2022/2023
Analisa 3 kasus dibawah ini dan tentukan teori keperawatan yg tepat untuk menyelesaikannya
serta tulislah asuhan keperawatannya
Kasus 1
Ny L, adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 23 tahun, memiliki latar belakang
pendidikan lulusan Strata 1 sebuah PTN ternama dan tinggal di ibu kota provinsi. Ny L adalah
seorang Muslim dan dia merupakan seorang yang taat dengan ajaran agamanya. Suaminya
tinggal di kota yang berbeda dari keluarga karena bekerja. Ny L telah menikah selama tiga tahun.
Dia menceritakan bahwa mertuanya sangat mengharapkan kehadiran cucu sekarang, dan
menyalahkannya karena tidak memiliki anak. Dalam kebudayaan di daerahnya agar seorang
wanita mendapatkan penghormatan keluarga dan status sosial, dia harus melahirkan. Jika
seorang wanita tidak hamil, dia yang harus disalahkan terlebih dahulu dan segera menjadi
distigmatisasi sebagai "mandul". Ny L dan suaminya, sama-sama berminat memiliki beberapa
anak, telah berusaha untuk hamil selama dua tahun terakhir. Setelah dua tahun tidak hamil,
mereka memulai perawatan IVF. Sebagai bagian dari perawatan IVF, empat oosit diperoleh
melalui operasi Oosit Pick Up (OPU). Mereka senang karena salah satu dari tiga embrio hidup
berhasil membuahi. Embrio yang telah dibuahi kemudian dipindahkan ke Ny L, dua lainnya
dibekukan sesuai keinginan pasangan. Namun, meski proses pembuahan berhasil, kehamilan
tampaknya tidak terjadi. Ny L dan suaminya diminta datang ke klinik untuk tes kehamilan dan,
berdasarkan hasil, mempertimbangkan pilihan. Menerima hasil tes kehamilan baik positif
maupun negatif merupakan salah satu momen paling kritis bagi wanita yang telah mendapatkan
perawatan bayi tabung. Oleh karena itu, baik dokter maupun perawat didorong untuk hadir pada
saat hasil tes dipresentasikan
Jawab:
Betty Neuman mempertimbangkan manusia sebagai makhluk holistik, termasuk aspek fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual yang terkait dengan adanya respons
sistemik terhadap stresor dan lingkungan internal dan eksternal. Model konseptual dari Neuman
memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri
keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada
empat intervensi yaitu:
Intervensi yang bersifat promosi Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis
pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa :
a. Pendidikan kesehatan.
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan
kesehatan.
Intervensi yang bersifat prevensi
a. Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya:
konseling pra nikah.
Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang
terganggu.
Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis pertahanan
resisten dapat berupa:
a. Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat.
Misal: melatih klien duduk atau berjalan
b. Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
c. Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk
penyelesaian masalah.
d. Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas program
dan lintas sektor.
B. Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki karakteristik yang
kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa dipertahankan
(kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap kehamilan yang telah
ditunggu-tunggu(kehilangan intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada
anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan
ekstrapersonal). Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri
seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaa kehilanhan tersebut pada
kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi mengatasi kesedihannya, atau
nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan. Secara umum kita akan
mengkaji fungsi dari masing-masing garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal,
garis perlawanan, dan struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek, meliputi :
aspek fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan sosial budaya.
Untuk membantu pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan
interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah
anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem pendukung
secara kultural dapat diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap oragtua akan memberikan
reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian
telah membuktikan adanya perbedaan respon berdasarkan jenser terhadap perasaan
kehilangan pada masa perinatal, maka respon terhadap pengalaman duka cita bagi
masing-masing orang tidak akn sama termasuk rentang waktu pemulihannya pun
berbeda. Perbedaan dalam proses duka cita tentu akan memberikan stres tambahan
diantara para orangtua.Selanjutnya, faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan
dampak bagi mereka.
Setelah dilakukan pengkajian scara menyeluruh, selanjutnya tahapan
perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat
penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdmpak secara khusus pada aspek-aspek
fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan perkembangan. Misalnya aspek sosial
budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima oleh keluarga.
Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi
banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari pengalaman pribadi akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk menentukan intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi
terhadap gangguan fisiologis yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga
diberikan tergantug kondisi klien, misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya.
selanjutnya, perawat perlu mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari
perasaan berduka.
Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda
dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.
KASUS 2
Nona M usia 28 tahun dirawat di unit bedah, dengan percobaan bunuh diri. Dua minggu lalu, dia
menelan pembersih toilet karena perselisihan keluarga. Nona M tinggal di sebuah kota besar dan
sedang menjalani pendidikan tinggi. Dua hari sebelum kejadian diketahui dia telah putus dari
tunangannya. Dia enggan menceritakan alasan bunuh dirinya tetapi menyatakan bahwa dia stres
dan mencoba bunuh diri. Belakangan, ibunya melaporkan bahwa dia adalah orang yang impulsif
dan emosional dan sudah menjalani pertunangan dengan calon suaminya selama 6 bulan.
