis. (DESEMBER). Setiap ibu hamil KEK mendapatkan 3 bungkus biskuit
sebagai tambahan makanan selama 1 bulan (Hernawati & Kartika, 2019). Ibu hamil pada
trimester pertama harus makan 2 lapis cookies sehari, pada trimester kedua dan ketiga
harus makan 3 lapis cookies sehari (Juliasari dan Ana, 2021).
Suplemen kehamilan ini mengandung energi 270 kkal, protein 6 g, lemak minimal
12 g. Suplemen kehamilan mengandung 11 vitamin dan mineral (zat besi, kalsium,
natrium, seng, yodium, fosfor dan selenium). Jangka waktu/masa kadaluwarsa dari
selesainya produksi sampai dengan berakhirnya masa berlaku tetap layak untuk dikonsumsi
selama 24 bulan. Satu bungkus utama berisi 3 biskuit dengan berat 60gr. Setiap kotak
kemasan sekunder berisi 7 kemasan primer dengan berat 420 gram. Paket tersier berisi 4
kotak kemasan tingkat kedua (Rohmah, 2020). Pemberian makanan tambahan ini bertujuan
untuk meningkatkan status gizi ibu dan bayi gizi buruk agar tercapai status gizi optimal
(Rosyida, Hidayatunnikmah, & Marliandiani, 2021). Hasil sintetik PMT dengan energi
300-800 kkal/hari dengan energi dari < 25% yang dapat meningkatkan berat badan ibu
hamil adalah KEK, meningkatkan laju pertumbuhan dan ukuran janin bagi bayi yang
dilahirkan.
Rata-rata total energi yang dikonsumsi dalam bahan tambahan makanan adalah
23.445 (501,38 kkal) ± 2,56% (53,47 kkal), sedangkan total asupan protein adalah 26,99%
(18,93 g) ± 5,8% (4,06 g). Menurut ketentuan pemberian suplemen gizi bagi ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK), energi adalah 180-300 kkal dan protein 17g.
Produk yang disediakan oleh PMT telah mempertimbangkan aspek rasa, kenyamanan,
umur simpan, kemudahan pelayanan, dan bahan yang tersedia di masyarakat. Biskuit PMT
merupakan produk yang telah dinilai memenuhi persyaratan tersebut sebagai suplemen
makanan (Chandradewi AASP, 2015). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa
efek PMT terbukti efektif dalam memulihkan nutrisi ibu hamil dengan kekurangan energi
yang parah. Penambahan 200-450 kalori dan 12-20g protein dari kebutuhan ibu akan
14

menjadi jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan janin. Suplementasi tidak
dapat secara langsung membebaskan ibu dari Kekurangan Energi Kronis (KEK), tetapi
bayi lahir dengan berat badan normal (Utami, Majid, & Herawati, 2017).
Pemerintah Indonesia memiliki program PMT biskuit dan pangan lokal, namun
PMT ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan.ibu hamil KEK. Oleh karena itu,
waktu yang dibutuhkan cukup lama, 3 bulan, namun tetap dapat memberikan hasil yang
sama yaitu status gizi meningkat secara signifikan dan dipantau secara rutin (Hariyani,
Megananda & Nuryanti, 2020).
Salah satu strategi untuk meningkatkan akses makanan bergizi untuk memenuhi
kebutuhan anak dan ibu hamil adalah dengan memberikan makanan pendamping ASI atau
suplemen gizi. Pemberian makanan pendamping ASI ibu hamil dilakukan untuk menjamin
kecukupan gizi ibu selama hamil dengan tetap mengkonsumsi makanan keluarga sesuai
dengan gizi seimbang. Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Balai Pengobatan
Curug Kabupaten Tangerang tahun 2018 menunjukkan bahwa pemberian PMT pada ibu
hamil terutama pada trimester awal sangat penting karena Baik ibu maupun janin
membutuhkan nilai gizi yang lebih untuk kesehatan. . ibu dan bayi (Rohmah, 2020).

F. Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Berat badan adalah parameter yang digunakan untuk menentukan massa tubuh.
Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan mendadak. Misalnya jika Anda memiliki
penyakit menular, kehilangan nafsu makan atau jumlah makanan yang Anda makan. Oleh
karena itu berat badan termasuk dalam pengukuran antropometri yang sangat tidak stabil
(Syarfaini, Raodhah & Sukarni, 2016).
Berat badan merupakan faktor yang menentukan jumlah nutrisi yang dianjurkan
bagi ibu hamil untuk memastikan kehamilannya berjalan lancar. Pertambahan berat badan
selama kehamilan menunjukkan bahwa tubuh ibu memberikan respon terhadap
pertumbuhan janin (Mawaddah dan Muhtar, 2018). Pertambahan berat badan pada ibu
hamil juga ditandai dengan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin dan penumpukan
lemak berlebih pada tubuh ibu hamil. Pertambahan berat badan normal pada ibu hamil
sendiri bergantung pada indeks massa tubuh (IMT) prakehamilan ibu tersebut (Budhi,
Kusumastuti, & Hariadi, 2016).
Di negara maju, berat badan saat hamil sekitar 10-12 kg. Jika ibu kekurangan gizi,
kenaikan berat badan hanya 7-8 kg, yang mengakibatkan berat badan lahir rendah (BBLR).
15

Pertambahan berat badan selama hamil kurang lebih 10-12 kg, dengan kenaikan kurang
dari 1 kg pada trimester pertama, 3 kg pada trimester kedua dan 6 kg pada trimester ketiga
(Chandradewi AASP, 2015).
Pertambahan berat badan selama kehamilan sangat bervariasi. Namun ibu hamil
dengan KEK harus bekerja lebih keras untuk menambah berat badan, sehingga dianjurkan
untuk menambah berat badan sebanyak 12,5-18 kg selama hamil. Namun ibu hamil dengan
berat badan yang lebih tinggi disarankan untuk menambah 7-11,5 kg selama hamil
((Silawati dan Nurpadilah, 2019).
Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan berat badan, termasuk gaya hidup
ibu hamil yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi lemak dan aktivitas fisik
berhubungan dengan penambahan berat badan. Kehidupan modern saat ini mengarah pada
gaya hidup yang tidak banyak bergerak di kalangan wanita hamil di wilayah tersebut. Hal
ini disebabkan era modernisasi yang membawa kenyamanan pada setiap aktivitas sehingga
massa lemak berkurang dan bertambah, karena energi yang diperoleh dari makanan
disimpan sebagai cadangan lemak (Hevrialni dan Sartika, 2021).
Diet atau pola konsumsi makanan merupakan gambaran jumlah dan jenis makanan
yang dimakan setiap harinya. Pola makan selama hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
hamil melalui indikator berat badan ibu selama hamil. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang
sehat selama masa kehamilan dan untuk pertumbuhan janin dalam kandungan. Nutrisi yang
sehat selama kehamilan berarti makan bervariasi dan benar ((Manik dan Rindu, 2017)
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil dengan KEK
disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat selama pencegahan. Kondisi ini
diperparah pada TM I, saat terjadi mual dan muntah yang berlebihan serta kehilangan nafsu
makan sehingga ibu sulit mendapatkan makanan yang cukup (Juliasari dan Ana, 2021).
Pertumbuhan janin dan berat badan lahir sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu
hamil. Status gizi ibu sebelum hamil menentukan indikator IMT (Compared Mass Index).
Status gizi ibu selama kehamilan dapat dinilai dengan cermat pertambahan berat badan ibu
yang cukup, yang berarti berat badan ideal bagi bayi dan ibu (Windiarto, Saurina &
Prasetya, 2016).
Status gizi ibu hamil merupakan penentu kualitas sumber daya manusia yang
paling utama, terutama sejak 1000 hari pertama kehidupan, selama masa kehamilan sampai
dengan 2 tahun. Ibu yang kekurangan gizi berisiko melahirkan janin yang kekurangan gizi.
Janin yang mengalami malnutrisi sejak lahir memiliki risiko retardasi pertumbuhan yang
16

lebih tinggi (Ningrum dan Cahyaningrum, 2018). Berat badan ibu hamil ditentukan secara
optimal. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan penambahan berat badan menurut
BMI. Rekomendasi kenaikan berat badan pada ibu hamil berdasarkan indeks massa tubuh
sebelum hamil menurut IOM adalah:

IMT Penambahan BB

< 18,5 kg/m² 25-35 pound (12,6 – 18 kg)

18,5 – 24,9 kg/m² 25 – 35 pound (11,25 – 15,75 kg)

25 – 29,9 kg/m² 15 – 25 pound ( 6,75 – 11,25 kg)

30 kg/m² 11 – 20 pound (4.95 – 9 kg)

Tabel 1. Penamabahan BB Menurut IOM

(Ningrum and Cahyaningrum, 2018)

Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan proses biologis yang terjadi
selama masa kehamilan. Agar bayi dapat lahir dalam kondisi normal, diperlukan energi
dan nutrisi yang optimal dari ibu. Dengan energi yang cukup dan asupan nutrisi yang
optimal, ibu hamil dapat menambah berat badan sesuai dengan usia kehamilannya dan
bayi lahir dengan sehat. Sebaliknya jika perjalanan kehamilan dimulai dari keadaan
kurang gizi, maka pertambahan berat badan selama hamil harus memperhitungkan defisit
berat badan, dimana pertambahan berat badan ibu hamil KTK harus lebih besar dari pada
ibu hamil normal (Bakri Sri Handyani , 2021).

G. Systematic Literature Review


1. Pengertian

Systematic Literature Review adalah sebuah istilah yang digunakan untuk

mengacu pada metodologi kajian atau riset tertentu dan pengembangan yang

dilakukan untuk mengumpulkan serta mengevaluasi kajian yang terkait pada fokus

topik tertentu. Tujuan dari Systematic Literature Review yaitu untuk

mengelompokkan, mengkaji, mengevaluasi, dan mengartikan semua kajian yang

tersedia dengan topik kajian yang menarik, dengan pernyataan kajian tertentu yang
17

relevan. Tinjauan literatur ini juga dimaksudkan untuk memberikan karakterisasi dan

gambaran terkait hasil, metode,dan coverage fields yang diperuntukkan dalam analisis

terkait basis data digital literatur ilmiah pada rentang waktu tertentu (Marwantika and

Istya, 2021).

2. Tahapan Systematic Literature Review

Tahap – tahap dalam melakukan Systematic Literature Review yaitu :


a. Mengartikan tujuan dari review dan menetapkan tipe dari fakta atau bukti
yang membantu menjawab tujuan review.

b. Menentukan strategi pencarian literatur, mulai dari artikel yang sudah


terpublikasi atau belum, tahun terbit, bahasa yang digunakan, terpaku hanya
pada jurnal atau menggunakan conference prociding, metode akses jurnal, dan
lainnya.
c. Menetapkan metode penelitian yang digunakan dalam artikel yang direview.
d. Menggabungkan hasil, dengan cara mengelompokkan hasil review untuk
mendapatkan makna yang diinginkan.
e. Mengkombinasikan hasil penelitian sebelumnya merupakan bagian penting dari
Systematic Literature Review. Artikel – artikel yang sudah sesuai dengan apa
yang diinginkan dikelompokkan untuk melihat hasilnya.
f. Menetapkan hasil dengan cara menyimpulkan konteks atau hasil
pengelompokkan review (Husniyati, 2021).

3. Perbedaan Systematic Literature Review dan Traditional Review

Systematic Literature Review Traditional Review


Menggunakan pendekatan metodologi Tidak menggunakan pendekatan
ilmiah untuk merangkum hasil metodologi ilmiah (tergantung
penelitian keinginan penulis)
Pencarian hsil penelitian artikel Ada kriteria yang jelas artikel mana
dikerjakan secara sistematis yang akan dimasukkan
Meminimalisir bias Mengandung bias
Bisa replikasi Tidak bisa direplikasi
Sintesis hasi : bias dengan meta – Sintesis : secara naratif
analisis atau naratif (metasintesis)
18

Tabel 2. Perbedaan systematic Literature Review dan Traditional Review

(Andriani, 2022)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pencarian systematic literature review tentang topik tertentu berfungsi sebagai

rencana penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan

dan menjelaskan temuan penelitian yang dideskripsikan dalam literatur melalui narasi.

Tujuan dari pendekatan naratif adalah untuk mengumpulkan bukti efek positif dan

mengembangkan narasi tekstual tentang kesamaan dan perbedaan studi yang akan

digunakan untuk mensintesis data dalam tinjauan systematic literature review.

B. Kerangka Konsep

Variabel independent dalam penelitian ini adalah pemberian makanan


tambahan ibu hamil dan variabel dependentnya adalah penambahan berat badan ibu
hamil KEK. Berikut kerangkan konsep pada penelitian ini :

Variabel Independent Varibel Dependent

Pemberian Makanan Penambahan Berat badan Ibu

Tambahan Ibu Hamil Hamil KEK

Gambar 1. Kerangka Konsep

19
20

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table berikut :

Variabel Definisi Hasil Ukur


Penelitian
Pemberian Pemberian makanan tambahan adalah 1:Mengkonsumsi
Makanan upaya yang dilakukan pemerintah untuk PMT
Tambahan mengatasi ibu hamil KEK. Makanan 2 : Tidak
tambahan yang diberikan berupa biskuit Mengkonsumsi
yang mengandung vitamin dan mineral PMT
yang mana berfungsi untuk pemulihan
status gizi.
Penambahan Penambahan berat badan selama masa 1: BB naik
Berat Badan Ibu kehamilan memberikan tanda bahwanya 2: BB tidak naik
Hamil KEK ada respon tubuh ibu terhadap
pertumbuhan janin.

D. Kriteria Kelayakan

a) Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOTS


terdiri dari :
1. Population/problem adalah populasi atau masalah yang akan di analisis sesuai
dengan topik yang telah ditentukan
2. Intervention adalah suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus
perorangan atau masyarakat dan penjelasan tentang penatalaksanaan studi
sesuai dengan topik yang telah ditentukan.