Penilaian fisiknya menunjukkan wanita waspada, berorientasi tetapi tertekan. Keluhan utamanya
adalah kesulitan bernapas dan perubahan suasana hati. CT scan dan endoskopi masing-masing
menunjukkan kerusakan laring, mulut dan tukak lambung. Ahli gizi menyarankan diet cair tetapi
Nn M menunjukkan ketidaksukaan dan menolak makan. Karena asupannya yang terbatas, kateter
NGT dipasang untuk mencatat asupan dan pengeluaran hariannya secara akurat. Dia tidak patuh
terhadap asupannya dan mengalami dehidrasi, lekas marah, dan insomnia yang dibuktikan
dengan mulut kering, mata cekung
Jawab:
Dalam kasus yang digambarkan diatas maka perawat perlu memahami perilaku yang ditunjukkan
oleh Nn M yaitu dengan membantu Nn M dalam mengatasi masalah yang dirasakan
dan menerapkan prinsip hubungan manusia pada masalah yang muncul pada Nn M selama
pengalaman tersebut. Berdasarkan data diatas Nn M berada dalam kondisi Depressi. Perawat
perlu untuk melakukan hubungan interpersonal dengan Nn M yang sedang mengalami kondisi
depresi karena pada saat seseorang mengalami kondisi depresi maka sebenarnya dia
membutuhkan orang lain yang dapat mendengarkan, menerima dan memahami dirinya.
Hubungan interpersonal antara perawat dan Nn M melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap Orientasi:
Pada tahap ini perawat mencoba untuk mendekati klien dan membangun hubungan saling
percaya. Perawat memperkenalkan dirinya dan menunjukkan sikap mau membantu klien . pada
fase ini perawat berperan sebagai role of the stranger, dimana perawat sebagai orang lain bagi Nn
M, maka dia harus berbicara dengan sopan, jujur dan menerima klien apa adanya.
2. Tahap Identifikasi
Pada fase ini sudah terbentuk hubungan saling percaya antara perawat dengan Nn M, perawat
meyakinkan pada Nn M bahwa untuk mengatasi masalah Nn M. kemudian perawat
mengidentifikasi keluhan apa yang dirasakan oleh Nn M saat ini. Pada fase ini perawat dapat
menjalankan perannya sebagai peran wali (surrogate rule), yaitu sikap dan tingkah laku perawat
menciptakan perasaan tertentu (feeling tones) dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul
dari hubungan sebelumnya. Pada fase ini baik perawat maupun Nn M merasakan adanya
keterikatan ( dependen), independen dan interdependen .
3. Tahap Exploitasi
Setelah perawat mengidentifikasi masalah klien yaitu klien berperilaku seperti itu karena dia
merasa malu dengan kondisinya dan merasa tidak berguna dan tidak siap untuk meninggalkan
semuanya ( pek erjaan, suami dan terutama anak-anaknya yang masih sangat membutuhkan dia).
Perawat berusaha untuk menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi klien untuk mengikuti
pengobatan dan perawatan yang diberikan dan meningkatkan spiritual dan kepada keluarga
untuk bisa menerima dan ikut mensuport klien. Pada fase ini perawat menjalankan
perannya sebagai narasumber, (role of resourc e person), peran pengajaran (teaching
role), peran kepemimpinan dan peran konseling.
4. Tahap Resolusi
Pada tahap ini perawat bersama Nn M, menyimpulkan apa yang sudah dicapai selama interaksi
dilakukan dan bagaimana interaksi dapat dilanjutkan terhadap masalah lain yang mungkin terjadi
pada Nn M dalam fase ini peran perawat sebagai peran kepemimpinan (leadership role).
Ds :
-
Do :
Gangguan Pola Tidur
- Dia tidak patuh terhadap asupannya dan marah, dan
insomnia di buktikan dengan mulut keirng dan mata cekung
Bapak S adalah pasien pria berusia 62 tahun dan berprofesi sebagai guru. Dia diterima dengan
Kecelakaan Serebrovaskular (CVA). Dia memiliki area infark di sisi kanan otak pada CT scan
dan akibatnya kelumpuhan tubuh sisi kiri. Dia tidak memiliki sensasi atau gerakan di sisi kiri
tubuh. Dia telah kehilangan refluks muntah dan tidak bisa menelan makanan. Sebuah selang
nasogastrik dipasang untuk memberinya nutrisi. Dia tidak berdaya untuk mengubah posisinya
dan bergantung pada pemberi perawatan untuk aktivitas kehidupan sehari-hari. Ia tidak mampu
menjalankan aktivitas rutin kehidupan sehari-hari. Keluarganya khawatir apakah mereka dapat
memberikan perawatan yang dia butuhkan ketika dia akan keluar dari rumah sakit.
Jawab:
Virginia Henderson, tugas unik perawat ialah membantu individu, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat, melalui usahanya melakukan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai dengan begitu maksud dari teori
Virginia Henderson yaitu berusaha mengembalikan kemandirian, kekuatan, kemampuan,
kemauan, dan pengetahuan individu tersebut. Dalam menjalankan fungsinya penanganan
keperawatan didasari oleh 14 kebutuhan dasar manusia (independence). Untuk membantu
individu yang sakit maupun sehat untuk mendapatkan kembali pemulihannya yang tujuannya
ialah kebebasan.
aplikasi penanganan kesehatan yang berinteraksi langsung denga pasien dengan mengubah
kondisi pasien dari yang semula tidak mampu atau bergantung menjadi mandiri dengan
menerapkan 14 komponene penaganan perawatan seperti:
a. Pengkajian
Menganalisis dengan mengunakan indra berupa indra penglihatan, pendengaran dan peraba
setelah itu membandingkan dengan pengetahuan tentang sehat-sakit
c. Perencanaan
d. Implementasi
Proses melakukan penyusunan rencana perawatan yang telah disusun yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan untuk pemulihan dari
kondisi sakit atau meninggal dengan damai.
e. Interverensi
Tahap dimana dalam pengapilikasianya terlebih dahulu melihat prinsip fisiologis, usia, latar
belakang budaya, keseimbangan emosional, kemampuan intelektual dan fisik individu.
f. Evaluasi