3. Comparation adalah penatalaksanaan lain yang dijadikan sebagai


pembanding, apabila tidak bisa menggunakan kelompok kontrol dalam studi
yang dipilih

4. Outcome adalah hasil yang didapatkan dari penelitian terdahulu yang sesuai
dengan topik yang telah ditentukan.

5. Study design adalah desain penelitian yang akan digunakan dalam artikel yang
akan di review.
21

b) Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria Inklusi

1. Diakses dari database Google Scholar, Pubmed dan Science Direct.

2. Subjek pasien Ibu Hamil KEK

3. Artikel fulltext.

4. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

5. Pemberian makanan tambahan berupa biskuit sandwich

pemerintah

6. Tahun publikasi 2010-2022.

Kriteria eksklusi

1. Artikel tidak dapat diakses full text

2. Artikel tidak sesuai topik peneliti

Tabel 4. Kriteria Kelayakan


PICOTS Kriteria Inklusi Kriteria Eklusi
Framework
Population Studi yang berfokus pada ibu Study yang tidak
hamil KEK baik risiko ataupun mengulas tentang
yang sudah terjadi. permasalahan KEK.
Intervention Study yang meneliti tentang Studi yang tidak
pengaruh pemberian makanan membahas mengenai
tambahan, baik secara langsung pengaruh pemberian
maupun tidak langsung. makanan tambahan.
Comparators Kelompok pembanding yang Tidak ada kriteria ekslusi
digunakan yaitu kelompok lain
ataupun kelompok yang hanya
diamati.
Outcomes Studi yang menjelaskan pengaruh Tidak membahas yang
pemberian makan tambahan ibu lain.
hamil dengan penambahan berat
badan ibu hamil KEK.
Study Design Quasi – experimental Cohort, case study
22

E. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menyajikan 9 artikel penelitian yang
memiliki relevansi dengan topik atau masalah, selanjutnya peneliti menuliskan rangkuman
hasil penelitian dari 9 artikel dalam tabel review sebagai berikut :

Tabel 5. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian

Sumber Peneliti Tujuan Design Sampling Hasil Simpulan


literatu dan judul penelitian penelitian dan saran
penelitian

Langkah selanjutnya melakukan analisis atas artikel dengan analisis

deskriptif dan pendekatan naratif yang bertujuan untuk merangkum keseluruhan

hasil penelitian dalam bentuk narasi.

F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian systematic literature review tidak melalui kaji etik

karena subjek penelitian nya merupakan artikel penelitian yang sudah dipublikasikan

dan melalui kaji etik sebelumnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Systematic literature review adalah ringkasan umum dari beberapa studi yang
diidentifikasi oleh topik tertentu. Periode pencarian artikel adalah dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2022. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh bukan dari observasi langsung melainkan dari hasil penelitian peneliti
sebelumnya. Data sekunder yang diperoleh tersedia dalam bentuk artikel jurnal terkenal di
Jerman dan luar negeri sesuai topik yang ditentukan. Pencarian literatur menggunakan tiga
database yaitu Pubmed, Scient Direct dan Google Scholar.

Saat mencari artikel atau majalah, digunakan keyword dan boolean Operator (AND,
OR NOT or AND NOT), berguna untuk memperluas atau mendefinisikan pencarian dan
memudahkan identifikasi artikel atau majalah yang berlaku. Kata kunci yang digunakan
dalam database Pubmed dan Scient Direct adalah (Suplemen Makanan AND Suplemen
Nutrisi) OR (Penambahan Berat Badan AND Indeks Massa Tubuh) OR (Kekurangan
Energi Kronis AND Kehamilan Malnutrisi), sedangkan kata kunci yang digunakan dalam
database Google Cendekia (Suplemen Makanan) untuk ibu hamil AND suplemen makanan
untuk ibu hamil) OR (penambahan berat badan DAN penurunan berat badan) OR
(kekurangan energi kronis AND malnutrisi pada ibu hamil).

Tabel 6. Kata Kunci Systematic Literature Review


Supplementary Food Weight Gain Chronic Energy
Deficiency
AND AND AND
Food Suplementation Body Mass Index Malnutriton Pregnancy
OR
Pemberian Makanan Penambahan Berat Kekurangan Energi
Tambahan Ibu Hamil Badan Kronik
AND AND AND
Makanan Tambahan Berat Badan Gizi Kurang Ibu Hamil
Ibu Hamil

23
24

B. Seleksi Data

Systematic literature review dengan menerbitkan 3 database dan menggunakan kata


kunci yang dimodifikasi oleh peneliti menghasilkan literatur dari 681 database Google
Scholar dan 2464 jurnal dari database PubMed dan Scient Direct. Mendeley memiliki 1817
duplikat jurnal identifikasi yang terdiri dari 667 jurnal nasional dan 1150 jurnal
internasional. Jurnal yang diterima kemudian diperiksa dengan membaca judul dan abstrak
peneliti, sehingga diperoleh 607 diantaranya 118 jurnal nasional dan 489 jurnal
internasional. Selain itu, 270 jurnal yang telah di full text, yang terdiri dari 53 jurnal
nasional dan 217 jurnal internasional. 217 surat kabar internasional dikeluarkan karena
hanya menggunakan bahan tambahan makanan pemerintah nasional. Majalah-majalah
tersebut didefinisikan ulang sesuai dengan tujuan peneliti, yaitu. H.26 majalah nasional.
Sebanyak 27 jurnal dikeluarkan karena tidak memenuhi target sehingga 9 jurnal nasional
harus dinilai.
25

Gambar 2. Alur Pencarian Artikel

C. Hasil

Tinjauan literatur sistematis menjelaskan efek makanan pendamping terhadap

kenaikan berat badan pada wanita hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK).

Dari hasil analisis terhadap 9 artikel yang memenuhi kriteria, disimpulkan bahwa

suplemen hasil yaitu adanya pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap

penambahan berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) dengan

intervensi yang dilakukan yaitu pemberian makanan tambahan sesuai dengan anjuran

pemerintah yaitu berupa biskuit sandwich yang dilakukan selama ± 90 hari (3 bulan).

Desain penelitian yang digunakan dalam makalah penelitian ini adalah eksperimen

semu dan sampel yang digunakan dalam makalah ini adalah ibu hamil dengan KEK

TM I, II dan III dengan jumlah sampel 284 orang.

a. Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil

Gizi Pendamping Kehamilan adalah penyediaan makanan yang disiapkan khusus


dan dilengkapi dengan vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
di KEK. Suplemen Ibu Hamil merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi ibu hamil kurang gizi, terutama yang berasal dari keluarga
miskin. Hal ini sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
tentang Strategi Komparatif Penanganan Masalah Makronutrisi Khusus Ibu Hamil
dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Ibu Hamil.
b. Kenaikan berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) setelah
diberikan pemberian makanan tambahan (PMT)
Hasil sembilan analisis literatur menunjukkan bahwa ibu hamil dengan defisit
energi kronis memiliki berat total 0,1 hingga 7 kg. Pemberian nutrisi ibu hamil
dilakukan selama 3 bulan. Ibu hamil di trimester pertama mengkonsumsi 2 buah per
hari, ibu hamil di trimester kedua dan ketiga mengkonsumsi 3 buah per hari. Wanita
hamil dapat mengalami kenaikan berat badan, terutama pada awal trimester ketiga,
26

karena ibu dan bayi membutuhkan lebih banyak nutrisi. Namun, beberapa ibu hamil
juga mengalami penurunan berat badan pada trimester awal karena pola makan ibu
sangat dibatasi akibat mual dan muntah. Pertambahan berat badan ibu dimulai pada
trimester kedua dan ketiga karena berkurangnya mual dan muntah serta pertumbuhan
janin, plasenta, dan cairan ketuban.

Tabel 7. Berat Badan Sebelum dan Sesudah PMT

No Nama Penulis Berat Badan Berat Badan Selisih


Sebelum Sesudah
1 Rahmasari Utami, I 43,30 kg 47,17 kg 3,87 kg
Made Alit Gunawan,
Irianton Arinonang
2 Sri Handayani Bakri 44,86 kg 52,60 kg 7,73 kg
3 Herdini Widyaning 42,7 kg 43,6 kg 0,9 kg
Pertiwi, Tri Martini,
Sri Murni Handayani
4 Rika Andriani, 4,4 kg 5,4 kg 1 kg
Martha Irene
Kartasurya, Sri
Achadi Nugraheni
5 Vivi Silawati, 44 kg 46 kg 2 kg
Nurpadilah
6 Rully Hevrialni, Yan 47,5 kg 47,6 kg 0,1 kg
Sartika
7 Iskandar, 48,7 kg 50,1 kg 1,4 kg
Rachmawati, Ichsan,
Wiqayatun Khazanah
8 AASP. Chandradewi 44,67 kg 47,8 kg 3,13 kg
9 Hasnaini Rahmah, 46,11 kg 47,65 kg 1,54 kg
Andi Nurlinda, Een
Kurnaesih
10

c. Pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap penambahan berat


badan ibu hamil kekurangan energi kronik
Pada penelitian ini, hasil analisis terhadap sembilan artikel menyimpulkan bahwa
pemberian makanan tambahan berpengaruh terhadap berat badan ibu hamil, hal ini
disebabkan karena pemberian makanan tambahan yang diberikan berupa biskuit
mengandung komposisi khusus dan diperkaya dengan vitamin. dan mineral. yang
berguna untuk melengkapi diet ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Ibu
hamil KEK yang mengkonsumsi makanan tambahan mengalami peningkatan
27

pengeluaran energi dan protein. Selain asupan gizi, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi berat badan pada ibu hamil yaitu pengetahuan, pendidikan, kepatuhan,
asupan energi dan protein, pola makan, asupan makanan, ketersediaan makanan dan
beban kerja yang berlebihan.
28

Tabel 8. Ekstraksi Data


No Judul Penulis Desain Sampel Intervensi Hasil
dan penelitian
Tahun
1 Pengaruh Rahmasa Quasi Ibu hamil KEK Pemberian biskuit Program Intervensi PMT
Pemberian Makan ri Utami, Eksperimen berjumlah 20 orang makanan tmbahan pemulihan selama 90 hari
Tambahan (PMT) I Made pemulihan selama pada ibu hamil dengan KEK
Pemulihan Alit 3 bulan (90 hari) terbukti mampu
terhadap Status Gunawa meningkatkan asupan energi
Gizi Ibu Hamil di n, total, berat badan ibu, dan
Kabupaten Irianton status gizi ibu hamil KEK
Sleman Aritonan berdasarkan LILA
(2018)
2 Pengaruh Sri Quasi Dibagi menjadi 2 Pemberian biskuit Hasil penelitian menunjukkan
Pemberian Handaya Eksperimenta kelompok yaitu makanan tambahan tidak ada perbedaan
Makanan ni Bakri l kelompok intervensi dan tablet Fe peningkatan BB dan kadar
Tambahan (MT) (2021) 22 orang ibu hamil selama 3 bulan (90 albumin antara 2 kelompok
Terhadap KEK yang hari) baik sebelum maupun
Peningkatan Berat mengkonsumsi biskuit sesudah. Ada perbedaan
Badan, Kadar makanan tambahan kadar hemoglobin (Hb) antara
Hemoglobin dan tablet tambah kelompok intervensi dan
(Hb), dan darah (Fe), dan kelompok kontrol sebelum
Albumin Pada Ibu kelompok kontrol 22 ataupun sesudah pemberian
Hamil Kurang orang ibu hamil KEK makana tambahan dan tablet
Energi Kronis yang hanya Fe
mengkonsumsi tablet
ambah darah (Fe)
29

3 Hubungan Herdini Quasy 24 orang ibu hamil Pemberian biskuit Mendapatkan hasil ada
Pemberian Makan Widyani Ekperimen KEK makanan tambahan peningkatan berat badan
Tambahan (PMT) ng selama 3 bulan (90 setelah diberi PMT selam 3
dengan Perubahan Pertiwi, hari) bulan dan juga ada
LILA Atas Ibu Tri peningkatan LILA setlah
Hamil KEK Martin, diberikan PMT selama 3
Sri bulan.
Murni
Handaya
ni (2020)
4 Pemberian Rika Quasy 51 ibu hamil KEK Pemberian biskuit Hasil pemberian biskuit
Biskuit Sandwich Andriani, Ekperimental gakin dan 51 ibu makanan tambahan sandwich selama 90 hari pada
Meningkatkan Martha hamil Non gakin selama 3 bulan (90 ibu hamil beresiko kurang
Berat Badan Ibu Irene hari) energi kronis (KEK) trimeste
hamil Berisiko Kartasur III dapat meningkatkan
Kurang Energi ya, Sri pertambahan berat badan
Kronis Achadi selama hamil
Nugrahe
ni (2018)
5 Pemberian Vivi Quasy 16 orang ibu hamil Pemberian biskuit Hasil menunjukkan adanyan
Makanan Silawati, Ekperimental trimester ke I yang makanan tambahan pengaruh yang signifikan
Tambahan dan Nurpadil menderita KEK dan susu ibu hamil antara pemberian makanan
Susu terhadap ah tambahan dan susu ibu hamil
Penambahan (2018) terhadap penambahan berat
Berat Badan pada badan pada ibu hamil KEK.
Ibu Hamil KEK
di Tangerang
tahun 2018
30

6 Intervensi Ibu Rully Quasy 30 orang ibu hamil Pemberian biskuit Hasil penelitian menujukkan
Hamil Kurang Hevrialni Ekperimental KEK PMT dan tidak ada perbedaan
Energi Kronik , Yan Pemberian pemberian makanan
dengan Sartika makanan tambahan tambahan berupa nugget
Pendekatan (2021) nugget berbahan berbahan panga lokal dan
Continuity Of pangan lokal pemberian makanan
Midwifery Care tambahan berupa biskuit
(CoMC) dalam puskesmas
Pencegahan
Stunting
7 Perbaikan Gizi Iskandar, Quasy 8 ibu hamil KEK Pemberian biskuit Hasil penelitian ada pengaruh
pada Ibu Hamil Rachma Ekperimental makanan tambahan dari pendampingan gizi
Kekurangan wati, terhadap peningkatan asupan
Energi Kronik Ichasan, gizi , peningkatan berat
(KEK) melalui Wiqayat badan, dan penambahan
Pendampingan un ukuran lingkar lengan atas
Pemberian Khazana pada ibu hamil KEK
Makanan h (2022)
Tambahan
diWilayah Kerja
Puskesmas
Lampisang Aceh
Besar
8 Pengaruh AASP. Quasy 30 ibu hamil KEK Pemberian biskuit Hasil penelitian menunjukkan
Pemberian Chandra Ekperimental makanan tambahan ada pengaruh signifikan
Makanan dewi antara pemberian makan
Tambahan berupa biskuit terhadap
terhadap peningkatan berat badan ibu
31

Peningkatan Berat hamil KEK


Badan Ibu Hamil
KEK Wilayah
Kerja Puskesmas
Labuan Lombok
9 The effect Of Hasnaini Quasy 32 ibu hamil KEK Pemberian Biskuit Ada perbedaan setelah
Supplementary Rahmah, Ekperimental Makanan mendapatkan makanan
Feeding on Body Andi Tambahan tambahan diwliyah kerja
Weight Of Nurlinda, Puskesmas Tanasitolo
Pregnant Womwn Een
Who Have Kurnaesi
Chronic Energy h
Deficiency in
Indonesia
10 PENGARUH NANIK Quasy ibu hamil KEK trimester makanan tambahan analisis univariat yaitu rata-rata
PEMBERIAN SETIYO Ekperimental II sebanyak 29 ibu hamil biscuit sandwich LiLA sebelum pemberian
MAKANAN WATI KEK makanan tambahan biskuit
TAMBAHAN sandwich adalah 21,879 cm ±
BISKUIT 1,286 cm dan rata-rata LiLA
SANDWICH sesudah diberi PMT adalah 22,4
TERHADAP cm ± 1,31 cm. Hasil uji statistik
STATUS GIZI IBU didapatkan bahwa ada pengaruh
HAMIL KURANG pemberian makanan tambahan
ENERGI KRONIS biskuit sandwich terhadap
(KEK) DI peningkatan status gizi (LiLA)
WILAYAH UPT ibu hamil KEK (p=0,000).
PUSKESMAS Pemberian makanan tambahan
BANTARBOLAN biscuit sandwich berpengaruh
G KABUPATEN terhadap peningkatan status gizi
PEMALANG ibu hamil KEK.
32

D. Pembahasan

a. Pemberian makanan tamabahan ibu hamil

Makanan Pendamping adalah biskuit berlapis yang disiapkan khusus


diperkaya dengan vitamin dan mineral, yang diberikan kepada ibu hamil dalam
kategori Kekurangan Energi Kronis (KEK). Menurut hasil penelitian Rohmah (2020),
suplemen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama hamil dan
harapannya agar ibu melahirkan bayi yang tidak memiliki berat badan lahir rendah
(BBLR). Program gizi tambahan ini ditujukan untuk ibu hamil kurang gizi dari
keluarga miskin. Hal ini didukung oleh regulasi Kementerian Kesehatan RI untuk
mengatasi masalah gizi makro, khususnya strategi ibu hamil, melalui penerapan
beberapa subsidi langsung. Pemberian makanan tambahan dilakukan selama 3 bulan
(90 hari).

Hasil penelitian Setiyowat (2019) menemukan bahwa status ibu hamil


membaik ketika mengonsumsi makanan tambahan selama 60 dan 90 hari.
Mengonsumsi suplemen makanan selama 90 hari dianggap paling baik untuk
memperbaiki status gizi. Kesadaran ibu akan konsumsi pemberian makanan tambahan
juga berpengaruh terhadap peningkatan status gizi.

Setiap karton kemasan sekunder berisi 7 paket primer dengan berat 420 gram.
Paket tersier berisi 4 paket sekunder. Satu kemasan basic berisi 3 lapis biskuit seberat
60 gram, setiap kemasan mengandung 270 kkal, 6 g protein, 12 g lemak dan
diperkaya dengan 11 vitamin berbeda (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6, B12 ) . , C, asam
folat) dan 7 mineral (zat besi, kalsium, natrium, seng, yodium, fosfor, selenium).

Beri ibu hamil tambahan kerupuk bernutrisi selama trimester pertama, berikan
2 kali sehari. Diberikan pada kehamilan II dan III 3 buah sehari. Suplemen makanan
bertujuan untuk meningkatkan penyerapan nutrisi bagi ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis. Kebutuhan energi ibu hamil meningkat antara bulan 1 dan 3 kehamilan.
pada yang ketiga 180-300 kkal, 20 g protein, 6-10 g / hari lemak, 25-40 g / hari
karbohidrat.

Pasokan makanan tambahan di Indonesia tidak hanya terdiri dari biskuit yang
dipasok pemerintah, tetapi juga sering menggunakan bahan makanan lokal. Hasil
33

penelitian Chandradewi (2015) menyatakan bahwa pemilihan jenis suplemen


makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu produknya dikenal dan enak, disukai
masyarakat dan diterima secara luas, nyaman, memiliki umur panjang, mudah diservis
dan produk komponen. Selain itu, komitmen ibu untuk berkonsumsi juga harus
diperhatikan.

Hasil penelitian Utami (2018) menunjukkan bahwa tingkat konsumsi juga


menjadi faktor yang mempengaruhi pemberian suplemen makanan. Sifat sensori,
preferensi, penerimaan, variasi produk tertentu merupakan hal yang mempengaruhi
derajat kepatuhan konsumen. Variasi produk mengurangi kebosanan dengan produk
tertentu. Hasil penelitian V. Prihananto (2007) menunjukkan ibu hamil dengan KEK
yang mendapat lauk biskuit (94%), susu (93,5%) dan bihun memiliki rata-rata asupan
tertinggi. 92,5%).

b. Kenaikan berat badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK)


setelah diberikan pemberian makanan tambahan (PMT)
Berat badan yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah sekitar 10-12 kg.
Kenaikannya adalah <1 kg pada trimester pertama, 3 kg pada trimester kedua, dan 6 kg
pada trimester ketiga. Pertambahan berat badan pada ibu hamil sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Ibu hamil dengan status gizi rendah disarankan untuk
menambah berat badan 12,5 hingga 18 kg selama hamil dan ibu hamil dengan status
gizi lebih tinggi disarankan untuk menambah berat badan 7 hingga 11,5 kg selama
hamil, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Silawat (2019). Menurut WHO,
pertambahan berat badan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) adalah 1-3
kg per minggu pada trimester pertama dan 0,44-0,55 kg per minggu pada trimester
kedua dan ketiga. Hasil penelitian Silawat (2019) menemukan bahwa rata-rata berat
badan ibu setelah dan sebelum pemberian suplemen pada ibu hamil meningkat 2 kg dari
44 kg menjadi 46 kg pada trimester pertama. Peneliti mengklaim bahwa kenaikan berat
badan mempengaruhi peningkatan LILA. meningkatkan status gizi ibu hamil.

Sangat penting untuk memberikan nutrisi tambahan pada ibu hamil KEK di
awal kehamilan, karena ibu dan janin sangat membutuhkan nutrisi yang lebih untuk
kesehatan ibu dan bayinya. Namun pada trimester pertama gizi ibu menurun secara
signifikan akibat mual dan muntah, sejalan dengan penelitian Chandradewi (2015) yang
menunjukkan adanya penurunan nafsu makan pada awal kehamilan. Saat trimester
34

pertama kehamilan mempercepat metabolisme, perubahan hormonal dan sistem organ


mulai terbentuk dan berfungsi. Tahap awal kehamilan ini merupakan masa penyesuaian
fisik dan emosional bagi ibu hamil.

Hasil penelitian Utami (2017) menemukan bahwa rata-rata berat badan ibu
hamil meningkat pada trimester kedua dan rata-rata sebelum dan sesudah PMT sekitar
5 kg selama 3 bulan. Rata-rata berat badan ibu hamil terus meningkat dari bulan
pertama sampai bulan ketiga. Asupan energi total terus meningkat, tetapi total protein,
lemak, dan karbohidrat menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Chandradewi (2015)
yang menemukan bahwa asupan energi meningkat setelah suplementasi. Hal ini
disarankan oleh P. Lahiou et al. melakukan studi kohort yang menunjukkan adanya
hubungan antara pengaturan asupan energi dengan peningkatan berat badan pada ibu
hamil trimester kedua. Selama trimester kedua, energi tambahan diperlukan untuk
perluasan jaringan ibu, seperti B. peningkatan volume darah, pertumbuhan rahim dan
payudara, serta penimbunan lemak. Pemberian makanan tambahan diberikan pada
trimester kedua dan ketiga karena ini merupakan waktu yang tepat untuk pemberian
suplemen seiring dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan janin yang
pesat.

c. Pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap penambahan berat


badan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK)
Hasil dari 10 artikel yang diterima menunjukkan bahwa pemberian nutrisi
tambahan berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada ibu hamil KEK. Makanan
Pendamping adalah pemberian biskuit yang disiapkan khusus yang mengandung
vitamin dan mineral, yang disiapkan untuk kelompok sasaran tertentu dan kegiatan
untuk memulihkan status gizi. Paket makanan tambahan mengandung 270 kkal, 6 g
protein, 12 g lemak, dan 11 vitamin dan mineral berbeda. Ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis menerima 2 biskuit nutrisi tambahan setiap hari pada trimester pertama
dan 3 biskuit pada trimester kedua dan ketiga.

Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan tanda pertumbuhan janin
yang diberikan oleh tubuh. Pertambahan berat badan pada ibu hamil tergantung dari
status gizi ibu hamil sebelum hamil. Hal ini sesuai dengan penelitian Bakri (2020)
bahwa jika proses kehamilan diawali dengan malnutrisi maka kenaikan berat badan
35

selama kehamilan seharusnya lebih besar dari pada ibu hamil normal. Ibu hamil dengan
gizi kurang dan gizi buruk berisiko melahirkan bayi BBLR.

Menurut penelitian Silawat (2019), berat badan ibu hamil bervariasi. Secara
umum, ibu hamil dengan KEK disarankan untuk menambah berat badan antara 12,5
dan 18 kg selama kehamilan. WHO juga telah memberikan rekomendasi kenaikan berat
badan ibu hamil bagi ibu yang gizi buruknya 1-3 kg pada trimester pertama dan 0,44-
0,55 kg per minggu pada trimester kedua dan ketiga.

Banyak faktor lain yang juga mempengaruhi kenaikan berat badan pada ibu
hamil. Penelitian Utami (2017) menemukan bahwa Pengaturan Makan Ibu Hamil
berpengaruh terhadap kecukupan gizi dan status gizi pada ibu hamil, hal ini didukung
oleh penelitian kohort yang menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan asupan
energi dengan pertambahan berat badan pada ibu hamil. Menurut hasil penelitian
Andrian (2018), kecukupan energi lebih tinggi dari sebelumnya. Asupan energi,
protein, lemak dan karbohidrat berpengaruh penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Asupan energi merupakan makanan yang diperlukan untuk
menunjang berbagai fungsi tubuh. Asupan energi juga dapat mempengaruhi berat badan
lahir. Hal ini sesuai dengan tinjauan literatur oleh Faridah et al. (2020) yang
menemukan bahwa nutrisi tambahan pemulihan berpengaruh terhadap perubahan fisik
pada ibu KEK yang meliputi ekstrak protein dan energi, serta kadar asam folat dan zat
besi.

Penelitian Iskandar (2022) menemukan adanya perbedaan berat badan sebelum


dan sesudah ditopang. Dukungan yang diberikan berupa kegiatan KIE tentang
pentingnya pemberian suplemen gizi pada ibu hamil KEK untuk membantu menambah
berat badan. Pemberian suplemen tinggi kalori, tinggi protein yang dikombinasikan
dengan penggunaan rendah namun sering berhasil menurunkan angka kejadian BBLR
di Indonesia. Secara teori penambahan energi dan protein untuk membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi janin juga didukung oleh penelitian Chandradewi (2015).
Penambahan tersebut tidak membebaskan sang ibu dari KEK, namun bayi yang lahir
memiliki berat badan normal.

Studi Petricus (2014) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tingkat asupan energi dan ketersediaan pangan dengan risiko KEK. Karena rendahnya
asupan energi ibu hamil, mereka menggunakan lemak yang tersimpan di dalam tubuh.
36

Ini ditandai dengan penurunan berat badan ibu. Penelitian Pertiwi (2020) menyatakan
bahwa ketersediaan pangan berhubungan tidak langsung dengan status gizi ibu hamil
penderita KEK. Hal ini didukung oleh penelitian Wahida (2015) yang menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan dari makanan pendamping ASI terhadap perubahan
status gizi ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya beli keluarga, rendahnya
tingkat pendidikan, rendahnya akses informasi pangan, maldistribusi pangan dalam
keluarga, pola asuh orang tua, dan penyiapan makanan yang tidak memadai.

Pemberian suplemen nutrisi topikal juga mempengaruhi kenaikan berat badan


pada ibu hamil, didukung oleh penelitian Putri et al. (2019) menemukan bahwa
pertambahan berat badan ibu berkisar antara 4,2 kg sampai 9,5 kg dengan
menggunakan tepung maizena, tepung kedelai, tepung labu kuning, dan tepung kathuk
sebagai bahan dasar pembuatan biskuit, dan ibu hamil yang kelebihan berat badan
dianggap baik karena ibu hamil di penelitian ini memiliki status gizi (KTK) yang lebih
rendah dan membutuhkan penambahan berat badan yang lebih besar daripada ibu hamil
dengan gizi baik.

Hal ini Chandradewi (2015) menemukan bahwa ibu hamil dengan KEK pada
kelompok perlakuan mengalami kenaikan berat badan setelah pemberian suplemen gizi
lokal berbahan dasar tepung jagung, bungkil kedelai, dan tepung terigu sebagai bahan
dasar KEK . Siapkan makanan tambahan. Sebuah studi oleh Hevrialni (2021)
menemukan tidak ada pengaruh yang signifikan dari suplemen nugget terhadap
kenaikan berat badan pada ibu hamil. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain
status sosial ekonomi yang rendah dan penurunan nafsu makan saat awal kehamilan.

Sebagian besar kenaikan berat badan pada ibu hamil terjadi selama trimester
kedua dan ketiga kehamilan. Ini karena nafsu makan saya sudah pulih selama semester
ini. B. Peningkatan volume darah, pertumbuhan rahim dan payudara, penyimpanan
energi, pertumbuhan janin dan plasenta. Energi ekstra yang dianjurkan adalah 180 kkal
untuk kehamilan pertama dan 300 kkal untuk kehamilan kedua dan ketiga.
Suplementasi makronutrien diberikan pada 20 g protein per hari selama trimester
pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Pasokan total kalori dari

Kue kering pemerintah adalah 270 kkal. Pertambahan berat badan terjadi pada
ibu hamil dengan kekurangan energi kronis dengan berat 2 sampai 7 kg selama
kehamilan tahap I, II, dan III. Hal ini sesuai dengan penelitian Pertiwi (2020) yang
37

menemukan kenaikan berat badan yang konsisten pada ibu hamil tiga bulan setelah
mengonsumsi suplemen. Berat ibu 30 kg sebelum dan 32 kg setelah menyusui.

Hasil penelitian Putri et al. (2019) memberikan tambahan nutrisi dari pangan
lokal, yaitu H. Tepung jagung, tepung jajanan, tepung kedelai dan tepung labu kuning
dengan kandungan energi 273,8 kkal yang memenuhi anjuran pemerintah. yaitu 180-
300 kkal. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi
kronis mengalami kenaikan berat badan rata-rata 7 kg.

Hasil penelitian Rahmah (2022) menyatakan bahwa pemberian suplementasi ibu


selama 1 bulan juga berpengaruh terhadap berat badan ibu hamil. Ini dianggap sebagai
langkah yang tepat untuk mencapai nutrisi yang cukup pada ibu hamil dengan KEK.
Namun penelitian ini juga menunjukkan bahwa kenaikan berat badan pada ibu hamil
tidak hanya dipengaruhi oleh PMT tetapi juga oleh faktor lain. Menurut hasil penelitian
Juliasar (2019), suplementasi pada ibu hamil KEK bukan merupakan penyebab utama
kenaikan berat badan pada ibu hamil. Jenis makanan dan jenis makanan dianggap
faktor penting dalam penambahan berat badan pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan
penelitian Nugrahin (2014) yang menemukan bahwa program PMT-P di Puskesmas
Surabaya tidak memberikan hasil yang diinginkan. Hal ini tercermin dari masih
sedikitnya ibu hamil KEK yang mengalami perubahan status gizi.

Hasil penelitian Rahmah (2022) menyatakan bahwa pemberian suplementasi ibu


selama 1 bulan juga berpengaruh terhadap berat badan ibu hamil. Ini dianggap sebagai
langkah yang tepat untuk mencapai nutrisi yang cukup pada ibu hamil dengan KEK.
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi ibu hamil antara lain pola makan, asupan
makanan, status ekonomi, status kesehatan, dan faktor internal seperti pekerjaan dan
pendidikan. Hal ini diperkuat dengan penelitian Amareta (2019) yang menemukan
bahwa beban kerja yang berlebihan dan pengetahuan yang kurang merupakan faktor
internal ibu KEK yang tidak mengalami perubahan status gizi.

Menurut hasil penelitian Juliasar (2019), menurutnya suplemen KEK hamil


bukanlah penyebab utama kenaikan berat badan pada ibu hamil. Jenis makanan dan
jenis makanan dianggap faktor penting dalam penambahan berat badan pada ibu
hamil. Hal ini sesuai dengan penelitian Nugrahin (2014) yang menemukan bahwa
program PMT-P di Puskesmas Surabaya tidak memberikan hasil yang diinginkan. Hal
38

ini tercermin dari masih sedikitnya ibu hamil KEK yang mengalami perubahan status
gizi.

Hasil penelitian Rahmah (2022) menyatakan bahwa pemberian suplementasi


ibu selama 1 bulan juga berpengaruh terhadap berat badan ibu hamil. Hal ini dinilai
sebagai langkah yang tepat untuk mencapai gizi yang cukup bagi ibu hamil di KEK.
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi ibu hamil antara lain pola makan, asupan
makanan, status ekonomi, status kesehatan dan faktor internal seperti pekerjaan dan
pendidikan. Hal ini diperkuat dengan penelitian Amareta (2019) yang menemukan
bahwa beban kerja yang berlebihan dan pengetahuan yang kurang merupakan faktor
internal ibu KEK yang tidak mengalami perubahan status gizi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemerian makanan tambahan Ibu Hamil adalah makanan tambahan gizi yang
dikembangkan khusus untuk ibu hamil yang diperkaya dengan 11 vitamin dan 7 mineral.
Suplemen makanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil agar
terhindar dari bayi dengan berat badan lahir rendah.
2. Berat badan total ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) setelah pemberian makanan
pendamping ASI (PMT) pada artikel yang diperoleh peneliti yaitu 0,1 kg sampai 7 kg pada
sampel ibu hamil KEK trimester I, II dan III. Kenaikan pada trimester pertama adalah 2 kg,
dan pada trimester kedua dan ketiga - 5 kg.
3. Suplemen berpengaruh terhadap berat badan pada ibu hamil dengan kekurangan energi
kronis (KEK) karena ibu hamil menerima peningkatan konsumsi energi dan protein dengan
mengkonsumsi suplemen, sehingga perkembangan janin tidak memanfaatkan simpanan
lemak tubuh.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, peneliti ingin memberikan saran kepada semua
orang di lingkungan terdekat, antara lain:
1. Bagi Petugas Kesehatan
Semoga penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi petugas kesehatan

2. Bagi FITKes UNJANI


Diharapkan penelitian ini dapat digunakan dalam literatur penelitian selanjutnya

3. Bagi peneliti lain


Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meningkatkan variabel yang berhubungan dengan berat
badan pada ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis (KEK).

39
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, E. and Putri, L. A. R. (2020) ‘Konsumsi Makronutrien pada Ibu Hamil


Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal
Kesehatan Manarang, 6(2), pp. 85–90. doi: 10.33490/jkm.v6i2.337.

Adha, C. N., Prastia, T. N. and Rachmania, W. (2019) ‘Gambaran Status Gizi


Berdasarkan Lingkar Lengan Atas Dan Indeks Massa Tubuh Pada
Mahasiswi Fikes Uika Bogor Tahun 2019’, Promotor, 2(5), pp. 340–250.
doi: 10.32832/pro.v2i5.2523.

Andriani, W. (2022) ‘Penggunaan Metode Sistematik Literatur Review Dalam


Penelitian Ilmu Sosiologi’, Jurnal PTK dan Pendidikan, 7(2), pp. 124–
133. doi: 2549-2535.

Azizah, A. and Adriani, M. (2017) ‘Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada Ibu
Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis’,
Media Gizi Indonesia, 12(1), pp. 21–26. doi: 10.20473/mgi.v12i1.21-26.

Bakri Sri Handayani (2021) ‘Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (MT)


Terhadap Peningkatan Berat BAdan, Kadar Hemoglobin (Hb), dan
Albumin Pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis’, Al-Iqra Medical
Journal : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran, 4(1), pp. 19–25. doi:
10.26618/aimj.v4i1.4916.

Budhi, H. L., Kusumastuty, I. and Hariadi, I. (2016) ‘Hubungan Status Gizi dan
Pola Makan terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil’, Indonesian
Journal of Human Nutrition, 3(1), pp. 54–62.

Chandradewi AASP (2015) ‘Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap


Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil Kek (Kurang Energi Kronis) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Labuan Lombok’, Jurnal Kesehatan Prima, 9,
No.1,(1), pp. 1391–1402. doi: 10.32807/jkp.v9i1.61.

Dagnew, G. W. and Asresie, M. B. (2020) ‘Factors associated with chronic energy


malnutrition among reproductive-age women in Ethiopia: An analysis of
the 2016 Ethiopia demographic and health survey data’, PLoS ONE, 15(12
December), pp. 1–12. doi: 10.1371/journal.pone.0243148.

Danefi, S. S. T. T. (2020) ‘Literature Review Anemia Dan Kurang Energi Kronik


(Kek) Pada Ibu Hamil Sebagai Salah Satu Faktor Penyebab Stunting Pada
Bayi’, Jurnal Seminar, 01(2), pp. 54–62.

Diza, F. H. (2017) ‘Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kurang Energi


Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota
40
Kota Langsa Provinsi Aceh Tahun 2016’, Jumantik, 2(2), pp. 1–11.

Ernawati, A. (2018) ‘Hubungan Usia Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil’, Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 14(1), pp. 27–37. doi:
10.33658/jl.v14i1.106.

Fitrianingtyan, I., Pertiwi, F. D. and Racmania, W. (2012) ‘Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu
Hamil DiPuskemas Warung Jambu Kota Bogor’, Jurnal Kesehatan Metro
Sai Wawai, 5(2), pp. 95–100. doi: 10.32832/hearty.v612.1275.

Harismayanti and Syukur, S. B. (2021) ‘Analisis Kekurangan Energi Kronik pada


Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru’, Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia (MMPKI), 4(2), pp. 162–170. doi:
10.31934/mppki.v4i2.1491.

Hariyani, F., Megananda, W. and Nuryanti, S. (2020) ‘Pengaruh Pemberian


Makanan Tambahan Pemulihan Terhadap Perubahan Fisik Ibu KEK :
Literature Review’, Mahakam Midwifery Journal, 5(2), pp. 107–121. doi:
10.353963/mmj.v512.157.

Hernawati, Y. and Kartika, R. (2019) ‘Kurang Energi Kronis Di Wilayah Kerja


Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2018’, Sehat Masada,
13(1), pp. 44–45. doi: 10.380337/jsm.v13i1.76.

Hevrialni, R. and Sartika, Y. (2021) ‘Intevensi Pendampingan Kurang Energi


Kronik (KEK) pada Ibu Hamil dengan Pendekatan Continuity Of Midwife
Care (Comc) Sebagai Upaya Pencegahan Stunting’, Jurnal Riset
Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 13(2), pp. 310–318. doi:
10.34011/juriskesbdg.v13i2.1880.

Husna, P. H. and Arum, D. S. (2020) ‘Health Education in Pregnant Women With


the Risk of Chronic Energy Deficiency’, Jurnal Keperawatan GSH, 9(2),
pp. 45–49. doi: 2088-2734.

Husniyati, S. (2021) ‘Sistematic Literature Review Tentang Dilematika Dan


Problematika Wanita Karir : Apakah Mendahulukan Karir Atau Rumah
Tangga Terlebih Dahulu ?’, Journal of Contemporary Islamic Counselling,
1(2), pp. 115–126. doi: 10.5575/jcic.v1i2.80.

Juliasari, F. and Ana, E. F. (2021) ‘Pemberian makanan tambahan (PTM) dengan


kenaikan berat badan ibu hamil KEK’, Jurnal Maternitas Aisyah, 2(3), pp.
189–193.

Kurniawan Dwike An Nisa, Triawanti, M. S. N. (2021) ‘Literature Review :


Hubungan Pekerjaan Dan Penghasilan Keluarga’, Homeostasis, 4(1), pp.
115–126.

Mangalik, G. et al. (2019) ‘Program Pemberian Makanan Tambahan:Studi Kasus


Pada Ibu Hamil Dengan Kurang Energi Kronis Di Puskesmas Cebongan
Salatiga’, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 10(1), p. 111. doi:
10.26751/jikk.v10i1.537.

Manik, M. and Rindu, R. (2017) ‘Faktor yang Berpengaruh terhadap Kenaikan


Berat Badan Ibu Hamil dengan KEK pada Trimester III’, Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 16(2), pp. 23–31. doi: 10.33221/jikes.v16i2.10.

Marwantika, A. and Istya (2021) ‘Tren Kajian Dakwah Digital di Indonesia’,


Proceeding of The 1st Conference on Strengthening Islamic Studies in the
Digital Era (FICOSIS), 1(1), pp. 249–265.

Mawaddah, S. and Muhtar, C. M. (2018) ‘Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil


Terhadap Berat Lahir Bayi Di Kota Palangka Raya’, Mahakam Midwifery
Journal (MMJ), 3(2), pp. 230–240. doi: 10.35963/midwifery.v3i2.104.

Mijayanti, R. et al. (2020) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurang


Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di UPT Pukesmas Rawat Inap
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2020’, Maternal and Child Health
Journal, 1(3), pp. 205–219.

Ningrum, E. W. and Cahyaningrum, E. D. (2018) ‘Status gizi pra hamil


berpengaruh terhadap berat dan panjang badan bayi lahir’, Medisains,
16(2), pp. 89–94. doi: 10.30595

Nining Tyas Triatmaja (2017) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status


Kurang Energi Kronis ( Kek ) Ibu Hamil Di Kabupaten Kediri’, Jurnal
Wiyata, 4(2), pp. 137 – 142.

Rahmi, L. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi


Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Belimbing Padang Factors
Related To Chronic Energy Deficiency (Ced) To Pregnant Woman in
Belimbing Health Centre Padang’, Jurnal Kesehatan Medika Saintika,
8(1), pp. 35–46.

Riawati Danik, S. S. (2018) ‘Analisis Faktor Berat Badan Bayi Baru Lahir
Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan’, pp. 77–84.
doi: 10.36419/jkebin.v9i2,212.

Rohmah, L. (2020) ‘Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil


Kekurangan Energi Kronis’, HIGEIA (Journal of Public Health Research
and Development), 4(Special 4), pp. 812–823.
Rosyida, D. C., Hidayatunnikmah, N. and Marliandiani, Y. (2021)
‘Pendampingan Penerapan Pembuatan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) untuk Ibu dan Balita Guna Meningkatkan Kesehatan Ibu
dan Anak’, To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), pp. 187–
195. doi: 10.35914/tomaega.v4i2.744.

Sandalayuk, Y. P. dan M. (2019) ‘Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia


Subur di Wilayah Kecamatan Limboto , Kabupaten Gorontalo Chronic
Energy Malnutrition in Women Reproductive Age Limboto District ,
Gorontalo Regency’, of Public Health, 2(1), pp. 120–125. doi:
10.32662/gjph.v2i1.390.

Sari, M. (2019) ‘Aplikasi Data Pasien Dan Penentuan Gizi Ibu Hamil Pada
Puskesmas Sungai Tabuk’, Technologia: Jurnal Ilmiah, 10(3), p. 172.
doi: 10.31602/tji.v10i3.2232.

Silawati, V. and Nurpadilah, N. (2019) ‘Pengaruh Pemberian Makanan


Tambahan Dan Susu Terhadap Penambahan Berat Badan Pada Ibu
Hamil KE (Kekurangan Energi Kronis) di Wilayah Kerja Puskesmas
Curug Kabupaten Tangerang Tahun 2018’, Journal of Health Science
and Physiotherapy, 1(2), pp. 79–85. doi: 10.35893/jhsp.v1i2.16.

Syakur, R., Usman, J. and Dewi, N. I. (2020) ‘Factors Assosiated To The


Prevalence Of Chronic Energy Deficiency ( CED ) At Pregnant
Women In Maccini Primary Health Care Of Makassar’, Komunitas
Kesehatan Masyarakat, 1(2), pp. 54–58.

Syarfaini, S., Raodhah, S. and Sukarni, S. (2016) ‘Pengaruh Pemberian Otak-


Otak Ikan Kembung Jantan (Rastrelliger kanagurta) Substitusi Rumput
Laut (Eucheuma spinosum) Terhadap Ibu Hamil KEK Di Wilayah’, Al-
Sihah: The Public Health, 8(1), pp. 12–21. doi: 10.24252/as.v8il.2016.

Utami, N. W., Majid, T. H. and Herawati, D. M. D. (2017) ‘Pemberian


minuman formula kacang merah, kacang tanah, dan kacang kedelai
terhadap status gizi ibu hamil kurang energi kronis (KEK)’, Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 14(1), pp. 1–9. doi: 10.22146/ijcn.22424.

Windiarto, N., Saurina, N. and Prasetya, N. I. (2016) ‘Aplikasi Monitoring


Berat Badan Ibu Hamil’, Information Technology Journal, 2(1), pp. 9–
16. doi: 10.30742/melekitjournal.v2i1.57.

Wubie, A. et al. (2020) ‘Determinants of chronic energy deficiency among


non- pregnant and non-lactating women of reproductive age in rural
Kebeles of Dera District, North West Ethiopia, 2019: Unmatched case
control study’, PLoS ONE, 15(10 October), pp. 1–12. doi:
10.1371/journal.pone.0241341.

Zahidatul Rizkah and Trias Mahmudiono (2017) ‘Hubungan Antara Umur,


Gravida, Dan Status Bekerja Terhadap Resiko Kurang Energi
Kronis

Anda mungkin juga menyukai